Semua Bab Diusir Keluarga Tiri, Dinikahi Konglomerat Dingin: Bab 261 - Bab 270

455 Bab

Bab 261

Namun, Paula tidak tahu tentang semua ini.Begitu telepon tersambung, hati Darwin menjadi makin tegang setiap kali nada dering terdengar. Akhirnya ketika suara Paula terdengar di ujung telepon, dia merasa lega."Halo." Paula hanya mengatakan satu kata, tanpa menunjukkan emosi apa pun. Namun, Darwin bisa merasakan jarak di antara mereka."Barusan, kenapa kamu meneleponku?" tanya Darwin.Pria itu tidak khawatir tentang keamanan Paula karena telah mengutus cukup banyak orang untuk melindungi Paula dan Rhea. Saat ini, setiap gerakan Paula sepenuhnya diketahui oleh Darwin."Tadi ponsel Rhea kehabisan baterai, jadi dia meminjam ponselku untuk meneleponmu," jawab Paula dengan tenang.Meskipun telepon itu dilakukan oleh Rhea, yang muncul di layar ponsel Darwin adalah namanya. Hanya saja, Rhea memberi tahu bahwa Darwin langsung mematikan telepon setelah dering kedua.Sebenarnya bagus juga teleponnya tidak diangkat. Kalau tidak, apabila Darwin yang sembrono itu mengatakan sesuatu yang tidak seha
Baca selengkapnya

Bab 262

Paula merasa sangat kesal. Kenapa selalu dia yang mematikan panggilan? Lain kali, Paula pasti akan mematikan telepon lebih dulu. Perilaku seperti ini benar-benar menjengkelkan.Saat berikutnya, panggilan video dari Darwin masuk. Tanpa berpikir panjang, Paula langsung mematikannya.Di ujung telepon, Darwin tersenyum. Dia merasa senang karena Paula setidaknya masih mau marah padanya. Yang paling ditakutinya adalah Paula mengabaikan dia sepenuhnya.Setelah tiga kali memutuskan panggilan video, akhirnya Paula menerimanya dengan enggan. Begitu melihat tatapan Darwin yang senang, Paula menatapnya dengan marah. Bukan hanya tidak takut, senyuman Darwin malah makin lebar.Koa baru saja melihat sekilas informasi tentang empat keluarga besar, tetapi sudah tidak tertarik lagi. Pria itu beralih melihat Darwin yang sedang menelepon di balkon.Koa mencolek lengan Alif, lalu mengajaknya bergosip, "Kak, menurutmu Kak Darwin masih waras nggak? Tadi dia kelihatan serius banget, sekarang malah tersenyum l
Baca selengkapnya

Bab 263

Ian sedikit ragu. Dia bertanya, "Gimana kalau sampai Kak Darwin tahu ...?" Dia merasa, Darwin pasti akan marah jika ada pria lain yang mencoba mendekati pacarnya.Apalagi dari ekspresi Paula dan Darwin di foto, jelas terlihat bahwa wanita itu yang memegang kendali dalam hubungan mereka. Darwin seperti sedang berusaha keras untuk menyenangkannya. Tidak ada yang akan percaya jika hal ini disebarluaskan."Nggak akan ketahuan. Asalkan kita berhati-hati, Kak Darwin nggak bakal tahu. Wanita ini sangat mirip dengan adik kita. Setiap kali melihatnya, aku selalu merasa sedih. Aku ingin tahu gimana keadaannya sekarang," ucap Koa yang menarik napas dalam-dalam.Ian juga merasakan hal yang sama. Ada perasaan akrab yang aneh terhadap wanita ini. Mereka memutuskan untuk diam-diam mencari tahu tentang Paula dari Rhea, lalu membuat akun palsu untuk berteman dengannya agar tidak memberinya tekanan.Setelah merencanakan semuanya, mereka keluar dari kamar mandi. Begitu keluar, mereka melihat Darwin masih
Baca selengkapnya

