공유

Bab 501

작가: Hazel
Resnu tidak sempat lagi memaki ahli batu yang mengkhianatinya, saat ini yang paling penting adalah bertahan hidup. Dia harus segera memanggil seseorang untuk menyelamatkannya.

Resnu teringat wanita berwajah cantik yang duduk di ranjang dengan wajah pucat karena ketakutan. Saat ini, hanya dia yang bisa menelepon untuk meminta bantuan. Resnu memaki, "Dasar wanita jalang, masih bengong saja? Cepat panggil ambulans!"

Wanita cantik itu pun tahu bahwa situasi telah menjadi serius. Sekarang pembunuhnya sudah pergi, dia juga merasa aman. Dia segera mengeluarkan teleponnya dan menekan nomor darurat dengan tangan gemetaran.

Saat ambulans tiba, darah telah menggenang di bawah tubuh Kadir dan Resnu. Jika ambulans datang lebih lambat sedikit saja, keduanya pasti akan mati karena kehabisan darah. Untungnya, ambulans tiba tepat waktu.

Setelah perawatan darurat yang dilakukan oleh petugas medis, nyawa Kadir dan Resnu berhasil diselamatkan. Mereka segera dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan peraw
이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
잠긴 챕터
댓글 (1)
goodnovel comment avatar
hans
***** obat perangsang model apa yg begini bro? bikin certa yg masuk akal bro Lanjut
댓글 모두 보기

관련 챕터

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 502

    Sebaiknya menunggu efek obat benar-benar hilang, jika tidak, hal buruk bisa terjadi."Jangan gerak dulu, tunggu sebentar," kata Tirta."Nggak mau ... sebal deh! Kamu ini tahunya menindas orang saja. Nggak lihat seberapa mendesaknya aku sekarang? Kamu ini malah nggak mau memuaskanku. Aku sudah nggak tahan lagi .... Kalau nggak percaya, lihat saja ini ...."Bella bahkan ingin menunjukkannya kepada Tirta."Ugh ...." Tirta bahkan hampir mencubit pahanya sendiri hingga membiru untuk menahan dirinya.Seiring berjalannya waktu, efek obat perangsang itu pun mulai memudar. Bella juga tidak lagi mengucapkan hal-hal yang menggoda. Kini dia tampak agak bingung dengan pandangan kosong yang menatap langit-langit.Setelah beberapa saat kemudian, Bella baru tersadar sepenuhnya. Sekujur tubuhnya terasa pegal dan sakit, seolah-olah baru saja dilindas oleh kereta api. Tenaganya terkuras habis dan terasa lemas. Mungkin bisa dibilang, rasanya seperti baru saja dinodai oleh beberapa pria ....Sorot mata Bel

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 503

    Bella merasa tubuhnya sangat panas dan gelisah, bahkan mengeluarkan suara rintihan yang memancing imajinasi liar. Dalam kondisi setengah sadar, dia masih memiliki sedikit ingatan. Sepertinya memang benar bahwa dia yang melepas pakaiannya sendiri.Dia mulai percaya dengan apa yang dikatakan Tirta. Dengan malu, dia melirik Tirta. "Jadi ... gimana kamu tahu cara menghilangkan efek obat ini? Bukankah obat seperti ini hanya bisa diatasi dengan ... cara itu?"Tirta tersenyum tipis. "Aku sudah pernah bilang, mengamati batu itu cuma hobiku. Pekerjaan utamaku adalah sebagai dokter. Aku punya klinik sendiri di Desa Persik, jadi keahlianku dalam mengobati penyakit dan racun sudah terlatih.""Racun yang nggak bisa diatasi orang lain, bagiku hanya masalah kecil," lanjut Tirta dengan tenang.Barulah Bella menyadari betapa hebatnya kemampuan Tirta sebenarnya. Namun, sebagai putri Keluarga Purnomo yang terhormat, dia merasa sangat marah karena Resnu berani memberinya obat seperti itu. Memangnya Resnu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 504

    Bella menceritakan semua kejadiannya kepada ayahnya. Darwan langsung naik pitam. "Resnu sialan, berani-beraninya turun tangan pada putriku? Besar sekali nyalinya! Dia kira Keluarga Purnomo takut padanya?" Setelah itu, Darwan menghiburnya, "Bella, nggak usah khawatir. Aku akan bicarakan masalah ini sama ayah Resnu. Keluarga mereka harus beri penjelasan pada kita. Kamu harus lebih hati-hati di sana, jaga dirimu baik-baik."Bella mengangguk. "Baik, Ayah. Ayah cepat istirahat."Setelah menutup telepon, Bella menatap Tirta dengan perasaan bersalah. "Maaf, Tirta, semua ini salahku. Kalau bukan karena aku memaksamu datang, kamu juga nggak akan terlibat masalah Resnu."Tirta tidak tertarik dengan masalah Resnu dan Bella. Kini, dia punya dendam pribadi pada Resnu."Sudahlah, nggak perlu begitu. Setelah selesai melihat batu mentah kali ini, jangan cari aku lagi. Kalau nggak, nanti aku akan terlibat masalah lain lagi."Usai bicara, Tirta berencana untuk kembali ke kamarnya beristirahat. Bella ti

