Beranda / CEO / Hazel Kesayangan Sergio / Bab 321 - Bab 330

Semua Bab Hazel Kesayangan Sergio: Bab 321 - Bab 330

444 Bab

Bab 321

Sergio tahu dengan jelas kalau hatinya bisa berdebar seperti ini hanya karena satu orang.Sebenarnya, dia sudah tahu bahwa, meskipun Hazel memiliki sifat yang lembut dan patuh, dia tidak pernah bersedia menjadi burung yang terkurung di dalam sangkar.Dia memiliki sepasang bulu yang indah, menunggu untuk membubung tinggi di atas langit yang cantik.Hazel masih berbicara dengan fasih kepada para pemegang saham, "Ditambah dengan apa yang sedang ramai di sosial media dalam beberapa hari terakhir, aku yakin banyak orang yang mengingat nama JY Group. Selama kita bisa membuat nama yang bagus untuk perusahaan, apa kita masih nggak bisa menemukan desainer yang berkualitas?"Para pemegang saham saling memandang dengan rasa tidak percaya, hati mereka mulai goyah.Mereka adalah orang yang sudah berkecimpung di dunia bisnis selama bertahun-tahun dan pemikiran mereka pun pasti lebih mendalam.Mereka hanya memedulikan keuntungan yang nyata, dengan teguh percaya kalau apa yang ada di dalam genggaman m
Baca selengkapnya

Bab 322

Mendengar kabar tersebut, Dania dan Darra yang tengah berada di rumah pun langsung mengutuk Hazel.Rencana mereka telah berjalan hampir sempurna, tetapi entah kenapa mereka berakhir dengan ketahuan.Yang paling membuat mereka kecewa adalah kenyataan kalau Darra dikeluarkan dari Universitas Palapa.Darra selalu mendapatkan nilai rata-rata, tetapi Krisna mengeluarkan banyak uang untuk pihak kampus agar menyenangkan Darra dan Dania.Darra memang sudah berhasil menikah dengan keluarga kaya dan tidak perlu mencari pekerjaan, tetapi bagaimana Darra akan mendongakkan kepalanya dengan percaya diri ketika bergaul dengan lingkungan keluarga kaya?Bagaimana mungkin para gadis tidak memedulikan hal semacam itu?Darra mondar-mandir di ruang tamu, tangannya mengepalkan ujung roknya seakan-akan ingin meremasnya."Hazel, perempuan jalang itu benar-benar sialan! Beraninya dia menyerang balik!"Dania juga pusing sendiri karena situasi ini. "Sial. Kalau saja aku tahu gadis sialan itu akan sesulit ini unt
Baca selengkapnya

Bab 323

Memanfaatkan angin segar ini, ada banyak orang seperti Kirana yang memanfaatkan momen ini dan mendirikan perusahaan sendiri.Namun, kemampuan dan pencapaian Kirana tidak bisa dicapai oleh sembarang orang.Seperti yang dikatakan orang-orang di luar sana, Kirana sudah seperti sebuah keajaiban tersendiri!Pipi Hazel merona merah saat mendengar kata 'ibu kita' yang terlontar dari mulut Sergio."Itu ibuku.""Kamu saja milikku, jadi ibumu juga ibuku."Sergio menundukkan kepalanya, sebuah senyuman mengembang di matanya yang gelap dan dalam.Cahaya menerpanya, membuat siapa pun tidak bisa mengalihkan pandangan darinya.Hazel menatapnya dalam diam, lalu alisnya berkerut.Melihat Hazel terus menatapnya, Sergio bertanya penasaran, "Lagi mikirin apa??""Lagi mikirin ... senang sekali bisa bertemu denganmu."Sergio terdiam, perasaan yang tak terlukiskan tiba-tiba melintas di hatinya.Sebelum Sergio empat berbicara, dia mendengar Hazel melanjutkan, "Coba saja kalau sejak awal orang yang ditunangkan
Baca selengkapnya

