Share

Bab 197

Author: Hazel
"Pilih kecil? Hahaha! Kamu sudah pasti kalah!" Hafid tahu bahwa tidak peduli apa pilihan Tirta, dirinya sudah pasti akan menang. Jadi, dia langsung mengangkat kaleng untuk menunjukkan dadu di dalam.

"Lihat baik-baik! Jumlahnya sama! Maaf sekali, dewa keberuntungan nggak memihakmu lagi." Tanpa melihat dadu di atas meja, Hafid langsung menyalakan sebatang rokok dengan santai.

"Sebentar, kamu yakin kamu menang?" Tirta merasa lucu melihat penampilan Hafid yang dipenuhi kepercayaan diri. Dia pun bersandar di kursi sambil tersenyum sinis.

"Mana mungkin aku salah." Hafid terkekeh-kekeh. Dia yang mengocok dadu, jadi sudah pasti dirinya yang menang.

"Hafid, lihat baik-baik dulu. Jelas-jelas dia yang menang. Jumlah dadunya nggak sama lho."

"Ya, kamu ini gimana saja? Jelas-jelas sudah kalah, tapi masih menyebut diri sendiri menang."

Kerumunan di belakang ingin mentertawakan Hafid, tetapi tidak berani. Jadi, mereka hanya bisa menatapnya dengan ekspresi aneh.

Kali ini, mereka sungguh terkagum-kagum
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
hans
***** bagus lanjut
goodnovel comment avatar
Riri Febrianto
saya sudah sampai di bab 193.tau hilang saja malas klu gini.ulang dari awal
goodnovel comment avatar
Anas2013 Hafiz
pengaruh syaitan si Tirta ini... ...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 198

    "Dik, kamu terlalu meremehkanku. Aku sudah berjudi sejak 6 tahun. Sampai sekarang, aku sudah bermain 20 tahun! Selama bertahun-tahun ini, hanya beberapa yang bisa mengalahkanku. Tapi, itu bukan berarti aku lemah. Kalau kamu menang kali ini, aku akan mundur dari industri ini," ujar Hafid.Wajahnya sampai memerah karena ucapan Tirta. Dia kalah 3 kali berturut-turut dari amatiran seperti Tirta. Bisa dibayangkan, betapa kesalnya Hafid karena masalah ini."Astaga, bocah ini luar biasa. Dia sampai membuat Hafid melontarkan perkataan seperti itu!""Jangan menyebutnya bocah. Dia jelas-jelas dewa judi. Aku rasa dia bakal menang lagi!"Kerumunan berdiskusi dengan lirih dan semua memihak pada Tirta."Aku nggak peduli kamu mau pensiun atau nggak. Aku cuma mau uangmu. Pokoknya kamu harus mengaku kalah kalau memang kalah. Ayo, tunjukkan dadunya," desak Tirta yang menegakkan tubuh."Siapa takut? Kali ini, aku pasti .... Sial! Kok bisa besar! Jelas-jelas kecil kok! Apa yang terjadi? Situasi macam apa

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 199

    Arum berpikir, seandainya adiknya yang tidak berguna itu memiliki setengah kemampuan Tirta, mana mungkin dia akan kalah setelak itu?"Dasar nggak berguna! Kamu kalah telak! Gimana kamu akan menjelaskannya kepada Bos?" tegur Ehsan yang merasa senang di atas penderitaan Hafid."Aku nggak percaya kamu bisa menang terus. Kamu pasti main curang! Cepat katakan, kamu main curang nggak!" pekik Hafid dengan mata memerah. Dia bahkan melompat ke atas meja. Saking emosinya, dia sampai tidak bisa mendengar hinaan Ehsan."Kamu yang mengocok dadu tadi. Aku nggak menyentuhnya sedikit pun. Jadi, gimana aku bisa main curang? Aku cuma beruntung. Tadi kamu sudah berjanji. Kamu nggak bakal ingkar janji, 'kan?" balas Tirta sambil tersenyum tipis."Aku nggak bilang mau ingkar janji. Aku cuma mau tahu, gimana kamu bisa menang secara berturut-turut begini?" jelas Hafid."Apa yang harus ditanyakan? Dia sama sekali nggak pegang dadunya. Kamu yang mengocok sendiri. Masa nggak mau mengaku kalah?""Kamu mau bersika

