Home / Rumah Tangga / Pengantin Kedua Janardana / Kabanata 11 - Kabanata 20

Lahat ng Kabanata ng Pengantin Kedua Janardana : Kabanata 11 - Kabanata 20

143 Kabanata

Bab 11 - Ini, Siapa?

Lanika jalan mondar-mandir sepanjang rumah. Dia kesal karena sejak tadi tidak bisa menghubungi Arudra. Lanika juga telah mengirimkan banyak pesan, tetapi semuanya hanya centang satu abu-abu. Lanika mengerutkan dahi. Dia tiba-tiba teringat sang madu. Dia bergegas ke kamar untuk mencari nomor telepon Zivara, yang sempat disalinnya dari ponsel Arudra. Lanika menyambar ponselnya dari meja, lalu duduk di kursi dekat jendela. Dia mengetikkan sederet angka dari catatannya ke ponsel. Kemudian Lanika menekan tanda hijau untuk menelepon rivalnya. "Aku mau tanya, apa kamu ada dihubungi Mas?" tanya Lanika, sesaat setelah mendengar sapaan orang di seberang telepon. Zivara terdiam. Dia mengalihkan pandangan pada lelaki berkaus putih yang sedang berbaring di kasur. "Kenapa memangnya?" balasnya. "Aku dari tadi nge-chat dan nelepon, tapi nggak masuk." "Aku nggak ada ngubungin dia. Jadi aku nggak tahu." "Masa kamu nggak ada chat dia sama sekali?" "Aku kapok nge-chat duluan. Nunggu dia ngubungi
last updateHuling Na-update : 2024-05-24
Magbasa pa

Bab 12 - Pemegang Rekor

Sepanjang perjalanan menuju Nusa Tenggara Timur, Arudra berulang kali memikirkan laki-laki dalam foto, yang diakui Zivara sebagai mantan kekasih. Arudra penasaran tentang hubungan Zivara dengan pria bernama Evan Pramadana. Namun, sang istri tetap tutup mulut dan tidak mau menjelaskan apa pun. Kelompok pimpinan Hendri akhirnya tiba di hotel di pusat kota. Mereka hendak beristirahat sehari, sebelum esoknya berangkat menuju Labuan Bajo. Seusai memasuki kamar, Zivara segera menuju toilet, karena mengeluh sakit perut. Arudra menempatkan kedua koper ke dekat lemari, lalu dia memindai sekitar. Arudra mengulaskan senyuman menyaksikan kasur yang dihiasi bunga mawar. Dia menggeleng pelan, karena meyakini jika pihak hotel sengaja menghiasi kasur, sebagai bentuk penyambutan pada pengantin baru. Belasan menit terlewati, Zivara keluar dari kamar mandi sambil memegangi perutnya. Arudra yang hendak bersemedi, menunda keinginannya untuk bertanya, dan segera memasuki bilik basah. Zivara berbaring
last updateHuling Na-update : 2024-05-24
Magbasa pa

Bab 13 - Berbagi Kasur

Matahari baru muncul di langit ketika kelompok pimpinan Hendri beranjak memasuki mobil van abu-abu yang datang menjemput. Tidak berselang lama sopir van segera melajukan kendaraan menuju dermaga. Sepanjang jalan, pria berkumis tebal menjelaskan berbagai hal penting yang harus diketahui semua peserta paket wisata. Pria yang merupakan warga lokal, menjawab semua pertanyaan yang diajukan, dengan detail dan ramah. Dia juga berjanji untuk mengantarkan kelompok tersebut jalan-jalan seputar kota, saat mereka selesai berwisata hari Minggu nanti. Zivara yang belum pernah berlayar menggunakan kapal, sangat antusias untuk melakukan perjalanan wisata pertamanya, yang akan berlangsung selama 3 hari 2 malam. Sejak kemarin malam Zivara sudah mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya. Terutama menyiapkan banyak kudapan kesukaannya, yakni keripik kentang berbagai rasa dan bagelen.Setibanya di tempat tujuan, pengelola kapal memberikan beberapa wejangan pada anggota kelompok. Kemudian mereka jalan m
last updateHuling Na-update : 2024-05-25
Magbasa pa

