Home / Romansa / Penebusan Dosa Istri Kedua / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Penebusan Dosa Istri Kedua: Chapter 81 - Chapter 90

170 Chapters

BAB 81

“Berhenti!” perintah Eshan pada sopirnya itu yang kemudian menepikan mobilnya di sisi jalan tol.Lelaki itu kemudian memerintahkan sopirnya tersebut untuk keluar dan berganti dia yang masuk untuk menyetir.‘Apa dia cemburu pada Ryan?’ pikir Dzurriya seraya menatap suaminya yang bersikap sungguh dingin itu, kemudian menghela nafas panjang.Sedari menggendongnya masuk ke mobil itu tadi, tidak ada satupun kata yang keluar dari mulut lelaki itu.Tanpa sengaja, Dzurriya bertatapan dengan suaminya yang tengah menilik dirinya dari balik kaca spion depan sekilas. Tampak lelaki itu terlihat kesal dan marah. “Tidak dia pasti sangat kesal dengan apa yang aku ucapkan tadi. Jangan terlalu berharap Dzurriya, baginya kau tidak lebih dari pengganti rahim istrinya,” lanjut Dzurriya bergumam dalam hati, berusaha mengingatkan dirinya sendiri.Tiba-tiba saja, dia langsung menyalakan mesin mobil itu dan keluar dari bahu jalan dengan cepat.Dzurriya mencengkeram sisi jok mobil tempatnya duduk karena lela
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

BAB 82

Air mata Dzurriya menetes dalam senyap, urat-urat di wajahnya terlihat menegang marah, ia begitu kesal dengan suaminya tersebut.Ditatapnya dingin wajah sang suami yang terlihat begitu liar menikmati ciuman bibirnya yang kemudian turun ke lehernya dan mulai beraksi dengan menciumi leher tersebut dengan bibirnya.Tiba-tiba lelaki itu menarik wajahnya perlahan, dan menatap wajah Dzurriya yang menangis dalam senyap untuk beberapa saat.Terlihat jakun lelaki itu naik turun.Dia kemudian mundur ke belakang, dan turun dari ranjang itu kemudian bangkit berdiri sambil membelakanginya Untuk beberapa saat, ruangan itu terasa hening. Sampai akhirnya terdengar suara dari suaminya tersebut yang tak sedikitpun menoleh padanya.“Kau jangan khawatir, aku belum melakukan apa-apa padamu, apalagi menyentuhmu walaupun sedikit.”Dzurriya membelalak kaget, Ia antara percaya dan tidak percaya dengan ucapan lelaki itu.“Aku hanya membuka bajumu yang tadi terkena muntahanmu itu, harusnya kau ingat! di tenga
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

BAB 83

Dzurriya menatap suaminya itu dalam-dalam, lelaki itu terlihat marah dengan wajahnya yang begitu tegang.Meski begitu, lelaki itu tampak melajukan mobilnya tersebut dengan pelan, hingga tiba-tiba sebuah sepeda motor mengikuti mereka dan memotong jalan.Dia segera mengerem mobil tersebut kemudian beranjak keluar.“Mas!” Panggil Dzurriya yang merasa cemas.“Tetap stay di dalam!” perintah suaminya itu sambil menatapnya dengan wajah serius.Dzurriya sudah begitu was was melihat suaminya itu keluar dengan wajahnya yang bertambah tegang, sampai akhirnya pengendara sepeda motor itu turun dan membuka helmnya.‘Tikno?’Dzurriya begitu kaget ketika menyadari ternyata pengendara tersebut adalah kepala pelayan di rumahnya.Untuk beberapa saat, terlihat suaminya itu sedang berbicara dengannya.“Apa yang sedang mereka bicarakan? Kenapa mereka terlihat begitu serius dan tegang seperti itu?” pikir Dzurriya begitu penasaran.Setelah itu, ia melihat Tikno masuk ke dalam mobilnya sementara suaminya mena
last updateLast Updated : 2024-08-08
Read more

