All Chapters of Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa: Chapter 331 - Chapter 340

355 Chapters

S2 BAB 41 : Undangan Minum

Pagi yang tenang di kamar mereka.Arion terbangun perlahan, matanya membuka lebar, dan pandangannya jatuh pada sosok Elara yang masih terlelap di sampingnya.Wajah istrinya tampak damai, rambut panjangnya berserakan di atas bantal. Tubuhnya sebagian tertutupi oleh selimut yang melorot hingga menampakkan pundak telanjangnya.Tanpa pikir panjang, Arion mencondongkan tubuh dan menanamkan kecupan lembut di pundak Elara, sebuah gestur penuh cinta yang membuatnya tersenyum samar.Ia turun dari ranjang. Tubuhnya yang telanjang dada, bergerak anggun saat ia mengenakan celana piyama panjang yang tergeletak di lantai.Otot-otot punggungnya bergerak sempurna, kulitnya memantulkan sinar pagi yang menyelinap melalui tirai, membuatnya tampak seperti sosok yang tak terjangkau—gagah, sempurna, dan mendominasi.Arion berjalan ke meja di samping tempat tidur, mengambil ponselnya, lalu melangkah menuju balkon.Di sana, ia berdiri tegap, mata kelabunya serius menatap layar ponsel.Cahaya matahari pagi me
Read more

S2 BAB 42 : Bukan Sekadar Minum Teh

Elara duduk di balkon luas yang menghadap ke taman megah mansion Arthur Ellworth di Grand Haven.Angin sore bertiup lembut, menyejukkan udara hangat di Sacramento, dan sinar matahari yang mulai redup menciptakan bayang-bayang panjang di atas rerumputan yang terawat sempurna.Di sebelahnya, Lenora Ellworth, ibu mertua yang selalu tampak sempurna dengan penampilannya yang anggun, duduk dengan tenang sambil mengangkat cangkir teh porselen ke bibirnya.Elara menyesap teh di cangkirnya perlahan, berusaha mempertahankan ketenangannya di hadapan Lenora yang terkenal dingin dan sulit ditebak.Awalnya, dia mengira undangan ini hanyalah sebuah ajakan ramah untuk menghabiskan waktu bersama sebagai keluarga. Namun, semakin lama mereka duduk di sana, Elara merasa ada sesuatu yang tersembunyi di balik sikap sopan Lenora.Matanya yang tajam seolah menilai setiap gerakan Elara, dan suasana di antara mereka terasa semakin tegang."Elara," Lenora akhirnya memecah keheningan dengan suaranya yang rendah
Read more

S2 BAB 43 : Seseorang Di Sudut Resto

Elara mengambil tas itu dengan sedikit kebingungan, menatap pelayan itu sejenak.Ia bertanya-tanya, mengapa tasnya perlu diamankan?Ini mansion Grand Haven, salah satu tempat paling aman dengan sistem keamanan canggih dan penjagaan ketat.Rasanya tidak ada satu pun orang asing yang bisa masuk tanpa sepengetahuan Lenora atau keluarganya.Namun, Elara memutuskan untuk tidak terlalu memikirkan hal itu. Ia tersenyum tipis pada pelayan tersebut, menahan rasa herannya.“Terima kasih,” jawab Elara sambil mengangguk, menerima tasnya.Lenora hanya memandang dengan senyum tipis di sudut bibirnya, matanya masih menatap Elara dengan tajam.Seolah menyimpan sesuatu yang lebih dalam dari yang tampak.Namun, Elara tak ingin memperpanjang waktu di sana. Dia sudah merasa cukup canggung dengan percakapan mereka sebelumnya, dan kini tasnya yang “diamankan” hanya membuat suasana semakin aneh.“Terima kasih untuk tehnya, Mrs. Ellworth,” kata Elara dengan nada sopan, meski hatinya terasa berat. “Aku pergi
Read more

S2 BAB 44 : Bermain Di Dua Sisi?