Bab 14 - Ajian Pemikat Ajudan

Pulau Kelor merupakan tujuan pertama dari paket wisata yang diambil kelompok Arudra. Mereka sengaja memesan paket itu, agar bisa puas mengelilingi banyak pulau di sekitar Labuan Bajo. Selain itu, paket yang diambil juga sudah termasuk dengan penyewaan kapal. Hingga tidak perlu lagi berhitung ulang dan cukup sekali membayar, maka semua fasilitas lengkap bisa dinikmati. Zivara memandangi lautan luas sembari mengucap syukur dalam hati, karena berhasil tiba di tempat yang dulu hanya bisa dilihat fotonya di internet. Gadis berkaus biru muda dan celana hitam selutut, membiarkan kakinya terbenam pasir putih. Sekali-sekali ombak tenang menyapu kaki dan menyebabkan Zivara tersenyum senang. Kendatipun tidak bisa ikut snorkeling seperti rekan-rekannya, Zivara cukup puas bisa menikmati keindahan alam di Pulau Kelor. "Zi, bawa obat tetes mata?" tanya Arudra sembari jalan menyambangi istrinya. "Ada di tas itu," sahut Zivara sambil menunjuk ransel hitam di tikar lipat yang tadi dibentangkannya
last updateHuling Na-update : 2024-05-25
Magbasa pa

Bab 15 - Memutus Besanan

Malam telah larut saat Arudra memasuki kamarnya. Pria berjaket hitam memandangi punggung perempuannya yang sedang berbaring miring menghadap ke jendela. Arudra menduga bila Zivara telah terlelap, hingga dia bergerak hati-hati agar tidak menimbulkan suara. Arudra membuka lemari untuk mengambil pakaian ganti. Kemudian dia memasuki bilik kecil dan bersemedi. Belasan menit berikutnya, Arudra sudah berbaring telentang di belakang Zivara. Dia memandangi layar ponsel, kemudian menggerutu pelan karena tidak ada sinyal. Pria berkaus hitam akhirnya menonaktifkan ponsel, lalu meletakkan benda itu ke bangku kecil di samping kiri kasur. Arudra memejamkan mata dan merunut peristiwa yang terjadi sepanjang hari, untuk melatih ingatannya. Zivara berbalik dan mengejutkan lelakinya. Arudra membuka mata untuk mengamati perempuan berbaju abu-abu. Dia tertegun kala menyaksikan wajah Zivara yang cantik alami. Arudra memiringkan badan ke kanan. Dia terus memerhatikan sang istri yang masih terlelap. Sudu
last updateHuling Na-update : 2024-05-26
Magbasa pa

Bab 16 - Buruan Telepon

Hari berganti. Perjalanan wisata telah usai. Minggu pagi menjelang siang, kelompok pimpinan Hendri menyalami semua kru kapal, sebelum menuruni tangga menuju tepi dermaga. Barang bawaan mereka telah diturunkan terlebih dahulu dan tengah disusun sopir mobil van abu-abu. Hendri dan rekan-rekannya sempat berbincang dengan pengelola travel yang mendatangi semua anggota kelompok untuk bersalaman. Sekian menit berlalu, sepuluh turis domestik tersebut sudah berada di mobil. Mereka memastikan semua barang terangkut, kemudian Hendri meminta sopir untuk melajukan kendaraan menuju hotel. Zivara yang berada di kursi tengah bersama Arudra, berusaha menahan kantuk. Dia ingin memvideokan panorama sebagai kenang-kenangan. Namun, mata yang kian memberat menyebabkan Zivara akhirnya pulas. Dia tidur sambil menempelkan kepala ke bantal kecil yang didekatkan ke kaca. Arudra yang menyadari istrinya tertidur, menggeser badan ke kanan. Dia membentangkan jaket, lalu menyelimuti Zivara dengan benda itu. Se
last updateHuling Na-update : 2024-05-26
Magbasa pa

Bab 17 - Isri Pajangan

Suasana toko oleh-oleh di pusat kota terlihat ramai. Banyaknya pelancong yang membeli buah tangan, menjadikan semua pegawai toko sangat sibuk. Zivara berkeliling toko bersama Irshava. Kedua perempuan yang sama-sama mengeraskan blus sage, memborong banyak kaus dan souvenir lainnya. Demikian pula dengan Arudra. Dia membeli banyak souvenir untuk diberikan pada staf khusus direksi. Selain itu, Arudra juga turut menambahkan oleh-oleh buat semua anggota PC, yang dikumpulkan di Hendri. Arudra memindai sekitar, kemudian dia mendatangi Zivara. Pria berkaus krem berbisik meminta bantuan istrinya untuk memilihkan oleh-oleh buat Lanika. Kendatipun sebenarnya Zivara enggan, tetapi akhirnya dia membantu Arudra memilihkan gaun yang pas buat sang madu. Zivara ikut memilih buat dirinya sendiri, karena menyukai bahan dan motif beberapa gaun panjang berbagai model. "Itu buat siapa?" tanya Arudra, ketika melihat Zivara meletakkan kedua gaun ke meja etalase. "Buatku," jawab Zivara sambil memilih-mil
last updateHuling Na-update : 2024-05-27
Magbasa pa

