Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 191 - Chapter 200

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 191 - Chapter 200

965 Chapters

Bab 191

"Kasino kalian begitu besar, masa nggak bisa menerima kekalahan?" Ekspresi Tirta tetap terlihat tenang saat menegur."Nggak mau menerima kekalahan ya? Kasino macam apa ini? Lain kali jangan datang lagi!""Benar, kasino ini mau menipu uang orang! Jangan ada yang datang kemari lagi!"Orang-orang yang kalah segera bersuara untuk mericuhkan suasana. Bahkan, beberapa orang yang sedang bermain judi juga berhenti dan mengancam tidak akan datang lagi."Bocah, jangan sembarangan. Beraninya kamu mengacaukan aturan kami. Kata siapa aku nggak mau menerima kekalahan? Aku cuma nggak bisa mengumpulkan uang sebanyak itu dalam waktu singkat. Tunggu sebentar, aku panggil bosku dulu. Dia yang akan membuat keputusan," ujar Ehsan.Ketika mendengar ada begitu banyak orang menyalahkannya, Ehsan seketika merasa panik. Kalau sampai reputasi kasino ini hancur karenanya, dia tidak akan sanggup menanggung konsekuensinya.Jadi, Ehsan segera masuk. Di dalam sana, terdapat sebuah kamar dengan ranjang besar yang mewa
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 192

Di sisi lain, Ehsan sudah menemukan Hafid. Mereka membawa 20 miliar dan siap untuk bermain dengan Tirta.Setelah berjalan keluar, Ehsan menunjuk Tirta yang berada di kerumunan dan berkata dengan kesal, "Hafid, itu orangnya. Kamu harus memberinya pelajaran.""Kamu yakin dia mengalahkanmu 3 ronde berturut-turut?" tanya Hafid yang meremehkan Ehsan setelah melihat Tirta masih begitu muda."Masa aku berbohong? Kamu jangan meremehkannya. Dia mengerikan sekali. Aku sudah bermain curang, tapi dia tetap menang!" jelas Ehsan yang bisa merasakan penghinaan dari Hafid. Hanya saja, dia tidak bisa membantah untuk sekarang."Kamu terlalu lemah, masa kalah dari anak kecil. Lihat gimana aku akan mengalahkannya." Hafid tersenyum mengejek. Setelah mengeluarkan sebatang rokok dan menyalakannya, dia menghampiri Tirta dengan santai.Hafid mengambil uang dari Ehsan, lalu meletakkan uang 4 miliar di atas meja dan berkata sambil tersenyum, "Dik, ini uangmu. Kamu mau hitung dulu?""Buset! Dia menang 4 miliar? H
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 193

"Haha! Oke! Anak muda memang bernyali besar! Kalau begitu, kita bertaruh 6 miliar!" Hafid tidak peduli pada omongan orang-orang. Begitu melihat Tirta setuju, dia segera mengambil kartu di atas meja dan mulai mengocok.Ketika melihat gerakan tangan Hafid, Tirta segera berucap, "Aku nggak mau main kartu lagi. Bosan. Soalnya aku menang terus. Gimana kalau kita main dadu besar kecil?""Kamu yakin? Aku bebas, kamu yang memilih," sahut Hafid. Dia tidak keberatan karena permainan dadu akan lebih cepat selesai. Selain itu, tidak ada satu pun permainan di kasino yang tidak dikuasai Hafid. Asalkan Tirta berani bermain dengannya, Hafid akan membuatnya jatuh miskin.Hafid menyuruh orang mengambil dadu. Tirta berpura-pura penasaran dan bertanya, "Gimana kalau aku yang mengocok dadunya?""Boleh saja," sahut Hafid sambil tersenyum. Dia bisa mengontrol dadu jika mengocoknya. Kalaupun tidak, dia bisa menilainya dari suara."Oke, kita mulai." Tirta mengambil dadu itu, lalu mulai mengocoknya. Namun, dia
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 194