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 505

    Untuk menghindari masalah lebih lanjut, Bella telah menghubungi anggota keluarganya tadi malam. Dia tidak menyangka bahwa yang datang adalah Pasha, adik sepupunya. Di pertemuan keluarga sebelumnya, dia pernah bertemu beberapa kali dengan Pasha."Nggak kusangka mereka akan mengutusmu, Pasha."Wajah Pasha menunjukkan senyuman yang hangat. "Kak Bella datang untuk mengawasi pekerjaan secara langsung, tentu saja aku harus menjamu Kak Bella dengan baik. Ada bawaan yang perlu kubantu bawakan nggak?" Melihat Bella dan Tirta yang tidak membawa apa pun, Pasha bertanya dengan penasaran.Bella menggelengkan kepalanya. "Kami datang untuk kerja, bukan liburan. Jadi, tentu saja harus minim bawaan."Pasha kembali tersenyum hangat, lalu membuka pintu mobil dan mempersilakan kedua orang itu untuk masuk."Ucapan Kak Bella benar. Kakak masih tetap memesona dan cekatan seperti biasanya. Oh ya, aku dengar, Pak Resnu juga ikut datang? Kenapa nggak kelihatan orangnya?"Mendengar Pasha menanyakan tentang Resnu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 506

    Resnu bisa merasakan betapa marahnya Chandra hanya dari nada bicaranya. Bisa dibayangkan betapa memalukan situasinya ketika Chandra yang tidak tahu apa pun, didatangi oleh Darwan Menghadapi amarah ayahnya, Resnu hanya bisa memberikan penjelasan dengan terbata-bata."Ayah, dengarkan penjelasanku. Ini bukan salahku sepenuhnya. Aku mengikuti Bella untuk memilih batu kali ini dan bahkan berbaik hati mengundang ahli untuk membantunya.""Tapi siapa sangka, Bella juga mendatangkan seorang ahli. Si Tirta berengsek itu terlalu dekat sama Bella, jadi aku benar-benar nggak bisa bersabar lagi dan melakukan hal seperti itu. Kalau bisa berhasil meniduri Bella dan jadi menantu Keluarga Purnomo, bukankah itu juga menguntungkan bagi keluarga kita?""Siapa tahu ... ternyata gagal."Saking marahnya, Chandra terus mengumpat. "Omong kosong! Kalau dia memang suka padamu, kalian pasti sudah jadian sedari awal. Apa perlu tunggu sampai sekarang? Selain itu, berani-beraninya kamu pakai obat?""Sekarang ini Kelu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 507

    Tak lama kemudian, mereka tiba di kaki sebuah pegunungan yang indah dan tenang. Pasha menghentikan mobilnya dan berkata kepada kedua orang di kursi belakang, "Kak Bella, Pak Tirta, kita sudah sampai.""Tapi karena hutan pegunungan ini sangat lebat, kendaraan nggak bisa masuk. Kita harus naik kereta gantung untuk ke atas dan berjalan sedikit sebelum sampai ke lokasi. Maaf kalau ini merepotkan kalian."Bella melambaikan tangannya dengan santai. "Nggak masalah. Aku bukan putri yang manja, jalan sedikit di pegunungan bukan masalah besar."...Beberapa saat kemudian, Tirta, Bella, dan Pasha menaiki kereta gantung, kemudian melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki. Akhirnya, mereka tiba di lokasi tambang batu giok yang terletak di tengah-tengah pegunungan yang megah.Pegunungan tinggi yang menjulang tampak saling terhubung, tertutup oleh tumbuhan hijau yang sangat lebat. Udara terasa segar, dikelilingi oleh pemandangan yang indah dengan suara kicauan burung dan aroma bunga di sekitar mere

