Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 501 - Chapter 510

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 501 - Chapter 510

949 Chapters

Bab 501

Resnu tidak sempat lagi memaki ahli batu yang mengkhianatinya, saat ini yang paling penting adalah bertahan hidup. Dia harus segera memanggil seseorang untuk menyelamatkannya.Resnu teringat wanita berwajah cantik yang duduk di ranjang dengan wajah pucat karena ketakutan. Saat ini, hanya dia yang bisa menelepon untuk meminta bantuan. Resnu memaki, "Dasar wanita jalang, masih bengong saja? Cepat panggil ambulans!"Wanita cantik itu pun tahu bahwa situasi telah menjadi serius. Sekarang pembunuhnya sudah pergi, dia juga merasa aman. Dia segera mengeluarkan teleponnya dan menekan nomor darurat dengan tangan gemetaran.Saat ambulans tiba, darah telah menggenang di bawah tubuh Kadir dan Resnu. Jika ambulans datang lebih lambat sedikit saja, keduanya pasti akan mati karena kehabisan darah. Untungnya, ambulans tiba tepat waktu.Setelah perawatan darurat yang dilakukan oleh petugas medis, nyawa Kadir dan Resnu berhasil diselamatkan. Mereka segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan peraw
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 502

Sebaiknya menunggu efek obat benar-benar hilang, jika tidak, hal buruk bisa terjadi."Jangan gerak dulu, tunggu sebentar," kata Tirta."Nggak mau ... sebal deh! Kamu ini tahunya menindas orang saja. Nggak lihat seberapa mendesaknya aku sekarang? Kamu ini malah nggak mau memuaskanku. Aku sudah nggak tahan lagi .... Kalau nggak percaya, lihat saja ini ...."Bella bahkan ingin menunjukkannya kepada Tirta."Ugh ...." Tirta bahkan hampir mencubit pahanya sendiri hingga membiru untuk menahan dirinya.Seiring berjalannya waktu, efek obat perangsang itu pun mulai memudar. Bella juga tidak lagi mengucapkan hal-hal yang menggoda. Kini dia tampak agak bingung dengan pandangan kosong yang menatap langit-langit.Setelah beberapa saat kemudian, Bella baru tersadar sepenuhnya. Sekujur tubuhnya terasa pegal dan sakit, seolah-olah baru saja dilindas oleh kereta api. Tenaganya terkuras habis dan terasa lemas. Mungkin bisa dibilang, rasanya seperti baru saja dinodai oleh beberapa pria ....Sorot mata Bel
last updateLast Updated : 2024-09-30
Read more

Bab 503

Bella merasa tubuhnya sangat panas dan gelisah, bahkan mengeluarkan suara rintihan yang memancing imajinasi liar. Dalam kondisi setengah sadar, dia masih memiliki sedikit ingatan. Sepertinya memang benar bahwa dia yang melepas pakaiannya sendiri.Dia mulai percaya dengan apa yang dikatakan Tirta. Dengan malu, dia melirik Tirta. "Jadi ... gimana kamu tahu cara menghilangkan efek obat ini? Bukankah obat seperti ini hanya bisa diatasi dengan ... cara itu?"Tirta tersenyum tipis. "Aku sudah pernah bilang, mengamati batu itu cuma hobiku. Pekerjaan utamaku adalah sebagai dokter. Aku punya klinik sendiri di Desa Persik, jadi keahlianku dalam mengobati penyakit dan racun sudah terlatih.""Racun yang nggak bisa diatasi orang lain, bagiku hanya masalah kecil," lanjut Tirta dengan tenang.Barulah Bella menyadari betapa hebatnya kemampuan Tirta sebenarnya. Namun, sebagai putri Keluarga Purnomo yang terhormat, dia merasa sangat marah karena Resnu berani memberinya obat seperti itu. Memangnya Resnu
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 504

