All Chapters of Sebatas Ibu Pengganti untuk Anak Presdir: Chapter 261 - Chapter 270

354 Chapters

Bab 261

Benjamin menatap layar ponselnya dengan sorot mata penuh amarah. Informasi yang baru saja diterimanya membuat darahnya mendidih. “Sial!”Helios dan Alexander sedang bergerak cepat, mengumpulkan bukti untuk membongkar semua tindakannya. Sesuatu yang ia kira masih jauh dari ujung jalan, kini terasa seperti jebakan yang siap menutup rapat, mengurungnya. Sebuah makian pelan keluar lagi dari bibirnya. “Sialan... mereka terlalu cepat.” Benjamin menggenggam ponselnya erat, berusaha meredam amarahnya. Ia tahu saat ini ia berada di ujung tanduk, tetapi masih ada satu alasan yang membuatnya tetap bertahan dendamnya. Ada hal yang belum ia tuntaskan, luka yang terus menyala dalam hatinya, dan sebelum itu terbalas, ia tak akan menyerah begitu saja. Bagaimanapun juga, Benjamin sadar, cepat atau lambat kebenaran akan mengejarnya. Ia tahu, hukuman telah menanti. Tapi, satu hal yang pasti, ia tak akan membiarkan dirinya tertangka
last updateLast Updated : 2024-11-13
Read more

Bab 262

Helena menuruti arahan suaminya, Alexander, meskipun proyek kerja samanya dengan Benjamin dan Rhodes masih terus berjalan. Alexander telah menuntut Helena untuk selalu menempatkan seorang pengawal terbaik, seorang ahli seni bela diri bersertifikasi, setiap kali bertemu Benjamin dan Rhodes. Dan lebih dari itu, Alexander memutuskan untuk selalu hadir di setiap pertemuan mereka. Seperti hari ini, Helena dan Benjamin mengunjungi tempat produksi barang mereka. Mereka memperhatikan dengan saksama bagaimana para pekerja melakukan proses pembuatan produk mereka. Sesekali Benjamin melirik ke arah Helena. Wanita itu belum sekali pun memandang wajahnya, hanya sekilas pada dagunya. “Apakah keberadaan ku begitu mengganggumu hingga kau tidak ingin melihatku langsung, Heceline?” tanya Benjamin, nada suaranya penuh teka-teki. Helena tersenyum, namun senyumnya tak melibatkan tatapan mata yang tertuju padanya. “Mengganggu mungki
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 263

Sesampainya di apartemen, Benjamin membuka pintu dengan perasaan kesal. Belum sempat melepas sepatunya, ponselnya berdering. Layar ponsel menunjukkan nama salah satu orang kepercayaannya, orang yang sudah ia tugaskan untuk menghapus bukti-bukti kejahatan yang tersisa. Dengan cepat, Benjamin mengangkat panggilan itu. Suara panik terdengar dari seberang. “Maaf, Tuan Benjamin. Kami gagal. Semua orang kami sudah dilumpuhkan oleh orang-orang dari keluarga Beauvoir. Mereka lebih kuat dari yang kita perkirakan. Tuan, sebaiknya Anda segera menyelamatkan diri sebelum terlambat. Keluarga Beauvoir benar-benar gila, mereka bahkan menghancurkan markas kami!” Wajah Benjamin mengeras. Kemarahan menggelegak dalam dadanya. Tanpa menjawab lebih lanjut, dia menutup panggilan itu dan melangkah masuk dengan kasar, membuat pintu apartemennya terbanting. “Sial!” makinya, namun tidak terlalu keras suaranya. Di balik dinding, Patricia y
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 264

