Home / Romansa / Heart Stealing (Mencuri Hati) / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Heart Stealing (Mencuri Hati) : Chapter 31 - Chapter 40

100 Chapters

Bab 31. Maukah Kau Menikah Denganku?

“Dakota, kau sudah siap?” Dylan menghampiri Dakota yang sedang berias. Malam itu, penampilan Dakota sangat cantik dan menawan. Senyuman di wajah Dylan terlukis. Tak perlu lagi diragukan, penampilan Dakota selalu sempurna. “Sudah, Sayang. Aku sudah siap.” Dakota memoles lipstick merah di bibirnya, dan langsung memeluk leher Dylan.Dylan membalas pelukan Dakota, melingkarkan tangan ke pinggang kekasihnya itu. “Kau sangat cantik.”Pipi Dakota merona malu. “Benarkah?”Dylan membelai lembut pipi Dakota, dan memberikan kecupan di bibir wanita itu. “Aku tidak mungkin bohong. Kau memang sangat cantik.” Pipi Dakota semakin tersipu mendengar ucapan Dylan. Meski sudah berkali-kali mendapatkan pujian, tetap saja setiap kali Dylan memujinya akan membuat Dakota melayang jauh. Dia merasa sangat beruntung dicintai dengan cara luar biasa oleh Dylan. Pria itu tak menyerah meski kerap mendapatkan penolakan darinya. “Kita berangkat sekarang?” Dylan mengulurkan tangannya ke hadapan Dakota.Dakota meng
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 32. Bersyukur Saling Memiliki

Bibir Dakota menyambut bibir Dylan dengan penuh hasrat. Bibir mereka saling melumat satu sama lain. Berkali-kali Dakota mendesah akibat ciuman yang diberikan oleh sang kekasih. Tubuh Dakota terdorong masuk ke dalam kamar Dylan. Sepulang acara luar biasa, Dylan mengajak Dakota untuk pulang ke penthouse-nya.“Akh!” erang Dakota menikmati ciuman dari Dylan.“Kau sangat cantik,” bisik Dylan serak di depan bibir Dakota.Dakota membelai rahang Dylan. “Dan kau sangat tampan, Sayang.”Tangan lentik Dakota membuka jas yang dipakai oleh sang kekasih. Pun bersamaan dengan Dylan menanggalkan gaun yang dipakai oleh Dakota. Dalam hitungan detik tubuh mereka sudah telanjang, tak memakai sehelai benang pun.Dylan mengecupi leher Dakota, meninggalkan jejak kemerahan di sana, serta bermain di kedua payudara sang kekasih. Pria itu mengisap puting payudara Dakota layaknya bayi yang sedang kelaparan.“Akh!” Dakota mengerang seraya menjambak pelan rambut Dylan.Sentuhan dahsyat sang kekasih, tak lagi bisa
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 33. Bertemu Lagi

Dakota dan Dylan mendatangi beberapa venue di Roma. Venue yang dipilih oleh Dakota, tentunya adalah venue impian Dakota sebelum dirinya bersama Dylan. Namun sayangnya hati Dakota tak tertarik. Entah kenapa mungkin saja pilihan yang dulu dan sekarang mulai berubah.“Sayang, apa ada lagi venue yang ingin kita datangi?” tanya Dylan yang melajukan mobilnya. Pria tampan itu sangat sabar ketika Dakota ingin ditemani berkunjung ke venue. Padahal Dylan bisa saja menyuruh asistennya, tapi dia tak melakukan itu. Dylan akan selalu mengutamakan kebahagiaan Dakota. Dakota mendesah panjang. “Aku lapar, Sayang. Kita makan siang dulu saja.”“Oke. Kita akan cari restoran terdekat.” Dylan membelokkan setir mobilnya, menuju restoran terdekat dengan posisinya berada.Mobil sport Dylan memasuki sebuah restoran mewah di Roma. Dakota yang dalam keadaan lapar memesan menu terbaik. Tidak hanya satu menu saja, tapi aneka menu yang dipilih oleh Dakota.Dylan tersenyum di kala melihat Dakota memesan banyak menu
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 34. Sosok dari Masa Lalu

