***"Sean!" panggil Sarah dengan senang, senyumnya mengembang saat ia melihat Sean mendekat.Lelaki itu tersenyum hangat, sorot matanya melembut saat menatap Sarah. Wanita itu langsung menghampirinya dan secara refleks memeluk Sean. Sarah tidak menyadari hal itu, tetapi Sean tersenyum penuh arti saat mendapatkan pelukan itu."Kamu kenapa tidak memberi kabar padaku?" tanya Sarah protes sambil memanyunkan bibirnya."Kemarin mendadak ada urusan yang harus aku selesaikan," jawab Sean."Setidaknya kamu harus bilang padaku! Kamu membuatku khawatir," ujar Sarah."Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu khawatir," ucap Sean merasa bersalah."Kamu itu pilih kasih! Ke Kevin bilang, kenapa sama aku tidak? Kamu sebenarnya malas kan sama aku?" Sarah menatap Sean dengan sebal."Bukan pilih kasih. Kamu dan Tuan Kevin sama-sama penting. Ke depannya, kamu akan menjadi orang pertama yang akan aku kasih tahu duluan," janji Sean.Sarah menarik lengan Sean agar mengikutinya dan menuntunnya untuk duduk. Lelaki
Aku tidak mengingat ingatan itu, tetapi semua kenangan dalam mimpi itu seolah memberi tanda bahwa aku pernah mempunyai selembar cerita yang belum selesai. Kenangan itu kembali hadir, berteriak memanggil namaku, seolah ingin aku memungutnya dan memeluknya.***Kurang lebih seminggu lagi mereka akan berangkat ke Jepang. Sarah tertidur pulas bersandar di kursi sebelah kemudi. Sean melirik ke arah wanita itu dengan senyum. Ada hal yang sebenarnya sangat ingin ia katakan padanya, tapi semua itu tak jadi ia katakan karena Sarah pernah berkata, semakin ia mencoba mengingat masa lalunya, kepalanya akan terasa sakit.Dalam tidurnya, Sarah bermimpi melihat seorang gadis kecil berusia lima tahun dengan seragam TK-nya berada di ruang gelap, menangis sendirian. Tubuhnya berlumuran darah. Sesekali gadis kecil itu memanggil ayah dan ibunya. Sayup-sayup terdengar, gadis kecil itu memanggil sebuah nama yang tak asing di telinga Sarah.Sarah menghampiri gadis kecil itu. Gadis kecil itu melirik ke arahn
***Raut wajah Kevin dari tadi terus saja merengut. Ia merasa kecewa pada Sarah karena tak membalas pesan maupun panggilan telepon darinya. Ditambah lagi, ia harus mengetahui keadaan Sarah dari Sean. Wanita itu mendadak berubah sikap dan tak lagi mengandalkannya. Kevin juga menyimpan sedikit rasa kecewa pada Sean, karena lelaki itu tampak terlalu perhatian pada Sarah.Sarah yang melihat kemuraman wajah Kevin langsung menyadarinya. Ia tahu Kevin sedang marah padanya karena dari tadi lelaki itu sangat cuek dan tak menyapanya sama sekali. Sarah pun menghampiri Kevin yang sedang duduk sendirian di halaman tengah rumahnya, sibuk memainkan gadgetnya.“Kamu marah padaku?” tanya Sarah memulai pembicaraan. Kevin acuh tak peduli dengan pertanyaan gadis itu.Sarah berkata, “Aku minta maaf. Bukan aku tak mau memberitahumu tadi aku ke mana, aku hanya tidak ingin membuatmu khawatir.”Kevin tetap tak menggubrisnya. Ia sangat kecewa. Padahal sudah berapa kali ia katakan bahwa dialah satu-satunya lela
Ada aku di sini menemanimu untuk setiap langkah kakimu. Jangan lelah, jangan takut. Ada aku yang akan berjalan di sisimu meski harus tertatih. Bukankah dengan kita berjalan bersama, kita bisa menikmati setiap masa yang terjadi? Aku ingin memiliki banyak cerita denganmu, jadi jangan takut untuk melangkahkan kaki jika itu hanya denganku.***Kevin langsung pergi ke penthouse untuk menemui Sarah. Wanita itu pasti sedang ketakutan dan tak mau memejamkan matanya lagi. Mimpi itu datang lagi dan membuat lelaki itu khawatir luar biasa.Kevin sampai lupa memberitahu Sean agar menyelidiki anak lelaki yang berada di potret Sarah, barangkali anak lelaki itu masih hidup dan bisa membuka masa lalu Sarah serta menghilangkan mimpi buruknya.Lift terbuka tepat waktu. Kevin datang sangat larut dan, seperti dugaannya, wanita itu sedang melamun, menatap langit malam di balkon.Kevin langsung menghampiri dan memeluknya erat, membuat wanita itu terhenyak sejenak."Maafkan aku," bisik Kevin, seolah tahu wan
