Semua Bab Setelah Tiga Tahun Berpisah : Bab 41 - Bab 50

102 Bab

Kondisi Lula

"Mbak, nggak bohong kan?" Saya mohon, Mbak, kasih tau kemana perginya Mas Danu, saya akan memberi apapun yang Mbak mau asal mau memberi tahu kami," pinta Irfan sedikit memelas. "Kalau di bilang nggak tahu ya nggak tahu!! Emang apa urusannya sama aku, maksa banget!! Udah sana kalian pergi, awas saja kalau aku masih denger kalian berisik aku bakal lapor Bu Mira biar membawa polisi untuk menyeret kalian dari sini," ancam wanita itu. Ia lantas kembali masuk ke dalam rumah kontrakannya. "Sudah, Mbak, ayo kita pulang. Percuma kita di sini si brengsek itu udah pergi," ucap Irfan membantu Putri untuk segera berdiri. "Bagaimana dengan hidup, Mbak, selanjutnya Fan. Bagiamana cara Mbak mencukupi kebutuhan anak-anak yang semakin besar." Putri terus terisak-isak. "Sudahlah, Mbak, memangnya selama ini yang membiayai hidup kamu siapa?? Aku kan, apa Mbak lupa semua itu?" tanya Irfan. Putri memandang adiknya dengan tatapan sendu, ia baru sadar kalau suaminya tidak pernah memberi nafkah untuknya s
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-31
Baca selengkapnya

Bobroknya Bu Fatma Terungkap

Satu bulan kemudian.. Irfan yang berniat untuk kembali bekerja meski kondisinya masih lemah tiba-tiba harus pulang lagi. Ia turun dari mobil dengan langkah lesu. "Kamu kok pulang lagi, Fan? Apa ada yang ketinggalan?" tanya Putri yang duduk di teras rumah Ibunya. Irfan mendekat, ia duduk di sebelah Kakaknya dengan pandangan menerawang. "Aku di pecat, Mbak. Sekarang aku nganggur, entah bagaimana hidup kita ke depannya. Aku nggak yakin bisa mencari pekerjaan lainnya," jawab Irfan. "Di pecat? Memang kamu salah apa, Fan. Dan kenapa kamu nggak bisa cari kerja lainnya sebenarnya kamu itu sakit apa sih, Fan. Apa kamu sudah periksa ke dokter?" tanya Putri beruntun. "Posisiku di kantor sudah di gantikan yang lainnya, Mbak, karena aku jarang masuk. Kata Pak Guntoro yang menggantikan aku kinerjanya jauh lebih baik makanya Pak Guntoro lebih baik mengundurkan diriku. Aku sudah pernah periksa dan aku sakit mag kronis," balas Irfan. Obrolan kakak beradik itu mengalir begitu saja, apapun merek
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-01
Baca selengkapnya

Mas, Halalin aku dong

"Cepat jawab, Bu, buat apa semua uang-uang itu. Padahal aku sudah sering memberi Ibu uang kan!!" Irfan mendesak Ibunya agar segera mengaku. "Uang itu untuk membayar biaya kuliah dan sekolahnya adik-adikmu, Fan," ucap Bu Fatma dengan menunduk. "Auuww...!!" terdengar jeritan Rahma dari luar. "Rahma!!" ucap Bu Fatma, Irfan, dan Putri bersamaan. Mereka saling pandang dan bertanya dengan kode ada apa ribut-ribut di luar. Irfan segera berdiri diikuti oleh Putri dan Bu Fatma. Mereka penasaran dengan keributan yang terjadi di luar rumah. "Ada apa ini, kenapa ribut-ribut?" tanya Irfan. Rahma sudah menangis dan memegeng pipinya yang kemerahan bahkan darah segar mengalir dari sudut bibirnya. "Ooh baguslah ternyata keluarga pelakor ini ada di rumah semua. Hei.. Aku peringatin sama kalian semua ya, kalau pelakor ini masih berani ganggu suamiku akan aku buat hidup kalian hancur!!" ucap wanita berbadan gempal, berpakaian modis nan mewah itu. "Sudah, Ma, ayo pulang. Malu di lihatin banyak ora
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-02
Baca selengkapnya

