Share

Bab 18 || Haruskah Menyerah?

Penulis: ValiciaClarenda
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-01 01:27:30
Jay mengemudi dengan tenang, membawa kendaraan beroda empat yang ditumpaki membelah jalanan malam. Di antara keheningan yang tercipta, terdapat Ameera dan Alvan yang duduk tenang di kursi belakang. Keduanya saling terdiam, seolah-olah tidak ada yang berniat untuk memulai pembicaraan serta larut dalam pikiran masing-masing.

Akibat kejadian di pesta beberapa saat lalu, Alvan memutuskan untuk kembali ke mansion, meninggalkan acara pesta yang masih berlangsung. Sikap serta tindakan Zico pada Ameera tadi cukup mengganggunya. Bagaimanapun juga, Alvan tahu betul bagaimana sosoknya. Mengingat masa lalu mereka serta hubungan baik yang dahulu sempat terjalin, sampai kemudian permasalahan muncul di tengah-tengah mereka, membuat Alvan merasa jika ada yang tidak beres dengan pria itu.

‘Apa yang dia pikirkan? Sudah dua kali, Zico berusaha mendekati Ameera,’ gumam Alvan dalam hati.

Selagi larut dalam pikiran-nya sendiri, sayup-sayup dengkuran halus menggelitik indra pendengaran Alvan. Menoleh ke samp
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 19 || Pembicaraan Masa Lalu

    Ameera menuangkan teh ke dalam cangkir putih dengan gerakan berhati-hati. Seketika itu juga, aroma harum, menyeruak indra penciuman mengiringi Ameera yang menyajikan-nya di atas meja. “Silakan diminum teh-nya, Nona, Madam.” Ameera mempersilakan Katrine dan Bianca yang tengah asyik mengobrol dengan ramah.“Terima kasih, Ameera. Maaf, karena sudah merepotkan kamu,” kata Katrine berbasa-basi. Tentu saja, dia melakukan-nya hanya untuk menjaga kesan dan menarik perhatian Ameera. Sejak melihat kebersamaan-nya dengan Alvan di kantor tempo hari, Katrine mulai tertarik dengan sosok Ameera serta berencana menyelidikinya secara diam-diam.Perempuan bercadar itu tersenyum lalu mengangguk kecil. “Sama-sama, Nona. Tenang saja, Nona. Saya enggak merasa direpotkan,” balas Ameera dengan sopan, sementara matanya tetap mengawasi situasi di sekitar.Di tempatnya, Bianca memperhatikan Ameera yang hendak beranjak pergi. “Mau kemana kamu, Ameera?” tanyanya berhasil menyentak sang empunya nama.Menghentikan l

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-02
  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 20 || Percaya

    Usai menutup pintu, Ameera yang baru saja sampai di dalam kamar menyandarkan punggung kurusnya pada daun pintu ber-cat coklat. “Akhirnya, aku sampai juga di kamar,” monolog Ameera dengan deru napas memburu.Memejamkan matanya rapat-rapat, ia mencoba menyatu dalam keheningan ruangan. Bayangan akan kebersamaan Alvan, Katrine, dan Bianca di ruang tamu tadi, terputar jelas di dalam ingatan-nya. Belum lagi gelak tawa serta kehangatan yang masih membekas, cukup membuat suasana hati Ameera terasa seperti diaduk-aduk. Tidak karuan.Memenarik napas dalam-dalam sebelum kemudian mengeluarkan-nya secara perlahan, Ameera mencoba melepas penat yang terus bergelayut mengisi hati dan pikiran-nya. “Kira-kira apa, ya, jawaban Mas Alvan?” Mengulum tipis bibir bawahnya, tiba-tiba saja, Ameera merasa penasaran dengan jawaban Alvan atas pertanyaan yang diberikan oleh Katrine tadi.Namun, dengan cepat, Ameera menggelengkan kepalanya, seakan menyadarkan dirinya untuk tidak memikirkan sesuatu yang kelak hanya

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-05
  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 21 || Desiran hangat