Bab 324

Tiba-tiba, sebuah suara menggoda terdengar dari belakang Hazel dan Sergio, "Sepertinya kita datang di waktu yang salah!""Kita benar-benar mengganggu! Haruskah kita pergi dulu?"Sergio dan Hazel menoleh dan melihat sebuah Lamborghini merah terparkir di sisi jalan, dengan Rafael duduk di kursi pengemudi. Satu tangan pria itu ada di setir dan satu tangan lainnya dia gunakan untuk menopang dagu.Mata menatap lurus ke arah Hazel dan Sergio, terkesan seperti menggoda keduanya.Di kursi samping kemudi, Vexal masih menunjukkan wajah tanpa ekspresi dan acuh, hanya sudut mulutnya yang sedikit terangkat.Kalau tidak dilihat dari dekat, senyum ini tidak akan bisa terlihat.Hazel langsung tersipu malu dan buru-buru mendorong Sergio menjauh.Dia menutupi wajahnya, rasanya ingin menemukan celah di tanah untuk bersembunyi.Kapan mereka berdua datang? Kenapa dia tidak mendengar suara apa pun?Sadar dengan apa yang saat ini tengah ada di pikiran Hazel, Rafael berkata, "Barusan kalian terlalu berkonsent
Baca selengkapnya

Bab 325

Rafael dan Vexal memang sudah tahu sejak lama kalau Sergio menyukai Hazel. Di mata mereka, Hazel tidak memiliki kelebihan kecuali wajahnya yang cantik.Satu hal yang paling mereka ingat tentang Hazel adalah, dia terus mengejar Justin.Namun, baru sekarang mereka harus mengakui bahwa penglihatan Sergio benar-benar tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.Setelah memuji, Rafael meminta pendapat Vexal, "Ya nggak, Vexal?"Vexal melirik Hazel dan mengangguk pelan.Rafael memarahinya dengan kesal, "Apa kamu akan mati kalau bicara satu kata saja?""Hmm."Rafael, "..."Lupakan saja, dia tidak akan berbicara dengan si bisu ini!Kalau tidak, dialah yang akan kesal sendiri.Pada saat itu, tiba-tiba ada ketukan yang terkesan hati-hati di pintu.Mereka menoleh untuk melihat ke arah pintu. Dari pintu yang terbuka perlahan itu, kepala Winda terlihat menyembul keluar.Melihat Hazel, matanya langsung berbinar. Dia membuka pintu dengan perasaan lega dan berjalan cepat ke arah Hazel."Hazel, aku kangen s
Baca selengkapnya

Bab 326

Winda memiringkan kepalanya untuk melihat Yudhis dan pipinya makin merah. "Aku sebenarnya juga nggak percaya. Semalam saja aku sampai nggak bisa tidur, merasa kalau semua ini cuma mimpi."Sejak cedera terakhirnya, dia terus berhubungan dengan Yudhis.Seiring berjalannya waktu, mereka berdua makin sering mengobrol dan perasaan baik di dalam hati mereka pun tumbuh.Akhirnya, semalam dia mengajak Yudhis bertemu dan menyatakan cinta padanya.Awalnya Winda tidak berharap banyak. Yudhis sangat berbakat, jadi dia merasa tidak cukup pantas untuk Yudhis.Namun secara mengejutkan, Yudhis menerima pengakuan cintanya.Winda tidak bisa menggambarkan keterkejutan yang dia rasakan pada saat itu. Setelah itu mereka akhirnya bersama.Hazel juga tidak bisa mempercayainya.Namun, melihat Winda begitu bahagia, dia pun mendoakan kebahagiaan Winda dari lubuk hatinya yang terdalam."Apa pun yang terjadi, aku senang karena kamu sudah menemukan kebahagiaanmu sendiri."Winda menutupi pipinya dan mengangguk malu
Baca selengkapnya

Bab 327

Winda tiba-tiba mengangkat matanya dan bertanya sambil mengernyitkan dahi, "Apa kamu mengenal pacarku?"Rafael menyangkal tanpa pikir panjang, "Mana mungkin! Aku ini orang yang menjunjung tinggi keadilan, jadi nggak suka melihat orang yang suka bersikap sok baik sepertinya."Ekspresi Winda terlihat canggung, tidak tahu harus menjawab apa.Hazel terbatuk pelan, lalu mengingatkan, "Rafael, bicara yang sopan. Bagaimanapun juga dia pacar Winda.""Hazel, kamu memarahiku?" Rafael langsung terlihat sedih."Sudahlah. Demi Hazel, aku akan membiarkannya untuk saat ini!"Dia sangat murah hati, jadi tidak akan memperpanjang masalah dengan orang seperti Yudhis.Toilet.Sergio sedang berdiri di depan wastafel untuk mencuci tangan ketika Yudhis tiba-tiba masuk dan perlahan-lahan berhenti di belakangnya.Sergio yang mendengar suara langkah kaki perlahan-lahan mendongak ke atas.Melalui cermin di depannya, dia melihat siapa orang yang datang itu."Ada urusan?"Mendengar nada suaranya yang dingin, sudut
Baca selengkapnya

