Di dalam kamar mewahnya, Monica mendengus kesal, membanting pintu hingga berbunyi nyaring. Segala rencana yang ia susun, segala usaha yang ia lakukan, semuanya berakhir sia-sia. Tubuhnya jatuh ke sofa empuk, dan ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, seolah mencoba menekan frustrasinya. “Aku sudah merendahkan diriku sejauh ini,” gumamnya dengan nada penuh emosi, “tapi tetap saja tidak berakhir seperti yang aku inginkan.” Dengan kasar, Monica mengusap wajahnya, lalu bangkit berdiri. Ia berjalan mondar-mandir, pikirannya dipenuhi berbagai cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Akhirnya, ia berhenti di depan cermin besar di sudut kamar, menatap bayangannya sendiri dengan mata tajam. “Hanya tinggal Ken. Dialah harapan terakhirku,” ucapnya pelan. “Aku harus memastikan dia berada di pihakku.” Sementara itu, di ruang baca, suasana jauh lebih tenang. Ken baru saja tiba untuk melaporkan laporan bulanan kepada Tuan
Last Updated : 2024-11-18 Read more