Home / Pernikahan / Setelah Tiga Tahun Berpisah / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Setelah Tiga Tahun Berpisah : Chapter 51 - Chapter 60

102 Chapters

Pak Andi

Di tempat lain Laura sedang berada di sekitar Pasar Minggu, berjalan ke sana kemari mencari pekerjaan. Sebulan yang lalu, ia dipecat oleh majikannya karena ketahuan menggoda majikan lelaki, padahal majikan perempuannya sudah sangat baik kepadanya.Ia mencoba masuk ke toko elektronik dan tanpa berbasa-basi basi ia langsung bertanya, " Mas, di toko ini sedang mencari karyawan enggak? Aku mau ngelamar kerja?" tanya Laura kepada salah satu lelaki yang berjaga di toko tersebut."Disini udah cukup karyawannya, Mbak. Coba tanya di toko-toko sebelah siapa tau masih butuh karyawan baru," balas lelaki tersebut."Ooh ya sudah kalau begitu, Mas. Terima kasih ya," ujar Laura. Ia segera keluar dan bergegas masuk ke toko-toko sebelahnya. Laura memilih masuk ke dalam toko kain terlebih dahulu, ia melihat seorang wanita sedang mengukur kain di sisi kiri pintu toko."Mbak, mau nanya di sini butuh karyawan enggak ya?" tanya Laura pada wanita berbaju merah marun."Enggak, Mbak, di sini sudah penuh. Coba
last updateLast Updated : 2024-06-24
Read more

Negosiasi Pernikahan

Semenjak hari itu Laura bekerja di kios Pak Andi, semua berjalan dengan baik meski pun pekerjaannya tak hanya menjaga kios melainkan juga sebagai asisten rumah tangga."La, ayo makan siang dulu. Ini aku beli makanan di luar di jamin wenak, kamu enggak usah repot-repot masak," ujar Pak Andi menenteng kantong kresek berukuran kecil.Laura yang memang sedang kelaparan dengan semangat ia mendekat ke arah Pak Andi. "Sebentar, Pak, aku tak ambil piring dulu," balas Laura. Ia segera ke dapur untuk mengambil piring, setelah itu menghampiri pak Andi yang duduk di lantai di atas karpet.Pak Andi membuka bungkusan sate, sedangkan Laura membuka bungkusan sayur sop. Setelah itu mereka mengambil nasi yang sudah dikasih lauk."Enak ya, La, sate ayamnya sama sayur sop tulang ayamnya," ujar pak Andi sambil makan."He'em rasanya lumayan lah . Tapi kok satenya dikit ya, Pak, sayur tulangnya juga isinya dikit yang banyak cuma kuahnya doang. Aneh banget penjualnya kayak jualan kuah doang," balas Laura."
last updateLast Updated : 2024-06-29
Read more

Kecewa

"Kalau Bapak masih keberatan berarti mas kawinnya harus banyak. Biar aku enggak nyesel nikah sama Bapak, apalagi aku ini masih muda. Umurku masih dua puluh tujuh tahun loh, Pak, sedangkan Bapak udah lima puluh lima tahun. Harusnya mahal mas kawinnya," imbuh Laura yang matre. Ia melihat Pak Andi yang masih nampak berpikir."Iya Bapak juga nyadar kalau udah tua dan kamu masih muda, makanya Bapak ngebet banget pengen nikahin kamu. Memangnya kamu mau mas kawin apa, La?" tanya Pak Andi yang sudah dibutakan oleh nafsu."Aku mau mas kawin berupa rumah di pusat kota sama mobil baru," jawab Laura tanpa ragu. "Bapak bisa kan ngasih itu semua?"Pak Andi tertegun mendengar permintaan Laura yang tidak main-main. "Rumah di pusat kota sama mobil baru? Wah, itu sih bukan mas kawin biasa, La.""Tapi kan Bapak yang bilang mau nikahin aku, jadi harus siap dong ngasih yang aku minta," jawab Laura dengan nada manja tapi tegas.Pak Andi menarik napas dalam-dalam. "Baiklah, La. Bapak akan usahakan. Tapi kam
last updateLast Updated : 2024-06-30
Read more

