All Chapters of Istri Kedua: Melahirkan Putra sang Presdir: Chapter 51 - Chapter 60

100 Chapters

51. Rencana Jahat

**“Baiklah, kalau maumu begitu. Kamu yang menantang, maka aku nggak akan keberatan menanggapimu. Justru dengan senang hati. Kamu yang menyulut api, Willy. Jadi jangan menyesal kalau sekarang kamu terbakar.”Rachel menyeringai dingin dengan sepasang obsidian memicing tajam, memandang ke arah sepasang insan yang tengah saling mendekap di dalam kamar itu. Ada kobaran api yang menyala pada kedua manik gelapnya.“Kamu nggak tahu sedang berhadapan dengan siapa, Binar.”Ia membalikkan badan, lantas kembali menaiki tangga menuju kamarnya di lantai dua.Tadinya Rachel memang hanya berpura-pura tidur lelap. Ia ingin tahu apa yang akan dilakukan sang suami sebab sedari pagi pria itu terlihat gelisah. Dan ya, ternyata perasaan itu terbukti. William meninggalkannya diam-diam untuk menemui istri keduanya –yang di mata Rachel luar biasa menyebalkan.“Aku nggak akan menggunakan empati lagi sekarang, Binar. Karena aku sudah melakukannya, tapi kamu mengabaikanku.”Rachel meraih ponselnya yang teronggo
last updateLast Updated : 2024-06-18
Read more

52. Belum Terlambat

**Seluruh tubuh Binar mendadak tremor begitu ia melihat darah yang pekat menetes di atas lantai, di sela-sela kakinya. Air mata turut luruh membasahi pipi, ia menangis tanpa suara.“Tu-Tuan William ….” bisiknya dengan suara yang tercekat di tenggorokan. Jangankan berteriak, berkata-kata saja ia tidak sanggup. Perempuan yang sebentar lagi akan berusia dua puluh enam tahun ia berusaha membawa tubuh gemetarnya bergerak. Bagaimanapun ia harus mencari pertolongan.Setengahnya Binar tak habis pikir, mengapa suasana rumah sepi sekali saat ini.“T-tolong aku ….” Binar menyeret langkah, membawa tubuhnya menuju arah ruang belakang, yang mana para maid biasanya berada di sana. Sembari meringis kesakitan dan tertatih-tatih nyaris jatuh, ia terus melangkah.“Ya Tuhan … tolong, siapapun, tolong aku ….”Hingga ketika Binar rasa tidak lagi bisa bertahan sebab rasa sakit pada perut bagian bawahnya kian intens serta pandangan matanya berkunang-kunang, suara seruan tertahan menggema dari arah pintu m
last updateLast Updated : 2024-06-19
Read more

53. We Both Love You

**Gio menggenggam ponselnya erat-erat, tak peduli jika nantinya benda itu akan remuk sebab cengkeraman yang terlampau erat. Panggilan telepon dengan Rachel masih tersambung, namun pria itu tetap terdiam di tempat. Ia menoleh pelan kepada Binar yang masih tertidur lelap, memutuskan menjauh dari sana agar tidak mengganggu.“Apa maksudmu, keparat?” geramnya penuh amarah saat sudah keluar dari kamar perawatan Binar. “Apa yang kamu lakukan kepada Binar? Dasar perempuan jahat!”Tawa sumbang Rachel terdengar menggema dari seberang. Gio mendesis sembari menggigit bibir. Ingin rasanya ia membanting ponselnya, namun akal sehat masih menahan. Akhirnya pria itu hanya menghempaskan tubuhnya di atas kursi sementara menarik rambutnya sendiri.“Aku sudah mengatakannya berulang-ulang kali kepadamu, Gio. Kalau kamu terlambat mengamankan Binar, maka aku akan bertindak sendiri.”Suara itu kedengaran begitu bengis. “Kamu lihat sendiri, aku nggak pernah main-main dengan ucapanku. Aku serius.”“Aku tidak a
last updateLast Updated : 2024-06-20
Read more

