Clay terbahak dengan keras, menarik tubuhnya menjauh dan membiarkan Reyna berdiri dengan kedua kaki wanita itu. “Kau pikir aku percaya dengan omong kosongmu?”Reyna mendorong dada Clay dengan kasar. “Terserah kalau kau tak mempercayainya.”“Kau pikir Dirga akan menikahimu??” tanya Clay lagi sambil menahan tawa gelinya. “Ya, hentikan harapanmu sendiri, Reyna baby. Aku akan menjadi saksi terkabulnya impianmu.”Mata Reyna melotot tak terima dengan ejekan tersebut, ia merapikan pakaiannya dan berbalik. Menghilang di ujung tangga.*** Di meja makan, Clay tak berhenti menahan tawanya. Melihat bagaimana Dirga memberikan perhatian pada Davina, sementara Reyna hanya duduk dengan wajah merah padam menahan iri dan dengki. Saat pandangannya bertemu dengan Reyna, wanita itu mendelik penuh peringatan, yang tak digubrisnya.“Suasana hatimu tampak bagus hari ini,” komentar Dirga melirik ke arah Clay yang masih melengkungkan senyum semringah.“Hmm, ya. Sangat bagus. Jadi, Davina …” Clay menoleh ke ar
Read more