Lelah, itu yang dirasakan Hazel. Untuk kesekian kali, dia harus melayani hasrat liar atasannya. Kini, ia melangkah menuju rumahnya. Dengan jarak lima meter, mata Hazel menyipit melihat pintu rumahnya terbuka. "Ada tamu?" gumam Hazel, dia mempercepat langkah pada kakinya. Sesampainya di rumah, dia segera masuk. "Deg!" ia sedikit tersentak melihat kehadiran bibi Clara dan Edward."Hazel, sayang, kamu sudah pulang, Nak? Ayo, masuk." ajak sang ibu, Amy. Hazel menarik napas dalam, mencoba meredakan gumpalan emosi yang berkecamuk. Langkahnya yang semula ragu kini berubah menjadi mantap, seolah setiap tapak kaki yang menyentuh lantai berusaha menghapus kelelahannya."Kemana saja kamu, Hazel?" tanya bibi Clara dengan nada sedikit bengis, matanya sinis. "Ya, habis kerja. Maunya dari mana?" Jawab Hazel. Amy berdiri, menghampiri Hazel. "Nak, tidak boleh begitu. Tuan Edward sudah datang. Dia adalah calon yang dibicarakan oleh bibimu," ucap Amy berbisik. "Kami sudah bertemu, Bibi Amy. Dan se
Baca selengkapnya