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 508

    Dipimpin oleh Pasha, Tirta dan Bella tiba di sebuah pondok kecil yang indah di tengah hutan pegunungan. Seperti yang dijanjikan Pasha, tempat itu telah dipenuhi dengan berbagai hidangan lezat khas pegunungan.Sambil menikmati udara segar pegunungan, mereka menyantap sayuran dan jamur hutan yang segar, ditemani pemandangan alam yang luar biasa. Tempat ini benar-benar memberi kesan seperti sebuah resor pegunungan.Makan siang itu terasa sangat santai. Tanpa kehadiran Resnu, wajah Bella tampak lebih cerah dan gembira. Tirt berdecak kagum, "Pemandangan di sini memang unik dan indah sekali. Kalau ada kesempatan lagi nanti, aku ingin bawa Bibi dan Kak Melati ke sini untuk berlibur. Ini pasti akan jadi pengalaman yang menyenangkan."Pasha menuangkan anggur sambil tersenyum, "Kalau baru pertama kali datang memang rasanya sangat menyenangkan. Tapi kalau sudah lama di sini, pemandangannya jadi terasa biasa-biasa saja.""Yang namanya berlibur itu hanyalah pindah dari tempat yang sudah membuatmu b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 509

    Terdengar teriakan Dirga dari ujung telepon, tetapi Pasha telah mengakhiri panggilan tersebut.....Keesokan paginya, Tirta dan Bella telah mandi dan sarapan. Setelah itu, mereka mengikuti Pasha untuk memeriksa progress penambangan batu giok. Meski berada di dalam pegunungan, cuaca tetap terasa sangat panas.Ditambah lagi, pepohonan di daerah itu sudah ditebang semuanya. Berkeliling di bawah terik matahari membuat keringat di tubuh mereka mengalir deras. Pakaian mereka sudah basah sepenuhnya hingga hampir meneteskan air. Rasa panas dan lembap yang menempel di kulit membuat mereka merasa sangat tidak nyaman.Melihat keadaan Bella dan Tirta yang kelelahan, Pasha menjelaskan, "Memang begitulah kondisinya di pegunungan. Sedikit aktivitas saja sudah bisa buat kita berkeringat deras."Bella yang sangat menjaga kebersihan, mengusulkan, "Gimana kalau kita kembali ke kamar dan mandi?"Namun, Pasha menggelengkan kepala. "Maaf, Kak Bella. Sayangnya, fasilitas mandi di kamar sedang rusak dan masih

최신 챕터

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1407

    Di sisi lain, Tirta menelepon Ayu setelah Idris dan Rasmi pergi. Setelah panggilan terhubung, Ayu yang sudah 2 hari tidak bertemu Tirta tentu merasa khawatir. Dia terus menanyakan kondisi Tirta.Tirta menjelaskan kondisinya dengan singkat, "Bi, Susanti terancam bahaya. Jadi, aku langsung naik pesawat untuk mencari Susanti. Tapi, kamu nggak usah khawatir. Sekarang semuanya sudah aman."Tirta memberi tahu Ayu pemikirannya, "Aku berencana membawa Susanti menemuimu setelah dia bangun, lalu kita dan Bi Elisa langsung kembali ke Desa Persik. Kita tinggal di sana untuk beberapa waktu."Mendengar ucapan Tirta, Ayu yang khawatir bertanya, "Ha? Tirta, kalau kamu mau kembali ke Desa Persik, tentu saja aku dan Elisa nggak keberatan. Masalahnya, gimana caranya kamu menjelaskan pada Bu Bella?"Ayu menambahkan, "Bagaimana kalau Bu Bella mau ikut kita kembali ke Desa Persik? Aku rasa berdasarkan sifat Bu Bella, dia pasti nggak terima kalau tahu kamu punya banyak kekasih.""Aku yang akan jelaskan pada

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1406

    "Aku rasa otakmu bermasalah karena terlalu lama tinggal di Provinsi Naru!" bentak Rasmi. Ucapannya menunjukkan dia tidak menyukai Tirta."Rasmi, kenapa kamu bicara seperti itu? Pak Tirta itu saudara Ayah. Bukannya sudah seharusnya kita bersikap hormat padanya? Lagi pula ...," sahut Idris.Idris berniat menceritakan pada Rasmi bahwa Tirta sudah membantunya menyelesaikan masalah mereka yang tidak bisa mempunyai keturunan.Namun, sebelum Idris selesai bicara, Rasmi menyela, "Apa? Aku nggak marah kalau nggak ungkit masalah itu! Ayah sudah pikun, makanya dia mengakui pemuda itu sebagai saudaranya."Rasmi melanjutkan, "Waktu Ayah menceritakan masalah ini padaku, aku sudah sarankan dia cepat batalkan keputusannya. Ayah pikun karena tua, masa kamu juga sama? Kalau waktu itu Ayah mengakui anak 3 tahun jadi saudaranya, apa kamu juga mau memuja anak kecil itu?"Rasmi menambahkan, "Aku nggak peduli! Apa pun caranya, kamu harus usir pemuda itu dari rumah kita secepatnya! Aku nggak mau tinggal di ho