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 200

    "Wow! Bos Ghafar mengerikan sekali! Dia langsung bertaruh besar!""Seratus miliar? Aku nggak pernah mendengar taruhan sebesar ini!""Bos Ghafar nggak tahan lagi, makanya turun tangan sendiri! Dia akan mengambil kembali semua uangnya!""Kudengar, Bos Ghafar hanya pernah kalah sekali dalam hidupnya. Selain itu, dia menang terus!""Bos Ghafar akan menjadi lawan yang sulit untuk pemuda itu!"Begitu Ghafar melayangkan tantangan, suasana langsung menjadi heboh. Mereka sangat penasaran siapa yang akan menjadi pemenangnya!'Bos kasino ini pasti lebih hebat dari Hafid. Entah tipu muslihat seperti apa yang akan dimainkannya,' batin Tirta sambil merenung.Pada akhirnya, Tirta mengangguk dan menyetujui, "Seratus miliar per ronde? Boleh saja. Tapi, aku nggak melihat uangmu. Kamu nggak mugkin bermain tanpa uang, 'kan?"Jantung Nabila dan Arum seketika berdetak kencang mendengar Tirta menyetujuinya. Hanya saja, mereka tidak bersuara karena memercayai kemampuan Tirta."Hehe, tenang saja. Uang di kasin

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 201

    "Tirta, kamu telepon siapa?" Pendengaran Nabila sangat tajam. Begitu mendengar suara wanita dari telepon, dia langsung menanyakannya kepada Tirta."Kamu tenang saja, aku nggak kenal dekat dengannya. Cuma suruh dia datang untuk membantu," ujar Tirta setelah melihat Nabila yang agak cemburu."Benarkah?" Nabila tentu saja tidak percaya. Baginya, Tirta adalah pria yang sangat hebat sekarang. sekarang. Oleh karena itu, dia sangat takut Tirta akan direbut wanita lain."Bos, uang yang kamu minta sudah datang!" Pada saat itu, para penjudi segera bubar ketika orang yang mengambil uang untuk Ghafar kembali. Belasan orang yang terbagi menjadi dua kelompok muncul berturut-turut dengan membawa koper kulit berukuran besar."Letakkan saja," perintah Ghafar."Di setiap koper ini ada 20 miliar, total semua koper di sini ada 200 miliar. Hampir semua ini adalah harta yang kukumpulkan selama bertahun-tahun berbisnis. Hari ini kukeluarkan semuanya untuk bermain denganmu!"Ghafar menghentikan percakapan ant

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 202

    "Kamu yakin?" Ghafar tetap merasa waswas terhadap orang asing."Aku yakin, Bos. Orang itu adalah kakak Daud, aku tahu semuanya tentang dia. Dia nggak pernah berjudi sama sekali," jawab Ehsan."Baiklah, kalau begitu suruh dia yang bagikan kartu," balas Ghafar menyetujuinya."Tirta .... Aku nggak bisa bagi kartu, gimana kalau kartu yang kubagikan itu membuatmu kalah?" Mendengar dirinya yang ditetapkan untuk membagikan kartu, Arum merasa sangat gugup hingga hampir saja menangis.Perjudian kali ini bernilai 100 miliar! Jika dia sampai membuat Tirta kalah, Arum tidak akan bisa ganti rugi sama sekali!""Nggak masalah kalau kalah. Lagian uang ini juga kudapatkan cuma-cuma," ujar Tirta dengan tak acuh."Tirta, aku ... nggak bisa. Gimana kalau Nabila yang bagi kartunya?" tolak Arum."Aku juga nggak bisa, aku nggak tahu caranya ...," pinta Nabila dengan ragu-ragu."Dia sudah pasti nggak boleh! Kamu saja yang bagikan kartunya!" Ehsan mengetahui bahwa Nabila adalah pacar Tirta, sehingga dia menola

