Home / Fantasi / Dokter Ajaib Primadona Desa / Chapter 141 - Chapter 150

All Chapters of Dokter Ajaib Primadona Desa: Chapter 141 - Chapter 150

937 Chapters

Bab 141

"Tirta?" Agatha membuka mata mendengar suara itu. Ketika melihat Tirta menyerbu ke arahnya, Agatha pun merasa terkejut sekaligus gembira."Agatha, jangan takut. Aku akan membalas perbuatannya." Selesai berbicara, Tirta langsung menerjang ke depan dan mencengkeram tangan Baskoro yang terangkat dengan kecepatan kilat."Bocah, siapa kamu? Beraninya kamu ikut campur urusanku?" bentak Baskoro. Dia merasa harga dirinya terinjak-injak karena Tirta menegurnya di depan publik seperti ini.Tangan Tirta bak capitan besi. Baskoro mengerahkan tenaga besar, tetapi tidak bisa melepaskan diri dari Tirta. Hal ini membuat Baskoro merasa makin malu dan geram."Kamu Baskoro?" Tirta mengamatinya, lalu terkekeh-kekeh dan meneruskan, "Agatha adalah teman masa kecilku. Beraninya kamu memukulnya!"Plak! Begitu melepaskan tangan Baskoro, Tirta langsung melayangkan tamparan keras. Sekarang, pukulan Tirta bisa menghancurkan sebuah batu besar dengan mudah.Jadi, ketika terkena tamparan itu, Baskoro merasa seluruh
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 142

"Ini keren sekali. Seseorang yang tak dikenal menghajar Presdir Farmasi Santika!" Sebagian besar orang mengeluarkan ponsel untuk merekam kejadian ini, lalu mengunggahnya di internet. Ini akan menjadi berita besar!"Cepat panggil direktur rumah sakit. Beri tahu dia Pak Baskoro dipukul orang sampai sekarat! Farmasi Santika punya hubungan kerja sama dengan rumah sakit kita. Kalau terjadi sesuatu, kita yang harus bertanggung jawab!" Seorang dokter paruh baya yang berada di kerumunan buru-buru memerintah staf medis."Ya, baik!" Staf medis segera berlari pergi untuk mengabari direktur rumah sakit."Kenapa kalian diam saja? Cepat tahan dia!" teriak dokter itu lagi. Kemudian, dia membawa dokter lainnya untuk maju dan menghentikan Tirta."Nak, cepat berhenti! Di sini rumah sakit, bukan tempatmu untuk bertindak semena-mena!" hardik dokter itu."Oh, boleh saja. Tapi, kamu harus menjawab satu pertanyaanku dulu," ujar Tirta yang bangkit dari tubuh Baskoro. Kemudian, dia menginjak wajah Baskoro dan
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 143

"Bocah, aku sudah memperjelas semuanya tadi. Kamu telah menyinggung orang yang salah. Kalau kamu bersikeras menolak, kami tentu punya cara untuk memaksamu," sahut direktur itu sembari tersenyum meremehkan.Direktur ini hampir mengenal semua orang berkuasa di kota ini. Sementara itu, Tirta terlihat sangat asing. Dia yakin bahwa Tirta bukan siapa-siapa. Itu sebabnya, dia tidak takut memberi Tirta pelajaran."Kalian kelewatan sekali! Benar-benar nggak masuk akal!" pekik Agatha dengan kesal."Kami nggak perlu menggunakan logika untuk menghadapi kalian." Direktur itu terkekeh-kekeh. Dia melambaikan tangannya untuk menyuruh para dokter di belakangnya memaksa Tirta berlutut."Dasar pria tua nggak tahu malu. Kamu nggak pantas menyuruhku berlutut. Kalau begitu, aku akan membuatmu berlutut duluan," gumam Tirta yang sudah murka. Kemudian, dia langsung maju."Hentikan dia!" perintah direktur itu. Kecepatan Tirta terlalu tinggi sehingga membuat direktur itu memelotot saking terkejutnya. Dia bahkan
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 144

