Semua Bab Dokter Ajaib Primadona Desa: Bab 201 - Bab 210

961 Bab

Bab 201

"Tirta, kamu telepon siapa?" Pendengaran Nabila sangat tajam. Begitu mendengar suara wanita dari telepon, dia langsung menanyakannya kepada Tirta."Kamu tenang saja, aku nggak kenal dekat dengannya. Cuma suruh dia datang untuk membantu," ujar Tirta setelah melihat Nabila yang agak cemburu."Benarkah?" Nabila tentu saja tidak percaya. Baginya, Tirta adalah pria yang sangat hebat sekarang. sekarang. Oleh karena itu, dia sangat takut Tirta akan direbut wanita lain."Bos, uang yang kamu minta sudah datang!" Pada saat itu, para penjudi segera bubar ketika orang yang mengambil uang untuk Ghafar kembali. Belasan orang yang terbagi menjadi dua kelompok muncul berturut-turut dengan membawa koper kulit berukuran besar."Letakkan saja," perintah Ghafar."Di setiap koper ini ada 20 miliar, total semua koper di sini ada 200 miliar. Hampir semua ini adalah harta yang kukumpulkan selama bertahun-tahun berbisnis. Hari ini kukeluarkan semuanya untuk bermain denganmu!"Ghafar menghentikan percakapan ant
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya

Bab 202

"Kamu yakin?" Ghafar tetap merasa waswas terhadap orang asing."Aku yakin, Bos. Orang itu adalah kakak Daud, aku tahu semuanya tentang dia. Dia nggak pernah berjudi sama sekali," jawab Ehsan."Baiklah, kalau begitu suruh dia yang bagikan kartu," balas Ghafar menyetujuinya."Tirta .... Aku nggak bisa bagi kartu, gimana kalau kartu yang kubagikan itu membuatmu kalah?" Mendengar dirinya yang ditetapkan untuk membagikan kartu, Arum merasa sangat gugup hingga hampir saja menangis.Perjudian kali ini bernilai 100 miliar! Jika dia sampai membuat Tirta kalah, Arum tidak akan bisa ganti rugi sama sekali!""Nggak masalah kalau kalah. Lagian uang ini juga kudapatkan cuma-cuma," ujar Tirta dengan tak acuh."Tirta, aku ... nggak bisa. Gimana kalau Nabila yang bagi kartunya?" tolak Arum."Aku juga nggak bisa, aku nggak tahu caranya ...," pinta Nabila dengan ragu-ragu."Dia sudah pasti nggak boleh! Kamu saja yang bagikan kartunya!" Ehsan mengetahui bahwa Nabila adalah pacar Tirta, sehingga dia menola
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya

Bab 203

"Nggak apa-apa, Kak. Tenang saja!" ujar Tirta lagi sambil menepuk pundaknya saat melihat Arum terkejut."Ya ... aku akan tenang!" Tiba-tiba, muncul sebuah pemikiran dalam benak Arum! Tirta yang mengocok kartu ini dengan menggunakan tangannya! Meski Arum sendiri tidak mengerti bagaimana caranya, dia tahu ini bukan waktunya untuk menanyakan hal tersebut.Pada akhirnya, dia bersikap kooperatif untuk mengocok kartu itu. Dengan kerja sama antara kedua orang itu, Ghafar sama sekali tidak bisa menemukan kejanggalannya.Tak lama kemudian, Tirta mulai berkeringat. Ternyata cukup menguras tenaga baginya untuk mengendalikan tangan orang lain dengan energi perak! Sepertinya dia harus banyak berhubungan badan lagi setelah pulang nanti untuk menambah energi."Sudah selesai ... apa sudah boleh dibagikan?" tanya Arum dengan gugup setelah tangannya berhenti."Bos Ghafar, gimana kalau kamu mulai duluan?" tanya Tirta yang berpura-pura gugup."Hehe, ambil satu kartu saja. Siapa yang kartunya lebih besar b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya

Bab 204

Hanya terlihat dua kartu di tangan Ghafar, satu adalah dua klub, dan satunya lagi adalah as wajik. Kedua kartu ini hanya berjumlah tiga poin! Bahkan tanpa kecurangan sekalipun, Ghafar tidak pernah mendapatkan kartu sekecil ini seumur hidup.Tidak mungkin dia bisa menang dari Tirta jika menggunakan kartu sekecil ini!"Bos Ghafar, kenapa wajahmu kelihatannya buruk sekali? Apa kartumu juga nggak bagus?" tanya Tirta yang berpura-pura tidak tahu."Hehe, kamu terlalu banyak pikir, Nak. Kartuku bagus sekali kok!" Begitu ditanyakan oleh Tirta, Ghafar langsung merubah raut wajahnya.Hanya dengan kemampuan mengubah ekspresi ini saja, Tirta merasa salut terhadap Ghafar.Setelah itu, Ghafar terlihat seperti menutup kedua tangannya dengan santai. Dia sedang menyembunyikan kartunya itu seolah-olah takut terlihat oleh orang lain. Namun, di sudut yang tidak terlihat oleh orang lain, Ghafar diam-diam mengganti kartunya dengan kartu yang disembunyikan di lengan bajunya.Semua ini terjadi begitu cepat, b
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya

Bab 205

Kartu Tirta sama persis dengan milik Ghafar! Kali ini, semua orang terperangah melihatnya, termasuk Ghafar! Dari reaksi Tirta sebelumnya, dia mengira Tirta mendapat kartu yang sangat buruk. Tak disangka, kartu yang diperoleh Tirta juga sama dengannya! Kali ini benar-benar gawat!"Mana mungkin bisa ada dua kartu yang sama persis?""Nggak, nggak mungkin!""Pasti ada yang curang!"Orang-orang di sekitar mereka langsung memikirkan kemungkinan lainnya. Tidak ada penjelasan lain lagi selain ada yang melakukan kecurangan."Bos, ini ...." Ehsan dan Hafid terdiam. Bahkan mereka sendiri juga tidak bisa membedakan siapa yang melakukan kecurangan."Nak, trik kecuranganmu hebat sekali. Salut! Tapi, aku duluan yang menunjukkan kartuku. Kamu yang curang, jadi kamu yang kalah. Sesuai aturan kasino, kamu bukan hanya harus mengembalikan semua uangmu. Setidaknya juga harus tinggalkan salah satu jarimu di sini!"Ghafar memang sangat berpengalaman dalam dunia perjudian ini. Hanya dalam sekejap, dia melempa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

Bab 206

"Kalau begitu ayo lepas. Biar kuperiksa bajumu dan kamu periksa bajuku!"Pandangan Tirta yang tajam langsung menyadari keanehan pada sorot mata Ghafar. Dia mengira Ghafar pasti tidak akan berani membiarkannya memeriksa bajunya. Apa yang mau dilakukan Ghafar sebenarnya?Dengan menggunakan mata tembus pandang, Tirta melihat dengan jelas bahwa Ghafar sudah menyembunyikan kartu di tangannya! Jika dia memberikan bajunya kepada Ghafar, pasti Ghafar akan menuduhnya menyembunyikan kartu!Tirta segera memanfaatkan kesempatan itu, berpura-pura menyerahkan bajunya!"Haha, coba kuperiksa siapa yang sebenarnya menyembunyikan kartu!" Melihat Tirta jatuh ke dalam perangkapnya, Ghafar berpikir, 'Bocah, kamu berani melawanku dengan trik rendahan begini? Naif sekali!'Namun sebelum tangan Ghafar menyentuh baju Tirta, Tirta tiba-tiba mengambil dadu yang ada di meja dan memantulkannya seperti peluru. Dadu itu tepat mengenai titik di pergelangan tangan Ghafar yang menyembunyikan kartu!"Ah!" Tiba-tiba tang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

Bab 207

"Aku benar-benar bukan sengaja mau bawa dia datang ke sini untuk permalukan Bos!""Dasar nggak berguna! Tahunya buat aku repot saja!" maki Ghafar. Ingin sekali rasanya dia menendang Ehsan sampai mati sekarang.Setelah itu, dia membentak bawahannya, "Bawa pecundang ini keluar dan patahkan kaki dan tangannya! Kalau aku lihat dia masuk ke sini lagi, kalian yang harus tanggung jawab!""Baik, Bos!" Melihat bos mereka naik pitam, para bawahannya juga tidak peduli lagi terhadap Ehsan yang meminta ampun. Setelah menghajarnya hingga babak belur, mereka menyeret Ehsan keluar dari kasino."Argh ... bocah sialan! Semua ini gara-gara kamu! Aku nggak akan lepaskan kamu!" teriak Ehsan saat diseret keluar dengan kondisi babak belur."Huh, mau balas dendam? Kamu nggak akan punya kesempatan lagi." Tirta sama sekali tidak takut terhadap ancamannya. Sebaliknya, dia menoleh pada Ghafar."Bos Ghafar, sesuai aturanmu, bukankah seharusnya kamu kasih aku semua uangmu itu? Lalu, bukannya jarimu juga harus dipot
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