54. Maju Mundur

**“Kalau kamu tidak melakukan apapun saat ini, aku tidak yakin apakah perempuan itu akan baik-baik saja saat dia kembali datang di rumahku nanti.”Hati Gio terasa mencelos ketika sebaris pesan virtual itu terbaca pada layar ponselnya. Ia mengulum bibir, merasa frustasi dengan kenekatan Rachel yang semakin hari semakin tidak bisa dikondisikan.“Apa-apaan perempuan ini?” desis Gio geram sekali. Ia memilih mengabaikan pesan itu dan menganggapnya hanya gertakan semata, namun detik berikutnya ponselnya kembali berdering lagi. Ada pesan masuk yang kedua.Rachel mengirimkan gambar sebilah pisau yang tampak tajam dan berkilau. Membuat Gio berjengit kaget.Di bawah gambar itu, tersemat caption ‘Coming Soon’.Rachel memang tidak waras.“Sialan!” Gio berseru sendirian. Mendadak saja otaknya yang biasanya cemerlang tidak bisa ia gunakan untuk berpikir. “Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku nggak bisa lihat perempuan itu menyakiti Binar. Aku jelas nggak bisa melakukan apapun untuk mencegahnya
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

55. Tes DNA?

**Tiga hari Binar dirawat di rumah sakit, ini adalah hari terakhir. Akhirnya perempuan itu sudah boleh pulang hari ini. Seharusnya orang tidak senang ketika harus sakit, namun untuk Binar, ini adalah pengecualian. Beberapa hari ini William menjadi sangat perhatian kepadanya, dan rasanya Binar rela sakit terus agar bisa bersama lebih lama dengan suaminya itu.William sudah memasukkan barang-barang Binar ke dalam travel bag dan bersiap bertolak dari rumah sakit, ketika salah seorang perawat datang memanggilnya.“Ada sesuatu yang harus dokter bicarakan dengan Tuan,” tutur perawat muda itu.William mengangguk. Tidak masalah baginya, sebab belakangan perawatan Binar sudah kembali diambil alih oleh Dokter Ardi. Jadi pria itu pikir, kali ini pun Dokter Ardi yang akan ia temui.Di tengah jalan, ternyata gadis perawat itu berkata lain.“Dokter Gio menunggu anda di ruangannya, Tuan. Silahkan masuk, ruangannya ada di sebelah sini.” Gadis perawat itu membukakan pintu yang berada di dekatnya, dan
last updateLast Updated : 2024-06-23
Read more

56. Jangan Pergi

**William sama sekali tidak tahu, mimpi buruk apa yang sedang ia dengar ini. Pria rupawan itu hanya bisa diam tertegun dengan amarah menggelegak, terpancar dari sepasang obsidian bening yang kini nyalang dan memerah.“Kau pikir aku akan percaya begitu saja dengan apa yang kau katakan ini, sial!” desis William. Ia berkata demikian kendati hatinya sudah seperti ditikam dengan pedang tajam. Ia sama sekali tidak mengenal Binar sebelum ini, jadi bagaimana ia bisa seratus persen percaya dengan perempuan itu?Walaupun Binar adalah perempuan yang kini dicintainya. Walaupun status Binar adalah istrinya yang sah. Namun jika ada berita seperti ini, bagaimana kepercayaan William tidak goyah? TIdak mungkin.Hanya karena mempertahankan harga diri, William masih tampak angkuh dan tegak. Padahal dalam hatinya, ia sedang jatuh tersungkur ditikam kenyataan yang Gio sodorkan.“Aku tidak butuh kepercayaanmu.” Gio melanjutkan dengan jumawa. Pria itu tahu, ada getar dalam sorot mata sang presdir. Dan kare
last updateLast Updated : 2024-06-26
Read more

57. Terhasut

**Gio hanya bisa tertegun di tempat, tidak tahu harus melakukan apa untuk membujuk Binar. Perempuan itu sama sekali tidak bisa didekati. Ia hanya terus menangis dan meratap, menyebut nama William.Sampai pada titik ini, Gio akhirnya menyesali perbuatan bodohnya yang memaksa salah satu rekan laboratorium untuk menerbitkan laporan palsu. Gio bisa saja dijebloskan ke dalam penjara jika perbuatannya terungkap. Dalam hal ini pria muda itu mensyukuri sikap William yang percaya begitu saja tanpa menelusuri kebenarannya terlebih dahulu.“Tuan William … aku akan pulang dan membuktikan bahwa ini benar-benar bayinya.”Gio tersentak kaget tatkala Binar tiba-tiba beranjak dari lantai. Tergesa-gesa perempuan itu mengayun langkah keluar ruangan.“Binar, tunggu dulu! Kamu masih lemah, jadi jangan melangkah cepat-cepat seperti itu!”“Apa pedulimu, ha? Apa pedulimu, sial!”“Binar! Sebentar ….” Gio berusaha mengejar dan meraih pergelangan tangan perempuan bersurai panjang yang pucat pasi itu. Bisa saja
last updateLast Updated : 2024-06-28
Read more

