All Chapters of Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir: Chapter 291 - Chapter 300

354 Chapters

Bab 291

Hari itu, suasana pagi di rumah besar keluarga Alexander dan Helena terasa sibuk seperti biasanya. Namun, ada kegelisahan yang tak biasa di wajah Angel, gadis kecil berusia lima tahun yang terus merengek. “Aku mau ke rumah Kakek! Aku mau bermain dengan Kakek!” tangis Angel, matanya mulai memerah. Helena akan sibuk memeriksa dokumen meeting di ruang kerjanya, hanya bisa menghela napas panjang. Jadwalnya hari ini sangat padat, dan ia tak mungkin membawa Angel ke rumah Tuan Smith sendiri. “Baiklah,” kata Helena akhirnya. “Talitha, tolong temani Angel ke rumah Kakeknya. Biar dia bisa les di sana sekaligus. Masalah lembur, nanti aku yang urus upahnya.” Talitha mengangguk patuh. Ia segera bersiap bersama Angel, satu pelayan, dan perlengkapan les yang akan mereka bawa. Helena memandang putrinya dengan penuh rasa bersalah. “Nanti Ibu menyusul setelah meeting, ya. Kau baik-baik di sana,” ucapnya lembut sebelum mencium kening Angel. Setib
last updateLast Updated : 2024-11-28
Read more

Bab 292

“Apa yang terjadi sebenarnya, Thalita?” tanya Helena. Thalita pun terdiam untuk mengatur pikiran, jangan sampai nantinya dia salah bicara. “Nyonya, sebenarnya tadi itu...” ia pun menceritakan apa yang terjadi di kamar Bernica. Helena mendengar cerita dari Thalita dengan seksama. Thalita nampak lesu. “Saya yakin sekali, Angel tidak menyakiti Nona Bernica. Jadi, saya coba menjelaskan kepada Nyonya Monica, tapi sepertinya beliau tidak menerima penjelasan itu.” Helena membuang napas, jelas dia merasa kesal. “Baiklah. Kau tidak perlu memikirkan soal ucapan Monica lagi. Aku akan mengurusnya, ajak saja Angel untuk bermain sebentar, ya...”Thalita menganggukkan kepalanya, tegas meninggalkan tempat tersebut membawa Angel. Tanpa membuang waktu lagi, Helena pun langsung menemui Tuan Smith. “Ayah mertua,” panggil Helena, “boleh aku minta pelayan rumah untuk memeriksa rekaman kamera pengawas di kamarnya Bernica?”Mend
last updateLast Updated : 2024-11-29
Read more

Bab 293

Monica tersenyum tipis saat Ken masuk ke kafe. Pintu kaca berbunyi lembut diiringi langkah tenangnya yang penuh percaya diri. Monica sudah duduk di sudut ruangan, meja bundar kecil di depannya dihiasi secangkir kopi yang masih mengepul. Tatapannya tajam, mengamati pria itu seolah memeriksa sesuatu yang rapuh. “Selamat sore, Nyonya Monica,” sapa Ken dengan sopan sambil membungkuk sedikit. Monica balas tersenyum dan menunjuk kursi di seberangnya. “Duduklah, Ken. Aku sudah menunggu.” Ken menarik kursi perlahan, duduk dengan postur tubuh yang rapi namun tegang. Setelah menghela napas, dia langsung bertanya, “Jadi, kenapa anda ingin Saya datang ke sini?” Monica memutar cangkir kopinya, menatap ke dalam cairan hitam itu sebelum menjawab. “Aku ingin meminta bantuanmu.” Alis Ken terangkat. “Bantuan apa, Nyonya?” Monica menatapnya lurus. “Aku ingin mendapatkan lebih banyak dari harta warisan Tuan Smith.”
last updateLast Updated : 2024-11-30
Read more

