Baru saja Kyra selesai berbicara, dia melihat kepanikan di mata Deven. Sungguh ironis, ternyata Deven juga bisa merasa panik. Kyra tersenyum padanya seperti saat pertama kali mereka bertemu. Saat penyambutan mahasiswa baru, senyuman Kyra juga tampak begitu cerah.Ini juga pertama kalinya dalam setahun terakhir, Kyra tersenyum begitu lepas kepada Deven. "Lepaskan saja. Biarkan aku pergi ke surga untuk berkumpul sama Ayah dan Ibu."Dulu, Deven ingin sekali melihat Kyra tersenyum padanya seperti ini. Sebab, sudah lama sekali dia tidak melihat senyuman Kyra yang seceria ini. Kyra selalu saja bicara dengan sinis padanya! Namun saat melihat senyuman seperti itu sekarang, entah mengapa Deven tiba-tiba merasa panik."Kyra, jangan bertingkah! Ini bukan waktunya buat onar! Setelah pulang nanti, terserah kamu mau gimana!"Kyra yang sekarang, bagaikan bunga yang telah layu. Tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan yang tersisa. Deven merasa takut. Dia memegang erat tali yang mengikat Kyra dan menarikn
Read more