Rumah Kejutan

Setelah selesai makan Pak Andi mendekati Pak Jamal hendak berpamitan, "Pak, makasih bantuannya. Sekarang udah sore kami semua langsung pamit ya, saya juga mau langsung boyong istri ke rumah. Ini juga malem Minggu takut ganggu acara pak Jamal.""Sama-sama. Semoga rumah tangganya langgeng ya," balas pak Jamal.Laura dan semuanya menuju mobil angkot sateran, Pak Andi selalu nempel dengan Laura dan tak mau jauh-jauh dari istrinya. "La, turunin Ibu sama Bapak di jalan manggis ya, besok kami harus bekerja. Kamu baik-baik ya, jangan lupa sering mampir ke rumah," ucap Sulasih. Ia dan suaminya adalah orang tua sewaan Laura yang tinggal di dekat kontrakannya."Iya, Bu. Makasih ya, besok aku akan mampir ke rumah," balas Laura. Setelah mengantarkan orang tua dan saudara sewaan Laura sekarang mengantarkan keluarga dan kerabat Pak Andi."Aku heran kenapa Keluarga Pak Andi sejak siang enggak ada yang menyapaku? Apa mereka sombong atau justru malu. Kalau sombong apa yang di sombongin, penampilan aja
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

Hutan Perak

"Assalamualaikum...!!"Pagi ini Amira mengajak kedua buah hatinya berkunjung ke rumah Rista. Weekend pagi sesuai kesepakatan mereka seminggu yang lalu berencana untuk pergi ke taman bermain di Hutan Awan Perak. Rista membuka pintu dan menyambut mereka dengan senyuman hangat. "Waalaikumsalam, Amira! Silakan masuk. Anak-anak pasti senang sekali hari ini."Kedua wanita itu saling berpelukan serta cipika cipiki, simbol bahwa kedekatan mereka tak diragukan lagi."Terima kasih, Mbak Rista. Mereka sudah tak sabar sejak semalam, lihatlah betapa antusiasnya mereka, padahal belum tahu tempatnya seperti apa kan," jawab Amira sambil tersenyum."Kak Kevin, ayo kita kemping!" seru Celine. Ia begitu antusias melihat keadaan Kevin yang sudah siap, dirinya berlari masuk ke dalam rumah dan segera memeluk tubuh Kevin.Sedangkan Kevin menatap Celine datar, ekspresinya benar-benar dingin. Bagi siapa pun yang belum mengenalnya akan takut saat melihat tatapan tajam Kevin. "Apa sih, Cel, jadi cewek jangan
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more

Kenapa main gendong-gendongan?

*Cinta bukanlah saling memandang, tetapi melihat ke luar bersama-sama ke arah yang sama.*_____________"Kamu jangan gila deh, Mir, baru aja ketemu Irfan lagi terus hatimu goyah. Kamu enggak ingat apa, gimana dia nyakitin kamu. Bahkan menelantarkanmu dan anak-anak, aku enggak habis pikir sama kamu yang selalu enggak tegaan!" tuduh Rista lagi tanpa mau memberi Mira penjelasan.Mira menghela napas panjang. "Bukan begitu, Mbak. Aku cuma merasa dia sudah cukup menderita. Dendam enggak akan bikin hidup kita lebih baik."Rista menatap Mira dengan tajam. "Jadi kamu mau maafin dia begitu saja?""Bukan soal memaafkan, Mbak. Aku cuma enggak mau menambah beban hidupku dengan kebencian. Aku cuma mau hidup tenang. Aku sudah memaafkan Bang Irfan, bukan berarti mau rujuk dengannya. Memaafkan bukan berarti mau mengulang kesalahan yang sama, aku enggak mau jatuh di lubang yang sama."Rista menggelengkan kepala, frustasi. "Kamu terlalu baik, Mir. Terlalu lembut hati. Dunia ini keras, kamu harus belajar
last updateLast Updated : 2024-07-13
Read more

Celine menangis

Beberapa waktu sebelumnya...."Kak, asyik tau' main air." Celine sedang asyik tertawa dan bermain air, bahkan ia beberapa kali mencipratkan air ke wajah Kevin berharap lelaki itu akan tertawa atau terhibur. Namun, ekor matanya tak sengaja melihat perahu lain yang dihuni oleh dua orang dewasa dan satu anak seumuran Kenzo.Celine tak bisa mendengar obrolan orang tersebut, namun ia bisa melihat betapa bahagianya gadis kecil itu saat di goda sang ayah. Gadis kecil itu tertawa tanpa beban saat sang ayah menggelitik perutnya tak lama setelah itu sang Ayah mendekap tubuhnya dan mencium kening gadis tersebut. Sedangkan Ibunya juga tertawa bahagia dengan kebersamaan yang sederhana itu. 'Betapa bahagianya bila mempunyai sosok Ayah seperti lelaki itu' pikir Celine. Hati Celine terasa pilu, sejak kecil ia tak pernah merasakan kasih sayang sosok seorang Ayah, meski ia memiliki Ayah kandung dan hidup bersama namun Ayahnya sama sekali tak pernah mau menggendongnya apalagi mengajaknya bermain.Kevi
last updateLast Updated : 2024-07-15
Read more

