Tubuh Kyra yang mengenakan baju pasien bersandar di tepi tempat tidur. Dia mengangkat kelopak mata yang tadinya menatap sandal katun abu-abu, kini menatap wajah Deven yang berada di sampingnya. Di mata Deven, penuh dengan harapan dan antisipasi. Sama seperti dia dulu.Namun, yang lucu adalah, posisi mereka kini telah bertukar."Deven, kita cerai saja," ujar Kyra dengan nada datar dan wajah yang tampak lelah.Mendengar kata-kata itu, harapan di mata Deven seketika sirna. Tangan yang terkulai di sisi tubuhnya mengepal erat. Otot-otot tubuhnya menegang. Dia bahkan berpikir bahwa mungkin dia salah dengar.Namun, keheningan yang tiba-tiba datang itu adalah hal yang paling menakutkan.Melihatnya tidak bereaksi, Kyra mengira Deven tidak mendengarnya. Dia mengulang ucapan itu dengan nada yang lebih berat, "Deven, aku bilang, kita cerai saja. Kamu dengar nggak?" Nada bicaranya terdengar tidak sabaran."Hari ini bukan April Mop, jangan bercanda seperti itu," balas Deven dengan alis yang berkerut
Read more