Semua Bab Ternyata Suamiku Bukan Pria Biasa: Bab 371 - Bab 380

385 Bab

S2 BAB 81 : Sesuatu Yang Benar-Benar Terjadi

Di lorong rumah sakit yang hening, ketegangan terasa semakin menebal.James Wayne, dengan wajah tegang, berdiri di luar Emergency Room.Napasnya terdengar berat saat ia memerintahkan tim pengamannya untuk meningkatkan kewaspadaan. "Siaga penuh! Tidak ada yang masuk tanpa izin saya. Kita tidak tahu apa yang sedang kita hadapi."Beberapa pengawal segera bergerak, mengamankan seluruh area.Dua lantai rumah sakit yang sebelumnya sudah dikosongkan kini semakin dijaga ketat. Wajah mereka serius, mata mereka terus mengamati setiap pergerakan mencurigakan.Di sisi lain lorong, Ethan sedang berbicara dengan seorang petugas FBI yang berjaga.Suara mereka rendah, namun jelas penuh urgensi. “Sepertinya ini bukan kebetulan,” kata petugas FBI itu dengan nada waspada.Ethan mengangguk. "Arion sebelumnya baik-baik saja dan tiba-tiba mengalami sakit kemudian baru saja mengalami muntah hebat. Kita mungkin tidak bisa menyingkirkan kemungkinan dia diracun. Kita butuh tindakan cepat."Petugas FBI, seorang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-03
Baca selengkapnya

S2 BAB 82 : Itu Baru Berita!

Zhenzhen memutar gelas anggurnya di atas meja, matanya menatap Max penuh rasa ingin tahu.Di seberangnya, Max duduk dengan santai, namun tetap memancarkan aura serius khas seorang Maximilian.Di antara mereka, ada sebotol Lagavulin 16, whisky favorit Max, yang Zhenzhen tahu adalah minuman favorit pria setia seperti Max, tangan kanan Arion yang paling dipercaya.Meski demikian, Max tidak meminumnya berlebihan, hanya menyesap sedikit di waktu yang tepat."Tunggu. Gimana?" Zhenzhen mengernyitkan kening, suaranya memecah keheningan bar yang biasanya ramai.Malam ini, hanya mereka berdua yang ada di dalam, seolah waktu berhenti saat percakapan itu mengalir.Max meletakkan gelasnya perlahan, pandangannya fokus pada Zhenzhen yang terlihat masih mencoba memahami apa yang baru saja ia dengar."Arion bekerja sama dengan FBI?" Zhenzhen mengulang pertanyaannya, masih tak percaya. "Untuk menangkap target paling dicari FBI bertahun-tahun?"Max mengangguk pelan. "Iya."Zhenzhen terdiam sejenak, matan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya

S2 BAB 83 : Perkara Ngidam

Satu bulan kemudian.Di dalam kamar yang temaram, suara detak jam terdengar pelan, menyatu dengan deru napas pelan Arion yang terbaring lemah di atas ranjang.Tubuhnya terlihat sangat kontras dengan keperkasaannya selama ini.Seorang pria yang dikenal sebagai penguasa dunia bawah tanah, kini terkapar, mual, dan lemas. Tangannya yang kuat kini terlihat tak berdaya dengan infus menancap di lengan kirinya.Elara duduk di samping tempat tidur, baru saja selesai mengelap keringat dingin yang membasahi dahi suaminya. Ada kekhawatiran di matanya, meskipun di balik itu juga ada rasa sayang yang mendalam.Arion menatap Elara dengan mata yang setengah terbuka, lalu mengeluh dengan suara serak. “Mengapa hamil rasanya seperti ini? Bukankah ini terlalu aneh? Apa ada yang salah dengan hormon ku?” Ia menggerutu, membuat Elara menahan tawa.Keluhan itu datang dengan nada persis seperti wanita yang tengah berada dalam masa PMS."Sayang, kau tidak sedang hamil. Aku yang hamil. Kau hanya terlalu... terb
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya