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1405

    Begitu melontarkan perkataannya, Marila baru merasa kurang pantas. Dia berbisik lagi dengan wajah memerah, "Pak Tirta, bukan itu maksudku. Jangan salah paham."Tentu saja Tirta tahu Marila tidak bermaksud seperti itu. Dia tertawa, lalu menanggapi, "Oke. Aku tunggu Bu Marila pulang setelah beli bahan obat-obatan."Sesudah itu, Tirta tidak mengatakan apa pun lagi. Mendengar perkataan Tirta, Marila baru merasa tenang. Kemudian, Marila berpamitan dengan Idris.Tirta merasa bosan saat menunggu Marila. Dia kembali ke kamar untuk menemani Susanti. Tirta duduk di samping tempat tidur. Pikirannya sangat kacau.Tirta mendesah dan bergumam, "Setelah Susanti bangun, aku bawa dia cari Bi Ayu, lalu langsung kembali ke Desa Persik. Kak Nabila, Kak Melati, Kak Arum, Kak Farida, dan lainnya pasti merindukanku."Sebenarnya sebelum Susanti tertimpa masalah, Tirta berencana pergi ke ibu kota setelah meninggalkan Provinsi Dohe. Namun, masalah ini terjadi.Tirta juga memahami satu hal. Dia memang bisa menge

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1404

    "Aku nggak akan pergi lagi. Jangan tiduri aku, ya?" mohon Selina. Wajahnya memerah setelah mendengar ucapan Tirta.Selina berusaha menggerakkan pinggangnya untuk menjauhi sumber masalah itu. Napas Tirta yang hangat membuat wajah Selina merah padam.Tirta menegaskan, "Aku nggak peduli, pokoknya sekarang aku harus menidurimu sampai puas. Terserah kamu mau pergi atau tetap tinggal, aku tetap akan melakukannya!"Hasrat Tirta membara karena pinggang Selina terus bergerak. Dia segera mengerahkan 2 teknik. Yang pertama adalah Teknik Menghilang untuk menyembunyikan tubuhnya dan Selina. Yang kedua adalah Teknik Senyap untuk menutupi suara yang dikeluarkan Selina selanjutnya.Kemudian, Tirta langsung bersanggama dengan Selina. Sementara itu, Selina memelas, "Tirta ... jangan ... aku benci kamu ...."Biarpun mengeluh, tubuh Selina tetap terangsang. Jelas-jelas Tirta sudah melepaskannya, tetapi Selina tidak melepaskan Tirta dan tidak bergerak sedikit pun. Dia membiarkan Tirta memberinya kompensasi

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1403

    Tirta menunggu sampai Selina berjalan keluar dari taman bunga kompleks tempat Idris tinggal. Dengan begitu, mereka berdua sudah menjauh dari pandangan Anton dan Yuli.Tirta baru maju dan berkata seraya memeluk Selina, "Bu Selina, aku tahu kamu pasti pergi bukan karena dipanggil atasan. Apa kamu punya masalah? Kamu bisa ceritakan padaku.""Aku nggak punya masalah. Pak Tirta, aku cuma ingin pulang untuk mengurus kasus. Selain itu, aku sudah merasa sangat bangga bisa mengenal tokoh hebat sepertimu. Aku nggak mau terus tinggal di sini dan mengganggu Pak Tirta," sahut Selina.Selina memohon, "Pak Tirta, tolong lepaskan aku. Kita berdua nggak punya hubungan apa pun. Kita lupakan masalah yang sudah berlalu."Mata Selina memerah. Dia berbicara sambil terisak dan ingin melepaskan Tirta.Sementara itu, Tirta yang merasa tidak berdaya mendesah dan menimpali, "Bu Selina, aku sudah paham. Kamu pasti merasa aku cuma berpura-pura dan mempermainkan perasaanmu setelah kamu tahu latar belakangku. Jadi,

