Usai menutup pintu, Ameera yang baru saja sampai di dalam kamar menyandarkan punggung kurusnya pada daun pintu ber-cat coklat. “Akhirnya, aku sampai juga di kamar,” monolog Ameera dengan deru napas memburu.Memejamkan matanya rapat-rapat, ia mencoba menyatu dalam keheningan ruangan. Bayangan akan kebersamaan Alvan, Katrine, dan Bianca di ruang tamu tadi, terputar jelas di dalam ingatan-nya. Belum lagi gelak tawa serta kehangatan yang masih membekas, cukup membuat suasana hati Ameera terasa seperti diaduk-aduk. Tidak karuan.Memenarik napas dalam-dalam sebelum kemudian mengeluarkan-nya secara perlahan, Ameera mencoba melepas penat yang terus bergelayut mengisi hati dan pikiran-nya. “Kira-kira apa, ya, jawaban Mas Alvan?” Mengulum tipis bibir bawahnya, tiba-tiba saja, Ameera merasa penasaran dengan jawaban Alvan atas pertanyaan yang diberikan oleh Katrine tadi.Namun, dengan cepat, Ameera menggelengkan kepalanya, seakan menyadarkan dirinya untuk tidak memikirkan sesuatu yang kelak hanya
Baca selengkapnya