58. It Hurts

**Sepuluh hari setelah kejadian itu.Ini adalah pertama kalinya Juliana Aarav melihat sang putra setelah acara pernikahan yang berlangsung kurang lebih tujuh bulan silam. Wanita yang menderita kelumpuhan kaki akibat stroke itu tersenyum tatkala William datang di penthouse-nya yang berada di Singapura. Bukan tanpa alasan orang tua William tinggal di luar negeri. Selain untuk mengurus bisnis mereka yang kebetulan memang berbasis di sana, juga agar lebih mudah untuk mendapatkan pengobatan. Selama setahun belakangan, kondisi Juliana Aarav tidak terlalu baik. Wanita yang berusia hampir enam puluh lima tahun itu harus keluar masuk rumah sakit. Sebab sang suami, Rajendra Aarav sudah berpulang tiga tahun silam, Juliana mengurus sendiri bisnis toko perhiasan miliknya. William sudah berkali-kali mengingatkan sang ibu untuk berhenti bekerja, namun wanita itu tidak setuju.“Lihat siapa yang datang.” Juliana menggulir roda kursinya mendekati William yang baru saja membuka pintu kamar, Wanita itu
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

59. It Hurts (2)

**Lima hari berlalu.Binar masih menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menangisi William yang sama sekali tidak ingin bertemu atau berbicara dengan dirinya sejak hari itu. Jadi Binar terpaksa pulang ke rumah orang tuanya, membawa rasa malu yang mendalam. Tidak ada yang berpihak kepadanya di dalam rumah itu, kecuali mungkin sang ayah yang walaupun begitu kecewa namun masih memiliki simpati. Selebihnya, ia hanya menerima cibiran dan sikap sarkas yang menyakitkan dari ibu dan adik tirinya.Terlebih-lebih lagi, Gio datang menemuinya setiap kali memiliki waktu luang. Menghibur, menyemangati, dan berusaha memenuhi kebutuhan apapun yang Binar perlukan.“Jangan datang lagi,” tutur perempuan itu hari ini, saat Gio untuk ke sekian kali datang menemuinya di rumah. “Aku nggak ingin melihatmu lagi, Mas.”“Aku akan tetap datang walaupun kamu nggak mau melihatku, Binar.” Gio memandangi perempuan ayu itu, yang sedang termangu di tepi jendela. Ingin rasa hati memeluknya hingga rasa sedihnya mer
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

60. Untuk Terakhir Kalinya

**“Kamu yakin akan membawa dia ketemu sama William?” Rudy Gunawan berujar dengan ragu kepada Gio, yang siang itu meminta izin kepadanya untuk mengantarkan Binar menemui pria yang masih berstatus sebagai suaminya. “Ayah khawatir Binar akan semakin sedih karena mendapatkan perlakuan yang tidak baik di sana.”“Ada aku,” tukas Gio dengan senyum samar. “Aku nggak akan membiarkan mereka melakukan sesuatu yang akan menyakiti Binar, Ayah.”Rudy menghela napas. Ia tidak yakin, namun tidak memiliki pilihan lain. Terlebih lagi kala ia lihat sang putri yang sudah duduk tenang di dalam mobil, kendati Gio masih berada di dalam rumah.“Sepertinya Binar sungguh-sungguh mencintai William. Ayah nggak mengira ini akan terjadi, sebab perjanjian awalnya adalah, Binar dibebaskan pergi setelah melahirkan keturunan yang akan ia serahkan kepada William.”Gio menunduk lesu. “Ini kesalahanku. Aku yang membuat semuanya jadi berantakan seperti ini.”Membuat yang lebih tua turut mengalihkan pandang kepadanya. Gio
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status