Home / Romansa / Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa / Chapter 361 - Chapter 370

All Chapters of Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa: Chapter 361 - Chapter 370

385 Chapters

S2 BAB 71 : Melihatnya Tersiksa

Suasana semakin mencekam setelah Aiden tersungkur ke lantai, tubuhnya melindungi Arion dari tembakan mematikan Arthur.Bau anyir darah bercampur dengan udara dingin malam itu, seolah menjadi pertanda malapetaka yang lebih besar sedang menunggu.Arthur berdiri, senyum sinis terukir di wajahnya.Ia menatap dua orang di depannya—Aiden yang terluka parah dan Arion yang membeku. Tertawa dingin, suaranya terdengar menggema di ruangan yang senyap."Lucu sekali, bukan?" Arthur memulai dengan nada penuh ejekan. “Aku sudah menunggu saat ini terlalu lama. Kau dan anakmu di depanku. Dua orang yang paling kubenci di dunia ini.”Arion terhenyak mendengar kata-kata Arthur.Matanya yang semula penuh kekosongan kini beralih pada kebencian dan kemarahan.Aiden, meski terluka, mencoba bangkit, tetapi rasa sakit di tubuhnya membuatnya sulit bergerak.Arthur mendekat, langkahnya pelan namun penuh ancaman. "Kau pikir rasa benciku bisa terbayar hanya dengan darahmu, Aiden?" tanyanya dengan dingin. “Tidak. Ak
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

S2 BAB 72 : Dibawa Pergi

Saat tangan Arion terangkat, seolah hendak mengakhiri hidup Aiden dengan belati yang gemetar di tangannya, waktu terasa berjalan lambat.Tapi, di balik tatapan sedih dan penuh rasa bersalah yang terlihat itu, terjadi gerakan cepat tak terduga.Dalam sekejap, Arion melemparkan belati dengan kecepatan luar biasa, mengarah tepat ke tangan Arthur yang sedang memegang pistol.Suara logam belati menembus kulit terdengar jelas saat Arthur menggeram kesakitan, senjatanya terlempar dari genggaman.Di saat yang sama, Toba, meskipun babak belur oleh pukulan sebelumnya, tiba-tiba bergerak dengan kecepatan kilat.Tangan dan kakinya bergerak dengan presisi mematikan, menghantam lawan-lawannya dengan pukulan keras.Satu demi satu, anak buah Arthur jatuh tak berdaya di lantai.Arion dan Toba bergerak dengan sinkron, memperlihatkan keduanya yang seakan sudah terlatih untuk momen ini.Lirikan singkat dari Arion sebelumnya adalah kode yang Toba pahami dengan cepat.Ini adalah saatnya untuk menyerang bali
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

S2 BAB 73 : Gembong Yang Dicari FBI

Suara helikopter berputar di atas langit yang kelam, seolah menciptakan bayangan hitam yang menghantui rumah megah tak berpenghuni di pinggiran Sausalito.Sirene FBI meraung dari kejauhan, disertai derap langkah pasukan anti-teroris yang siap mengepung.Donovan memimpin barisan dengan wajah serius, memberi isyarat tangan untuk memerintahkan timnya bergerak maju.Pasukan anti-teroris berbaju serba hitam bergerak dengan cepat dan teratur, senapan otomatis terarah ke pintu utama yang tampak seperti monster menganga.“Tim Alpha, masuki dari pintu depan. Tim Bravo, masuk melalui jendela lantai tiga,” Donovan memberi instruksi dengan suara tegas.Pasukan bergerak dalam formasi, mata mereka tajam mengawasi setiap sudut.Ledakan kecil terdengar saat pintu depan didobrak dengan paksa.Tim Alpha langsung menyebar masuk, senapan teracung, jari-jari mereka siaga di pelatuk.Begitu masuk, pemandangan yang tak kalah mengerikan dengan pemandangan di halaman depan, menyambut mereka—tubuh-tubuh tak ber
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