Bab 264

Paula awalnya mendengarkan Rhea dengan serius, tetapi tiba-tiba ponselnya berbunyi. Darwin mengirimkan sebuah aplikasi mini. Pria itu juga mengirimkan pesan kepadanya.[ Dibuka ya. ]Paula ragu sejenak, lalu membuka aplikasi mini itu. Dia bisa melihat tampilan dari kamera pengintai di ponselnya.Tampilan itu terus bergerak sampai berhenti pada wajah tiga pemuda yang baru saja dilihatnya di video. Saat ini, Paula baru menyadari apa yang sedang terjadi."Kak Darwin, aku sudah selesai baca," ucap Alif."Ya, apa pendapatmu?" Suara rendah dan memikat Darwin terdengar. Paula lagi-lagi memastikan bahwa itu adalah rekaman dari kamera mikro yang dipasang di tubuh Darwin.Demi membuktikan bahwa dia tidak bersalah, Darwin bahkan memasang kamera pengintai di tubuhnya agar Paula bisa mengawasinya kapan saja. Paula merasa tidak nyaman untuk mendengarkan privasi orang lain, jadi segera menutup aplikasi mini itu.Kini Rhea melambaikan tangannya di depan wajah Paula, lalu bertanya, "Apa kamu mendengark
Baca selengkapnya

Bab 265

Paula melihat Rhea yang tampak cemas, lalu bertanya sambil tersenyum, "Kenapa kamu menghela napas?"Rhea cemberut dan tidak menjawab. Dia malah balik bertanya, "Kamu nggak penasaran? Nggak mau pergi melihatnya?""Apa yang dikatakan Martin?" tanya Paula sembari mengangkat alis."Dia bilang setelah menemukanmu, dia punya cara untuk meyakinkanmu agar pergi ke Swiza. Tapi, aku nggak bilang padanya bahwa aku mengenalmu," ucap Rhea.Wanita itu berpikir sejenak sebelum menambahkan, "Sebenarnya kalau kamu nggak mau menemuinya juga nggak masalah. Masih ada kami di sisimu, 'kan?""Aku mau bertemu Martin," ucap Paula. Meskipun tidak berharap banyak pada "kakek" ini, tetap saja masalah ini perlu diselesaikan.Apabila selalu dalam posisi pasif, bagaimana jika orang lain sebenarnya bukan menargetkannya, melainkan mengincar Darwin atau Rhea? Dia mungkin bisa menjadi alat untuk melukai mereka."Orang itu suka muncul dan menghilang begitu saja. Coba aku tanyakan dulu dia ada di mana," jawab Rhea.Wanit
Baca selengkapnya

Bab 266

Paula masih merasa sedikit cemas dalam hatinya, tetapi akhirnya dia tidak bisa menolak bujukan lembut Rhea. Dia hanya bisa mengirim pesan kepada Harry dan Tristan untuk meminta izin. Kemudian, Harry membalas dengan cepat.[ Kebetulan sekali. Besok aku juga ada urusan, harus pergi ke Kota Boram. ]Paula menduga, Harry juga akan menghadiri pesta pengakuan hubungan Sheila. Supaya tidak menimbulkan masalah, dia tidak memberi tahu Harry bahwa dia juga akan pergi ke sana.Kalau tidak, Harry pasti akan bersikeras untuk naik penerbangan yang sama dan terus menempel padanya. Dengan begitu, dia tidak akan bisa mencari tahu informasi dari Martin.Namun, yang membuat Paula terkejut adalah Tristan juga akan pergi ke Kota Boram besok. Bukankah ini terlalu kebetulan?[ Ayah angkatku bilang dia mau bertemu seorang teman lama di Kota Boram besok. Aku nggak tenang, jadi mau menemaninya ke sana. ]Harry langsung merespons.[ Kebetulan sekali. Tuan Putri, kamu mau ke mana? Kalau pergi ke Kota Boram juga,
Baca selengkapnya

Bab 267

Paula menarik Rhea yang tampak cemas, lalu mengajaknya duduk di sofa. Matanya berkaca-kaca, tetapi dia berujar sambil tersenyum, "Makasih, Rhea.""Dasar kamu ini! Jujurlah padaku, sudah berapa lama kamu menyembunyikan ini dariku?" tanya Rhea sambil memeriksa Paula dari ujung kepala hingga ujung kaki.Rhea merasa heran karena Paula sama sekali tidak terlihat seperti sedang hamil. Tidak ada tanda-tanda perubahan pada tubuhnya."Dihitung-hitung, sudah sekitar tiga bulan lebih," jawab Paula dengan suara pelan.Mata Rhea langsung berkedip. Dia segera menyadari bahwa ini pasti terjadi pada malam ketika Paula dijebak oleh Aurel.Rhea segera berujar, "Kenapa harus mempertahankan anak itu? Gugurkan saja!" Dia menduga, kemungkinan besar pria yang melecehkan Paula malam itu adalah orang yang diatur oleh Aurel."Aku mau melahirkan mereka," ucap Paula sambil menggenggam tangan Rhea. Kemudian, dia melanjutkan, "Sebenarnya pria itu juga dijebak.""Kalian pernah bertemu lagi?" tanya Rhea yang mengerny
Baca selengkapnya