Pagi itu, Patricia masih berbaring di kamar apartemen, tangisnya belum juga berhenti sejak Benjamin pergi entah kemana semalam. Namun, jauh dari situ, Benjamin sudah berada di tempat lain, dengan rencana yang tidak pernah terlintas dalam pikiran siapa pun.Pria datang pagi sekali, mengatakan kepada resepsionis bahwa dia akan menunggu di ruang tunggu. Namun, pria itu lihai berbohong dan diam-diam saat tidak ada yang menyadari dia menyusup masuk ke ruangan Helena sebelum wanita itu datang. Ketika Helena masuk ke kantornya pagi itu, dia terkejut mendapati Benjamin sudah ada di dalam sana, duduk di kursi sambil menunggunya dengan tenang. “Benjamin...” Helena terdiam sesaat, “apa yang kau lakukan?”Begitu pintu menutup di belakangnya, rasa waspada menyergap Helena. Ia hampir berteriak memanggil pengawal yang berjaga di luar, namun Benjamin bergerak lebih cepat. Dalam hitungan detik, ia menutup mulut Helena
last updateLast Updated : 2024-11-14
Read more

Bab 265

“Jangan pernah berpikir kau bisa pergi dari sini, Heceline,” ucapnya, “karena aku tidak bisa memilikimu di kehidupan ini, maka aku akan memiliki mu di kehidupan selanjutnya. Jadi, kita perlu mati bersama supaya kita bisa hidup bersama nantinya.” Helena merasakan keringat dingin mengalir di tengkuknya. Tangannya bergetar saat Benjamin semakin mempererat cengkeramannya di bahunya, mendorongnya sedikit demi sedikit mendekati tepi balkon. Wajah Benjamin terlihat begitu bertekad, hampir terobsesi, dan mata kelamnya bersinar penuh kegilaan. “Heceline, apa kau tahu betapa tersiksanya aku dengan semua ini? Aku tidak bisa merelakan mu, tidak bisa menerima kenyataan bahwa aku adalah pamanmu! Kenapa, kenapa aku tidak bisa mendapatkan apa yang aku inginkan?!” teriak Benjamin. Tersadar bahwa dia tidak memiliki banyak waktu untuk bisa menyampaikan perasaan, Benjamin mulai meluapkan emosinya
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 266

Benjamin memejamkan matanya, “Jadi, pada akhirnya aku benar-benar berakhir dengan cara ini?” gumamnya. Tubuh Benjamin melayang di udara, pria itu pun bersiap untuk menyambut kematiannya.Namun, sesuatu yang tidak dipikirkan oleh pun terjadi. Tubuh Benjamin terhempas ke atas alat penyelamat dengan keras, membuat tubuhnya sedikit terpental sebelum akhirnya berhenti. Selama sesaat, ia hanya berbaring di sana, merasakan amarah, kekecewaan, dan keputusasaan bercampur menjadi satu. Senyum kecil yang menyakitkan terukir di bibirnya saat menyadari bahwa ia bahkan gagal dalam usahanya untuk menghilang dari dunia ini. “Tuan Benjamin!” Suara Han terdengar riang bercampur lega di kejauhan. Ia mendekat dengan ekspresi penuh kemenangan, matanya menyiratkan kepuasan tersendiri. Han merasa puas telah menggagalkan upaya Benjamin untuk menyerah pada hidup. “Kenapa kau melakukan ini padaku, hah?” gumam Benjamin, pandanganny
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 267

Langkah Benjamin terdengar berat saat ia digiring menuju mobil polisi. Wajahnya tanpa ekspresi, hanya tatapan kosong yang terarah pada aspal di depannya. Di sebelahnya, Patricia terus menggenggam tangannya, memberikan kekuatan dalam diam, meskipun dalam hatinya, ia pun merasakan rasa sakit yang tak terkatakan. Helena dan Alexander hanya bisa berdiri diam, menyaksikan perpisahan yang menyakitkan itu. Ada rasa bersalah yang mengalir di hati Helena, meskipun ia tahu apa yang dilakukan Benjamin adalah pilihan yang dibuatnya sendiri. Tapi tetap saja, rasa bersalah itu tak bisa hilang begitu saja. Bagaimanapun, dulu ia pernah membiarkan Benjamin menaruh harapan. Saat hampir masuk ke dalam mobil, Patricia tiba-tiba berbalik dan menatap Helena. Dengan penuh permintaan, ia meminta pada polisi untuk menunggu sejenak. Polisi pun mengangguk, memberi waktu singkat untuk Patricia. Ia pun berlari menuju Helena, mengabaikan tatap
last updateLast Updated : 2024-11-15
Read more

