Untuk menghindari masalah lebih lanjut, Bella telah menghubungi anggota keluarganya tadi malam. Dia tidak menyangka bahwa yang datang adalah Pasha, adik sepupunya. Di pertemuan keluarga sebelumnya, dia pernah bertemu beberapa kali dengan Pasha."Nggak kusangka mereka akan mengutusmu, Pasha."Wajah Pasha menunjukkan senyuman yang hangat. "Kak Bella datang untuk mengawasi pekerjaan secara langsung, tentu saja aku harus menjamu Kak Bella dengan baik. Ada bawaan yang perlu kubantu bawakan nggak?" Melihat Bella dan Tirta yang tidak membawa apa pun, Pasha bertanya dengan penasaran.Bella menggelengkan kepalanya. "Kami datang untuk kerja, bukan liburan. Jadi, tentu saja harus minim bawaan."Pasha kembali tersenyum hangat, lalu membuka pintu mobil dan mempersilakan kedua orang itu untuk masuk."Ucapan Kak Bella benar. Kakak masih tetap memesona dan cekatan seperti biasanya. Oh ya, aku dengar, Pak Resnu juga ikut datang? Kenapa nggak kelihatan orangnya?"Mendengar Pasha menanyakan tentang Resnu
Resnu bisa merasakan betapa marahnya Chandra hanya dari nada bicaranya. Bisa dibayangkan betapa memalukan situasinya ketika Chandra yang tidak tahu apa pun, didatangi oleh Darwan Menghadapi amarah ayahnya, Resnu hanya bisa memberikan penjelasan dengan terbata-bata."Ayah, dengarkan penjelasanku. Ini bukan salahku sepenuhnya. Aku mengikuti Bella untuk memilih batu kali ini dan bahkan berbaik hati mengundang ahli untuk membantunya.""Tapi siapa sangka, Bella juga mendatangkan seorang ahli. Si Tirta berengsek itu terlalu dekat sama Bella, jadi aku benar-benar nggak bisa bersabar lagi dan melakukan hal seperti itu. Kalau bisa berhasil meniduri Bella dan jadi menantu Keluarga Purnomo, bukankah itu juga menguntungkan bagi keluarga kita?""Siapa tahu ... ternyata gagal."Saking marahnya, Chandra terus mengumpat. "Omong kosong! Kalau dia memang suka padamu, kalian pasti sudah jadian sedari awal. Apa perlu tunggu sampai sekarang? Selain itu, berani-beraninya kamu pakai obat?""Sekarang ini Kelu
Tak lama kemudian, mereka tiba di kaki sebuah pegunungan yang indah dan tenang. Pasha menghentikan mobilnya dan berkata kepada kedua orang di kursi belakang, "Kak Bella, Pak Tirta, kita sudah sampai.""Tapi karena hutan pegunungan ini sangat lebat, kendaraan nggak bisa masuk. Kita harus naik kereta gantung untuk ke atas dan berjalan sedikit sebelum sampai ke lokasi. Maaf kalau ini merepotkan kalian."Bella melambaikan tangannya dengan santai. "Nggak masalah. Aku bukan putri yang manja, jalan sedikit di pegunungan bukan masalah besar."...Beberapa saat kemudian, Tirta, Bella, dan Pasha menaiki kereta gantung, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Akhirnya, mereka tiba di lokasi tambang batu giok yang terletak di tengah-tengah pegunungan yang megah.Pegunungan tinggi yang menjulang tampak saling terhubung, tertutup oleh tumbuhan hijau yang sangat lebat. Udara terasa segar, dikelilingi oleh pemandangan yang indah dengan suara kicauan burung dan aroma bunga di sekitar mere
