"Kau lama sekali di toilet, Janice!" "Eh, maaf, Wina! Aku ... perutku sakit!" dusta Janice, padahal ia sibuk mengumpati Edgard di sana. Setelah menenangkan dirinya dari rasa kesal dan sakit hati yang berlebih, akhirnya Janice keluar dari toilet. Dan setelah kembali ke ruang kerjanya, Janice pun baru menyadari kalau ternyata ia cukup lama mengurung diri di toilet. "Ah, baiklah! Ini ada pekerjaan baru," kata Wina sambil menyerahkan beberapa dokuman. Janice pun menerimanya dan mulai mempelajarinya, sementara Wina malah sibuk melamun sendiri. "Hei, Janice, apa menurutmu wanita tadi memang kekasihnya Pak Edgard? Mengapa aku masih belum terima ya? Sejak awal aku begitu mengagumi Pak Edgard, tapi mendapati dia yang sudah punya kekasih, mendadak aku patah hati." "Sekalipun kekasihnya luar biasa cantik dan modis, dan kalau dibandingkan denganku bagaikan bumi dan langit, aku masih tetap patah hati," ucap Wina dengan lemas. Janice yang mendengarnya pun menoleh sambil memaksakan senyumnya.
Read more