    Tidak terasa akhir pekan telah tiba. Di dalam kamar, Ameera yang telah lengkap dengan pakaian syar’inya, sedang bersiap-siap untuk pergi. Sebagaimana yang telah direncanakan sebelumnya, hari ini ia memutuskan untuk pulang ke rumah kedua orang tuanya. Kebetulan dua hari yang lalu, ayahnya menelpon dan memberitahu Ameera bahwa ibunya sangat merindukan-nya dan meminta agar ia datang dan mengunjungi mereka. Itulah sebabnya, Ameera sengaja meluangkan waktunya di akhir pekan ini serta meminta izin kepada Alvan untuk pergi menemui ayah dan ibunya.Berjalan menghampiri tempat tidur, Ameera meraih tas ransel berukuran sedang miliknya yang tergeletak di atas sana sebelum kemudian mengenakan-nya di belakang punggung. “Sudah siap semua. Saatnya berangkat.” Dengan senyum mengembang, Ameera memperhatikan dirinya melalui pantulan cermin rias yang berada di sebelah nakas.Setelah dirasa cukup, Ameera berjalan keluar dari kamar dengan langkah ringan. Cahaya matahari pagi, menerobos masuk menerangi seti

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-06
  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 22 || Pertanyaan Tiba-tiba

    Jay menghentikan mobil yang dikendarai di depan halaman sebuah rumah berukuran minimalis. Setelah memakan waktu cukup lama dengan perjalanan panjang sekaligus melelahkan. Akhirnya, mereka tiba juga tiba di rumah orang tua Ameera.Usai mematikan mesin mobil, Jay segera turun lalu memutari sisi kendaraan. “Silakan, Tuan Muda.” Dengan sigap, pria muda itu membukakan pintu mobil dan mempersilakan tuan mudanya untuk turun.Sembari mengancingkan jas yang dikenakan, Alvan turun dari mobil. Hembusan angin, seketika menyambut, mengibaskan rambut hitam legamnya yang sudah sedikit memanjang, membuat sosok jangkung itu terlihat semakin tampan. Alih-alih melenggang pergi, Alvan justru berjalan memutari mobil dan berhenti di sebelah sisi yang lain. Tak pelak, perbuatan Alvan tersebut membuat Jay yang melihatnya mengernyitkan keningnya bingung.“Turun. Kenapa diam saja?” ketus laki-laki itu, ditunjukkan pada Ameera yang masih bergeming seorang diri di dalam mobil.Terkesiap, Ameera yang sebelumnya la

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-09
  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 23 || Terlihat Menggemaskan?

    “Tolong bawakan mangkuk di dekat kompor itu, Nduk,” pinta Via seraya menyiapkan piring bersih dan menatanya dengan rapi di atas meja makan.“Baik, Bu.” Ameera yang berada di dapur, tersenyum melihat mangkuk bening yang dimaksud ibunya, lalu segera membawanya keluar dapur. “Ini, Bu, mangkuknya,” kata Ameera seraya meletak-kan mangkuk berisi tumis kangkung dengan asap yang masih mengepul karena baru turun dari penggorengan itu ke atas meja makan.Mengingat rumah mereka yang tidak terlalu besar, membuat dapur dan ruang makan berada di satu ruangan yang sama. Hanya saja, Via sengaja memberi sedikit jarak untuk memisahkan keduanya, dengan meletakkan sebuah rak kayu disertai tanaman hias di tengah-tengah. Memberikan kesan terpisah namun tetap terhubung.“Alhamdulillah, semuanya sudah siap. Ayo, Ayah, Ameera, Nak Alvan. Kita makan malam dulu,” ajak Via kepada semua ahli keluarganya.Ameera segera meraih kursi kosong di depan-nya. Namun, sebelum menduduk-kan dirinya di sana, perhatian perempua

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-10
  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 24 || Terpesona

    Malam semakin larut. Alvan yang baru saja selesai melakukan ritual mandi berjalan memasuki kamar. Sosok jangkung itu cukup terkejut, bahkan sempat mengalami kesulitan saat mandi tadi. Pasalnya, kamar mandi di rumah Ameera terbilang sangat kecil tanpa ada bathtub atau shower air sebagai fasilitas umum yang biasa ia gunakan, sehingga Alvan harus berakhir membuang-buang tenaganya untuk menyiduk air menggunakan gayung sebelum kemudian mengguyurkan-nya ke seluruh anggota tubuh.“Oh, setidaknya aku sudah merasa jauh lebih segar sekarang,” monolog laki-laki itu seraya berjalan lurus ke tengah ruangan. Meski merasa kesal, Alvan memilih meredamnya dan melupakan masalah yang sempat dihadapinya tadi.Derap langkah tenang Alvan, berhasil menarik perhatian Ameera yang sedang duduk di tepi ranjang. “Sudah selesai, Mas?” tanya perempuan itu dengan ramah.Menoleh sekilas ke arah Ameera, Alvan mengangguk singkat. “Hm.” Laki-laki dengan balutan kaos putih polos dan celana hitam selutut itu kemudian ber

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-11
  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 25 || Fakta Mengejutkan