Tubuh Dylan membeku dengan tatapan saling beradu pandang pada sosok wanita yang baru saja masuk. Ya, dia dan wanita itu melemparkan tatapan yang tak biasa. Tatapan yang tersirat saling mengenal lama. Tindakan mereka tak luput dari tatapan Dakota. Tentu saja Dakota menyadari itu. Sebab, tatapan mereka bukan tatapan biasa.“Apa kalian saling mengenal?” tanya Dakota yang sontak membuat Dylan dan wanita yang baru datang itu, menghentikan tatapan.“Kami—”“Tidak, Nona. Maaf. Tadi aku pikir Tuan yang ada di sampingmu adalah teman lamaku. Ternyata aku salah lihat,” ucap wanita itu buru-buru, memotong ucapan Dylan yang menggantung.Dylan cukup terkejut mendengar pengakuan wanita yang dia kenali ini.Dakota tersenyum anggun. “Apa kau perwakilan dari wedding organizer yang dihubungi Cali, asistenku?”Wanita itu mengangguk seraya mengulurkan tangannya. “Ivory Jone. Kau bisa panggil aku Ivory. Aku pemilik dari wedding organizer yang dihubungi Cali, asistenmu.”“Ah senang sekali bertemu langsung d
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 35. Di mall Bersama Audrey

Dua hari setelah bertemu dengan Ivory, tetap membuat Dylan tak memberi tahu tentang Ivory pada Dakota. Pria tampan itu tak berani untuk bercerita pada Dakota tentang siapa Ivory. Kemarin, Ivory memberikan contoh desain, dan Dakota sangat suka. Dylan tak ingin merusak apa yang menjadi kebahagiaan Dakota. Dylan tersiksa harus berbohong pada Dakota tentang Ivory. Namun, pria tampan itu juga tidak bisa memberi tahu. Pernah kemarin Dylan mencoba untuk memberi tahu Dakota tentang Ivory, tapi sayang lidah tak bertulangnya seolah tak mampu merangkai kalimat.Pagi itu, Dylan duduk di kursi meja makan sambil menikmati sarapan yang terhidang. Di hadapannya ada Dakota yang sedang sibuk memilih-milih merchandise untuk pernikahan. Segala yang mengenai Dakota memang harus mewah. Beruntung Dylan selalu mendukung apa pun keinginan Dakota.“Sayang, hari ini aku akan pergi ke mall dengan Audrey. Aku akan berbelanja. Ada beberapa kebutuhan yang harus aku beli,” ucap Dakota sambil menatap Dylan yang ada
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 36. Ivory Telah Memiliki Anak

“Ivory?” Dakota memanggil nama ‘Ivory’ di kala sudah yakin, sosok wanita cantik berambut pirang yang sedang menggendong bayi adalah Ivory. Audrey yang ada di samping Dakota sampai menengok karena suara Dakota memanggil cukup keras.“Nona Spencer?” Ivory terkejut melihat keberadaan Dakota.Dakota menghampiri Ivory yang berdiri tak jauh darinya. “Hi, Ivory. Kau sedang berbelanja?”Ivory sedikit gelagapan bertemu dengan Dakota. Namun, sebisa mungkin dia berusaha untuk tenang. “I-iya, Nona Spencer. Aku ke sini karena kebetulan ingin berbelanja saja.”Dakota mengalihkan pandangannya pada bayi tampan yang ada digendongan Ivory. “Siapa bayi tampan ini, Ivory? Apa dia anakmu?”Ivory mengangguk dengan wajah yang menunjukkan banyak arti. “Ya, Nona Spencer. Ini anakku.”Dakota manggut-manggut. “Oh, ya. Ivory di hadapanmu adalah Audrey Foster, sepupuku. Aku tahu nomormu dari Audrey. Dia mendapatkan nomormu karena kebetulan temannya memakai jasamu.”Ivory tersenyum dan mengulurkan tangan pada Audr
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 37. Dylan Beruntung Memilikimu

“Souvenir sudah.”“Gaun pengantin sudah.”“Gaun untuk bridesmaid dan pakaian untuk keluarga sudah.” “Bunga lily yang aku minta dan lampu kristal juga sudah dikonsep di desain.”“Heels-ku sudah. Apa lagi yang belum, ya?”Dakota mengetuk-ngetuk jemarinya ke kening, berusaha mengingat-ingat persiapan pernikahannya. Dia memegang iPad yang baru saja diberikan oleh sang asisten. Semua daftar persiapan pernikahannya sudah ada di sana.“Nona, saya rasa semua sudah siap. Tinggal nanti saya akan melakukan konfirasi ulang pada Nona Ivory Jone,” jawab Cali sopan.Dakota memberikan iPad di tangannya pada Cali. “Biar aku saja yang berhubungan dengan Ivory. Aku ingin melihat sendiri pekerjaan dia sudah sampai di mana.”“Nona, apa Anda yakin? Saya khawatir, Anda akan sangat sibuk.”“Cali, aku ingin terlibat langsung di setiap moment persiapan pernikahanku. Jadi, kau tidak perlu khawatir.”Cali mengangguk patuh. “Baik, Nona.”“Kau boleh pergi sekarang. Nanti aku sendiri yang menghubungi Ivory. Kau se
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 38. Nama yang Sama