Karma Bertubi-tubi

Satu minggu telah berlalu, Rahmi, putra bungsu Bu Fatma tak kunjung pulang. Nomernya dihubungi tak pernah bisa, surat dari sekolahan tentang di keluarkannya Rahmi pun sudah sampai di tangan Bu Fatma. Rahmi sudah tujuh bulan belum membayar uang bulanan dan uang lainnya, dia juga sering membolos dan selalu membuat keonaran di sekolah. Rahmi duduk di kelas dua SMA, ia jarang mengikuti mata pelajaran, bahkan pernah ketahuhan minum-minuman keras di belakang sekolah bersama kedua temannya. "Ibu.. Ada surat dari kepala sekolah," ujar Lulu' saat pulang sekolah. "Surat apa? Kamu nakal ya di sekolah, kok dapat surat. Ini pasti surat teguran," balas Putri yang sedang menonton tv, ia mengambil secara kasar dari tangan anaknya. Putri membaca dengan seksama lampiran kertas itu, ia menganga bahkan ia malu terhadap anaknya sendiri. Putri menghela nafas ia tak menyangka hidupnya akan semengenaskan ini. "Lu', maafin Ibu ya. Saat ini Ibu belum punya uang buat melunasi biaya sekolahmu, adikmu juga
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-04
Baca selengkapnya

Berduka

Irfan yang lemah tak kuat lagi untuk menyetir, keadaan tubuhnya terasa semakin memburuk dan dia akan cepat kelelahan. Mereka memutuskan untuk membayar tetangganya yang bisa menyetir agar mengantar mereka ke rumah sakit. Setelah bertanya kepada resepsionis, mereka menuju ruang ICU dimana Rahmi berada. Tepat mereka sampai di sana, seorang dokter bersama asistennya keluar dari ruang ICU. "Permisi, Dok, bagaimana keadaan Rahmi? Kami keluarganya," cecar Putri. "Syukurlah kalau keluarga pasien sudah datang. Kami membawa kabar buruk tentang keadaan Rahmi, dia koma karena terjadi benturan keras di kepalanya sehingga terjadi penyumbatan darah di otak besarnya. Saya sarankan untuk segera di oprasi, tetapi kami tidak bisa menjamin kesembuhan Rahmi. Hidup dan mati manusia hanya Tuhan yang tahu, kita sebagai manusia hanya bisa berdoa dan berusaha. Bagaimana, apa Rahmi akan segera di oprasi karena keadaan sudah darurat dan tak bisa menunggu lebih lama lagi, kami menunggu persetujuan dari keluarg
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-08
Baca selengkapnya

Dilamar David

Akhirnya Lula segera dioperasi, lagi dan lagi biaya operasi Lula memakan biaya yang sangat tinggi, Irfan dengan berat hati menjual harta satu-satunya yang dia punya yaitu rumahnya. Apalagi ia harus cuci darah, tentu saja itu tidak bisa menggunakan biaya BPJS tentu saja akan memakan biaya yang tak sedikit juga. Di rumah Rahma marah-marah saat mendapat kabar dari Suryo kalau rumah itu akan segera dijual. "Semua dijual, memang kita mau tinggal dimana? Kita mau tidur di kolong jembatan gitu, ogah!!" teriak Rahma dengan emosi. Rahma segera mengemasi pakaiannya dan dia ingin pergi saja tak ingin tidur di kolong jembatan. "Rahma kamu mau kemana, Nak?" tanya Bu Fatma saat melihat anaknya berkemas. "Aku mau pergi, Bu, aku nggak mau jadi gelandangan. Lebih baik aku jadi simpanan om-om dari pada jadi gembel yang tidur di jalanan!!" balas Rahma. Ia sudah siap keluar dari rumah membawa sejuta emosi."Rahma, jangan pergi Ibu mohon. Nanti kita bisa cari kontrakan, Nak," cegah Bu Fatma. "Lepasi
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-09
Baca selengkapnya

Mengikhlaskan Bukan Berarti Melupakan

Mira menghela nafas sejenak, ia tak menyangka David akan mengungkapkan isi hatinya seromantis ini, tak dapat di pungkiri ia nyaman bersama David apalagi David baik dan perhatian. Bahkan Irfan juga begitu saat masih pacaran dengannya pun sikapnya juga lemah lembut dan penuh perhatian seperti David, namun apa nyatanya Irfan telah melukai hatinya. Maka dari itu ia tak percaya lagi dengan cinta, ia masih trauma dengan rumah tangga dan menyembuhkan luka itu membutuhkan waktu yang tak sebentar. "Terima kasih, Mas, kamu sudah berani jujur sama aku. Aku hargai usahamu, tapi... Maafkan aku, aku masih belum bisa membina rumah tangga kembali. Aku sudah bahagia dan tenang hidup bersama anak-anak. Aku hanya ingin fokus dengan masa depan kedua anakku. Semoga, Mas David, bisa menemukan jodoh yang jauh lebih sempurna dari aku dan bisa menggapai surga-Nya bersama wanita yang bisa melengkapi hidupnya Nas David," balas Mira dengan tenang. "Terima kasih, Mira, atas jawabannya. Aku tidak akan melupaka
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-10
Baca selengkapnya

