**Binar bermaksud menarik dirinya dan menjauh dari William setelah melihat dan mendengar betapa murka sang nyonya rumah saat itu, namun sang suami menahan tubuhnya. Membiarkannya tetap dalam pelukan, meskipun di luar kamar, kini Rachel menatapnya dengan mata terbelalak penuh emosi.“Willy? Kenapa kamu memeluk dia seperti itu? Untuk apa kamu lakukan itu?” Wanita jelita itu terdengar seperti nyaris menangis saat mengatakannya. Ia menghentakkan kaki dengan tidak sabar.“Binar sedang sedih, Rachel. Hanya pelukan nggak ada salahnya, kan?”“Nggak ada salahnya, kamu bilang? Kamu memeluk perempuan lain di depan kedua mataku, dan kamu pikir itu nggak salah?”William sudah hampir kembali melayangkan argumen, namun Binar berhasil menarik dirinya menjauh terlebih dahulu.“Saya nggak apa-apa, Tuan. Tuan bisa meninggalkan saya sekarang–”“Nggak usah sok suci, kamu! Jujur saja, kamu juga senang kan mencuri kesempatan dalam kesempitan seperti itu? Aku tahu, kamu itu perempuan seperti apa!”Binar ter
Last Updated : 2024-05-28 Read more