    Keheningan datang menyelimuti ruang kamar yang tidak terlalu luas. Setelah adegan melepas cadar untuk pertama kalinya di depan Alvan, Ameera justru dibuat bingung dengan suaminya yang tidak kunjung memberikan reaksi apa pun. Karena penasaran, akhirnya, Ameera pun memberanikan diri untuk mengangkat wajahnya, guna melihat apa yang terjadi.Garis-garis halus di kening perempuan itu berkerut tatkala mendapati Alvan yang tengah menatapnya tanpa berkedip. “Mas Alvan, Mas?” Ameera melambaikan tangan-nya ke depan, mencoba mengalihkan perhatian suaminya. “Ada apa, Mas? Apa wajahku terlihat aneh?” tanyanya cemas.Alvan yang tersentak, berdeham beberapa kali guna menetralkan kegugupan. Baru saja, dalam keremangan sinar lampu yang temaram, ia dibuat terkesima oleh kecantikan wajah Ameera. Manik coklat terang milik perempuan itu, terlihat begitu indah, seperti cahaya bintang di langit malam. Selain itu, hidung kecil nan tinggi, alis tebal teratur, serta sepasang bibir tipis berwarna merah muda alam

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-13
  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 26 || Cecaran Katrine

    Kegiatan rapat dengan para petinggi perusahaan sedang berlangsung. Seiring berjalan-nya waktu, suasana di dalam ruangan megah tersebut terasa semakin panas. Alvan yang duduk di ujung meja, terus mengamati setiap gerakan dan ekspresi wajah dari para peserta rapat. Sementara di seberang laki-laki itu, terdapat Brian yang duduk dengan sikap tenang. Namun, penuh kewaspadaan.“Ini tidak bisa diterima!” Suara berat Brian menggema di ruangan, memecah keheningan yang tegang. “Strategi ini akan membawa kita ke jurang kehancuran. Aku tidak setuju,” tandasnya mengomentari rencana yang baru saja disampaikan oleh Alvan. Sebagai seorang pemimpin yang baru, bagaimana bisa putranya itu tidak sedikit pun merasa ragu ketika memutuskan sesuatu dan mengambil resiko yang tinggi?Di tempatnya, Alvan menatap Brian dengan aura penuh kemarahan. Nampaknya, dendam terpendam selama bertahun-tahun di antara keduanya yang menjadi pemicu dari persengketaan ini. “Kita tidak bisa terus-menerus bermain aman, Pa. Perusa

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-14

Bab terbaru

  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 55 || Krisis Yang tak Terduga

    ***Di bawah terik mentari yang menyengat, Ameera berdiri seorang diri di pinggir jalan. Sesekali, ia mengecek ponsel di tangan-nya, dengan sedikit perasaan cemas. Selepas menemui kakek David, ia berencana segera pulang. Kebetulan, kali ini Santi tidak bisa menemaninya lantaran harus kembali ke mansion keluarga Septihan lebih awal untuk merawat ibunya yang sedang sakit. Meski begitu, Jay sempat memberitahu Ameera, jika Alvan akan datang menjemputnya.Namun, sudah lebih dari sepuluh menit menunggu, belum ada tanda-tanda kedatangan suaminya. Sampai pada beberapa saat kemudian, Ameera mendapati ponselnya bergetar, segera ia mengeceknya. “Ternyata Mas Alvan masih ada pertemuan dan akan sedikit terlambat,” gumam perempuan itu dengan mata menatap lurus layar yang menampilkan pesan teks dari Jay.Sementara itu, di sisi lain Zico yang berada di lobi rumah sakit dan sedang berbicara dengan seseorang, nampak mengernyitkan kening melihat keberadaan Ameera di se

  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 54 || Kebebasan?

    Ting!Pintu lift terbuka menampilkan Jay yang keluar dari dalam sana, dan berjalan tergesa-gesa menuju ruang pribadi Alvan. “Tuan Muda.” Pria tinggi itu menghentikan langkahnya tepat di depan meja kerja atasan-nya, sebelum kemudian menautkan kedua telapak tangan-nya ke depan dan menunduk sopan.“Ada apa, Jay? Kau terlihat panik.” Melirik sekilas, Alvan yang duduk di kursi kebesaran bertanya.Setelah mengatur napasnya yang ngos-ngosan, Jay segera menegapkan tubuhnya serta bersikap tegas. “Nyonya Muda baru saja menghubungi saya. Ingin meminta izin ke rumah sakit untuk menemui Tuan Besar,” ujarnya memberitahu.Kedua alis tebal Alvan berkerut. “Menelponmu?” ulangnya yang disambut angguk-kan kecil oleh Jay.Sesaat kemudian, pria muda itu menggeleng tatkala menyadari air muka atasan-nya yang berubah. “Err ... maksud saya, kemungkinan Nyonya Muda menghubungi saya karena Anda tidak kunjung mengangkat telpon atau pun membalas pesan darinya. Tuan Muda, tolong jangan salah paham,” pungkas Jay se

