Jam lima sore, seorang perias datang untuk menyiapkan Davina. Mendadani wajah gadis itu dan menata rambutnya. Ketika selesai, Davina dibuat terpaku dengan penampilan wajahnya dari balik cermin. Ia tak pernah berdandan sebelumnya, dan didandani sepertyi ini tentu saja membuatnya terlihat seperti orang lain. Ia terlihat cantik dengan polesan make up yang tidak terlalu tebal, tetapi mampu menonjolkan kecantikan wajahnya hampir di semua sisi. Rambutnya dibiarkan tergerai ke samping, semakin menyempurnakan penampilannya.“Kau sangat cantik,” gumam perias tersebut puas memuji. Yang membuat wajah Davina tertunduk malu. Ia sangat jarang dipuji. Hampir tak pernah jika pujian ibunya, David, dan Ega tidak dihitung. “Sekarang saatnya berpakain.”Perias itu berjalan ke tempat tidur, mengambil gaun yang tadi diberikan oleh Dirga dan membawanya pada Davina. “Kau ingin memakainya sendiri atau dengan bantuanku?”Davina bangkit berdiri, dan menoleh ke samping. Melihat gaun peach yang tercengang itu ada
Read more