Dipimpin oleh Pasha, Tirta dan Bella tiba di sebuah pondok kecil yang indah di tengah hutan pegunungan. Seperti yang dijanjikan Pasha, tempat itu telah dipenuhi dengan berbagai hidangan lezat khas pegunungan.Sambil menikmati udara segar pegunungan, mereka menyantap sayuran dan jamur hutan yang segar, ditemani pemandangan alam yang luar biasa. Tempat ini benar-benar memberi kesan seperti sebuah resor pegunungan.Makan siang itu terasa sangat santai. Tanpa kehadiran Resnu, wajah Bella tampak lebih cerah dan gembira. Tirt berdecak kagum, "Pemandangan di sini memang unik dan indah sekali. Kalau ada kesempatan lagi nanti, aku ingin bawa Bibi dan Kak Melati ke sini untuk berlibur. Ini pasti akan jadi pengalaman yang menyenangkan."Pasha menuangkan anggur sambil tersenyum, "Kalau baru pertama kali datang memang rasanya sangat menyenangkan. Tapi kalau sudah lama di sini, pemandangannya jadi terasa biasa-biasa saja.""Yang namanya berlibur itu hanyalah pindah dari tempat yang sudah membuatmu b
Terdengar teriakan Dirga dari ujung telepon, tetapi Pasha telah mengakhiri panggilan tersebut.....Keesokan paginya, Tirta dan Bella telah mandi dan sarapan. Setelah itu, mereka mengikuti Pasha untuk memeriksa progress penambangan batu giok. Meski berada di dalam pegunungan, cuaca tetap terasa sangat panas.Ditambah lagi, pepohonan di daerah itu sudah ditebang semuanya. Berkeliling di bawah terik matahari membuat keringat di tubuh mereka mengalir deras. Pakaian mereka sudah basah sepenuhnya hingga hampir meneteskan air. Rasa panas dan lembap yang menempel di kulit membuat mereka merasa sangat tidak nyaman.Melihat keadaan Bella dan Tirta yang kelelahan, Pasha menjelaskan, "Memang begitulah kondisinya di pegunungan. Sedikit aktivitas saja sudah bisa buat kita berkeringat deras."Bella yang sangat menjaga kebersihan, mengusulkan, "Gimana kalau kita kembali ke kamar dan mandi?"Namun, Pasha menggelengkan kepala. "Maaf, Kak Bella. Sayangnya, fasilitas mandi di kamar sedang rusak dan masih
Bella langsung duduk di atas batu di tepi kolam dengan napas terengah-engah. Wajahnya yang cantik kini memerah karena kelelahan. Rambut-rambut halus di samping wajahnya menempel pada pipinya karena keringat yang mengalir deras dan menetes menyusuri dagunya."Aku nggak sanggup lagi .... Aku benar-benar nggak sanggup berjalan selangkah pun lagi," katanya dengan napas berat.Sementara itu, Tirta yang memiliki fisik kuat, tidak merasa kelelahan sedikit pun. Hanya saja, seluruh tubuhnya basah kuyup oleh keringat. Bahkan celana pendeknya juga dibasahi oleh keringat yang menetes, membuatnya merasa sangat gerah."Panas sekali! Matahari di pegunungan ini benar-benar menyengat. Aku harus mendinginkan diri dulu," kata Tirta.Tanpa menunggu Pasha berbicara, Tirta langsung melepas pakaiannya dengan cepat. Dengan celana pendek yang tersisa, Tirta lalu melompat ke dalam kolam yang sejuk.Kemudian, dia muncul kembali ke permukaan air dengan wajah yang tampak puas. "Wah, airnya segar sekali! Bella, kau
Memikirkan hal ini, senyuman di wajah Pasha semakin merekah, seakan-akan sudah bisa membayangkan adegan ular piton itu menelan kedua orang tersebut.....Bella yang tidak tahu tentang rencana jahat Pasha, begitu terpesona dengan kejernihan air kolam itu sehingga ingin ikut mandi. Namun karena Tirta ada di sana, dia tidak bisa melepaskan pakaiannya sepenuhnya. Akhirnya, dia memutuskan untuk masuk ke air dengan tetap mengenakan pakaiannya, lalu bermain air dengan gembira."Wah ... ini benar-benar segar sekali!" katanya dengan riang.Bella yang biasanya tampil anggun sebagai putri Keluarga Purnomo, kini tampak seperti gadis polos yang bermain air dengan bebas. Setelah pakaiannya basah, pakaian dalam berwarna hitam yang tersembunyi di balik bajunya mulai terlihat samar-samar.Siluet tubuhnya yang menggoda juga tampak jelas di balik air. Kulitnya yang putih semakin terlihat lembut dan cerah di bawah cahaya matahari yang menyinari air jernih. Penampilan ini membuatnya terlihat seperti batu g