"Pak Direktur, kalian ...." Baskoro tercengang melihat para dokter yang terkapar di lantai dengan tidak berdaya."Nggak perlu mencemaskan mereka. Pikirkan saja keselamatan sendiri," ujar Tirta yang sudah tiba di hadapan Baskoro. Kemudian, dia menginjak wajah Baskoro sambil menatapnya dengan tatapan menghina."Siapa sebenarnya kamu? Apa aku pernah menyinggungmu? Kalau nggak pernah, untuk apa kamu bertindak seperti ini? Lebih baik lepaskan aku dan kita bisa berteman," ucap Baskoro. Dia kesakitan karena Tirta menginjak lukanya. Untuk sekarang, dia hanya bisa berpura-pura baik karena bala bantuannya belum tiba."Kamu nggak pernah menyinggungku, tapi kamu mencelakai ibu Agatha. Bisa dibilang, ini dendam kesumat. Orang sepertimu nggak pantas berteman denganku," sahut Tirta sembari mengerahkan tenaga pada kakinya."Argh .... Jalang itu yang memberitahumu? Apa sebenarnya hubungan kalian?" pekik Baskoro yang menatap Agatha dengan kejam. Jika Tirta tidak mengatakan apa pun, Baskoro tidak akan me
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 145

Ketika melihat Tirta begitu dipenuhi keyakinan, orang-orang yang mengeluarkan ponsel untuk merekam menjadi makin banyak."Jangan dengarkan omong kosongnya. Aku nggak pernah membunuh siapa pun .... Dia hanya ingin memfitnahku ...." Baskoro buru-buru berteriak dengan perasaan bersalah."Fitnah atau bukan, kebenarannya akan terungkap nanti," ujar Tirta. Dengan ekspresi suram, dia mengeluarkan jarum untuk menghipnosis Baskoro."Huh! Aku nggak pernah melakukan kejahatan apa pun! Kamu nggak punya bukti, jangan mencoba-coba memfitnahku!" bentak Baskoro dengan ekspresi lugu. Dia tidak tahu apa yang akan dilakukan Tirta selanjutnya."Cih, aku malas basa-basi denganmu." Tirta tidak berbicara lagi. Berhubung orang-orang sudah siap untuk merekam, dia segera menancapkan jarum ke beberapa titik akupunktur Baskoro."Ka ... kamu mau apa ...." Sebelum Baskoro menyelesaikan ucapannya, semua jarum sudah selesai ditancapkan."Gesit sekali. Tanpa latihan puluhan tahun, seseorang nggak mungkin melakukannya
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 146

Agatha diliputi kesedihan. Air mata terus berlinang di wajahnya. Dia menyerbu ke depan Baskoro, lalu memukul dan menendangnya tanpa henti."Sialan! Kamu lebih rendahan daripada binatang! Bibi Diah orang baik, kenapa kamu membunuhnya! Kamu nggak pantas hidup di dunia ini!" maki Tirta yang juga tidak bisa menahan emosinya lagi. Dia maju, lalu mematahkan tulang-tulang Baskoro.Baskoro tersadar kembali. Dia sontak memuntahkan darah tanpa punya tenaga untuk melontarkan sepatah kata pun."Buset! Aku nggak nyangka Baskoro sekejam itu!""Dasar binatang! Pukul saja dia sampai mati!""Ya, bunuh dia! Bunuh bedebah itu!"Begitu mengetahui kebenarannya, semua orang langsung memaki Baskoro. Di sisi lain, Rico menatap direktur rumah sakit dan bertanya dengan lirih, "Pak, apa kita masih perlu membantu Pak Baskoro?""Dasar goblok! Kalau kamu maju, kamu cuma akan mati. Cepat pikirkan cara untuk mengklarifikasi semuanya!" hardik direktur itu dengan ekspresi masam. Dia tidak lagi berpikir untuk memberi Ti
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 147

"Tenang saja, Pak. Aku akan membereskan semuanya untukmu! Aku nggak akan membiarkan kejadian hari ini bocor sedikit pun!" jamin Nabhan. Dia juga pelaku kejahatan tahun itu. Dia adalah pembunuh yang dibina secara khusus oleh Baskoro.Begitu mendengar ucapan Baskoro, Nabhan langsung mengerti apa yang terjadi. Dia melambaikan tangannya, menyuruh para bawahan untuk memblokir TKP dan menghapus semua rekaman."Dengar baik-baik! Kalau sampai ada yang membocorkan kejadian hari ini, kalian akan bernasib sama dengan kedua bocah ini!" seru Nabhan dengan ekspresi dingin. Kemudian, dia memegang goloknya dengan erat dan menghampiri Tirta."Jangan bunuh aku! Aku akan menghapus videonya! Aku nggak melihat apa pun!" Sebagian besar orang yang merekam tadi ketakutan hingga kaki mereka melemas. Mereka menyerahkan ponsel dengan patuh."Nabhan, bunuh bocah itu!" Baskoro akhirnya merasa lega sekarang. Dia pun menyeringai menatap Tirta."Tenang saja, Pak." Nabhan tersenyum kejam dan makin mendekat dengan Tirt
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 148

