Semua Bab Pengorbanan Dibalas Pengkhinatan Cinta: Bab 601 - Bab 610

630 Bab

Bab 601

Kyra mengatupkan bibir, lalu mengalihkan pandangan darinya, "Ada urusan?" Nada bicaranya sangat santai, seolah-olah tak acuh.Hati Deven terasa seperti dihalangi oleh tembok besar. Jika situasi ini terjadi dulu, Kyra pasti akan meminta maaf setelah salah paham dengannya dan menanyakan apakah dia terluka atau tidak dengan cemas.Tidak, Kyra yang dulu tidak akan memukulnya tanpa alasan, apalagi memandangnya dengan tatapan tidak acuh seperti ini.Deven menekan rasa getir dalam hatinya, lalu berbalik. "Kenapa masih diam saja? Cepat minta maaf sama Kyra!"Alex mendorong dengan kuat dan Okto bergerak maju dengan terhuyung-huyung. Alex kembali menendang lutut Okto, sehingga pria itu berlutut di hadapan Kyra dengan sekujur tubuh yang bersimbah darah. Kepalanya bersujud di atas lantai terhadap Kyra.Kyra hanya menatap Okto dengan ekspresi datar.Okto bersujud sangat lama hingga dahinya memerah. Tangannya yang lain sudah tidak bisa digerakkan lagi. Kyra langsung paham bahwa semua ini pasti merup
Baca selengkapnya

Bab 602

Okto terus bersujud. Saat dahinya mengenai lantai, tercium bau anyir yang menyebar di udara. Bau ini membuat Kyra merasa mual. Bagi Kyra, semua ini terlihat seperti sandiwara yang diatur oleh Deven. Namun, dia terlalu lelah untuk terus melihatnya, apalagi mengungkap semuanya."Sudah cukup, kalau sudah selesai bicara, keluar saja. Aku capek, mau istirahat," ujar Kyra dengan pandangan dingin dan nada lelah.Alex memberikan isyarat kepada Okto. Sambil terus berterima kasih kepada Kyra, Okto merangkak bangkit dan keluar dari ruang perawatan. Alex juga ikut keluar sambil menutup pintu di belakangnya.Kyra berbalik menatap Deven yang berdiri dalam jarak dua meter darinya dengan wajah muram."Pak Deven, semua aktornya sudah pergi. Sebagai sutradara, kamu masih nggak mau pergi? Atau masih ada kelanjutannya? Tapi, aku nggak ingin lihat lagi," ucap Kyra sambil tersenyum mengejek. Deven semakin frustrasi melihat senyuman Kyra ini."Ingat tutup pintu waktu keluar nanti.""Kyra, aku benar-benar ngg
Baca selengkapnya

Bab 603

Deven kembali menoleh menatap Kyra dengan wajah pucat. "Kyra, selain mati, apa kamu nggak ada ucapan lain lagi?""Sudahlah. Setelah kupikir-pikir, kamu nggak pantas mengurus jasadku. Lain kali jangan muncul lagi di hadapanku." Kyra mencengkeram pegangan tempat tidurnya yang dingin. Namun, rasa dingin itu tidak sebanding dengan perasaan dingin yang dirasakannya dalam hati."Aku nggak pantas mengurus jasadmu? Jadi siapa yang pantas? Justin?""Itu bukan urusanmu, Pak Deven." Kyra benar-benar tahu bagaimana caranya membuat orang kesal. Dia mengucapkan perkataan yang menusuk dengan nada santai sambil tersenyum. Deven membanting pintu dan keluar saking kesalnya.Di koridor, dia mengisap rokok sebatang demi sebatang. Saat wakil direktur rumah sakit mendekat, dia mengerutkan alis sambil berkata, "Pak Deven belakangan ini terlalu banyak merokok. Nggak baik untuk kesehatan. Bu Kyra terkena kanker, suasana hatimu pasti sangat buruk. Kamu nggak boleh hadapi dia dengan keras, wanita itu harus dihib
Baca selengkapnya