BAB 84

“Kenapa boss begitu nekat, apakah dia tidak tahu kalau misalnya terjadi apa-apa dengannya, maka itu akan berdampak pada Exo grup.”Sayup-sayup terdengar suara mengeluh dari Iyon diikuti helaan nafas panjang dari orang lain yang sepertinya berada di dekatnya.“Begitulah Boss, waktu telah membuat dia menjadi lelaki yang tidak kenal takut.”‘Tikno’Kepala pelayannya itu sepertinya berada di sana juga sekarang.Eshan mulai mengenyitkan dahinya dan membuka mata perlahan. Terlihat ventilator sedang menancap di sekitar hidungnya.Sepertinya dia sudah aman, dia sudah berada di markasnya itu.Kau sudah sadar BosTerdengar suara Tikno bertanya padanya, lelaki itu sekarang tengah berdiri tepat di sampingnya, dan memandangnya dengan penuh khawatir.Namun bibirnya itu terlalu lemah untuk menjawab, bibir itu hanya mampu bergetar dan tak mampu mengeluarkan suara sedikitpun.Bahkan matanya pun tak mampu membelalak sempurna, dan hanya bisa terbuka sayu dan lemah.‘Apa yang sebenarnya terjadi?’ pikirny
last updateLast Updated : 2024-08-10
Read more

BAB 85

‘Jangan-jangan, lelaki itu membohonginya.’Dzurriya segera membalikkan badan dan berjalan cepat ke arah Tikno, Ia kemudian memotong jalan lelaki itu.“Siapa yang harusnya kamu selamatkan?” tanya Dzurriya dengan begitu penasaran.Apalagi jakun lelaki itu terlihat naik turun, dia berusaha sekali tersenyum, namun tampak begitu kecut.‘Aku yakin ada yang kau sembunyikan, Tikno’“Jangan diam saja, jawab aku, Tikno! apakah terjadi sesuatu pada Tuan Eshan?”Rasanya dada Dzurriya begitu was-was, menunggu jawaban dari kepala pelayannya itu.“Tidak….”Belum selesai Tikno menjawab, perut Dzurriya terasa nyeri, semakin lama semakin terasa lebih sakit. Iya merengut menahan sakit sampai akhirnya….“Ouch…!” Ia tak mampu lagi menahan sakit perutnya dan menjerit lirih.“Apa Nyonya tidak apa-apa?” tanya Tikno terdengar begitu cemas.Namun Dzurriya hanya bisa meringis kecut, menahan nyeri di perutnya.Tiba-tiba terasa sesuatu mengalir di selangkangannya menuju paha kakinya,Dzurriya segera menilik ke ba
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

BAB 86

Terasa lelaki itu menelan ludahnya, tapi tak ada reaksi apapun, selain bibirnya terasa diam dilumat habis oleh Dzurriya.Dzurriya begitu menyesal dan malu dengan apa yang barusan ia lakukan.Kenapa ia bisa sampai kelepasan seperti itu.Ia segera membuka matanya perlahan, dan menatap mata lelaki itu yang yang sama sekali tak terlihat terpengaruh.Tatapannya datar.Dzurriya segera melepaskan ciumannya, dan berpaling kembali sembari memiringkan badannya menatap jendela itu.“Pergilah Mas, aku sungguh malu, anggap saja itu tidak pernah terjadi,” ucap Dzurriya.Bukannya membujuknya, kursi roda Ehsan malah terdengar berdecit dan menjauh dari dari pendengarannya, dan tak berapa lama pintu kamar itu terdengar terbuka kemudian tertutup.“Dasar lelaki tak punya perasaan!” umpat Dzurriya kesal.Tapi kemudian ia tersenyum sembari bergumam di dalam hati, ‘tidak apa-apa, yang penting aku sudah tahu keadaanmu, aku sudah lega, Alhamdulillah!’******Berbaring seharian di dalam kamar tersebut tanpa me
last updateLast Updated : 2024-08-16
Read more

BAB 87

“Mas, Apakah pernah sekali saja dalam hidupmu, kau merasa mencintaiku?” tanya Dzurriya begitu penasaran.Tiba-tiba, lelaki itu bergidik seolah kedinginan. Dia kemudian memberikan selimut yang menutupi kakinya ke kaki Dzurriya sambil berucap, “sepertinya udara semakin dingin, ayo kita masuk. Jangan sampai kau masuk angin, kasihan juga anak kita.”‘Kenapa kau selalu saja menghindar, Mas?’Lelaki itu langsung memegang roda kursi rodanya hendak mengayunnya, tapi kemudian Dzurriya yang tak bisa lagi menahan diri, menahan tangan tersebut.“Jangan menghindar, apa Mas tidak capek menghindar terus, aku saja yang menunggu ketidakpastian hatimu begitu capek dan hampir menyerah beberapa kali,” ujar Dzurriya.Di luar dugaannya, lelaki itu malah terdengar menjawab, “kalau begitu menyerah saja, aku tidak bisa menjamin atau menjanjikan apa-apa padamu, jadi menyerah saja, dan anggap hubungan kita hanya sebatas perjanjian kontrak antara pemilik rahim dan penerima manfaat!”Plak!Dzurriya yang begitu ma
last updateLast Updated : 2024-08-18
Read more