Bersyukur

Siang hari Irfan mengemas dagangannya, ia sudah bersiap untuk pulang ke rumah. Namun siapa sangka di tengah jalan ia tertabrak sepeda motor yang tak bertanggung jawab."Woy sialan, tanggung jawab Lo!" Maki Irfan. Dagangannya berserakan, lengannya terluka namun pengendara sepeda motor itu melarikan diri.Irfan berdiri terhuyung di tengah jalan raya yang ramai. Suara klakson mobil dan motor yang melintas menambah kekacauan suasana. Beberapa orang di sekitar berhenti dan mencoba membantunya, mengumpulkan barang dagangan yang berserakan. Irfan merasakan sakit di lengannya yang terluka, tapi lebih dari itu, amarahnya memuncak karena pengendara motor yang tidak bertanggung jawab itu.Sambil menahan sakit, Irfan berusaha menghubungi keluarganya untuk meminta bantuan. Seorang pemuda yang melihat kejadian itu mendekatinya."Mas, kamu butuh bantuan? Mari saya antar ke klinik terdekat," ujar pemuda itu dengan nada prihatin.Irfan mengangguk pelan, menerima bantuan pemuda itu. Mereka berjalan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-16
Baca selengkapnya

Memprihatikan dan Terpojok

*Cara terbaik untuk menghargai pekerjaan adalah membayangkan dirimu tanpa pekerjaan. Jadi jalani lah apapun pekerjaanmu saat ini, kerjakan dengan ikhlas dan semangat. Yakinlah semua itu pasti akan terasa lebih ringan*______"A-ayah!" seru Celine. "Celine!" Irfan sangat terkejut. Ia tak menyangka bisa bertemu dengan putrinya di situasi seperti ini."Ayah jualan di sini?" tanya Celine membuat Irfan menganggukkan kepalanya. Mata Irfan bersinar melihat putrinya, namun ada sedikit rasa malu yang tergambar di wajahnya.Suasana panas dan cerah menyelimuti tempat itu. Matahari bersinar terik, dan keringat mengalir di dahi Irfan. "Celine, kenapa kamu bisa di sini?" tanya Irfan, suaranya masih bergetar dengan rasa malu dan haru yang campur aduk."Aku sedang mampir kesini, katanya ini waduk baru buka. Karena penasaran jadi aku ngajak Bunda kesini," jawab Celine sambil tersenyum. Ia menoleh ke arah kerumunan di sekitar waduk, mencari-cari seseorang. "Bunda sama Kenzo sedang di sana, lihat-liha
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-21
Baca selengkapnya

Roda Kehidupan terus Berputar

"Abang akan ikuti saranmu untuk periksa ke dokter. Cukup dulu aja Abang kek gitu, setelah Lula lahir banyak kejadian yang membuat Abang terpuruk. Abang sakit, Rahmi meninggal, Rahma pergi dari rumah, Mbak Putri di tinggal selingkuh oleh Mas Danu, Ibu sakit stroke, aku kehilangan pekerjaan, rumah kita, rumah Ibu dan rumah Mbak Putri habis terjual, kami tinggal di rumah kontrakan yang sempit. Sekarang Abang benar-benar jatuh sejatuhnya," ungkap Irfan dengan lirih."Ya udah nanti Abang periksa aja ya, semoga dijauhkan dari penyakit-penyakit berbahaya. Semoga Lula bisa tumbuh sehat dan normal. Aku saranin Abang jangan berhubungan dulu dengan siapapun, apalagi mikir nikah lagi dengan perempuan baik-baik, kasihan perempuannya kalau tertular virus Abang. Aku udah lama enggak ngobrol sama Abang, jadi enggak tahu bagaimana kehidupan Abang. Dulu Abang kan juga punya mobil, apa terjual juga? Kalau boleh tahu rumah-rumah itu kenapa bisa sampai terjual, Bang?" Mira sangat penasaran. Ia tak menyang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-06-23
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
11
DMCA.com Protection Status