Bab 604

Mobil menerobos semak belukar dan terus berguling-guling tanpa henti. Akhirnya, sebuah ranting pohon menembus kaca jendela mobil.Darah yang tak terhitung jumlahnya mulai menyebar dari dalam jendela mobil hingga membuatnya terlihat buram.Di benak Okto, hanya ada suara manis dari Irish. "Bawa saja mobil yang kukasih. Anggap aku menemanimu pergi. Setelah kamu pulang, kita akan menikah!" Wanita licik ini ternyata merencanakan semua ini agar dia tak pernah kembali.....Di rumah sakit Kota Lingsan, di dalam bangsal.Meskipun lantainya sudah dibersihkan dengan baik oleh petugas kebersihan, Kyra masih bisa merasakan bau darah yang menyengat di udara. Dia merasa mual dan tak bisa menahannya.Kyra buru-buru berlari ke kamar mandi, lalu muntah dengan keras. Betapa ironisnya situasi ini. Padahal janin di perutnya mengalami kelainan, tetapi dia masih mengalami mual seperti ibu hamil pada umumnya.Saat membuka mulutnya, rasa manis bercampur amis muncul dari tenggorokan Kyra. Segera, darah memuncr
Baca selengkapnya

Bab 605

Irish awalnya merasa bersalah atas semua yang telah dia lakukan. Melihat Okto berlumuran darah dan berdiri di samping ranjangnya, dia makin ketakutan.Tiba-tiba kilat besar menyambar di luar jendela, disertai suara guntur keras yang membuat segala sesuatu di ruangan terasa lebih menakutkan. Cahaya ungu kilat itu menerangi kepala Okto dan memperjelas luka di dahinya.Irish mundur dengan tubuh gemetar, tetapi kakinya lemas. Dia hanya bisa menelan ludah dengan gugup, lalu berucap, "Jangan mendekat! Jangan ke sini ...."Okto segera meraih rambut Irish dan menariknya hingga dia berada tepat di hadapannya. Pria itu mencengkeram lehernya, lalu memicing dan bertanya sambil tersenyum, "Sayang, apa yang sudah kamu lakukan? Kenapa sampai ketakutan begini?""Okto, kamu sudah mati! Pergilah ke tempatmu seharusnya! Aku akan menjaga keluargamu! Anak di perutku juga akan segera menyusulmu. Kamu nggak akan sendirian kok! Apa yang kamu inginkan? Katakan saja, aku pasti akan membakarnya untukmu!" ucap Ir
Baca selengkapnya

Bab 606

Okto membenturkan kepala Irish berkali-kali dengan brutal. Irish merasa pusing dan mencoba mendorongnya pergi.Meskipun Okto hanya memiliki satu tangan yang masih berfungsi, dia tetap lebih kuat dari Irish. Wanita itu akhirnya berseru dengan panik, "Bukan aku! Bukan aku! Aku cuma khilaf sesaat!""Padahal aku masih mau menikahimu dan memberikan keluarga yang utuh untuk anak kita. Tapi, wanita sepertimu nggak pantas diperlakukan dengan baik olehku," ucap Okto dengan marah, lalu dia melempar Irish dengan kasar.Tubuh Irish membentur sudut meja di dekat ranjang. Rasa sakit luar biasa langsung menyerangnya. Saat menunduk, dia melihat darah mengalir turun dari kakinya yang putih. Irish sontak berucap, "Anakku ... anakku sudah nggak ada.""Biarkan saja. Kamu pikir aku masih mau menikahimu?" balas Okto dengan dingin.Irish berseru penuh dendam, "Beraninya kamu memperlakukanku seperti ini? Aku akan laporkan ini ke Deven!"Mendengar nama pria itu, Okto langsung mencekik leher Irish. Dia berucap
Baca selengkapnya

Bab 607

"Uang bukan masalah," ucap Deven dengan suara serak. Sambil bersandar di dekat mesin kopi di vila yang gelap, dia menggenggam ponsel di tangannya.Di ujung sana, Alvin menjawab sambil tersenyum, "Pak Deven, ini bukan soal uang. Kakekku sudah berumur 70 tahunan dan nggak peduli lagi sama ketenaran dan kekayaan. Yang dia pedulikan sekarang cuma hubungan dan takdir.""Pak Alvin, kudengar kamu tertarik dengan tanah di selatan kota?" tanya Deven."Haha. Pak Deven benar-benar tahu semua gerak-gerik kami. Sekalipun kamu menawarkan tanah itu padaku, aku nggak berani menerimanya," jawab Alvin sambil tertawa.Alvin menambahkan, "Kakekku sudah menerima satu pasien untuk dioperasi. Pasien itu akan segera datang untuk konsultasi. Tenaga kakekku terbatas. Jadi Pak Deven, sebaiknya kamu cari dokter lain."Deven bisa memahami bahwa ini hanyalah alasan penolakan. Berhubung Chokri sudah menerima seorang pasien, itu berarti hanya masalah waktu yang tidak cocok. Bukan karena dia benar-benar menolak turun
Baca selengkapnya

