All Chapters of Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir: Chapter 271 - Chapter 280

354 Chapters

Bab 271

Sore itu, Helena Alexander tiba di kediaman keluarga Smith bersama kedua Angel dan Rendy. Mobil mereka berhenti di halaman luas yang dikelilingi taman asri, sementara sinar matahari menyorot lembut, menciptakan bayangan di depan rumah mewah itu. Sudah sejak semalam Angel merengek ingin bertemu kakeknya, akhirnya mengalah dan membawa mereka ke sana. Begitu mereka mengetuk pintu, Tuan Smith, pria itu pun membuka pintu sendiri dan menyambut kedua cucunya dengan senyum bahagia. “Angel! Rendy!” serunya dengan suara parau, namun penuh kehangatan. Tanpa menunggu lama, Angel dan Rendy berlari ke arahnya. Tuan Smith langsung memeluk keduanya erat, seolah takut kehilangan. Ia mengangkat Angel ke dalam gendongannya. Meski tubuhnya tak sekuat dulu, senyum bahagia tak pernah lepas dari wajahnya. Angel tertawa kecil, tangannya yang mungil meraih kacamata Tuan Smith dan mulai memainkannya. “Kakek, ini lucu!” katanya polos.
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 272

Pembicaraan dengan Monica berakhir begitu saja, Helena, Alexander, dan Tuan Smith hanya menganggap ucapan wanita itu angin lalu saja. Malam itu, rumah besar Tuan Smith dipenuhi canda tawa dari Alexander, Helena, dan kedua anak mereka, Rendy dan Angel. Rencana awal untuk pulang ke rumah setelah makan malam harus ditunda karena Tuan Smith bersikeras agar mereka menginap. “Biar aku bisa bermain lebih lama dengan Rendy dan Angel,” kata Tuan Smith dengan senyum hangat. Helena, yang awalnya ragu, akhirnya setuju, terutama karena anak-anak mereka terlihat begitu menikmati waktu bersama Tuan Smith. Alexander hanya mengangguk, menyerahkan keputusan kepada istrinya. “Kalau begitu, malam ini Rendy dan juga Angel biarkan tidur di kamarku, bersamaku juga ya...” bujuk Tuan Smith yang akhirnya membuat Helena dan Alexander mengangguk dengan pasrah. Sebelum tidur, Tuan Smith mengajak kedua cucunya itu mengobrol hal-hal kec
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more

Bab 273

Pagi itu, suasana di kediaman keluarga Smith terasa hangat. Di meja makan, aroma roti panggang dan susu hangat bercampur dengan suara tawa ringan dari kedua anak kecil yang sibuk menikmati sarapan mereka. “Habiskan sarapannya ya, anak-anak Ibu,” ucap Helena, lembut. Dengan telaten seperti biasa, Helena memastikan anak-anaknya mendapat perhatian penuh. Tak lupa, ia juga melayani Alexander dengan perlakuan manis yang selalu membuat pria itu merasa dihargai. “Terima kasih, sayang,” ucap Alexander lembut sambil mengusap kepala Helena dengan penuh kasih. Senyuman terlukis di wajahnya. Tuan Smith, yang duduk di ujung meja, hanya tersenyum tipis melihat interaksi mereka. Meski dulu ia keras menolak kehadiran Helena dalam keluarga, kini ia tak bisa menyangkal bahwa putranya telah membuat pilihan yang tepat. Namun, kehangatan pagi itu perlahan terganggu. Di tengah sarapannya, Alexander tiba-tiba merasakan sesuatu yang an
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 274