Bella menceritakan semua kejadiannya kepada ayahnya. Darwan langsung naik pitam. "Resnu sialan, berani-beraninya turun tangan pada putriku? Besar sekali nyalinya! Dia kira Keluarga Purnomo takut padanya?" Setelah itu, Darwan menghiburnya, "Bella, nggak usah khawatir. Aku akan bicarakan masalah ini sama ayah Resnu. Keluarga mereka harus beri penjelasan pada kita. Kamu harus lebih hati-hati di sana, jaga dirimu baik-baik."Bella mengangguk. "Baik, Ayah. Ayah cepat istirahat."Setelah menutup telepon, Bella menatap Tirta dengan perasaan bersalah. "Maaf, Tirta, semua ini salahku. Kalau bukan karena aku memaksamu datang, kamu juga nggak akan terlibat masalah Resnu."Tirta tidak tertarik dengan masalah Resnu dan Bella. Kini, dia punya dendam pribadi pada Resnu."Sudahlah, nggak perlu begitu. Setelah selesai melihat batu mentah kali ini, jangan cari aku lagi. Kalau nggak, nanti aku akan terlibat masalah lain lagi."Usai bicara, Tirta berencana untuk kembali ke kamarnya beristirahat. Bella ti
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 505

Untuk menghindari masalah lebih lanjut, Bella telah menghubungi anggota keluarganya tadi malam. Dia tidak menyangka bahwa yang datang adalah Pasha, adik sepupunya. Di pertemuan keluarga sebelumnya, dia pernah bertemu beberapa kali dengan Pasha."Nggak kusangka mereka akan mengutusmu, Pasha."Wajah Pasha menunjukkan senyuman yang hangat. "Kak Bella datang untuk mengawasi pekerjaan secara langsung, tentu saja aku harus menjamu Kak Bella dengan baik. Ada bawaan yang perlu kubantu bawakan nggak?" Melihat Bella dan Tirta yang tidak membawa apa pun, Pasha bertanya dengan penasaran.Bella menggelengkan kepalanya. "Kami datang untuk kerja, bukan liburan. Jadi, tentu saja harus minim bawaan."Pasha kembali tersenyum hangat, lalu membuka pintu mobil dan mempersilakan kedua orang itu untuk masuk."Ucapan Kak Bella benar. Kakak masih tetap memesona dan cekatan seperti biasanya. Oh ya, aku dengar, Pak Resnu juga ikut datang? Kenapa nggak kelihatan orangnya?"Mendengar Pasha menanyakan tentang Resnu
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 506

Resnu bisa merasakan betapa marahnya Chandra hanya dari nada bicaranya. Bisa dibayangkan betapa memalukan situasinya ketika Chandra yang tidak tahu apa pun, didatangi oleh Darwan Menghadapi amarah ayahnya, Resnu hanya bisa memberikan penjelasan dengan terbata-bata."Ayah, dengarkan penjelasanku. Ini bukan salahku sepenuhnya. Aku mengikuti Bella untuk memilih batu kali ini dan bahkan berbaik hati mengundang ahli untuk membantunya.""Tapi siapa sangka, Bella juga mendatangkan seorang ahli. Si Tirta berengsek itu terlalu dekat sama Bella, jadi aku benar-benar nggak bisa bersabar lagi dan melakukan hal seperti itu. Kalau bisa berhasil meniduri Bella dan jadi menantu Keluarga Purnomo, bukankah itu juga menguntungkan bagi keluarga kita?""Siapa tahu ... ternyata gagal."Saking marahnya, Chandra terus mengumpat. "Omong kosong! Kalau dia memang suka padamu, kalian pasti sudah jadian sedari awal. Apa perlu tunggu sampai sekarang? Selain itu, berani-beraninya kamu pakai obat?""Sekarang ini Kelu
last updateLast Updated : 2024-10-01
Read more

Bab 507

Tak lama kemudian, mereka tiba di kaki sebuah pegunungan yang indah dan tenang. Pasha menghentikan mobilnya dan berkata kepada kedua orang di kursi belakang, "Kak Bella, Pak Tirta, kita sudah sampai.""Tapi karena hutan pegunungan ini sangat lebat, kendaraan nggak bisa masuk. Kita harus naik kereta gantung untuk ke atas dan berjalan sedikit sebelum sampai ke lokasi. Maaf kalau ini merepotkan kalian."Bella melambaikan tangannya dengan santai. "Nggak masalah. Aku bukan putri yang manja, jalan sedikit di pegunungan bukan masalah besar."...Beberapa saat kemudian, Tirta, Bella, dan Pasha menaiki kereta gantung, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Akhirnya, mereka tiba di lokasi tambang batu giok yang terletak di tengah-tengah pegunungan yang megah.Pegunungan tinggi yang menjulang tampak saling terhubung, tertutup oleh tumbuhan hijau yang sangat lebat. Udara terasa segar, dikelilingi oleh pemandangan yang indah dengan suara kicauan burung dan aroma bunga di sekitar mere
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 508