“Audrey mulai curiga.” Xander menatap dingin Dylan yang duduk di hadapannya. Dia dan Dylan baru saja menyelesaikan meeting. Semua orang sudah meninggalkan meeting, hanya tersisa Xander dan Dylan di ruang meeting itu.Dylan menatap serius Xander. “Curiga apa maksudmu?”Xander mengembuskan napas kasar seraya melonggarkan dasi yang mengikat lehernya. “Tadi malam Audrey menanyakan Ivory Jone. Dia bercerita beberapa hari lalu bertemu dengan Ivory Jone di mall saat dia bersama dengan Dakota.”Dylan terkejut. “Lalu?”Xander berdecak kesal. “Audrey bilang dia seperti pernah mengenal Ivory. Beruntung istriku lupa! Bisa kau bayangkan kalau dia ingat Ivory?”Dylan memejamkan mata singkat. “Apa dulu Audrey pernah bertemu dengan Ivory?”“Aku lupa. Sepertinya belum, tapi kalau tidak salah dulu Audrey pernah melihat fotomu dengan Ivory.” Xander menyambar wine di hadapannya, dan menenggak hingga tandas. “Aku tidak mau tahu. Kau harus segera menceritakan tentang Ivory pada Dakota. Aku tidak ingin bert
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 39. Keterkejutan Dylan

Suara dering ponsel terdengar, membuat Dakota terbangun dari tidurnya. Wanita itu mengerang kesal karena dering ponselnya mengganggunya. Dia memutuskan untuk menolak panggilan itu, tapi sayangnya dering ponselnya kembali berdering. Umpatan pelan lolos di bibir wanita cantik itu. Dia mengambil ponselnya, dan tanpa melihat ke layar—dia langsung menempelkan ponsel ke telinganya.“Ini siapa?” ketus Dakota kala panggilan terhubung.“Bagus, Dakota. Kau menyambut ibumu yang menghubungimu dengan nada tidak sopan,” seru Helen dari seberang sana dengan nada emosi. Dakota tersentak, menjauhkan ponselnya dan menatap ke layar—ternyata nomor ibunya menghubunginya. Dia mengumpat dalam hati merutuki kebodohannya. Dia langsung menjawab, tanpa melihat siapa yang menghubunginya.“M-maaf, Mom. A-aku baru bangun tidur,” ucap Dakota gugup di kala ponsel sudah kembali ditempelkan ke telinganya. Helen mengembuskan napas kasar. “Kau ini sebentar lagi akan menjadi seorang istri. Kenapa kau bangun siang sekal
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more

Bab 40. Keterkejutan Dylan II

Ivory langsung menggendong anaknya yang terus menangis. Dia menimang sambil memberikan susu botol. Beruntung tangis anaknya itu langsung reda di kala sudah digendong dan sudah diberikan susu botol. Suasana sedikit menjadi hening. Pengasuh yang ada di samping Ivory memasang wajah terkejut melihat Dylan.“Tuan Muda Dylan? Ivory, nama anakmu Dylan?” tanya Dakota penasaran.Dylan yang ada di samping Dakota, menatap dingin Ivory. Tatapannya tersirat tegas, menunggu Ivory untuk menjawab. Jika tidak ada Dakota, sudah pasti dia akan menarik tangan Ivory, meminta penjelasan wanita itu. Ivory tak langsung menjawab pertanyaan Dakota. Dia menutupi jelas kepanikan di wajahnya. Dia berusaha bersikap tenang, dan mengabaikan tatapan Dylan. Dia memberikan senyuman dan menjawab, “Ya, Dakota. Nama anakku Dylan.”“Wah! Kebetulan sekali nama anakmu sama dengan nama calon suamiku,” kekeh Dakota sambil melukiskan senyuman di wajahnya. Ivory tersenyum merespon ucapan Dakota. “Maaf, Dakota. Aku tidak bisa
last updateLast Updated : 2024-05-09
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status