Bantuan dari hamba Allah

Seketika tenggorokan Celine merasa tercekat, ia yang akan menyuap nasi menjadi urung."Bun, bisa enggak sih enggak usah ketemu Ayah. Aku benci Ayah!!" Tentu saja Celine hanya bisa mengatakannya di dalam hati, ia tak berani mengungkapkan. Ia tak mau Bundanya marah.Amira memperhatikan ekspresi lesu Celine dan merasa ada yang tidak beres. Meskipun Celine berusaha tersenyum, Amira merasa perlu mengungkapkan kekhawatirannya."Sayang, apa yang terjadi? Kamu tampak sedih," tanya Amira dengan lembut sambil menepuk pelan tangan Celine.Celine menatap ibunya sejenak, ragu untuk berbagi perasaannya. Namun akhirnya, dengan suara yang hampir tercekat, ia berkata, "Bun, aku... aku enggak ingin ketemu Ayah."Amira mengernyitkan keningnya, merasa sedih melihat anaknya seperti ini. "Kenapa, sayang? Apa yang terjadi?" tanyanya lagi dengan penuh perhatian.Celine menarik nafas dalam-dalam sebelum akhirnya menjawab, "Aku merasa Ayah tidak mengerti aku, Bun. Aku merasa seperti dia tidak peduli."Amira me
last updateLast Updated : 2024-07-19
Read more

Malam Pertama Pak Andi dan Laura

Laura benar-benar merasa kesal, apa yang ia bayangkan tidak sesuai ekspetasi. Hidup bersama Pak Andi ternyata lebih ribet plus repot.Beberapa saat kemudian setelah selesai mandi Laura mencari Pak Andi yang ternyata tertidur pulas di kamar. Ia berinisiatif segera membangunkannya."Bang, bangun. Bangun dulu, sana mandi keringatmu bau tanah sejak di angkot tadi."Pak Andi mengerang pelan sebelum membuka matanya dengan malas. "Ada apa, La? Aku baru saja tidur," keluhnya sambil merentangkan tubuhnya di tempat tidur."Ya, aku tahu, tapi kamu harus mandi. Serius, baumu sudah nggak tahan lagi," jawab Laura masih kesal.Pak Andi mendesah dan bangkit dari tempat tidur dengan enggan. "Oke, oke. Aku mandi sekarang. Tapi kamu tunggu dulu ya, lebih baik istirahat dulu dengan rebahan disini. Sebentar lagi Abang akan nyusul," ujar Pak Andi segera beranjak menuju kamar mandi.Setelah sampai di kamar mandi ternyata bak sudah terisi air membuat pak Andi tersenyum."Wah, ternyata bak-nya udah diisi Laur
last updateLast Updated : 2024-07-25
Read more

Laura Di Peralat Suaminya

"Laura bangun, La. Bangun!" Pak Andi membangunkan Laura dan menanggil namanya berulang kali. Saat itu juga Laura mengucek kedua matanya, dan melihat jam dinding yang ternyata menunjukkan pukul empat lebih tiga puluh menit.Laura menatap Pak Andi dengan kesal lalu membalas, "Baru juga jam setengah lima udah di suruh bangun, Bang. Aku biasa bangun jam enam dan jangan ganggu, aku mau tidur lagi."Dengan cepat Pak Andi menyahut, "Mana ada perempuan bangun siang, perempuan tuh harus bangun jam segini. Cepat bangun, sana nimba air, masak, nyuci, ngepel, buatin aku kopi. Nanti jam tujuh kita ke toko."Dini hari, menjelang waktu subuh, udara di luar terasa sangat dingin. Suhu yang menurun drastis membuat suasana rumah semakin suram. Pak Andi, masih saja menggoyang-goyangkan lengan Laura dengan semakin keras, berusaha membangunkannya lagi. Suara teriakan dan desakan Pak Andi memecah keheningan malam yang dingin dan sepi, sementara Laura tetap terpejam, tampaknya enggan terbangun di tengah ding
last updateLast Updated : 2024-08-13
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status