Bab 18 - Perampas Cinta

Malam sudah larut ketika Zivara dan Arudra selesai membungkus oleh-oleh. Mereka memaksakan diri untuk menuntaskan pekerjaan itu, karena esok pagi sudah harus berangkat kembali ke Bandung. Zivara menguap untuk kesekian kalinya. Arudra yang merasa kasihan, meminta gadis itu untuk segera tidur dan dia yang akan mengemasi semua bungkusan ke tas travel besar, yang tadi dibeli khusus untuk mengangkut semua buah tangan. Zivara menurut. Dia memasuki kamar mandi untuk membersihkan diri. Lalu dia keluar dan jalan menuju kasur besar. Tubuh yang terlalu lelah menyebabkan Zivara lupa, bila malam itu gilirannya tidur di kasur tambahan. Belasan menit terlewati, Arudra telah selesai dengan tugasnya. Dia berdiri, lalu memutar badan ke kanan dan kiri, hingga tulang-tulangnya berbunyi. Arudra bergegas ke bilik kecil. Dia memutuskan untuk mandi, karena tadi sempat keringatan saat berbelanja. Arudra meringis kala menyadari bila dia lupa membawa handuk. Dia menyambar jubah mandi Zivara dari gantungan,
last updateHuling Na-update : 2024-05-27
Magbasa pa

Bab 19 - Pelakor

"Jadi, Mas pulang dari Lombok, langsung ngapel dia?" tanya Lanika dengan ketus. Arudra menarik tangan kanan Lanika. "Duduk dulu. Kita bicara baik-baik," pintanya. Lanika menepis tangan suaminya, lalu mendelik tajam pada Zivara yang membalas tatapannya dengan santai. "Aku nggak punya waktu buat ngobrol. Apalagi sama pelakor!" "Siapa yang kamu bilang pelakor?" tanya Zivara. Dia tersinggung dikatai seperti itu. "Hati-hati kalau bicara. Jangan sampai kamu malu nantinya," lanjutnya. "Aku ngomong apa adanya. Kamu memang pelakor!" "Kalau aku nggak membantu, kamu nggak akan bisa nikah sama dia!" Zivara menunjuk Arudra yang masih terpaku menyaksikan perdebatan itu. "Tanpa bantuanmu, kami tetap akan menikah!" "Begitu? Tapi kenyataannya berbeda dari omonganmu." "Kamu cuma istri pajangan. Jangan berlagak di depanku!" "Ngapain belagu? Bukan sifatku kayak gitu." Zivara berdiri dan melemparkan kunci mobil ke dekat Arudra. "Mas urus dia. Sebelum dia makin stres dan ngoceh sembarangan!" geram
last updateHuling Na-update : 2024-05-28
Magbasa pa

Bab 20 - Mantan Tersayang

Jalinan waktu terus bergulir. Langit terang telah menggelap seiring derasnya hujan sore itu. Zivara yang baru selesai bertugas sebagai instruktur pilates, duduk bersila di ruangan pengelola. Zivara memandangi tetesan air melalui kaca besar. Dia memikirkan nasibnya yang kurang beruntung dalam hal percintaan. Terutama setelah berpisah dengan Evan beberapa bulan silam. Terbayang kembali raut wajah kecewa Evan saat Zivara menjelaskan keputusannya untuk mengakhiri hubungan mereka. Semenjak itu Evan seolah-olah menghilang dan Zivara tidak pernah mendengar kabar apa pun dari pria tersebut. Marlina, teman kuliah Zivara yang merupakan sepupu Evan, juga turut menjauhi Zivara Bahkan Marlina tidak menghadiri acara pernikahan tempo hari meskipun telah diundang secara khusus oleh Zivara. Dering ponselnya mengagetkan Zivara. Dia meraih benda itu dari tas, lalu mengecek nama pemanggil. Alis Zivara bertaut karena nomor yang telah menghubunginya ternyata tidak terdaftar. Perempuan berambut panjan
last updateHuling Na-update : 2024-05-28
Magbasa pa
PREV
123456
...
15
DMCA.com Protection Status