Dipimpin oleh Pasha, Tirta dan Bella tiba di sebuah pondok kecil yang indah di tengah hutan pegunungan. Seperti yang dijanjikan Pasha, tempat itu telah dipenuhi dengan berbagai hidangan lezat khas pegunungan.Sambil menikmati udara segar pegunungan, mereka menyantap sayuran dan jamur hutan yang segar, ditemani pemandangan alam yang luar biasa. Tempat ini benar-benar memberi kesan seperti sebuah resor pegunungan.Makan siang itu terasa sangat santai. Tanpa kehadiran Resnu, wajah Bella tampak lebih cerah dan gembira. Tirt berdecak kagum, "Pemandangan di sini memang unik dan indah sekali. Kalau ada kesempatan lagi nanti, aku ingin bawa Bibi dan Kak Melati ke sini untuk berlibur. Ini pasti akan jadi pengalaman yang menyenangkan."Pasha menuangkan anggur sambil tersenyum, "Kalau baru pertama kali datang memang rasanya sangat menyenangkan. Tapi kalau sudah lama di sini, pemandangannya jadi terasa biasa-biasa saja.""Yang namanya berlibur itu hanyalah pindah dari tempat yang sudah membuatmu b
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 509

Terdengar teriakan Dirga dari ujung telepon, tetapi Pasha telah mengakhiri panggilan tersebut.....Keesokan paginya, Tirta dan Bella telah mandi dan sarapan. Setelah itu, mereka mengikuti Pasha untuk memeriksa progress penambangan batu giok. Meski berada di dalam pegunungan, cuaca tetap terasa sangat panas.Ditambah lagi, pepohonan di daerah itu sudah ditebang semuanya. Berkeliling di bawah terik matahari membuat keringat di tubuh mereka mengalir deras. Pakaian mereka sudah basah sepenuhnya hingga hampir meneteskan air. Rasa panas dan lembap yang menempel di kulit membuat mereka merasa sangat tidak nyaman.Melihat keadaan Bella dan Tirta yang kelelahan, Pasha menjelaskan, "Memang begitulah kondisinya di pegunungan. Sedikit aktivitas saja sudah bisa buat kita berkeringat deras."Bella yang sangat menjaga kebersihan, mengusulkan, "Gimana kalau kita kembali ke kamar dan mandi?"Namun, Pasha menggelengkan kepala. "Maaf, Kak Bella. Sayangnya, fasilitas mandi di kamar sedang rusak dan masih
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more

Bab 510

Bella langsung duduk di atas batu di tepi kolam dengan napas terengah-engah. Wajahnya yang cantik kini memerah karena kelelahan. Rambut-rambut halus di samping wajahnya menempel pada pipinya karena keringat yang mengalir deras dan menetes menyusuri dagunya."Aku nggak sanggup lagi .... Aku benar-benar nggak sanggup berjalan selangkah pun lagi," katanya dengan napas berat.Sementara itu, Tirta yang memiliki fisik kuat, tidak merasa kelelahan sedikit pun. Hanya saja, seluruh tubuhnya basah kuyup oleh keringat. Bahkan celana pendeknya juga dibasahi oleh keringat yang menetes, membuatnya merasa sangat gerah."Panas sekali! Matahari di pegunungan ini benar-benar menyengat. Aku harus mendinginkan diri dulu," kata Tirta.Tanpa menunggu Pasha berbicara, Tirta langsung melepas pakaiannya dengan cepat. Dengan celana pendek yang tersisa, Tirta lalu melompat ke dalam kolam yang sejuk.Kemudian, dia muncul kembali ke permukaan air dengan wajah yang tampak puas. "Wah, airnya segar sekali! Bella, kau
last updateLast Updated : 2024-10-02
Read more
PREV
1
...
4950515253
...
95
DMCA.com Protection Status