Bab 208

"Wah, sombong sekali. Kamu kira hanya mereka saja sanggup melawanku?" kata Tirta sambil tertawa sinis. Dia sama sekali tidak peduli dengan Ghafar yang marah."Kamu kira kamu bisa melawan bawahanku sendirian dengan membawa dua wanita ini?" tanya Ghafar sambil menatap Tirta dengan tatapan remeh."Bos, biar kuhadapi bocah ini! Kalau nggak bisa mengalahkannya, Bos nggak perlu turun tangan. Aku yang akan lumpuhkan kaki dan tanganku sendiri!" Entah sejak kapan, Hafid telah mengajukan diri dengan mengambil sebuah pisau."Hehe, oke. Kamu maju saja," jawab Ghafar.Hafid bukan hanya mahir dalam melakukan kecurangan, tetapi juga merupakan seorang petarung yang handal. Ada banyak utang judi yang sulit ditagih, akhirnya berhasil dia selesaikan."Terima kasih, Bos!" Melihat Ghafar telah menyetujuinya, Hafid tersenyum meringis sambil menyerbu ke arah Tirta. "Bocah sialan, lihat saja kamu masih bisa sesombong itu nggak! Berlututlah!"Hanya beberapa langkah lagi, pisau tajam di tangan Hafid sudah hampi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

Bab 209

"Nggak ... kami nggak berani. Kak, bukan, Tuan, Anda cepat pergi saja! Sebentar lagi Bos kami akan datang bawa pistol!" ucap seorang bawahan yang cerdas.Orang itu tidak ingin tewas di tangan Tirta, juga tidak ingin Tirta membawa kabur uang mereka. Oleh karena itu, dia menggunakan pistol untuk menggertak Tirta."Tirta, gimana kalau kita pergi saja .... Punya uang memang bagus, tapi nyawa lebih berharga," bujuk Arum."Tirta, sudahlah. Kita pergi saja dari sini ...," timpal Nabila yang juga ketakutan ketika mendengar Ghafar akan mengambil pistol. Sehebat apa pun kemampuan bertarung Tirta, Nabila tetap tidak ingin mengambil risiko."Nggak apa-apa. Kalaupun dia punya pistol, bukannya sama saja nggak berguna kalau nggak bisa dipakai?" Tirta tentu tidak akan pergi begitu saja tanpa melakukan apa pun.Setelah berpikir sejenak, dia langsung menemukan ide bagus. Saat Ghafar keluar nanti, dia akan mengambil sebuah kartu dan melemparkannya untuk memotong tangan Ghafar. Dengan begitu, bukankah sem
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

Bab 210

"Siapa wanita ini? Berani sekali memandang rendah bos kami?" Melihat aura Naura yang begitu berwibawa, para bawahan Ghafar semakin gentar."Tirta, dia ...." Melihat kecantikan Naura, Nabila merasa agak cemburu."Temanku. Aku pernah menolong ayahnya. Kamu jangan banyak pikir, kami nggak ada hubungan apa pun," jelas Tirta. Hati Nabila jadi semakin lega setelah mendengar penjelasannya. Namun, melihat sikap Naura yang tampak keren, Nabila tetap merasa agak iri dan kagum.Pada saat itu, Ghafar kebetulan keluar dari ruang dalam sambil membawa pistol. Dia sudah mendengar suara Naura dari tadi. Emosinya semakin memuncak! Ghafar yang sudah bertahun-tahun menjadi bos di dunia mafia, hari ini harus menghadapi begitu banyak orang yang datang untuk menginjak-injaknya?Mana mungkin dia tidak emosi menghadapi semua ini? Ghafar langsung mengarahkan pistol ke Tirta dan Naura sambil tersenyum dingin."Nak, kamu kira kamu siapa berani ikut campur urusanku? Segera bawa orangmu untuk keluar. Kalau nggak, j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1920212223
...
97
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status