Bab 294

Langit sore di atas pusat perbelanjaan terlihat cerah. Thalita melangkah masuk ke salah satu toko pakaian sambil memegang daftar kecil di tangannya. Daftar itu berisi kebutuhan sederhana untuk ibunya yang sedang dirawat di rumah sakit. Ibu mengeluhkan bosan mengenakan pakaian rumah sakit yang monoton, jadi Thalita memutuskan membeli beberapa pakaian longgar dan nyaman. Saat ia memeriksa rak pakaian dengan motif bunga-bunga lembut, tiba-tiba seseorang memanggilnya. “Thalita!” Thalita menoleh dan mendapati Monica, Thalita pun tersenyum dengan sopan. Sudah Thalita pahami, Monica memiliki sikap yang sering kali angkuh, namun Thalita tetap menundukkan kepala dengan sopan. “Selamat sore, Nyonya Monica,” sapa Thalita dengan suara lembut. Namun, balasan Monica jauh dari yang diharapkan. Ia mendengus kecil sambil memandang Thalita dari ujung kepala hingga ujung kaki. “Thalita? Apa yang kau lakukan di sini? Pusat perbe
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 295

Perjalanan pulang terasa sunyi, meski ketegangan terasa jelas di udara. Monica duduk di samping Ken, memandangi jalanan dengan tatapan gelisah. Dia menggigit bibirnya, sebelum akhirnya membuka suara dengan nada pelan namun penuh maksud. “Ken,” katanya, melirik pria di sebelahnya. “Menurutmu, perlu nggak kita ke hotel sebentar? Untuk… ya, memastikan semuanya baik-baik saja.” Ken menoleh sekilas, lalu kembali fokus mengemudi. “Nyonya Monica,” ucapnya dengan tenang namun tegas, “aku pikir akan lebih baik kalau amda tidak melakukan hal aneh-aneh. Dengan begitu, kita bisa menghindari masalah lain datang.” Monica mendengus, merasa ucapannya ditolak mentah-mentah. “Jadi, kau sudah melakukan apa yang aku minta?” tanyanya dengan nada mendesak. Ken menghela napas panjang. “Anda akan tahu jawabannya nanti.” Namun, jawaban itu tidak cukup bagi Monica. “Nanti? Ken, sudah satu minggu. Aku belum melihat hasil apa pun. Apa
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 296

Malam itu, hujan turun dengan deras, menambah suasana mencekam di dalam rumah besar keluarga Smith. Monica duduk di dapur, tangannya memegang sebuah botol kecil berisi cairan bening. Wajahnya tegang namun penuh tekad. “Aku tidak punya pilihan lagi,” gumamnya pelan, lebih kepada dirinya sendiri. Pikirannya dipenuhi dengan rencana yang telah dia susun sejak siang tadi. Tuan Smith masih terlihat sangat sehat meskipun usianya sudah renta. Dia adalah penghalang utama Monica untuk mendapatkan kekayaan yang selama ini diimpikannya. Monica menuangkan teh herbal kesukaan Tuan Smith ke dalam cangkir porselen mahal. Dengan hati-hati, dia meneteskan cairan dari botol kecil itu ke dalam teh. Cairan itu tidak berwarna dan tidak berbau, racun yang sulit dilacak, hanya akan menimbulkan efek mematikan di tenggorokan tanpa meninggalkan jejak berarti. Dia mengaduk teh itu perlahan, memastikan semuanya tercampur dengan
last updateLast Updated : 2024-12-01
Read more

Bab 297

Monica melangkah perlahan ke dalam ruangan baca Tuan Smith. Cahaya temaram dari lampu di sudut ruangan mempertegas bayangan tubuhnya yang mendekat. Di sana, di kursi favoritnya, Tuan Smith tertidur lelap, kepalanya bersandar miring. Monica berhenti sejenak, mengamati lelaki yang pernah ia panggil suami itu.“Dia sudah meminum teh itu, kan?” bisik Monica. Di meja kecil di samping kursi, cangkir teh herbal tampak setengah kosong. Monica menatap cairan dalam cangkir itu dengan penuh kepuasan. Racun yang ia campurkan sudah hampir habis. Ia tersenyum tipis, senyuman yang penuh arti, sembari membayangkan drama yang akan segera terjadi.“Bagus!” ucapnya, pelan. Monica mendekat, menggerakkan telapak tangannya di depan wajah Tuan Smith untuk memastikan dia benar-benar tidak sadarkan diri. Napas pria itu terdengar teratur, dalam, dan lambat. Ia segera meninggalkan ruangan, memastikan langkahnya tidak menimbulkan
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 298