Yang tidak diketahui oleh Pasha adalah, setelah Tirta menyelam, dia melihat sebuah bayangan hitam yang besar menyeret Bella ke kedalaman air. Tirta menyadari bahwa meskipun permukaan kolam tampak tenang, sebenarnya ada arus bawah yang kuat. Jika Bella sampai terseret lebih jauh, akan sangat sulit untuk menemukannya kembali.....Tanpa menunda-nunda, manik berwarna perak di dalam perutnya langsung berputar dengan kecepatan tinggi. Tirta merasa napasnya jadi lebih mudah di dalam air dan kecepatan berenangnya juga meningkat pesat.Bagaikan sebuah anak panah yang meluncur, Tirta berenang ke arah ular piton tersebut. Dalam sekejap, Tirta berhasil menyusul ular besar itu. Bagian belakang tubuh ular itu masih melilit erat tubuh Bella, yang kini sudah pingsan.Jelas sekali, tekanan dari lilitan ular itu telah membuatnya kehilangan kesadaran. Jika Tirta tidak segera membebaskannya dan memberinya oksigen, Bella akan mati dalam waktu kurang dari tiga menit."Dasar makhluk terkutuk, berani-beranin
Tirta memang tidak terluka, tetapi emosinya tersulut. Dia marah-marah, "Cukup! Kalau kakak seperguruanmu nggak serang aku, mana mungkin aku memukulnya? Aku juga nggak bunuh dia, kenapa kamu mau menghabisiku? Jangan kira aku nggak berani pukul wanita!"Tirta menampar murid wanita itu hingga sudut bibirnya berdarah. Tindakan Tirta memancing amarah pesilat kuno wanita yang lain. Mereka mengeluarkan pisau dan hendak menyerang Tirta. Para pesilat kuno wanita berseru."Bajingan mesum ini sama sekali nggak menghargai wanita!""Orang ini benar-benar nggak berperikemanusiaan! Teman-teman, ayo kita tangkap dia sama-sama!"Tirta menanggapi, "Dia yang mau bunuh aku, sedangkan aku cuma tampar dia. Tapi, kalian malah menganggapku nggak berperikemanusiaan. Benar-benar nggak masuk akal!"Amarah Tirta memuncak. Semua pesilat kuno wanita yang memegang pisau dikalahkan oleh Tirta dengan mudah. Sebagian besar pesilat wanita kuno memuntahkan darah.Bahkan, Tirta sempat menyuruh Genta untuk merebut energi i
Kalau wanita misterius tidak muncul, para pesilat kuno harus meninggalkan barang-barang mereka dari dunia fana dan kembali ke dunia misterius dengan tangan kosong.Sekarang wanita misterius sudah mengungkap identitas Tirta. Sebelumnya para pesilat kuno menghormati Tirta dan takut padanya, sekarang mereka merasa marah karena dipermalukan. Mereka harus memberi Tirta pelajaran agar bisa melampiaskan emosi mereka.Pemimpin Sekte Rembulan tidak lupa berteriak kepada Kurnia saat menghampiri Tirta, "Pak Kurnia, kamu benar-benar bodoh! Pemuda ini bukan anggota Sekte Rembulan. Kamu sudah dipermainkan! Pak Kurnia, kenapa kamu masih diam saja? Cepat ikut kami tangkap pemuda ini!"Pemimpin sekte lain juga membujuk Kurnia, "Pak Kurnia, tangkap pemuda ini untuk menebus kesalahanmu pada Harun. Mungkin Harun nggak akan meminta pertanggungjawabanmu."Kurnia merasa tidak berdaya. Dia melihat Kimmy, lalu mendesah dan membalas, "Biarpun dia bukan anggota Sekte Mujarab, aku juga nggak bisa menyerang Pak Ti