S2 BAB 84 : Untunglah Gajinya Sangat Besar

Ethan mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu tersenyum dengan simpati, meskipun di dalam hatinya masih ada sedikit kebingungan tentang bagaimana ia bisa menemukan makanan khas Bora Bora di San Francisco.“Bora Bora, ya? Hmm...”“Ya,” angguk Elara. “Aku juga ingin Mahi Mahi panggang dengan saus vanili Tahiti. Mahi Mahi adalah hidangan ikonik di Bora Bora. Itu ikan laut segar dipanggang sempurna dan disiram saus vanili yang manis dan gurih. Ah, aku sudah bisa merasakannya di ujung lidahku.”Ethan menyimak dengan seksama. Ia terdiam sejenak, berpikir keras. Lalu, Ethan menekan sebuah tombol pada panel kendali mobil."Leacy, cari restoran yang menyajikan Poisson Cru di sekitar San Francisco," perintahnya kepada perangkat canggih yang tertanam di mobilnya, sebuah asisten virtual yang dirancang untuk menjawab pertanyaan apa pun dan membantu navigasi.Leacy, dengan suara lembut namun jelas, menjawab setelah beberapa detik. "Saya menemukan beberapa restoran Polinesia di sekitar area Anda ya
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-04
Baca selengkapnya

S2 BAB 85 : Penyitaan Grand Haven

Malam itu, Mansion Grand Haven tampak megah seperti biasa, tapi suasana di sekitar berubah drastis.Lampu-lampu sorot terang menembus gelap, menyoroti setiap sudut halaman rumah, menciptakan bayangan-bayangan panjang dari kendaraan eksekusi yang memenuhi pekarangan.Hujan yang mengguyur dengan deras semakin menambah dramatis situasi. Air menggenang di mana-mana, membasahi para petugas yang datang untuk melaksanakan tugas mereka.Udara terasa tegang, dan suara sirine menggema di seluruh area.Di depan gerbang mansion, situasi semakin memanas.Pintu gerbang besar yang dulu selalu tampak anggun kini tertutup rapat oleh sekumpulan pengawal.Sekumpulan tim keamanan Lenora Ellworth berdiri dengan tegap, berusaha menghalangi petugas pengadilan yang membawa perintah resmi untuk penyitaan rumah.Mereka mengenakan pakaian hitam lengkap dengan perlengkapan keamanan, berusaha keras menghalangi para petugas untuk masuk.Perdebatan sengit terjadi di sana.Wajah mereka tegang, tangan menggenggam sen
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

S2 BAB 86 : Breaking News Yang Mengganggu

Ruangan kamar mewah dengan tirai tebal dan dinding berwarna lembut tampak hangat dalam balutan cahaya lampu temaram.Di atas ranjang king-size yang empuk, Arion Ellworth, CEO yang biasanya dingin dan tegas, akhir-akhir ini memang tampak sangat berbeda.Ia berbaring santai dengan kepalanya bersandar lembut di atas paha istrinya, Elara. Wajahnya yang biasanya keras kini terlihat damai, penuh kehangatan.Elara mengusap rambutnya dengan lembut, seakan ingin memastikan setiap sentuhan terasa nyaman bagi pria yang telah menjadi suaminya itu.Mereka baru saja selesai menonton sebuah film romantis yang menguras emosi.Film itu tentang cinta sejati yang bertahan meski menghadapi berbagai rintangan hidup.Mata Arion masih terarah pada layar televisi yang kini menunjukkan credit scene, sementara pikirannya melayang-layang dalam keheningan.Elara memperhatikan perubahan pada suaminya—mata Arion terlihat merah, bibirnya sedikit menipis seolah menahan emosi yang sulit diungkapkan.Wanita cantik berm
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-05
Baca selengkapnya

S2 BAB 87 : Kembali Lagi

Matahari pagi yang hangat menyinari kamar tidur mewah di mana Elara sedang berdiri, merapikan dasi Arion dengan penuh perhatian.Arion Ellworth, dengan tubuh tegapnya dan postur sempurna, tampak gagah dalam setelan formal berwarna gelap yang membingkai fisiknya dengan sempurna.Mata kelabu pria itu berkilauan, menambah kesan misterius sekaligus memikat.Ketampanannya terasa tak terbantahkan, membuat Elara sejenak terpana, seperti kembali mengenang saat pertama kali bertemu dengannya.Arion telah kembali ke wujud lamanya—kuat, berwibawa, dan penuh energi—setelah beberapa bulan melemah akibat Couvade Syndrome.Selama sekitar 4 bulan, pria yang biasanya tegas dan tak tergoyahkan ini harus terkapar karena gejala kehamilan palsu yang dialaminya.Namun, kini di bulan kelima kehamilan Elara, semua gejala itu telah sirna.Tidak ada lagi mual, muntah, atau kelelahan yang membebani Arion. Dia kembali pada dirinya yang dulu, dengan e
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