Di dalam kamar mewahnya, Monica mendengus kesal, membanting pintu hingga berbunyi nyaring. Segala rencana yang ia susun, segala usaha yang ia lakukan, semuanya berakhir sia-sia. Tubuhnya jatuh ke sofa empuk, dan ia menutupi wajahnya dengan kedua tangan, seolah mencoba menekan frustrasinya. “Aku sudah merendahkan diriku sejauh ini,” gumamnya dengan nada penuh emosi, “tapi tetap saja tidak berakhir seperti yang aku inginkan.” Dengan kasar, Monica mengusap wajahnya, lalu bangkit berdiri. Ia berjalan mondar-mandir, pikirannya dipenuhi berbagai cara untuk mendapatkan apa yang ia inginkan. Akhirnya, ia berhenti di depan cermin besar di sudut kamar, menatap bayangannya sendiri dengan mata tajam. “Hanya tinggal Ken. Dialah harapan terakhirku,” ucapnya pelan. “Aku harus memastikan dia berada di pihakku.” Sementara itu, di ruang baca, suasana jauh lebih tenang. Ken baru saja tiba untuk melaporkan laporan bulanan kepada Tuan
last updateLast Updated : 2024-11-18
Read more

Bab 275

Alexander membuka pintu mobil untuk Helena dengan penuh perhatian.Mengulurkan tangannya, Alexander membantu istrinya bangkit dan keluar dari mobil dengan lembut. Tatapan matanya penuh kasih, seolah ingin memastikan istrinya benar-benar nyaman. “Jangan lupakan makan siangmu,” ucap Alexander lembut sambil tersenyum. “Dan hubungi aku jika terjadi sesuatu, oke?” Helena mengangguk sambil membalas senyumnya. “Tentu saja, Sayang. Kau juga jangan lupa.” Alexander kembali menatapnya dengan penuh perhatian. "Oke, Sayang. Aku akan menjemputmu nanti saat jam pulang kantor. Tunggu aku, ya?” “Iya, aku akan menunggu,” jawab Helena sambil tersenyum manis. Sebelum Helena masuk ke gedung kantornya, Alexander mengecup dahinya. Helena kemudian melangkah masuk ke gedung, sementara Alexander tetap berdiri di dekat mobil, memandangi Helena hingga ia benar-benar menghilang di balik pintu masuk gedung. Setelah itu, ia kembali masuk k
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 276

Di kantor Alura fashion Group, Helena menerima panggilan telepon siang itu dengan perasaan yang campur aduk. Suara tegas dari wari kelas Rendy terdengar di ujung telepon, memberitahu bahwa putranya, terlibat dalam insiden serius. “Selamat siang, Nyonya Helena. Kami dari sekolah ingin mengabarkan kepada anda bahwa Rendy terlibat perkelahian. Saat ini, orang tua wali dari anak yang dipukul sudah datang. Kami harap, anda juga bisa datang.” Tanpa banyak berpikir, Helena segera mengakhiri panggilan dengan janji bahwa ia akan datang ke sekolah sesegera mungkin. Dengan tergesa-gesa, ia memanggil taksi. Dalam perjalanan, pikirannya kalut, tidak bisa memahami bagaimana anak seperti Rendy, yang dikenal dingin namun selalu penuh kasih di rumah, bisa melakukan hal seperti itu. Mengeluarkan ponselnya, ia menelepon Alexander, “Sayang, aku dalam perjalanan ke sekolahnya Rendy. Kata gurunya, dia terlibat masalah. Kau bisa segera datan
last updateLast Updated : 2024-11-19
Read more

Bab 277

Helena duduk di ruang tamu sambil menatap wajah ibunya Michael yang terus memohon maaf. Namun, dari sorot mata dan intonasi bicaranya, Helena tahu permintaan maaf itu hanya formalitas. Sebagai seorang ibu, dia merasa geram, tetapi Alexander dengan lembut merangkul bahunya. “Biarkan saja, yang penting masalah sudah selesai,” bisik Alexander, mencoba meredakan emosi Helena. Helena menghela napas panjang, kemudian menoleh ke arah ibunya Michael dan berkata dengan nada dingin, “Aku terima permintaan maaf Anda. Namun, saya harap hal seperti ini tidak akan terulang lagi.” Setelah keluarga Michael pergi, Tuan dan Nyonya Wijaya datang tergesa-gesa. Mereka langsung menuju Rendy yang duduk di sudut ruangan dengan wajah datar, meskipun pipinya tampak merah. “Apa yang terjadi, Helena?” tanya Nyonya Wijaya dengan nada cemas. Helena menjelaskan insiden itu, bagaimana Rendy mencoba melindungi seorang teman perempuan di kela
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 278