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 203

    "Nggak apa-apa, Kak. Tenang saja!" ujar Tirta lagi sambil menepuk pundaknya saat melihat Arum terkejut."Ya ... aku akan tenang!" Tiba-tiba, muncul sebuah pemikiran dalam benak Arum! Tirta yang mengocok kartu ini dengan menggunakan tangannya! Meski Arum sendiri tidak mengerti bagaimana caranya, dia tahu ini bukan waktunya untuk menanyakan hal tersebut.Pada akhirnya, dia bersikap kooperatif untuk mengocok kartu itu. Dengan kerja sama antara kedua orang itu, Ghafar sama sekali tidak bisa menemukan kejanggalannya.Tak lama kemudian, Tirta mulai berkeringat. Ternyata cukup menguras tenaga baginya untuk mengendalikan tangan orang lain dengan energi perak! Sepertinya dia harus banyak berhubungan badan lagi setelah pulang nanti untuk menambah energi."Sudah selesai ... apa sudah boleh dibagikan?" tanya Arum dengan gugup setelah tangannya berhenti."Bos Ghafar, gimana kalau kamu mulai duluan?" tanya Tirta yang berpura-pura gugup."Hehe, ambil satu kartu saja. Siapa yang kartunya lebih besar b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 204

    Hanya terlihat dua kartu di tangan Ghafar, satu adalah dua klub, dan satunya lagi adalah as wajik. Kedua kartu ini hanya berjumlah tiga poin! Bahkan tanpa kecurangan sekalipun, Ghafar tidak pernah mendapatkan kartu sekecil ini seumur hidup.Tidak mungkin dia bisa menang dari Tirta jika menggunakan kartu sekecil ini!"Bos Ghafar, kenapa wajahmu kelihatannya buruk sekali? Apa kartumu juga nggak bagus?" tanya Tirta yang berpura-pura tidak tahu."Hehe, kamu terlalu banyak pikir, Nak. Kartuku bagus sekali kok!" Begitu ditanyakan oleh Tirta, Ghafar langsung merubah raut wajahnya.Hanya dengan kemampuan mengubah ekspresi ini saja, Tirta merasa salut terhadap Ghafar.Setelah itu, Ghafar terlihat seperti menutup kedua tangannya dengan santai. Dia sedang menyembunyikan kartunya itu seolah-olah takut terlihat oleh orang lain. Namun, di sudut yang tidak terlihat oleh orang lain, Ghafar diam-diam mengganti kartunya dengan kartu yang disembunyikan di lengan bajunya.Semua ini terjadi begitu cepat, b

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 205

    Kartu Tirta sama persis dengan milik Ghafar! Kali ini, semua orang terperangah melihatnya, termasuk Ghafar! Dari reaksi Tirta sebelumnya, dia mengira Tirta mendapat kartu yang sangat buruk. Tak disangka, kartu yang diperoleh Tirta juga sama dengannya! Kali ini benar-benar gawat!"Mana mungkin bisa ada dua kartu yang sama persis?""Nggak, nggak mungkin!""Pasti ada yang curang!"Orang-orang di sekitar mereka langsung memikirkan kemungkinan lainnya. Tidak ada penjelasan lain lagi selain ada yang melakukan kecurangan."Bos, ini ...." Ehsan dan Hafid terdiam. Bahkan mereka sendiri juga tidak bisa membedakan siapa yang melakukan kecurangan."Nak, trik kecuranganmu hebat sekali. Salut! Tapi, aku duluan yang menunjukkan kartuku. Kamu yang curang, jadi kamu yang kalah. Sesuai aturan kasino, kamu bukan hanya harus mengembalikan semua uangmu. Setidaknya juga harus tinggalkan salah satu jarimu di sini!"Ghafar memang sangat berpengalaman dalam dunia perjudian ini. Hanya dalam sekejap, dia melempa