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1402

    Selain itu, perasaan Selina campur aduk saat melihat Tirta. Melihat ekspresi mereka yang terkejut, Idris tertawa dan bertanya, "Apa Pak Tirta nggak pernah beri tahu kalian?"Idris membatin, 'Pak Tirta sangat hebat. Biarpun nggak ada Pak Saba, Pak Tirta bisa mendekati petinggi negara yang lain asalkan dia mau.'Sayangnya, Idris sudah berjanji kepada Tirta tidak akan mengungkapkan kehebatannya. Kalau tidak, Idris akan menjadi pelindung Tirta dan memamerkan kehebatannya.Yuli masih merasa antusias. Bahkan, dia sangat bangga hingga memandangi Tirta seraya tersenyum lebar dan menjawab, "Nggak. Pak Tirta, kenapa kamu nggak beri tahu kami hal sepenting ini?"Sekarang Tirta terpaksa harus mengakuinya. Dia berdeham, lalu menanggapi dengan ekspresi tenang, "Karena aku merasa hal seperti ini nggak perlu diumbar. Aku juga nggak ingin memanfaatkan status Pak Saba untuk bertindak semena-mena."Kenyataannya memang seperti itu. Tirta tidak pernah berinisiatif mengatakan dirinya adalah saudara Saba.Yu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1401

    Tirta tertawa licik, lalu membalas, 'Oke. Kak, aku akan pergi. Nanti malam jangan berpikiran untuk menghabisiku lagi.'Kemudian, Tirta keluar dengan perasaan gembira. Dia melihat Idris yang antusias sedang duduk tegak sambil mengobrol dengan Marila, Yuli, dan Selina.Begitu Tirta keluar, Idris langsung berhenti bicara. Dia berdiri, lalu menyambut Tirta, "Pak Tirta ...."Yuli juga menghampiri Tirta dan menimpali sembari tersenyum, "Pak Tirta, apa kita bisa bicara sebentar? Ada yang ingin kutanyakan padamu.""Ada apa? Tentu saja boleh," sahut Tirta.Yuli sangat senang melihat Tirta menyetujui permintaannya. Dia segera menarik Tirta kembali ke kamar. Namun, sebelum Yuli membawa Tirta masuk ke kamar, Anton yang keberatan menghentikan Yuli, "Aduh, berhenti! Yuli, kamu gila, ya? Kenapa kamu nggak langsung bertanya pada Pak Tirta di sini saja? Untuk apa kamu bawa dia ke kamar? Kamu kira ini rumahmu?"Anton berucap pada Tirta dengan ekspresi canggung, "Pak Tirta, begini. Ibunya Susanti ingin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1400

    Namun, bagian tubuh yang telah dipijat oleh Tirta terasa hangat dan nyaman, membuat Idris sangat rileks."Sudah beres. Pak Idris, masalahmu berasal dari kelelahan berkepanjangan ditambah dengan faktor bawaan, menyebabkan kondisi tubuhmu lebih lemah dari orang lain, makanya sulit menghasilkan sperma.""Dengan metode kedokteran barat, masalah seperti ini sangat sulit ditangani, bahkan sering kali tak terdeteksi.""Tapi di tanganku, ini bukan masalah besar. Kalau kondisi tubuh istrimu juga memungkinkan, aku jamin malam ini kamu bisa langsung tepat sasaran."Saat mengatakan itu, alis Tirta tiba-tiba berkerut. Dia baru teringat satu hal. Dia sudah berhubungan intim dengan begitu banyak wanita, tetapi sejauh ini belum ada satu pun yang hamil."Wah, terima kasih banyak, Pak Tirta! Kalau aku dan istriku benar-benar bisa punya anak, aku pasti akan undang kamu ke acara syukuran!"Idris yang tenggelam dalam euforia itu sama sekali tidak menyadari ekspresi aneh di wajah Tirta. Dia sangat bersyukur

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1399

    "Pak Idris, kalau memang ada sesuatu, lebih baik berdiri dan bicarakan saja. Selama bukan hal yang melanggar nurani dan hukum, aku pasti akan bantu." Melihat keadaan itu, Tirta hanya bisa menghela napas dengan pasrah."Benarkah? Kamu benaran bersedia membantuku, tanpa mengungkit kesalahan masa lalu? Tapi, permintaanku ini .... Aku ingin kamu membantuku dan istriku agar bisa punya seorang anak.""Kami sudah menikah 20 tahun, sampai sekarang belum juga punya keturunan. Aku dan istriku sudah pergi ke rumah sakit di seluruh negeri, tapi nggak ada yang bisa menemukan penyebab pastinya ...."Idris akhirnya berdiri dari lantai, tetapi suaranya masih penuh emosi dan sedikit tidak percaya. Dia merasa Tirta yang seperti dewa hidup pasti sulit didekati dan tak mudah diajak bicara. Itu sebabnya, sikapnya terhadap Tirta sangat sungkan."Kenapa nggak? Pak Idris, kamu dan Bu Marila sudah susah payah membantuku mencari Susanti. Aku tentu harus membantumu semaksimal mungkin.""Lagi pula, sekalipun buka

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status