Malam setelah pulang menemui seseorang, Emily berdiri di depan restoran kecil yang penuh kenangan. Restoran itu, dengan lampu-lampu redup dan aroma makanan yang khas, menyimpan banyak cerita dari masa lalunya. Namun, kenangan itu bukanlah sesuatu yang ia ingin ingat. Dengan tatapan kosong, ia membuang napas panjang. “Apa yang sudah berlalu, biarlah berlalu,” gumamnya lirih, seolah menyakinkan dirinya sendiri. Baginya, masa lalu hanyalah sebuah lelucon bodoh yang tidak pantas diulang. Emily merapikan syal di lehernya dan bersiap melangkah pergi. Namun, langkahnya terhenti saat pintu restoran itu terbuka. Seorang pria keluar dengan sebuah boks makanan di tangannya. Mata mereka bertemu. Waktu seolah berhenti. Mereka saling menatap dalam diam, seperti dua orang asing yang mencoba mengingat kenapa mereka pernah begitu akrab. Emily merasakan jantungnya berdegup kencang. Segera, ia membuang muka dan mempercepat langk
last updateLast Updated : 2024-11-20
Read more

Bab 279

Di kamar yang tenang, Helena duduk di sofa dengan dokumen yang menumpuk di meja kecil di depannya. Ruangan itu remang-remang, hanya diterangi oleh lampu meja di sudut ruangan. Dengan napas panjang, ia memandangi Alexander yang duduk di seberangnya, memegang segelas teh hangat sambil membaca dokumen yang baru saja ia serahkan. “Emily datang tadi lagi siang, Sayang,” ujar Helena, memecah keheningan. Ia memainkan ujung rambutnya, sedikit gelisah. “Dia mewakili perusahaan LJ untuk menawarkan kerja sama. Mereka ingin bermitra dalam produksi tas di perusahaan ku.” Alexander mengangguk tanpa menoleh. Tatapannya tetap terfokus pada dokumen-dokumen itu. Setiap halaman ia periksa dengan saksama, memastikan tidak ada detail yang terlewat. “Apa ini semua dokumen yang dia berikan?” tanyanya. “Iya,” jawab Helena. “Dia bilang semua rencana kerja sama, mulai dari perencanaan hingga proyeksi keuntungan, sudah dijabarkan
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more

Bab 280

Di kediaman Smith. Lorong kantor itu sepi ketika Ken berjalan melewatinya dengan langkah cepat. Ia baru saja selesai dengan laporan yang harus ia serahkan kepada Tuan Smith dan ingin segera kembali ke ruangannya. Namun, langkahnya terhenti mendadak ketika Monica, istri atasannya, tiba-tiba merosot ke lantai, memegang kepalanya dengan ekspresi kesakitan. “Ah, pusing...” gumam Monica lemah, sambil melirik Ken dengan sudut matanya. Ken terkejut. Tanpa berpikir panjang, ia segera mendekati Monica dan menahan tubuhnya sebelum benar-benar jatuh ke lantai. “Nyonya Monica, Anda tidak apa-apa?” tanya Ken dengan nada cemas, matanya menatap penuh perhatian. Monica memanfaatkan momen itu, menyandarkan tubuhnya pada Ken, memeluknya erat, seolah tidak mampu berdiri sendiri. Sikap itu membuat Ken merasa canggung, tetapi ia tetap berusaha bersikap profesional. “Terima kasih, Ken. Kau sangat baik,” bisik Monica, sua
last updateLast Updated : 2024-11-21
Read more
PREV
1
...
2627282930
...
36
DMCA.com Protection Status