BAB 88

“Dari mana saja kamu?” hardik Alexa.Dzurriya hanya bisa diam saja, dia bingung dan gugup harus menjawab apa.“Aku baru saja mengantar Nyonya untuk check up bulanan, kemudian kami belanja bulanan,” jawab Tikno yang barusan menghampirinya dengan membawa tas belanjaan yang entah dari mana datangnya.“Tapi sudah seharian kemarin Nyonyamu itu tidak ada di rumah,” elak Alexa.“Dari kemarin Nyonya Dzurriya ada di rumah, apakah Nyonya sudah cek di kamarnya kemarin, pasti Nyonya tidak tau, karena kemarin Nyonya sibuk arisan dengan teman nyonya sampai tidak pulang. Kalau nyonya mengatakannya karena ada seseorang di rumah ini yang mengatakan pada nyonya tentang keberadaan Nyonya Dzurriya, maka tanyakan pada dia apa penglihatannya sudah mulai mengabur?” jawab Tikno dengan tegas. Dzurriya tidak tahu kalau Tikno bakal sebegitu beraninya melawan Nyonya besarnya itu.Dan wanita itu terlihat hanya bisa melotot ke arahnya dengan kesal.“Mari Nyonya!” ajak Tikno sambil mempersilahkannya jalan duluan d
last updateLast Updated : 2024-08-19
Read more

BAB 89

Dzurriya menatap keluar jendela kaca pesawat sambil mengelus-elus perutnya.Perasaannya antara gelisah merindukan suaminya, sekaligus kecewa karena lelaki itu sama sekali tak peduli padanya.Ia hanya bisa berakhir dengan menghela nafas panjang, sambil bersandar di sandaran jok pesawat itu.‘Mas’“Apa kau mau makan sesuatu?” tanya Ryan yang baru saja kembali dari toilet pesawat itu, kemudian duduk di sampingnya.Dzurriya menoleh ke arahnya sambil tersenyum, dan menggelengkan kepala. “aku ingin tidur sebentar,” ucapnya pelan.Ia kemudian kembali menatap keluar jendela itu dan terpejam, berusaha untuk beristirahat dari kegalauan hatinya.******Dzurriya menggeliat pelan, sepertinya ia sudah tertidur begitu lama.Ia kemudian membuka matanya perlahan.Tampak dada bidang dengan kemeja berwarna Icy blue sedang ia sandari.‘Sepertinya kemeja Ini tak asing?’ pikirnya.Ia kemudian tak sengaja melirik jemari yang merangkul pundaknya.‘Ini tidak mungkin tangan suamiku! tangan siapa ini?’ pikirn
last updateLast Updated : 2024-08-23
Read more

BAB 90

Eshan tampak membukakan pintu mobil untuknya tanpa menoleh sedikitpun ke arah Dzurriya, wajah lelaki itu terlihat marah.Lelaki itu kemudian menutup mobil itu dengan agak membantingnya setelah Dzurriya masuk, membuatnya begitu kaget, sampai pundaknya terangkat seketika.‘Harusnya aku yang marah! karena kau seenaknya meninggalkanku begitu saja dalam keadaan hamil seperti ini’ gerutu Dzurriya dalam hati, sambil menatap lelaki itu yang kemudian ikut masuk dalam mobil tersebut, dan duduk di sampingnya.Terlihat Eshan bahkan sama sekali tak menoleh apalagi sekedar menggenggam tangannya, padahal setelah melepaskan tangan Ryan tadi, lelaki itu terus menggandengnya keluar dari bandara tersebut.“Go!” perintah suaminya itu pada sopir bule di depannya.Tak Berapa lama, terdengar bunyi mesin mobil dinyalakan dan akhirnya mobil itu berjalan.“Dasar egois!” gumam Dzurriya lirih, sembari menatap suaminya yang bersandar di jok mobil itu, sambil memejamkan matanya barusan.Seketika suaminya itu membu
last updateLast Updated : 2024-08-24
Read more
PREV
1
...
7891011
...
17
DMCA.com Protection Status