“Aku... aku...” Monica memaksakan senyum di wajahnya meski tubuhnya terasa gemetar hebat. Jantungnya berdegup cepat, sementara pikirannya kacau balau. Ia mencoba menenangkan dirinya, berusaha tampil normal. Dengan suara yang dibuat lembut, ia menyapa Tuan Smith yang berdiri di hadapannya. “Selamat pagi, sayang. Kau... sudah bangun lebih pagi dari biasanya,” katanya sambil memaksakan senyum. Namun, bukannya jawaban hangat, Tuan Smith membalas dengan senyum sinis, senyum yang menusuk hati Monica seperti belati. Di sampingnya, Ken berdiri dengan tatapan dingin dan sikap acuh, seolah menikmati keadaan. “Bagaimana rasanya, Monica?” tanya Tuan Smith tiba-tiba. Suaranya rendah, penuh ironi. “Bagaimana perasaanmu setelah rencanamu gagal? Racun itu... sayangnya, tidak cukup untuk membunuhku.” Monica tersentak, meski ia mencoba menjaga ekspresinya tetap tenang. “Racun? Aku... aku tidak mengerti apa yang kau maksud,” jawabnya deng
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 299

Helena dan Alexander sudah mendengar kabar tentang Monica. Keduanya sepakat untuk tidak ikut campur dalam keputusan Tuan Smith. Itu adalah urusan keluarga Smith, dan mereka lebih memilih untuk tetap fokus pada kehidupan serta pekerjaan masing-masing. Alexander tengah berada di Smith Corporation, perusahaan keluarga Tuan Smith, untuk mengurus berbagai persiapan penting. Salah satu agendanya adalah merekrut asisten sekretaris baru untuk menggantikan posisi Han yang akan segera kosong. Rencananya, Han akan segera menduduki kursi CEO di perusahaan milik Alexander. Seusai rapat pagi dengan dewan direksi, Alexander memeriksa berkas seorang kandidat yang telah melalui tahapan seleksi terakhir. Namanya Vera, seorang kandidat yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang impresif. Tanpa ragu, Alexander menyetujui jadwal wawancara langsung dengannya siang itu. Ketika Vera memasuki ruangan,
last updateLast Updated : 2024-12-02
Read more

Bab 300

“Ngomong-ngomong, apa wanita bernama Vera itu cantik?”“Apakah menurutmu yang namanya Vera itu cantik?” balas Alexander. Helena meletakkan cangkir teh yang tinggal separuh di atas meja. Matanya tertuju pada Alexander yang duduk di seberangnya, tangan laki-laki itu sibuk membolak-balik dokumen yang sejak tadi menemani istrinya itu. “Jadi, bagaimana menurutmu soal penampilan Vera?” tanya Helena lagi sambil menatap suaminya. Suaranya terdengar datar, tapi ada sesuatu di balik tatapannya yang memaksa Alexander untuk berhenti membaca. Alexander mendongak, seulas senyum kecil muncul di bibirnya. Ia meletakkan dokumen itu di sisi meja, lalu bergeser mendekat ke arah istrinya. Kedua tangannya meraih bahu Helena, menariknya hingga mereka saling bersentuhan. “Sayang kau serius dengan pertanyaan itu?” tanya Alexander, merasa heran. “Masalah kecantikan, jelas Helena milik Alexander Smith tidak ada duanya,” ucapnya dengan nada meng
last updateLast Updated : 2024-12-03
Read more
PREV
1
...
2829303132
...
36
DMCA.com Protection Status