Latest chapter

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1383

    "Nggak usah buru-buru, aku sudah pertimbangkan. Aku nggak akan memberi kalian uang, begitu pula ... nyawaku!" tegas Tirta.Tirta tertawa kepada Arkan, lalu menamparnya. Arkan memaki, "Sialan! Bocah berengsek! Beraninya kamu mempermainkanku!"Tentu saja Arkan marah menghadapi situasi seperti ini. Arkan hendak menarik pengaman pistol, lalu mematahkan kedua tangan dan kaki Tirta terlebih dahulu untuk menakutinya.Namun, tamparan Tirta langsung membuat kepala Arkan terpental dalam sekejap. Sementara itu, tubuh Arkan yang sudah kehilangan kepala masih mempertahankan posisi mengangkat pistol untuk mematahkan kaki dan tangan Tirta.Perubahan yang mendadak ini membuat semua orang di tempat kaget dan juga takut. Setelah tersadar, mereka berkata pada Hafiz dengan ekspresi marah."Kak Arkan! Sialan! Ternyata pemuda ini seorang ahli bela diri!""Bos, pemuda ini sudah membunuh Kak Arkan! Kalau nggak, kita langsung bunuh dia saja!"Hafiz menegur, "Sialan, bukannya orang mati itu hal yang biasa? Dulu

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1382

    "Empat puluh triliun? Bukannya kalian itu polisi? Kenapa aku merasa kalian seperti bandit?" tanya Tirta.Berdasarkan ucapan Mairah, para polisi ini juga bertugas untuk mencari Susanti biarpun Tirta tidak memberi mereka uang. Lagi pula, mereka tidak menemukan Susanti. Namun, Tirta juga bersedia memberi mereka 2 triliun sebagai ungkapan terima kasih.Melihat kondisi ini, emosi Tirta tersulut. Hafiz yang memimpin melihat Tirta masih begitu muda, tetapi dia sama sekali tidak panik setelah dikepung. Tirta juga bisa menebak masa lalu Hafiz dan lainnya dari ucapan mereka.Hafiz menerka-nerka identitas Tirta, 'Eh? Sebenarnya apa latar belakang pemuda ini? Kenapa dulu aku nggak pernah mendengar tentangnya?'Salah satu bawahan kepercayaan Hafiz maju, lalu tertawa dan berujar sembari menunjuk Tirta, "Kak, pemuda ini benar-benar pintar. Dia bisa menebak profesi kita dulu."Puluhan polisi juga ikut menghina Tirta. Sikap mereka sangat keterlaluan."Benar! Dulu kami termasuk bandit. Hanya saja, akhir

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1381

    Belasan menit kemudian, 13 orang terakhir juga dibunuh oleh Tirta. Setelah menyimpan Pedang Terbang, Tirta melihat mayat-mayat di tanah. Perasaannya campur aduk.Tirta merasa sejak dirinya menguasai kultivasi, hasrat membunuhnya makin kuat. Dulu dia hampir tidak pernah berpikiran untuk membunuh.Saat Tirta sedang gundah dan meragukan dirinya sendiri, suara Genta terdengar. "Kamu sudah menjalani kehidupan di luar alam fana. Kamu nggak usah sedih karena kematian para pecundang ini. Mereka nggak pantas."'Kak, aku juga manusia. Tapi, aku merasa sekarang aku nggak berperikemanusiaan sedikit pun,' balas Tirta. Dia memeluk Susanti makin erat, tetapi hatinya masih kalut.Genta bertanya balik, "Kalau begitu, beri tahu aku apa artinya berperikemanusiaan?"Tirta mendesah dan menjawab, 'Berperikemanusiaan itu ... aku juga nggak tahu. Aku cuma merasa jelas-jelas aku bisa melepaskan mereka dan menyuruh mereka bersumpah ke depannya nggak akan membocorkan hal ini. Tapi, aku tetap membunuh mereka. Kak