Bab 328

Melihat mereka mengobrol dengan begitu antusias, Sergio tidak senang dan melingkarkan lengannya di pundak Hazel, menariknya ke dalam pelukannya."Kalau istriku punya masalah, dia cukup meminta bantuan padaku. Kalian nggak dibutuhkan."Rafael yang dipapah oleh Vexal pun menggodanya, "Wah, protektif sekali sama istri. Sergio, sifat posesifmu kuat sekali. Cuma Hazel yang tahan sama kamu."Digoda di depan banyak orang, Hazel merasa agak malu dan pipinya memerah.Namun, Sergio menanggapinya dengan tenang. Dia menundukkan kepalanya untuk memberikan ciuman kepada Hazel, lalu mengatakan, "Tentu saja. Kita memang sudah ditakdirkan untuk bersama, jadi kita serasi dalam hal apa pun."Melihat Sergio berbicara tentang cinta seolah-olah tidak ada orang lain di sana, semua orang menunjukkan raut masam.Rafael menutupi dadanya dan membuat ekspresi sakit hati. "Aduh, kasihan sekali jomblo sepertiku ini. Nemenin kalian makan saja masih disuguhi kemesraan kalian! Benar-benar menyebalkan!"Mata Vexal berk
Baca selengkapnya

Bab 329

"Nyonya Hazel, kenapa kamu menggemaskan sekali?"Begitu menggemaskan hingga membuat Sergio ingin menggigitnya.Hazel mengerjap bingung, tidak mengerti kenapa Sergio tiba-tiba menciumnya lagi.Melihat tatapan bingung Hazel, senyum di sudut bibir Sergio terkembang makin dalam. Dia mengulurkan tangannya untuk mengusap puncak kepala Hazel, lalu menarik tangannya untuk masuk ke mobil. "Ayo, pulang."Setengah jam kemudian, mobil tiba di Grand Permata.Adam langsung keluar untuk menyambut mereka dengan wajah tertekuk. "Tuan, Nyonya, Tuan Justin datang bersama Nona Darra. Katanya mereka ingin meminta tolong.""Mereka benar-benar masih berani datang ke mari," cibir Sergio.Adam menghela napas dan berkata, "Saya sudah bilang kepada mereka kalau Tuan dan Nyonya nggak di rumah, meminta mereka pergi tulu. Tapi entah apa pun yang saya katakan, mereka tetap nggak mau pergi dan bersikeras menunggu kalian kembali."Selama bertahun-tahun menjadi kepala pelayan, Adam belum pernah bertemu dengan orang-ora
Baca selengkapnya

Bab 330

Hazel juga menatap Justin, hanya saja sorot matanya begitu dingin, seperti tengah menatap orang asing.Justin merasa tidak nyaman mendapatkan tatapan seperti ini dari Hazel. Harusnya tidak seperti ini.Dulu, Hazel selalu mengikutinya ke mana-mana. Semua orang mengatakan kalau Hazel sangat mencintainya, bahkan dia rela menjadi ban serep.Namun, entah sejak kapan semuanya mulai berubah.Melihat Justin menatapnya dengan sorot sedih dan penuh penyesalan, Hazel mengerutkan kening, merasa sedikit jijik."Justin, kalau ada yang ingin kamu katakan, lebih baik cepat katakan. Aku dan suamiku sangat lelah setelah menjalani hari yang panjang. Kami harus istirahat."Katanya sambil berinisiatif menggandeng lengan Sergio.Sergio awalnya merasa tidak senang karena tatapan mata Justin. Namun, ketika dia melihat Hazel berinisiatif untuk menggandeng lengannya, kesuraman di hatinya langsung menghilang.Dia mengulurkan tangan, menarik Hazel ke dalam pelukannya dan menatap Justin dengan tatapan sedingin es.
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3132333435
...
45
DMCA.com Protection Status