Rasanya ada ribuan kupu-kupu yang beterbangan didalam perut Ayana saat ini. Perasaannya berdebar, tidak karuan, namun perasaan ini begitu menantang, membuat seluruh tubuhnya ingin lebih. Lebih dari ini.Perlahan Ayana mengangkat kedua tangannya memegang lengan berotot Aaron. Ciuman Aaron pada bibirnya membuat tubuh Ayana merasa rileks, kepalanya yang tadi riuh dengan sejuta frustasi mendadak kosong.“Bernapas, Ayana.” Aaron menarik bibirnya lalu menatap Ayana intens.Ayana mengangguk pelan menghirup oksigen sebanyak yang ia bisa, iris matanya bergerak teratur menatap Aaron yang tak sedikit pun berkedip menatapnya.“Kau tidak keberatan aku menciummu?” Tanya Aaron dengan suara serak. Detak jantungnya bergerak tidak normal.Ayana menundukkan kepalanya karena merasa malu, sial karena tangannya bahkan tidak bisa bergerak memukul atau bahkan menampar Aaron saat pria itu menyentuhnya, kali ini tidak bisa ia sangkal, ia menginginkan sentuhan Aaron. Terkesan jahat karena ia menginginkan Aaron
Baca selengkapnya