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1380

    Pedang Terbang yang bergerak sangat cepat menebas belasan kepala ahli serangga dalam sekejap. Para ahli serangga dari Desa Hiradi dan Desa Tayur tidak mampu menangkis serangan Tirta. Serangga guna-guna yang mereka banggakan sangat lemah di hadapan Pedang Terbang, seperti anak kecil 3 tahun yang menghadapi orang dewasa.Dalam waktu singkat, puluhan ahli serangga yang awalnya sangat percaya diri merasa tidak berdaya. Mereka yang kalah telak berteriak histeris.Wafri kaget. Dia bergumam, "Apa ... yang terjadi? Pedang ini bisa terbang .... Apa aku berhalusinasi?"Namun, suara teriakan makin jelas. Wafri tidak berani berlama-lama lagi. Dia berusaha keras untuk kabur."Sialan ... sebenarnya siapa pemuda ini? Jamil berengsek! Kamu mencelakaiku!" omel Aezar. Dia yang ketakutan setengah mati juga berusaha kabur."Lari saja, aku mau lihat kaki kalian atau pedangku lebih cepat!" seru Tirta. Dia memancarkan aura membunuh.Tirta menjentik jarinya, lalu bola api muncul dan jatuh ke mayat-mayat yang

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1379

    Marila segera berucap dengan ekspresi cemas, "Paman, kita jangan habiskan waktu lagi. Kita sama-sama bawa bawahanmu pergi ke Desa Benad secepatnya!""Oke, tapi naik mobil terlalu lambat. Aku suruh orang untuk cari helikopter. Kita naik helikopter ke sana saja," sahut Idris. Dia membawa Marila naik ke mobil, lalu bergegas pergi ke pusat kota.....Waktu kembali ke 2 jam kemudian. Di bawah rumah panggung Susana, sebelumnya Tirta sudah membantai belasan ahli serangga Desa Benad yang tersisa.Tiba-tiba, puluhan ahli serangga mengepung Tirta. Mereka berasal dari Desa Hiradi dan Desa Tayur. Tirta tidak ingin membunuh orang yang tidak bersalah, ditambah lagi dia ingin segera memulihkan ingatan Susanti.Jadi, Tirta tidak langsung bertindak. Dia berkata kepada puluhan orang itu, "Sepertinya aku nggak punya dendam dengan kalian. Kalau kalian nggak mau mati sia-sia, cepat minggir."Aezar mengamati Tirta dengan sinis. Dia mendengus dan berbicara terlebih dahulu, "Kamu memang nggak punya dendam den

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1378

    Dua jam yang lalu, Marila langsung menelepon pamannya setelah berpisah dengan Tirta. Pamannya adalah gubernur yang memimpin Provinsi Naru. Dia merupakan pejabat yang mengurus perbatasan. Namanya Idris.Marila meminta Idris mengutus orang untuk mencari Susanti. Sementara itu, Marila yang menaiki taksi sedang dalam perjalanan untuk bertemu Idris.Tentu saja, Marila juga mempunyai alasan datang jauh-jauh dari ibu kota ke Provinsi Naru untuk mencari Idris. Awalnya Idris juga merupakan pejabat tinggi di ibu kota. Kemudian, Idris menyinggung orang hebat karena salah bicara. Dia hampir kehilangan posisi sebagai pejabat.Untung saja, Saba turun tangan untuk melindungi Idris. Namun, Idris dipindahkan ke Provinsi Naru yang terpencil karena masalah ini. Dia menjadi seorang gubernur. Kemungkinan dia tidak mempunyai kesempatan untuk kembali ke ibu kota lagi seumur hidup.Setelah itu, petinggi negara memerintahkan untuk membasmi kejahatan di seluruh negeri. Provinsi Naru adalah wilayah yang dikuasai