Bab 608

Kyra paling suka sakura putih. Sakura seharusnya sudah mekar sekarang, tetapi tahun ini malah berbeda. Tahun ini, semuanya terasa aneh dan dingin.Deven berpikir, setelah Kyra sembuh, dia akan membawanya tinggal di tempat yang dipenuhi bunga sakura. Mereka akan meninggalkan dunia yang bising ini.Deven tidak ingin bekerja tanpa kenal lelah lagi, apalagi larut dalam kebencian. Kebenciannya sudah lama sirna. Kini, dia hanya ingin menjaga Kyra dan melewati kehidupan normal bersamanya."Pak, kita sudah sampai." Suara Alex menyadarkan Deven dari lamunannya. Deven mendongak dan mendapati mobil sudah berhenti di samping vila lereng gunung.Deven membuka pintu mobil dan turun. Vila ini sangat besar dan bergaya barat. Ada halaman yang hijau dan patung air mancur. Banyak bunga magnolia yang menunggu untuk mekar.Alex membawa kaligrafi antik dan mengikuti di belakang Deven. Begitu masuk, mereka langsung melihat pria tua sedang memangkas tanaman. Pria tua itu memegang gunting sambil menatap Deven
Baca selengkapnya

Bab 609

Deven bukan orang bodoh. Karena kepala pelayan telah berkata demikian, tidak ada gunanya dia bersikeras lagi. Dia hanya akan meninggalkan kesan buruk.Kepala pelayan mengantar Deven dan Alex keluar. Sikapnya ramah dan sopan. Akan tetapi, mereka tidak bisa mendapat informasi penting apa pun darinya.Setelah kembali ke mobil, Deven menurunkan kaca jendela dan menyalakan sebatang rokok. Dia merasa sangat gusar. Ini pertama kalinya ada orang yang tidak menghargai kedatangannya."Pak, kita mau ke mana?" tanya Alex dengan hati-hati.Deven hendak menjawab, tetapi ponsel di samping tiba-tiba berdering. Dia mengambilnya, melirik sekilas, dan tertegun.Kyra meneleponnya. Kenapa Kyra tiba-tiba meneleponnya? Bukannya kemarin wanita ini bilang tidak ingin melihatnya lagi, bahkan bilang Deven tidak pantas mengurus jenazahnya?Alex melirik Deven yang termangu, lalu bertanya, "Pak, Bu Kyra meneleponmu. Kenapa nggak dijawab?"Angin dingin bertiup di luar, membuat abu di rokok mengenai tangan Deven. Ras
Baca selengkapnya

Bab 610

"Pak, kamu curiga Pak Chokri nggak sakit?" tanya Alex."Sebelum berhasil membujuk Pak Chokri, aku nggak bakal ke mana-mana," gumam Deven. Dia harus cepat karena Kyra tidak bisa menunggu terlalu lama.Kesehatan Kyra akan makin memburuk, meskipun dia mengonsumsi obat. Mereka harus mengobati penyakit Kyra sampai ke akarnya. Lagi pula, mengonsumsi obat dalam jangka panjang juga tidak baik untuk kesehatan. Jadi, Chokri harus mengobati Kyra.Pukul 5 sore, Alex berseru, "Pak, itu Pak Chokri! Dia sudah keluar! Dia nggak seperti orang sakit kok. Kenapa pria yang diantar keluar itu terlihat familier sekali?"Deven mendongak. Chokri dan kepala pelayan tampak mengantar seorang pria bertopi bisbol yang memakai sepatu olahraga. Gaya berpakaian pria itu terlihat sangat kasual.Pria itu pun bertubuh tinggi dan tegap. Di sampingnya adalah motor berwarna hitam. Ketika melihat punggung pria itu, Deven langsung mengenalinya. "Justin?""Nggak mungkin. Justin cuma anak haram. Mana mungkin dia menjadi tamu t
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
585960616263
DMCA.com Protection Status