S2 BAB 74 : Senyuman Terindah

Dini hari itu, hujan turun deras membasahi jalan-jalan yang sepi.Kilatan petir sesekali menerangi langit gelap, sementara bunyi gemuruh guntur menambah nuansa mencekam.Di sebuah gudang tua yang terletak di pinggiran kota, suasana mencekam menyelimuti setiap sudutnya.Gudang itu dipenuhi oleh bayangan-bayangan yang samar, lampu-lampu redup berkelap-kelip tak menentu, seakan menjadi saksi bisu dari sesuatu yang mengerikan.Arion berdiri di ambang pintu, napasnya terengah-engah setelah pertempuran sengit yang baru saja dilaluinya.Beberapa anak buah musuh tergeletak tak bernyawa di sekitar, tubuh mereka berserakan di atas lantai beton yang dingin.Pria tampan bermanik kelabu itu kini berjuang sendiri.Untuk menghalangi pengejaran dirinya, Arthur mengirimkan pasukan lainnya untuk menyerbu FBI di dalam bangunan di Sausalito.Arion berhasil keluar tepat sebelum serbuan itu datang.Ia kini datang ke lokasi yang sengaja diberikan langsung oleh Arthur padanya.Tangan Arion gemetar, bukan kare
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

S2 BAB 75 : Sebuah Janji

“Ugh!”"James!" Liliana berseru, ketakutan, tubuhnya langsung berbalik menatap suaminya dengan cemas. "Ada apa denganmu? Apa yang kau rasakan?"Mereka berdua berada dalam limousine yang melaju meninggalkan Bandara San Francisco. Suasana menjadi terasa tegang.James Wayne duduk di kursi kulit mewah, terlihat letih setelah penerbangan yang seharusnya hanya 4 jam namun tertunda hingga 7 jam karena cuaca buruk di beberapa titik sepanjang rute penerbangan dari Madison.Hujan badai dan gangguan teknis pesawat memaksa mereka untuk transit sementara.Liliana, istrinya, duduk di sebelahnya, menghela napas lega akhirnya tiba di San Francisco. Namun, tadi tiba-tiba James tersentak sambil memegangi dada kirinya dengan raut wajah yang menegang.Wajahnya pucat, napasnya sedikit tersengal.James menggeleng pelan, berusaha tersenyum meski jelas terlihat kesakitan. "Aku... aku baik-baik saja," jawabnya dengan suara serak. "Ini hanya... kelelahan setelah penerbangan panjang.""James, tidak. Kita harus
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

S2 BAB 76 : Pertolongan

Suara tembakan meletus, menggema di seluruh ruangan yang kini dipenuhi ketegangan.Sebuah erangan panjang terdengar.Namun bukan dari Elara yang menjadi sasaran tembak.Itu berasal dari Arthur sendiri, yang kini terhuyung-huyung ke belakang. Tangan kanannya berdarah, tertembak, dan pistol yang semula tergenggam kuat di tangannya terlempar jauh."Keparat kau!!"Seruan dan tembakan itu berasal dari Ethan, yang telah berlari masuk ke dalam ruangan dan langsung menerjang Arthur dengan kemarahan membara.Di belakangnya, tim Delta Force dengan wajah tertutup balaclava dan seragam taktis hitam, menyerbu masuk dengan senapan M4A1 terangkat. Lampu senter mereka menyapu seluruh ruangan yang nyaris temaram.“Senjata di tanah! Sekarang!” teriak sang komandan.Lebih dari lima belas anak buah Arthur yang berada di dalam ruangan itu tersentak, beberapa dari mereka langsung mengangkat senjata. Tembakan pertama dilepaskan, menggema di seluruh ruangan.Tim Delta Force sudah terlatih untuk situasi sepert
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

S2 BAB 77 : Kehangatan Yang Kembali

“Terima kasih,” Elara menyela. Kedua manik zamrudnya terlihat redup. “Terima kasih sudah kuat untukku, Rion..”“Tidak,” geleng Arion. “Aku yang terima kasih. Maafkan aku… Maafkan aku, gagal melindungimu sampai kau harus mengalami ini semua…”“Maafkan aku…” ulang Arion sungguh-sungguh.“Tidak. Maafkan aku…” Elara beringsut mendekat dan mengecup tepi rahang suaminya.Namun sebuah suara cukup keras, terdengar.“Oh ayolah! Situasi genting, dan kalian sempat-sempatnya bermesraan??”Keluhan Ethan terdengar dari belakang, sontak membuat Arion dan Elara yang dalam posisi berbaring dengan tubuh terikat, sama-sama menengok ke asal suara.“Ethan!” seru Elara. Meski bernada riang, getaran sisa shock masih terdengar di dalam suara wanita cantik itu.“Apa kabar sepupu?” sapa Ethan ramah dengan suaranya yang juga bergetar.Pria tampan itu jelas tak bisa menyembunyikan rasa takut dan cemas yang luar biasa menguasai dirinya saat tahu Elara hampir tidak tertolong.Mata birunya yang semula begitu garang
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