Di sana di sebuah meja kecil, satu sosok pria yang sangat mirip dengan Arion duduk berhadapan dengan wanita cantik itu.Fitur wajahnya—alis tebal rapi, hidung mancung sempurna, rahang tegas, dan mata tajam—mengingatkannya pada Arion, tetapi dengan perbedaan mencolok.Pria itu memiliki jambang lebat yang membuat tampangnya terlihat lebih garang dan seram.Dia mengenakan pakaian kasual yang jauh lebih santai daripada yang biasanya dipakai Arion—sebuah kaos berwarna abu-abu gelap dan celana jeans yang juga berwarna gelap.Wanita yang duduk berseberangan dengan sosok mirip Arion itu tampak serius, seolah terlibat dalam pembicaraan penting.Elara merasakan jantungnya berdebar lebih cepat.Apakah ini mungkin ada seseorang yang begitu mirip dengan suaminya? Apakah itu saudara atau seseorang yang memiliki hubungan kekerabatan dengan suaminya?Perasaan curiga dan kekhawatiran mulai menyelimuti pikirannya saat ia terus memandang dari kejauhan.Elara berusaha menenangkan diri, mencoba fokus samb
Read more

S2 BAB 45 : Melihatnya Dengan Yang Lain

Ruangan itu gelap, hanya diterangi oleh cahaya lampu temaram yang memantul dari layar monitor di sudut ruangan.Sosok misterius duduk di balik meja besar, wajahnya sebagian tertutup bayang-bayang, hanya matanya yang bersinar tajam menatap ke arah bawahannya yang berdiri dengan kaku di depan meja.Suasana di ruangan itu begitu sunyi, hanya terdengar suara detak jam di dinding."Bersiaplah," suara sosok misterius itu memecah keheningan, suaranya dingin dan terkontrol. "Kita akan segera memulainya."Bawahannya, seorang pria dengan wajah penuh tekad, hanya mengangguk dengan hormat, menunggu perintah lebih lanjut.Dia tahu, tidak ada ruang untuk kesalahan dalam misi ini."Rencana yang telah kususun selama bertahun-tahun akhirnya akan terwujud," lanjut sosok misterius itu sambil menyilangkan tangannya di dada."Semua elemen sudah siap. Pengalihan perhatian, manipulasi informasi, dan infiltrasi di berbagai jaringan. Saatnya untuk mulai melancarkan serangan terakhir."Bawahannya tidak berani
Read more

S2 BAB 46 : Terjadi Lagi

Dengan perasaan kacau, Elara berbalik.Dirinya tak sanggup lagi menyaksikan adegan yang semakin menusuk perasaannya.Dalam diam, Elara berjalan cepat menjauh dari Lusso di Diamante, matanya memanas, perasaan campur aduk antara marah, kecewa, dan bingung bergelora dalam dadanya.Langit Beverly Hills yang cerah dan sore yang seharusnya menyenangkan kini terasa suram baginya.Setelah menyaksikan pemandangan di toko perhiasan tadi, hatinya tak bisa berhenti bertanya-tanya.Apakah Arion sedang menyembunyikan sesuatu?Langkah Elara terhenti dan dengan tangan gemetar, dia mengambil ponselnya dari tas. "Aku harus bertanya langsung," pikirnya, meski sebagian dari dirinya ragu apakah dia benar-benar ingin tahu jawabannya.Setelah beberapa detik menatap nama Arion di layar, Elara menghela napas panjang dan menekan tombol panggilan.Ia berbalik dan melihat ke arah toko Lusso di Diamante kembali.Tangannya yang sedikit bergetar menempelkan ponsel ke telinga. Setiap detik yang berlalu terasa seperti
Read more

S2 BAB 47 : Membeli Vila

Ia mendapati Ethan melangkah keluar dari Bentley Flying Spur hitam mengilap dengan postur tegap dan setelan rapi yang membingkai tubuh atletisnya.Pria bermata biru itu tampak memancarkan aura kharismatik.Rambutnya yang cokelat gelap tertata sempurna, dan matanya—biru tajam seperti safir—menyapu sekeliling, memancarkan ketenangan dan kepercayaan diri.Sepasang sepatu kulit mahal menginjak aspal dengan ringan saat ia mendekat, senyumnya tipis namun penuh makna.Cahaya lampu di sisi taman memantulkan kilau di gril mobilnya yang mewah, seakan menegaskan statusnya sebagai pria sukses dan berkelas.Elara mematung dan melihat Ethan yang berjalan dengan wajah penuh keheranan."Kenapa kau berdiri di luar saja dan bukannya masuk?" tanya Ethan sambil mendekat.Elara mengangkat pandangannya dan menatap sepupunya itu.Wanita bermanik zamrud itu terlihat agak gelisah saat mulai berbicara. "Ethan, seberapa banyak uangku sebenarnya?"Ethan terkejut sejenak mendengar pertanyaan tiba-tiba itu, kemudi
Read more

S2 BAB 48 : Bagaimana Caranya Mempercayai?