S2 BAB 88 : Mereka Sungguh Ayah Dan Anak

Aiden tersenyum tipis, sebuah senyuman yang mengandung ketegasan, bahkan ancaman halus di baliknya.“The Orcus bukan ancaman bagi pemerintah. Kami tidak pernah bergerak melawan kalian, Donovan. Jika ada yang perlu kau pahami, ketahuilah ini: The Orcus hanya berurusan dengan mereka yang mengincar kami atau mereka yang berada dalam wilayah kami. Kami adalah perisai, bukan pedang.”Donovan menatapnya, tak sepenuhnya yakin apakah pernyataan itu adalah bentuk pembelaan atau manipulasi.Aiden melanjutkan, kali ini dengan suara yang lebih dalam dan penuh makna. “The Orcus tidak akan pernah menjadi ancaman bagi pemerintah Amerika Serikat… kecuali, jika pemerintah membuat kami tidak punya pilihan lain.”Kalimat itu menggantung di udara, begitu dingin dan tajam seperti bilah pedang yang tersembunyi di balik kata-kata.Donovan tahu, ini bukan ancaman langsung, tapi sebuah peringatan yang tak bisa diabaikan.Aiden sangat c
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-07
Baca selengkapnya

S2 BAB 89 : Mundurnya The Draven

Markas utama di San Bernardino tampak penuh ketegangan. Di ruang pertemuan besar, cahaya lampu gantung memantul di atas meja panjang tempat para eksekutif utama The Draven berkumpul. Ketiga Executor—Albert, Isaac, dan Samuel—duduk di posisi masing-masing, menatap sosok Arion Ellworth, pria yang selama ini mereka kenal sebagai The Draven, pemimpin mereka yang tak terbantahkan. Samuel, Executor wilayah San Jose, adalah pria bertubuh tegap dengan garis wajah tegas. Rambutnya mulai memutih, namun sorot matanya masih tajam, mencerminkan kekuatan dan ketenangan yang ia bawa selama bertahun-tahun memimpin wilayahnya. Isaac, Executor wilayah Mount Horeb, Wisconsin, berbeda. Tubuhnya ramping, wajahnya lebih halus, tetapi matanya menyiratkan kejeniusan yang sering kali tersembunyi di balik sikapnya yang tenang. Ia terkenal sebagai ‘otak cadangan’ di balik banyak rencana besar yang berhasil dijalankan The Draven. Albert, Executor wilayah San Bernardino, adalah yang termuda. Dengan rahang pers
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya

S2 BAB 90 : Hukuman Untuknya

Arthur Ellworth, atau Clay Mallory, kini duduk di sudut sel gelap penjara federal, matanya kosong menatap dinding dingin yang tak lagi bergema dengan wibawa yang pernah ia miliki.Hanya bayangan suram yang tersisa, menggantung di antara kesadaran dan kehancuran. Di penjara ini, waktu seolah-olah melambat, setiap detik menjadi siksaan yang tidak berujung.Hari ini, seorang penjaga penjara menghampiri pintu selnya.Wajah penjaga itu datar, tidak ada belas kasihan, tidak ada penghormatan.Hanya secarik kertas yang dilempar ke lantai di depan Arthur, yang langsung mengenal lambang Ellworth di atasnya.Tangannya yang dulu perkasa sekarang gemetar ketika meraih kertas itu.Di dalamnya, satu pesan singkat yang menghantamnya dengan kejam: "Semua aset, kekayaan, dan perusahaan yang pernah kau curi telah dikembalikan kepada pemiliknya yang sah—Aiden Ellworth."Arthur meremas kertas itu dengan tangannya yang gemetar, rasa panas menjalar da
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-10-08
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
343536373839
DMCA.com Protection Status