Tirta yang kebingungan berdecak dan bergumam, "Sialan ... padahal aku nggak melakukan apa pun. Pemikiran wanita dari dunia misterius terlalu kolot."Sepertinya Tirta tidak bisa mengubah citranya sebagai pria mesum di hati pesilat kuno wanita dari dunia misterius. Namun, Tirta mengakui sebenarnya dia memang mesum.Saat Tirta sedang merenung, suara seorang wanita yang sedikit marah terdengar. "Kamu bilang kamu itu murid Sekte Mujarab, siapa gurumu? Kenapa aku nggak pernah bertemu kamu di Sekte Mujarab?"Wanita misterius yang memakai penutup wajah maju. Sepasang matanya sangat indah. Dia menatap Tirta dengan ekspresi muram.Tirta merasa ada yang tidak beres. Dia mengamati wanita misterius itu, lalu bertanya, "Kamu siapa?"Tirta bisa melihat jelas wajah wanita misterius itu dengan menggunakan mata tembus pandang. Kulitnya mulus, bibirnya merona, dan hidungnya mancung. Dipadankan dengan alis yang indah dan wajahnya yang tirus, wanita itu benar-benar cantik.Yang terpenting adalah wanita mis
Tirta tidak tahu dia akan bertemu dengan anggota Sekte Mujarab setelah mengungkapkan identitasnya. Bahkan, Tirta membuat Yara salah paham.Kurnia dan Kimmy yang mengetahui "identitas asli" Tirta juga tercengang. Kurnia bergumam, "Apa? Ternyata Pak Tirta itu anggota Sekte Mujarab ...."Tirta langsung mengaku, "Benar, aku memang anggota Sekte Mujarab."Melihat tidak ada pesilat kuno yang ingin bertanding dengannya, Tirta berjalan ke bagian tengah lokasi turnamen. Dia berdiri di tempat kosong dan bertanya dengan suara keras, "Siapa yang mau bertanding denganku? Kalau nggak ada, apa aku boleh pilih sendiri?"Delapan pemimpin sekte lainnya, termasuk pemimpin sekte senior terkenal yang bernama Edwan mengernyit dan segera berdiskusi setelah mendengar ucapan Tirta. Beberapa pemimpin sekte maju, lalu memberi hormat kepada Tirta dan bicara secara bergantian."Pak Tirta, jangan bercanda. Kamu itu murid Sekte Mujarab.""Kamu sangat kuat dan punya latar belakang yang hebat. Semua orang di tempat ng
Tirta berucap, "Semuanya, aku adalah murid dari Sekte Mujarab, Tirta. Mengenai apa yang baru saja terjadi, aku harap kalian nggak merasa cemas. Itu cuma urusan pribadiku dengan Sekte Aswad. Ini nggak ada hubungannya dengan kalian. Kalian anggap saja nggak terjadi apa-apa.""Selain itu, aku sangat tertarik dengan turnamen bela diri yang kalian adakan. Aku ingin ikut serta dan menguji kemampuanku bersama kalian. Jadi, adakah yang ingin bertanding denganku?" tanya Tirta.Begitu Tirta menyatakan identitasnya, suasana di lokasi langsung menjadi gempar."Apa? Orang ini dari Sekte Mujarab?""Tapi ... bukankah Sekte Mujarab sudah menutup diri selama puluhan tahun dan nggak pernah muncul di dunia luar?"Terlihat jelas bahwa nama Sekte Mujarab sangat terkenal di dunia misterius. Semua pesilat kuno yang hadir langsung mengubah ekspresi mereka dan menatap Tirta dengan waspada. Namun, banyak di antara mereka yang tetap meragukan apakah orang ini benar-benar berasal dari Sekte Mujarab."Jangan terla
Mendengar kata-kata Kimmy, barulah Azhar menyadari betapa buruknya situasi saat ini. Keshwan sudah tewas. Sementara itu di tempat ini, tujuh murid Sekte Aswad yang sebelumnya bersamanya, kecuali seorang murid perempuan yang masih pingsan, telah meninggalkannya dan melarikan diri. Kini, Azhar hanya seorang diri. Di antara semua orang yang hadir, kemungkinan besar tidak ada satu orang pun yang bersedia membela atau berbicara untuknya.Azhar pun berucap, "Kimmy, aku sudah tahu kesalahanku .... Tolong bantu aku memohon pada Pak Tirta .... Aku mohon, Kimmy. Aku bersumpah, selama Pak Tirta bersedia melepaskanku kali ini, aku nggak akan pernah lagi mengganggu kehidupan kalian!"Azhar yang diliputi ketakutan berlutut di kaki Kimmy. Dia berusaha meraih tangannya untuk memohon belas kasihan. Namun, dia lupa bahwa kedua tangannya sudah dipotong oleh Tirta barusan.Kimmy secara naluriah mundur beberapa langkah untuk menghindari Azhar, lalu dia berjalan mendekati Tirta, menundukkan kepala, dan ber