Malam itu, Elara dan Ethan kembali ke vila Arion di Pacific Heights sekitar pukul sembilan malam.Sepanjang perjalanan, suasana hati Elara mulai membaik, terhibur oleh candaan Ethan selama mereka berburu vila di Presidio Heights.Namun, begitu melangkah masuk ke dalam vila, suasana hatinya langsung berubah kelam.Arion sudah berada di area bar, duduk santai, seolah telah menunggu Elara sejak lama.Elara tertegun sejenak, mata muramnya memandang Arion.Ia langsung teringat kejadian di siang tadi, saat ia melihat Arion berduaan dengan seorang wanita di toko perhiasan di Rodeo Drive.Melihat ekspresi itu, Ethan segera menyadari apa yang terjadi. Ternyata Arion lah penyebab sepupunya itu terlihat linglung dan semuram senja saat ia pulang petang tadi."Kau pulang?" sapanya pada Arion, mencoba mencairkan suasana.Namun, Arion tidak merespon.Manik kelabunya tertuju hanya pada Elara.Menyadari ketegangan yang tak terelakkan, Ethan memutuskan untuk memberikan mereka ruang."Aku naik dulu," uca
Read more

S2 BAB 49 : Teman Bicara

Elara melangkah masuk ke dalam bar Zhenzhen dengan ekspresi yang sulit disembunyikan.Kakinya terasa berat, dan perasaannya campur aduk.Sejenak ia berhenti di depan pintu, menarik napas dalam, mencoba menenangkan hatinya yang kacau.Bar itu cukup ramai malam ini, tetapi Elara langsung mendapati sosok Zhenzhen yang sedang sibuk di balik meja bar.Zhenzhen yang memperhatikan kedatangan Elara, cepat-cepat melirik ke sekeliling, memastikan keadaan aman.Pati dan Susie, dua dari tim elit Arion, tampak berjaga tak jauh dari Elara --berbaur dengan pengunjung lainnya.Melihat mereka di sana membuat Zhenzhen sedikit lega.“Syukurlah, mereka ada di sini,” bisiknya, meski ia masih menyimpan kekhawatiran.Sebagai sahabat dekat Arion, Zhenzhen tahu kalau Max, pengawal nomor satu yang menjadi pusat komando saat Arion tak ada, tidak sedang berada di San Francisco.Tugas baru apa yang diberikan Arion kepada Max, Zhenzhen tidak tahu pasti.Elara mendekat dengan langkah lambat, lalu duduk di salah sat
Read more

S2 BAB 50 : Ancaman Nyata

Ruangan yang tertutup rapat itu terasa sesak, dindingnya tebal dan kedap suara, hanya ada satu pintu yang dijaga oleh dua pria bertubuh besar.Lampu gantung kristal di atas meja kayu panjang yang terbuat dari mahoni memberikan cahaya temaram, menciptakan suasana yang mencekam.Arion, yang saat ini tengah menjadi The Draven, duduk di ujung meja dengan sikap tenang namun mengintimidasi.Di sampingnya berdiri Meiranda, seorang wanita berambut hitam panjang dengan gaun hitam ketat. Wajah cantiknya tanpa ekspresi, tetapi matanya memantau setiap gerakan di ruangan itu.Di sisi lain meja, Viktor terlihat gelisah.Keringat dingin membasahi dahinya meskipun suhu ruangan cukup sejuk. Ia menatap Arion dengan tatapan takut, tangannya gemetar di atas meja."The Draven, kumohon, Bos Besar tidak bisa datang ke sini. Dia sibuk dengan urusan yang sangat penting. Tapi percayalah, aku bisa mengurus semua kebutuhan Anda. Apa pun yang Anda inginkan," ujar Viktor, suaranya terdengar bergetar.Arion tidak me
Read more
PREV
1
...
313233343536
DMCA.com Protection Status