Begitu Tirta membuka kaleng itu, semua orang terbelalak dengan terkejut. Ketiga dadu itu sama-sama memperlihatkan jumlah terbesar."Buset! Semuanya berjumlah 6! Tebakannya benar!""Bocah ini beruntung sekali!"Kerumunan berseru dengan emosional. Situasi seketika menjadi heboh."Wow! Tirta, kamu hebat sekali! Kita menang 6 miliar lagi!" Nabila dan Arum seperti naik kereta luncur. Mereka merasa gelisah sekaligus bersemangat."Sialan! Tebakannya benar?" Hafid mulai panik. Dia melemparkan puntung rokoknya ke lantai sambil menatap dengan tidak percaya."Sudah kubilang dia sangat mengerikan. Dia cuma pura-pura bodoh. Dia pasti master judi!" Ekspresi Ehsan menjadi makin masam saat melihat Hafid kalah."Diam! Dia cuma beruntung. Kocok dadu saja nggak bisa, gimana mungkin dia master judi!" bentak Hafid dengan murung."Kebetulan sekali, 'kan? Tapi, kamu kalah. Kamu harus memberiku uangnya," ujar Tirta sambil pura-pura terlihat lugu."Hehe. Baru 1 ronde kok. Nggak apa-apa. Anggap saja uang ini ha
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 195

"Hafid, sudah kubilang, tapi kamu nggak percaya. Kamu nggak boleh meremehkannya lagi!" seru Ehsan yang sudah menduga Tirta akan menang."Diam! Kamu nggak perlu mengajariku cara bermain!" bentak Hafid yang sedang gusar."Kamu sendiri yang ceroboh, ngapain membentakku? Memangnya aku yang membuatmu kalah?" timpal Ehsan yang tidak ingin mengalah."Hei, berantemnya nanti saja. Aku menang lagi, sini uangnya," desak Tirta tanpa peduli bagaimana mereka berdebat.Setelah mendengar ucapan Tirta, keduanya pun terdiam. Hafid menyuruh orang menyerahkan uang kepada Tirta lagi, lalu berkata, "Dik, kamu beruntung sekali. Sekarang giliranku mengocok dadu. Kita lanjutkan permainan ini."Ekspresi Hafid tampak masam saat hendak mengambil dadu. Tiba-tiba, Tirta berujar, "Kita selalu bertaruh 6 miliar. Sekarang uangmu sisa 4 miliar. Sepertinya nggak cukup, 'kan? Masih ada 3 ronde. Sebaiknya kamu ambil uang dulu, baru kita lanjutkan.""Eh ...." Hafid tidak pernah kalah sehingga lupa akan hal ini. Setelah dii
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 196

Begitu Hafid beraksi, peralatan judi sontak bergetar dengan kencang hingga hanya terlihat sisa bayangan."Hafid sudah turun tangan. Aku rasa bocah itu akan kalah!""Benar. Keterampilan judi Hafid nggak usah diragukan lagi. Kudengar, dia bisa mendapat poin yang diinginkan hanya dengan mengocok dadu asal-asalan!""Hais, Hafid nggak seharusnya mengocok dadu. Enam belas miliar itu pasti akan melayang!"Kerumunan di belakang Tirta tak kuasa menghela napas dan menyayangkan kekalahan Tirta."Tirta, kali ini kita bisa menang nggak?" Ketika melihat gerakan tangan Hafid yang terampil, kedua wanita itu mulai merasa cemas."Seharusnya bisa." Tirta juga merasa ragu. Meskipun agak lambat saat mengocok dadu, setidaknya Tirta bisa mengontrol jumlah yang diinginkan. Kini, dadu sudah berada di tangan orang lain."Seharusnya bisa? Sebenarnya bisa atau nggak?" gumam Nabila yang merasa gugup. Siapa pun akan merasa gugup karena taruhan kali ini bernilai 16 miliar."Hehe. Jangan dengarkan omong kosong mereka
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 197

"Pilih kecil? Hahaha! Kamu sudah pasti kalah!" Hafid tahu bahwa tidak peduli apa pilihan Tirta, dirinya sudah pasti akan menang. Jadi, dia langsung mengangkat kaleng untuk menunjukkan dadu di dalam."Lihat baik-baik! Jumlahnya sama! Maaf sekali, dewa keberuntungan nggak memihakmu lagi." Tanpa melihat dadu di atas meja, Hafid langsung menyalakan sebatang rokok dengan santai."Sebentar, kamu yakin kamu menang?" Tirta merasa lucu melihat penampilan Hafid yang dipenuhi kepercayaan diri. Dia pun bersandar di kursi sambil tersenyum sinis."Mana mungkin aku salah." Hafid terkekeh-kekeh. Dia yang mengocok dadu, jadi sudah pasti dirinya yang menang."Hafid, lihat baik-baik dulu. Jelas-jelas dia yang menang. Jumlah dadunya nggak sama lho.""Ya, kamu ini gimana saja? Jelas-jelas sudah kalah, tapi masih menyebut diri sendiri menang."Kerumunan di belakang ingin mentertawakan Hafid, tetapi tidak berani. Jadi, mereka hanya bisa menatapnya dengan ekspresi aneh.Kali ini, mereka sungguh terkagum-kagum
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 198