Saat melakukan akupunktur, Tirta mengalirkan energi spiritual melalui jarum perak dan menyalurkan kekuatan ke dalam tubuh Kimmy secara bersamaan.Setelah proses akupunktur selesai, Tirta menekan titik akupresur di antara hidung dan bibir Kimmy beberapa kali. Kemudian, dia mencondongkan tubuhnya ke depan dan melakukan pernapasan buatan.Tiba-tiba, Kimmy terengah-engah, lalu perlahan membuka matanya."Dia hidup kembali .... Kimmy benar-benar hidup kembali!""Sungguh luar biasa!""Dasar mesum. Kalau mau selamatkan ya selamatkan saja, kenapa harus cium Kimmy selama itu? Dasar jahat!"Melihat hal ini, para pesilat dari dunia misterius berseru takjub. Sementara itu, para pesilat kuno wanita yang tidak mengerti konsep pernapasan buatan, semakin benci dan marah melihat Tirta.Di dunia misterius yang masih terpisah dari dunia luar, kehormatan dan kesucian wanita adalah hal yang sangat dijunjung tinggi."Pak Tirta, kamu ... kamu menciumku?"Saat masih dalam belum siuman sepenuhnya, Kimmy sebenar
"Kamu mau aku membunuh Pak Tirta ...."Mendengar ucapannya, Kurnia langsung tercengang. Di dalam hatinya, muncul rasa takut yang sulit untuk ditekan. Namun, setelah beberapa saat, dia perlahan menggelengkan kepala dan berkata dengan suara berat, "Azhar, permintaan itu mustahil bagiku. Kamu sudah kehilangan semua energi internalmu, kamu nggak akan bisa bunuh Kimmy.""Pada akhirnya, yang bakalan mati itu kamu. Lepaskan Kimmy, aku berjanji akan mohon sama Pak Tirta untuk mengampunimu ....""Tua bangka, aku nggak lagi negosiasi sama kamu! Aku juga bukan lagi mohon sama kamu! Aku mau kamu bunuh bocah ini!"Azhar tidak menyangka bahwa Kurnia tetap tidak mau menyerang Tirta meski dia telah menggunakan Kimmy sebagai sandera.Dengan amarah yang membara, dia mengerahkan seluruh kekuatannya untuk mencekik Kimmy. Dalam hitungan detik, mata Kimmy berputar ke atas dan hampir kehilangan napas."Kimmy!"Melihat hal ini, Kurnia tidak bisa lagi menahan dirinya. Dengan niat membunuh yang kuat, dia menerj
"Ah .... Ayah, Ayah ....""Kamu bunuh ayahku!" Di belakang, Azhar menyaksikan adegan ini dengan mata kepalanya sendiri.Azhar yang merasa terkejut dan marah, ingin segera menerjang ke arah Tirta dan bertarung sampai mati. Namun, dia juga takut bagaimana jika Tirta juga membunuhnya dengan satu tamparan seperti ayahnya?Dengan perasaan tak berdaya dan dipenuhi amarah, dia jatuh berlutut di tanah dan meninju permukaan tanah dengan sekuat tenaga sambil meraung marah!Amarah yang membara hampir membuatnya kehilangan akal.Tiba-tiba, tatapannya tertuju ke arah belakang. Di dalam paviliun, terlihat Kimmy yang sedang berdiri seorang diri ...."Pemuda ini kejam sekali. Apa dia nggak takut ayah Keshwan, si Harun yang sudah lama bersemedi secara tertutup itu akan datang membalas dendam padanya?""Dendam karena anaknya dibunuh itu nggak akan bisa dimaafkan!"Pada saat bersamaan, para pesilat kuno dari dunia misterius yang hadir, merasakan hawa dingin merayap di punggung mereka saat menyaksikan keb