Pada saat yang sama, Tirta merasakan energi besar meledak keluar dari tubuhnya. Pupilnya juga berubah warna menjadi perak, membuat auranya terlihat sangat mulia. Hanya saja, tidak ada yang melihat semua ini."Ah! Tirta, sakit sekali!" Ketika Tirta masih termangu, Agatha yang berada di pelukannya tiba-tiba berteriak kesakitan. Tirta menunduk, lalu mendapati lengan Agatha bercucuran darah."Hahaha! Bagus, bagus sekali! Aku mau jalang itu mati! Uhuk, uhuk .... Hahaha .... Uhuk, uhuk!" Baskoro tertawa terbahak-bahak mendengar teriakan kesakitan itu."Kalian cari mati!" Tirta yang tidak berhasil melindungi Agatha sepenuhnya sontak murka. Seruannya ini bak guntur yang menggelegar. Pupil berwarna perak menyusut menjadi garis vertikal, seluruh tubuhnya dipenuhi energi.Saat berikutnya, Tirta melambaikan tangannya. Adegan yang mengejutkan pun terjadi. Golok yang hendak menyerang Tirta malah hancur, sedangkan lengan Tirta sama sekali tidak terluka. Dia justru menjatuhkan para preman yang berjara
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 149

"Apa perlu membunuh begitu banyak orang?" tanya polisi itu dengan ekspresi masam sembari menatap Tirta dengan penuh waspada.Kemudian, polisi itu tidak sengaja melirik Baskoro yang terkapar di atas genangan darah. Dia pun terbelalak. Jelas, keduanya saling mengenal.Baskoro diam-diam tersenyum, lalu memberi isyarat yang mengatakan akan memberi 100 miliar kepada polisi itu jika membantunya. Tidak ada yang menyadari hal ini."Semua yang kubilang adalah fakta. Baskoro membawa orang untuk membunuhku, makanya aku menyerang balik," jelas Tirta.Ketika Tirta masih ingin menjelaskan, Baskoro menahan rasa sakitnya sambil memutarbalikkan fakta. "Pak, akhirnya kamu datang. Dia sudah gila, jangan dengarkan omong kosongnya .... Dia yang ingin membunuhku, makanya aku menyuruh orang kemari .... Tanya saja pada Nabhan ...."Polisi itu bernama Agung. Agung menatap Nabhan, lalu bertanya, "Apa yang dikatakan Pak Baskoro benar?"Jelas sekali, Agung tergiur dengan tawaran 100 miliar itu. Dengan jabatannya,
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

Bab 150

"Kalau takut, aku nggak bakal melakukan hal seperti ini," sahut Agung dengan ekspresi dingin."Ka ... kalian ini ...." Agatha berlinang air mata saking paniknya. Dia mengira semua akan aman dan Baskoro akan ditangkap setelah polisi datang. Sebelum sempat berbahagia, polisi malah hendak menangkap dirinya dan Tirta. Jika tahu akan melibatkan Tirta, Agatha tidak akan membalas dendam."Jangan basa-basi lagi. Cepat ikut kami." Agung melambaikan tangannya dan tidak memberi Agatha kesempatan untuk berbicara. Seketika, sekelompok polisi maju untuk mengawal."Huh! Mau melawanku? Naif sekali," gumam Baskoro. Meskipun sudah sekarat, Baskoro masih bisa tersenyum sinis menatap Tirta. Tirta sudah dikepung oleh polisi, tidak mungkin bisa membunuhnya lagi."Sebentar! Pak Agung, sebaiknya kita ambil rekaman CCTV. Kita butuh bukti untuk menangani kasus. Kurang tepat kalau langsung menangkap mereka begitu saja," ucap Susanti sambil mengernyit. Dia tidak tahan lagi. Meskipun Tirta sangat menjengkelkan, Su
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more
PREV
1
...
1314151617
...
94
DMCA.com Protection Status