Bab 268

Pagi itu, di kediaman Smith. Monica menutup telepon dengan gemetar. Suara orang tuanya yang penuh tekanan masih terngiang di telinganya, menyusup ke dalam pikirannya seperti racun. Mereka baru saja menyampaikan ultimatum, “Kalau kau tidak bisa mengamankan separuh aset keluarga Smith, bagaimana nasib Bernica nanti? Apa kau ingin anakmu hidup hanya dengan nama tanpa jaminan masa depan yang lebih baik?” Kalimat itu menusuk hati Monica, membuat pikirannya kacau. Dia duduk di sudut sofa besar ruang tamunya, menatap kosong ke arah jendela yang memperlihatkan langit mendung. Monica tahu, mereka benar. Tapi semua ini terasa seperti beban yang terlalu berat untuk dipikul. Tuan Smith adalah pria yang dingin dan nyaris tidak pernah membuka hati untuknya, apalagi untuk putri mereka. Baginya, Monica hanyalah sebuah kesalahan.“Sial! Kenapa memusingkan sekali?” gumam Monica. Menghela napas panjang, Monica nampak semakin terte
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 269

Patricia menggenggam erat tangan Benjamin yang terikat borgol besi di kedua sisinya. Perjalanan panjang di pesawat ini terasa begitu hening, hanya terdengar suara dengung mesin dan percakapan samar para petugas kepolisian yang mengawal mereka. Patricia mencoba memberikan kekuatan lewat genggamannya, sebuah pesan tanpa kata bahwa dia akan tetap setia mendampingi pria itu, apa pun yang terjadi.“Sayang, semua akan baik-baik saja, aku yakin itu.” Benjamin tetap terdiam. Wajahnya dingin tanpa ekspresi, seolah sedang terpisah dari dunia nyata. Tatapan kosongnya terus menatap lurus ke depan, tanpa mempedulikan apa yang terjadi di sekitarnya. “Sayang,” bisik Patricia lagi dengan suara pelan namun penuh emosi. “Aku akan berbicara dengan orang tuaku. Aku akan meminta mereka untuk membantu. Kita bisa mengurangi hukumanmu. Aku tidak peduli dengan apa yang polisi katakan, aku akan melakukan apa saja agar kau tidak menderita sendirian.”
last updateLast Updated : 2024-11-16
Read more

Bab 270

Malam itu dingin menusuk tulang. Hujan salju pertama musim dingin ini turun dengan lembut, melapisi dunia di luar jendela dengan putih yang menenangkan. Alexander menarik tubuh Helena ke dalam pelukannya, memeluknya erat-erat seolah tidak ingin melepaskannya lagi. Ia mencium tengkuk wanita itu dengan penuh kehangatan, menyampaikan rasa syukur yang tak mampu terucap lewat kata-kata. “Sayang,” bisiknya lembut di telinga istrinya. “Aku benar-benar bersyukur. Masalah demi masalah yang menghantam kita... semua itu terasa ringan karena kita selalu bersama.” Helena menutup matanya, meresapi kehangatan yang mengalir dari tubuh suaminya. Ia membalas pelukan itu dengan erat, membiarkan dirinya tenggelam dalam rasa nyaman yang hanya bisa diberikan oleh Alexander. Bibirnya melengkung dalam senyum bahagia. “Aku juga bersyukur, Sayang,” jawabnya pelan. “Aku akan selalu berada di sisimu. Kita akan terus menjalani hidup bersama, berjuang bersama
last updateLast Updated : 2024-11-17
Read more
PREV
1
...
2526272829
...
36
DMCA.com Protection Status