S2 BAB 78 : Ayah Dan Anak

Arion berdiri di depan pintu kaca ruang rawat inap VIP rumah sakit yang dijaga ketat oleh anggota FBI.Mata kelabunya yang tajam, biasanya penuh kendali, kini dipenuhi oleh berbagai emosi yang bergejolak.Dada Arion terasa sesak, seolah-olah tak ada cukup udara untuk menenangkan ketegangan yang menumpuk sejak ia mengetahui kebenaran ini.Ayah kandungnya, Aiden Ellworth, yang selama ini ia pikir adalah penjahat keji yang telah membunuh ibunya, terbaring di dalam ruangan itu.Kenyataan yang selama ini tersembunyi terungkap dengan brutal, meruntuhkan tembok-tembok pertahanan di hatinya.Dengan tangan terkepal di sisi tubuhnya, Arion menatap lama kaca pintu itu, seolah mencoba menguatkan diri.Ia telah melalui banyak hal dalam hidup—pertempuran bisnis yang keras, pengkhianatan, kehilangan, pertumpahan darah. Namun, tidak ada yang bisa mempersiapkan dirinya untuk pertemuan ini.Pria yang terbaring di dalam, pria yang seharusnya menjadi pelindung dan pemandunya sejak ia kecil, baru ditemukan
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

S2 BAB 79 : Menjenguk Teman Pengawal

Ethan dan James memilih keluar dari ruang rawat inap VVIP tempat Elara dirawat.Meskipun kekhawatiran terhadap kondisi Elara masih membayangi, mereka tahu percakapan ini tak bisa dilakukan di hadapannya.Keduanya berjalan menuju sebuah ruangan kecil di lantai yang sama, ruangan yang jauh dari keramaian, dengan enam orang pengawal yang berdiri agak jauh dari keduanya, membuat percakapan mereka tak akan terdengar siapa pun.Tempat itu memberi mereka ruang yang cukup aman untuk pembicaraan yang serius yang mungkin akan mengubah banyak hal.Di dalam ruangan itu, James duduk di kursi besar, wajahnya tampak tegang dan penuh kengerian.Baru saja mendengar apa yang disampaikan Ethan, ia masih tidak bisa percaya.“Jadi, yang kau katakan…” James menggeleng pelan, suaranya rendah namun penuh amarah yang tertahan. “Arthur Ellworth bukan ayah kandung Arion, dan... dia yang membunuh ibu kandung Arion? Istrinya sendiri?”Berita yang dulu ramai, adalah bahwa Imelda Ellworth terkena penyakit akut dan
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more

S2 BAB 80 : Apa Yang Terjadi?

Elara menggelengkan kepalanya pelan. “Ini bukan salah siapa pun, Pati. Apa yang terjadi... sudah terjadi. Kita semua, termasuk dirimu, adalah bagian dari nasib yang sulit dihindari. Tidak ada yang bisa mencegah ini.”Matanya sedikit berkabut saat ia memikirkan semua yang telah terjadi—pertumpahan darah antara pasukan Arion dan Aiden, dua pria yang seharusnya tidak pernah berhadapan dalam konflik kekerasan seperti itu. “Aku hanya berharap semua ini tidak sampai pada pertumpahan darah...” gumam Elara lirih, lebih kepada dirinya sendiri.Toba menghela napas berat. “Nyonya, dalam situasi ini, tidak heran. Tuan Aiden sangat waspada. Dia tidak percaya pada siapa pun kecuali orang-orangnya sendiri. Ia mungkin melihat Anda dalam bahaya dan tidak mempercayai orang-orang Tuan Arion, berpikir bahwa mungkin saja salah satu dari kami adalah kaki tangan Arthur, jadi... Tuan Aiden bertindak untuk melindungi Anda, meskipun itu berarti mengambil keputusan ekstrem.”Toba terpaksa menyebut nama, karena m
last updateLast Updated : 2024-10-03
Read more
PREV
1
...
343536373839
DMCA.com Protection Status