  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 53 || Serba Salah

    Untuk yang kesekian kalinya, Ameera yang sedang duduk di sofa depan televisi menghela napas panjang. Saat ini, di tangan-nya terdapat sebuah amplop cokelat berisi surat cerai yang telah ditandatanganinya. Seminggu berlalu sejak kabar mengenai rencana pernikahan Alvan dengan Katrine terdengar, suaminya itu tidak pernah kembali ke villa. Beberapa kali, Ameera mencoba mengirim pesan dan menanyakan kabarnya. Namun, Alvan hanya mengatakan jika dia sedang sibuk mengurus pekerjaan sehingga tidak bisa pulang.Mula-mula, Ameera percaya dengan apa yang dikatakan oleh suaminya. Sampai pada suatu ketika Zico mengiriminya foto-foto kebersamaan Alvan dan Katrine, barulah Ameera merasa kepercayaan-nya terluka. Bukankah, di dalam pernikahan, hubungan suami dan istri haruslah saling terbuka? Selain itu, mereka juga bisa saling mempercayai satu sama lain, dengan begitu, akan terbentuk rumah tangga yang harmonis. Namun, Ameera tidak mendapatkan hal seperti itu berlaku di dalam perhikahan-nya. Di sampi

  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 52 || Harapan Dalam Kepedihan

    Mentari sore menyusup lembut melalui celah kain cadar yang dikenakan Ameera, menyinari wajah ayu-nya yang selalu tertutup bila berada di luar. Siang tadi, Alvan mengirim pesan kepadanya, menyuruhnya untuk berjalan-jalan dan melihat-lihat lingkungan di sekitar agar tidak jenuh karena terus-menerus berdiam diri di villa.Tidak menyia-nyiakan kesempatan yang diberikan, Ameera pun menyambut perintah tersebut dengan senang hati. Seperti saat ini, setelah sempat berjalan muter-muter di lingkungan sekitar, ia dan Santi berhenti di sebuah taman hijau dan memutuskan untuk menetap di sana guna menikmati indahnya suasana di sore hari.Ameera duduk tenang di sebuah tempat duduk yang menghadap langsung arena taman. Garis-garis halus di keningnya berkerut, menunjuk-kan keseriusan, sementara pandangan-nya menatap lurus pada lembaran putih yang berada di pangkuan-nya, memperhatikan-nya lekat-lekat, seolah sesuatu yang berharga akan keluar dari sana.Santi, berdiri di sisi Ameera, memperhatikan setiap

  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 51 || Situasi Terjepit

    Setelah malam yang penuh dengan ketegangan itu berlalu, kehidupan di villa kembali berjalan sebagaimana biasanya. Ameera dan Alvan, menjalani rutinitas sehari-hari tanpa membahas atau mengungkit apa yang telah terjadi. Ameera tetap melayani kebutuhan Alvan seperti sebelumnya-menyediakan sarapan, menyusun jadwal dan menjaga rumah mereka agar tetap nyaman. Sementara Alvan, meski masih terkesan dingin, tetapi tidak lagi menghindari keberadaan Ameera. Bahkan, sesekali ia memberikan senyuman tipis, sesuatu yang hampir mustahil ia lakukan sebelumnya.“Mas Alvan sudah mau berangkat?” tanya Ameera kepada suaminya yang sedang bersiap-siap.Menoleh sekilas ke arah sumber suara, sosok jangkung itu hanya membalas dengan mengangguk singkat. “Hm.” Mengulum tipis bibir bawahnya, Ameera berjalan menghampiri suaminya. “Biar aku bantu, Mas.” Tangan putih perempuan itu terulur untuk merapikan kemeja yang dikenakan Alvan, sebelum kemudian menimpanya dengan stelan jas berwarna hitam, semakin menambah kesa

