Tok, tok, tok!Pintu kamar bergetar lebih keras saat ketukan berikutnya terdengar dengan kuat. Edward melangkah mendekat, rahangnya mengeras, memandang tajam ke arah pintu seolah ingin mengintimidasi siapa pun yang berani mengganggu momen kesenangannya."Masuk!" Edward berteriak, suaranya menggelegar di dalam ruangan yang sempit itu. Krek! Pintu terbuka, dan seorang anak buahnya tergopoh-gopoh masuk, wajah anak buahnya pucat dengan napas terengah-engah."Tuan, ada... ada yang membuat kekacauan di depan gerbang. Dia menghajar semua orang-orang yang berjaga di area gerbang!" lapor pria itu dengan nada memburu.Hazel menoleh dengan cepat, sorot matanya berkilat penuh harapan. "Jonathan," gumam Hazel pelan, nyaris tak terdengar. Hazel tahu hanya satu orang yang memiliki keberanian seperti itu. Edward mendelik, wajah pria itu berubah merah padam. "Jonathan? Dia berani datang ke sini?!" raung Edward, mata laki-laki tersebut menyala-nyala.Tanpa menunggu perintah lebih lanjut, Edward mera
Read more