Sang waktu seolah memanggil, mengabsen luka dan memaksa untuk mengingatnya. Kenangan pun ikut tertawa, seolah meremehkan kesedihan yang menjadi mimpi buruk bagiku. Aku ingin melepas jerat itu yang selalu hadir saat aku memejam mata, aku ingin menghapusnya agar tidurku tak lagi bernyanyikan air mata.”***"Di sini sangat sepi, apa kehidupan manusia sebenarnya memang seperti ini?" gumam Sarah sambil menatap langit malam. Ia terbangun, mimpi buruk lagi. Mimpi yang sejak di panti asuhan sering ia alami itu kini kembali hadir, dengan rasa sesak luar biasa di hatinya dan kesedihan yang tak ia pahami asalnya.Sarah tak bisa menebak apa isi mimpinya, hanya ada suara teriakan, tangisan, dan ledakan. Selain itu, ia tak mengingat apa-apa. Sarah membencinya, ia tak mau mengingat mimpi itu."Apakah itu hanya bunga tidur dan sekedar mimpi? Kenapa mimpi itu kembali lagi dan kenapa harus sama persis dengan mimpiku yang dulu? Apakah aku melupakan sesuatu di ingatanku?” lirihnya.Semakin ia memaksa unt
Read more