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1377

    Apalagi kompetisi serangga akan segera diadakan. Demi memenangkan kompetisi, mereka juga ingin datang untuk mengambil keuntungan. Tujuan mereka adalah merebut Serangga Emas yang dimurnikan dengan susah payah. Jadi, mereka baru menerobos masuk ke Desa Benad.Jamil buru-buru maju dengan napas terengah-engah saat melihat kedua belah pihak yang hendak berkelahi demi merebut Serangga Emas.Jamil menunjuk Tirta yang sedang membunuh di bawah rumah panggung sambil berteriak, "Kepala desa sekalian, jangan bertengkar lagi. Serangga Emas sudah diambil oleh seorang pemuda yang datang dari luar. Nenek Benad dan ayahku sudah dibunuh olehnya!""Siapa yang membunuh pemuda itu akan mendapatkan Serangga Emas. Ayahku sudah mati, jadi aku yang membuat keputusan di Desa Benad. Aku akan membawa semua penduduk Desa Benad untuk membela pihak yang membantuku balas dendam," lanjut Jamil.Jamil meneruskan, "Kalau aku melanggar janjiku, aku akan disambar petir dan dihabisi semua serangga guna-guna. Aku akan mati

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1376

    Orang yang ditarik Jayadi untuk mengadang serangan pedang Tirta sudah mati. Namun, Jayadi tidak merasa kesakitan selain kepalanya yang makin gatal dan pandangannya yang makin kabur.Jayadi berusaha mengerahkan Serangga Batu dan Serangga Pelumpuh, lalu berujar pada Tirta dengan sinis, "Pemuda sialan, hanya begini kemampuanmu? Kamu sama sekali nggak bisa melukaiku. Haha, selanjutnya sudah saatnya aku bertindak!"Sesuai namanya, Serangga Batu bisa membuat orang yang digigit membatu. Sementara itu, sekujur tubuh orang yang digigit Serangga Pelumpuh akan mati rasa. Mereka tidak akan mampu melawan lagi.Kedua serangga ini bisa memberikan efek yang sama. Jayadi yakin Tirta yang merupakan orang luar pasti tidak bisa menghadapi serangan serangganya. Nanti Jayadi bisa menghabisi Tirta dengan mudah.Hanya saja, tiba-tiba terdengar suara Jamil yang samar dan panik. "Ayah ... kamu ... nggak ... apa-apa, 'kan?""Aku ... nggak ... apa-apa ....," sahut Jayadi. Dia merasa aneh, tetapi dia tetap menangg

  • Dokter Ajaib Primadona Desa   Bab 1375

    Tirta mendengus dan berkata, "Aku memang mau membuat perhitungan denganmu! Sekarang kamu yang cari aku, jadi aku bisa menghemat waktuku!"Tirta melihat dengan menggunakan mata tembus pandang. Ternyata Jamil yang pergi tadi sudah kembali. Dia membawa Jayadi dan belasan ahli serangga di Desa Benad. Mereka membuat masalah di bawah rumah panggung.Tirta langsung menyuruh Anton dan Yuli mengikutinya. Dia yang menggendong Susanti keluar dari kamar terlebih dahulu.Sementara itu, Jamil yang berada di bawah rumah panggung langsung panik begitu melihat Tirta keluar dari kamar sambil menggendong Susanti.Jamil yang cemburu berseru, "Ayah, pemuda itu yang membunuh Nenek Benad! Cepat bunuh dia! Jangan sampai dia membawa Susanti pergi!"Jayadi meremehkan Tirta setelah melihat tampangnya yang lucu dan wajahnya yang masih muda. Dia berucap kepada Jamil, "Jamil, dia masih muda. Untuk apa kamu takut? Tenang saja, aku nggak akan membiarkan dia pergi dari Desa Benad hidup-hidup. Wanita itu milikmu dan di

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status