"Dik, kamu terlalu meremehkanku. Aku sudah berjudi sejak 6 tahun. Sampai sekarang, aku sudah bermain 20 tahun! Selama bertahun-tahun ini, hanya beberapa yang bisa mengalahkanku. Tapi, itu bukan berarti aku lemah. Kalau kamu menang kali ini, aku akan mundur dari industri ini," ujar Hafid.Wajahnya sampai memerah karena ucapan Tirta. Dia kalah 3 kali berturut-turut dari amatiran seperti Tirta. Bisa dibayangkan, betapa kesalnya Hafid karena masalah ini."Astaga, bocah ini luar biasa. Dia sampai membuat Hafid melontarkan perkataan seperti itu!""Jangan menyebutnya bocah. Dia jelas-jelas dewa judi. Aku rasa dia bakal menang lagi!"Kerumunan berdiskusi dengan lirih dan semua memihak pada Tirta."Aku nggak peduli kamu mau pensiun atau nggak. Aku cuma mau uangmu. Pokoknya kamu harus mengaku kalah kalau memang kalah. Ayo, tunjukkan dadunya," desak Tirta yang menegakkan tubuh."Siapa takut? Kali ini, aku pasti .... Sial! Kok bisa besar! Jelas-jelas kecil kok! Apa yang terjadi? Situasi macam apa
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 199

Arum berpikir, seandainya adiknya yang tidak berguna itu memiliki setengah kemampuan Tirta, mana mungkin dia akan kalah setelak itu?"Dasar nggak berguna! Kamu kalah telak! Gimana kamu akan menjelaskannya kepada Bos?" tegur Ehsan yang merasa senang di atas penderitaan Hafid."Aku nggak percaya kamu bisa menang terus. Kamu pasti main curang! Cepat katakan, kamu main curang nggak!" pekik Hafid dengan mata memerah. Dia bahkan melompat ke atas meja. Saking emosinya, dia sampai tidak bisa mendengar hinaan Ehsan."Kamu yang mengocok dadu tadi. Aku nggak menyentuhnya sedikit pun. Jadi, gimana aku bisa main curang? Aku cuma beruntung. Tadi kamu sudah berjanji. Kamu nggak bakal ingkar janji, 'kan?" balas Tirta sambil tersenyum tipis."Aku nggak bilang mau ingkar janji. Aku cuma mau tahu, gimana kamu bisa menang secara berturut-turut begini?" jelas Hafid."Apa yang harus ditanyakan? Dia sama sekali nggak pegang dadunya. Kamu yang mengocok sendiri. Masa nggak mau mengaku kalah?""Kamu mau bersika
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 200

"Wow! Bos Ghafar mengerikan sekali! Dia langsung bertaruh besar!""Seratus miliar? Aku nggak pernah mendengar taruhan sebesar ini!""Bos Ghafar nggak tahan lagi, makanya turun tangan sendiri! Dia akan mengambil kembali semua uangnya!""Kudengar, Bos Ghafar hanya pernah kalah sekali dalam hidupnya. Selain itu, dia menang terus!""Bos Ghafar akan menjadi lawan yang sulit untuk pemuda itu!"Begitu Ghafar melayangkan tantangan, suasana langsung menjadi heboh. Mereka sangat penasaran siapa yang akan menjadi pemenangnya!'Bos kasino ini pasti lebih hebat dari Hafid. Entah tipu muslihat seperti apa yang akan dimainkannya,' batin Tirta sambil merenung.Pada akhirnya, Tirta mengangguk dan menyetujui, "Seratus miliar per ronde? Boleh saja. Tapi, aku nggak melihat uangmu. Kamu nggak mugkin bermain tanpa uang, 'kan?"Jantung Nabila dan Arum seketika berdetak kencang mendengar Tirta menyetujuinya. Hanya saja, mereka tidak bersuara karena memercayai kemampuan Tirta."Hehe, tenang saja. Uang di kasin
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more
PREV
1
...
1819202122
...
97
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status