Bab 268

"Maafkan aku, maaf banget," ucap Paula yang memeluk Rhea. Dia tiba-tiba menangis tanpa bisa mengontrol diri.Rhea segera menepuk-nepuk punggung Paula untuk menenangkannya, lalu berujar, "Sudahlah, aku nggak menyalahkanmu. Jangan menangis."Paula merasa malu dan mengusap hidungnya. Mungkin karena hamil, emosinya belakangan ini menjadi sangat labil."Jangan khawatir, aku adalah ibu angkat anak-anakmu. Mereka nggak akan kubiarkan menderita sedikit pun," ucap Rhea sambil menepuk dadanya dengan yakin. Saat membayangkan akan memiliki tiga anak yang manis seperti Paula, dia merasa sangat antusias.Paula bersandar ke pelukan Rhea sembari berucap, "Rhea, aku beruntung punya kamu."Rhea tiba-tiba mengeluarkan ponselnya, lalu menyerahkannya kepada Paula dan berujar, "Sayang, tolong bantu aku.""Apa?" tanya Paula yang secara refleks menerima ponsel itu.Rhea baru teringat bahwa pamannya memberikan perintah tegas sebelum pergi. Darwin melarangnya untuk meninggalkan pekerjaan tanpa izin.Itu sebabny
Baca selengkapnya

Bab 269

Kemudian, Paula segera mematikan panggilan video. Rhea bertanya, "Paula, kenapa kamu mematikannya? Kita belum membicarakan masalah sebenarnya!""Dengan kejadian barusan, gimana aku bisa bicara?" jawab Paula yang wajahnya memerah. Dia menolak untuk menelepon lagi.Rhea tahu bahwa Paula punya sifat pemalu, jadi tidak memaksanya. Dia hanya bisa menghela napas pasrah.  Bagaimana caranya mencari alasan yang tepat untuk pergi ke Kota Boram? Mungkin dia bisa membuat alasan karena ingin memeriksa proyek di Kota Boram?Namun, sekarang sudah terlalu terlambat untuk mempersiapkan semuanya. Waktu semalam tidak akan cukup bagi Rhea untuk mendapat persetujuan.Tiba-tiba ponsel berdering. Begitu mendengar suara panggilan video, Rhea langsung bangkit dengan semangat.Melihat Paula hendak menutup panggilan lagi, dia segera menahannya. Rhea memohon, "Paula, tolong bantu aku kali ini. Pamanku itu orang yang sangat kaku, dia pasti nggak melihat apa pun tadi."Paula tidak percaya. Tadi, dia jelas melihat
Baca selengkapnya

Bab 270

Paula yang tidak berdaya pun menatap Rhea. Di sisi lain, Rhea terus-menerus memohon padanya untuk merengek. Berhubung Rhea ingin pergi ke Kota Boram untuk membantunya, Paula merasa tidak tega menolaknya."Paman, tolonglah. Aku bakal menjaga Rhea dengan baik. Setelah kamu kembali, dia pasti sudah menyelesaikan pekerjaannya. Tolong izinkan ya?" Suara Paula begitu lembut sampai dia sendiri merasa merinding.Namun, Darwin yang berada di ujung lain layar tidak bergerak sama sekali. Tatapannya yang dalam seolah sedang memikirkan sesuatu."Tolonglah, Paman," mohon Paula lagi atas desakan Rhea. Kemudian, panggilan video dimatikan."Menurutmu, apa jangan-jangan pamanku gay? Mungkinkah ada masalah dengan dia? Gadis cantik sepertimu sudah merengek, tapi dia malah langsung memutus panggilan. Sungguh nggak sopan!" keluh Rhea ke arah ponsel.Paula menarik lengan sahabatnya, lalu berucap, "Kasih aku kontak Martin. Aku akan mencarinya sendiri."Rhea berujar, "Nggak boleh. Martin itu orang yang aneh. D
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2526272829
...
46
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status