  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 50 || Air Mata Ameera

    Alunan pelan dari musik jazz melayang di udara, membaur dengan suara gelas yang beradu, serta tawa samar dari para pengunjung bar. Di sudut ruang VIP, Alvan duduk termangu dengan tubuh tertunduk. Sebelah tangan-nya menggenggam gelas whisky yang masih penuh, sementara pandangan-nya kosong, seolah tenggelam dalam dunia lain.Zerioun yang baru saja sampai setelah sebelumnya membuat janji temu, memperhatikan Alvan dari kejauhan dengan kedua alis bertaut. Seperti yang ia ketahui, sahabat karibnya itu bukan tipe orang yang mudah goyah, bahkan terhadap hal-hal besar sekalipun. Lantas, apa yang membuatnya hingga tampak tak berdaya seperti ini?“Ada apa dengan-nya, Jay? Kenapa dia terlihat sangat buruk?” Sembari berjalan menghampiri kursi tempat di mana Jay dan Alvan berada, Zerioun bertanya.“Tuan Zerioun.” Jay segera menunduk sekilas pada Zerioun sebelum kemudian melirik sosok di sebelahnya yang sedari tadi termenung dalam diam. “Tuan Muda sedang dalam kondisi hati yang buruk. Sepertinya, in

  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 49 || Serangan Balik

    Alvan berjalan perlahan menghampiri Ameera. Setiap kali kakinya melangkah, ia merasa bagai menginjak ranjau menuju jurang kehancuran. Ruangan di sana mungkin penuh dengan kilau cahaya, tawa renyah dari para tamu, serta aroma bunga yang semerbak. Namun, bagi Alvan, semua itu tidak berarti dan terasa begitu hampa.Di tempatnya, Ameera berdiri membeku dengan pandangan tertuju lurus ke depan. Setiap detik yang berlalu, terasa seperti beban yang menghimpit hatinya. Rasa sakit itu terlalu nyata, terlalu dalam untuk diungkapkan dengan kata-kata. Semua harapan dan impian yang dibawanya, telah hancur berkeping-keping di hadapan pemandangan yang menyakitkan ini.“Akhirnya pulang juga. Dari mana saja kamu, Ameera? Seharian keluyuran tidak jelas!” sengit Bianca memecah keheningan di antara Alvan dan Ameera. “Mama,” tegur Brian pada sang istri. Bisa dikatakan, jika acara kali ini begitu dadakan, sehingga Brian merasa cemas kalau-kalau Ameera tidak mengetahuinya dan membuatnya terkejut.Bianca mend

  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 48 || Debu Mimpi Yang Terhempas Angin

    Gelapnya malam menyelimuti, menyisakan samar-samar sinar rembulan yang menembus tirai jendela dan menerangi wajah Ameera yang terlelap tenang dalam tidur. Di antara keheningan yang ada, Alvan duduk di tepi ranjang, mengamati perempuan di pembaringan dengan tatapan lembut. Selepas menghadiri rapat dan menyelesaikan urusan pentingnya, Alvan memutuskan untuk kembali ke mansion. Bukan tanpa sebab, di tengah persitegangan yang terjadi siang tadi, diam-diam Alvan terkejut saat tanpa sengaja melihat tangan Ameera yang terluka. Namun, karena situasi saat itu cukup panas, Alvan memilih menahan egonya dan bersikap seolah-olah tidak peduli. Dan, sekarang, dia datang untuk memastikan keadaan perempuan itu.“Terluka sampai seperti ini, dan dia sama sekali tidak mengadukan-nya padaku.” Alvan menatap garis luka di tangan Ameera dengan sedikit ngilu. Rasa bersalah dan khawatir, seketika merayapi relung hatinya, membuat Alvan semakin terpukul. Bagaimana bisa, perempuan itu menanggung semua penderitaan

  • SUAMI PENGGANTI Untuk Wanita Islami   Bab 47 || Terperanjat

    Ameera berdiri di tengah ruangan dengan tubuh gemetar. Kening putihnya berkerut, kedua tangan kecilnya meremas erat ujung gamis yang dikenakan, sementara air matanya mulai menggenang di pelupuk mata, menantikan nasib buruk yang sebentar lagi mungkin akan menimpanya. Saat ini, tepat di hadapan-nya, Bianca tengah menatapnya dengan sorot mata penuh amarah.Tidak sendirian, di sekeliling mereka juga terdapat para pelayan yang berdiri dengan kepala menunduk, seolah enggan terlibat dalam persitegangan ini. Namun, sangat disayangkan, tidak satupun dari mereka yang berani menolak perintah Bianca untuk ikut serta dalam menyidang. Semua ini bermula ketika Ameera tanpa sengaja menemukan sebuah miniatur milik Alex saat sedang merapikan ruang penyimpanan di belakang mansion. Bianca yang kebetulan lewat, terkejut dan langsung murka begitu melihat barang milik mediang putranya berada di tangan Ameera. “Kamu tahu apa kesalahanmu, Ameera?” tanya wanita paruh baya itu penuh intimidasi.“Maaf, Ma. Amee

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status