Haruskah aku bersandar pada hati yang lalu? Membiarkan resah tak bertepi, menghindari ego yang ingin berteriak memanggil asa yang diinginkan oleh hati. Haruskah aku mengikuti jejak saat ini? Ketika harapan tentang inginku hanya selangkah lagi aku dapatkan. Tapi ada jiwa yang ingin aku lindungi agar tak terluka tertusuk duri masa lalu. Haruskah aku dan dilema ini berada di persimpangan jalan?***"Sean, beberapa hari lagi aku dan Sarah akan menikah, dan aku masih ada satu tugas untukmu," ucap Kevin dengan wajah serius."Tugas apapun yang Tuan perintahkan, saya akan selalu menyanggupinya," balas Sean dengan pasti."Aku sebenarnya tidak peduli dengan masa lalunya, tapi akhir-akhir ini Sarah selalu mendapat mimpi buruk. Aku tahu dia hilang ingatan, dan yang aku tidak paham sampai saat ini, kenapa dia tak mengingatnya sama sekali. Pasti ada trauma yang sangat mendalam. Dan juga, aku tak mau dia mengingat semua itu, jika memang hal itu sangat menyakitkan baginya, tapi..." Kevin terdiam seje
***"Parasit!" sinis Kevin ketika salah satu lawan bisnisnya tiba-tiba mendekatinya."Siapa, Tuan?" tanya Richard."Perusahaan yang dimiliki oleh keluarga Irawan," balas Kevin dengan malas."Bukankah mereka terjun di bisnis konstruksi?" tanya Richard."Mereka punya bisnis yang sangat kacau. Setelah pergantian pimpinan, banyak sekali kecurangan dan korupsi di sana. Padahal, dulu orang yang mendirikan perusahaan itu sangat jujur dan membawa kejayaan bagi Irawan Mega Pratama," Kevin menjelaskan."Benar, katanya pimpinan perusahaan itu mengalami kecelakaan yang tragis dan semuanya meninggal, tak ada yang selamat," ucap Richard."Setelah kematian Harry Irawan, kepemilikan dialihkan pada kakak iparnya. Dan tentu saja, setelah dia yang mengambil alih, kehancuran sudah tak bisa dipisahkan dari perusahaan itu," lanjut Richard.Richard menambahkan, "Banyak desas-desus yang beredar bahwa Pak Vino, kakak ipar dari Pak Harry, sengaja membuat kecelakaan itu agar semua hartanya jatuh ke tangannya. T
***Saat ini Jepang sudah memasuki musim semi, musim romantis untuk setiap pasangan. Bunga Sakura menjadi daya tarik saat musim semi berlangsung di Jepang.Sarah sudah membayangkan pernikahannya nanti akan sangat romantis, bertepatan dengan bunga sakura yang mekar dengan sempurna.Sarah tersenyum, membayangkan suasana romantis itu. Kevin yang menyadarinya langsung menggodanya."Kamu sedang membayangkan malam pertama di Jepang setelah kita resmi menikah ya?" tanya Kevin, benar-benar memutuskan khayalan indah Sarah."Kamu kenapa pikirannya cabul begitu sih!" gerutu Sarah."Cabulnya darimana?" tanya Kevin penasaran."Itu ngobrolin malam pertama," celetuk Sarah."Kalau kita sah menikah, berarti malam itu jadi malam pertama kita sebagai sepasang suami istri kan? Lalu dimana letak cabulnya?" tanya Kevin.Sarah tak menggubris, ia malah sibuk dengan ponselnya.Kevin yang merasa diabaikan, langsung merebut ponsel itu, membuat Sarah berusaha mengambilnya kembali, tapi Kevin tak memberikannya la
***Prang!Suara barang pecah belah berserakan di lantai saat Hansen mengetahui kabar bahwa Sarah pergi berlibur ke Jepang dengan lelaki itu. Ia sangat geram. Bagaimana bisa ia kecolongan melewatkan masalah Sarah saat ia disibukkan dengan kasus hukum yang menjeratnya? Hansen tak mau tahu, ia harus menyusul Sarah ke Jepang. Hansen merasa ada hal yang mereka sembunyikan darinya.Hansen menelepon asistennya, menyuruhnya segera menemuinya.Hansen sangat marah. Ia membenci segala hal yang ia rancang tak sesuai kehendaknya. Kali ini, ia tak akan main-main. Bagaimana pun, wanita itu harus ia dapatkan. Hansen tak akan pernah sedikitpun menyerah untuk menarik Sarah berada di sisinya.Pintu diketuk, Hansen menyuruh asistennya masuk."Bagaimana bisa kamu tak melaporkan kalau wanita itu kemarin pergi ke Jepang?" bentak Hansen, menatap tajam penuh amarah pada asistennya itu."Saya minta maaf, Tuan. Saya pikir Anda sudah melupakannya," balas asistennya dengan gugup."Kamu sedang bercanda denganku,