Dakota dan Dylan mendatangi beberapa venue di Roma. Venue yang dipilih oleh Dakota, tentunya adalah venue impian Dakota sebelum dirinya bersama Dylan. Namun sayangnya hati Dakota tak tertarik. Entah kenapa mungkin saja pilihan yang dulu dan sekarang mulai berubah.โSayang, apa ada lagi venue yang ingin kita datangi?โ tanya Dylan yang melajukan mobilnya. Pria tampan itu sangat sabar ketika Dakota ingin ditemani berkunjung ke venue. Padahal Dylan bisa saja menyuruh asistennya, tapi dia tak melakukan itu. Dylan akan selalu mengutamakan kebahagiaan Dakota. Dakota mendesah panjang. โAku lapar, Sayang. Kita makan siang dulu saja.โโOke. Kita akan cari restoran terdekat.โ Dylan membelokkan setir mobilnya, menuju restoran terdekat dengan posisinya berada.Mobil sport Dylan memasuki sebuah restoran mewah di Roma. Dakota yang dalam keadaan lapar memesan menu terbaik. Tidak hanya satu menu saja, tapi aneka menu yang dipilih oleh Dakota.Dylan tersenyum di kala melihat Dakota memesan banyak menu
Tubuh Dylan membeku dengan tatapan saling beradu pandang pada sosok wanita yang baru saja masuk. Ya, dia dan wanita itu melemparkan tatapan yang tak biasa. Tatapan yang tersirat saling mengenal lama. Tindakan mereka tak luput dari tatapan Dakota. Tentu saja Dakota menyadari itu. Sebab, tatapan mereka bukan tatapan biasa.โApa kalian saling mengenal?โ tanya Dakota yang sontak membuat Dylan dan wanita yang baru datang itu, menghentikan tatapan.โKamiโโโTidak, Nona. Maaf. Tadi aku pikir Tuan yang ada di sampingmu adalah teman lamaku. Ternyata aku salah lihat,โ ucap wanita itu buru-buru, memotong ucapan Dylan yang menggantung.Dylan cukup terkejut mendengar pengakuan wanita yang dia kenali ini.Dakota tersenyum anggun. โApa kau perwakilan dari wedding organizer yang dihubungi Cali, asistenku?โWanita itu mengangguk seraya mengulurkan tangannya. โIvory Jone. Kau bisa panggil aku Ivory. Aku pemilik dari wedding organizer yang dihubungi Cali, asistenmu.โโAh senang sekali bertemu langsung d
Dua hari setelah bertemu dengan Ivory, tetap membuat Dylan tak memberi tahu tentang Ivory pada Dakota. Pria tampan itu tak berani untuk bercerita pada Dakota tentang siapa Ivory. Kemarin, Ivory memberikan contoh desain, dan Dakota sangat suka. Dylan tak ingin merusak apa yang menjadi kebahagiaan Dakota. Dylan tersiksa harus berbohong pada Dakota tentang Ivory. Namun, pria tampan itu juga tidak bisa memberi tahu. Pernah kemarin Dylan mencoba untuk memberi tahu Dakota tentang Ivory, tapi sayang lidah tak bertulangnya seolah tak mampu merangkai kalimat.Pagi itu, Dylan duduk di kursi meja makan sambil menikmati sarapan yang terhidang. Di hadapannya ada Dakota yang sedang sibuk memilih-milih merchandise untuk pernikahan. Segala yang mengenai Dakota memang harus mewah. Beruntung Dylan selalu mendukung apa pun keinginan Dakota.โSayang, hari ini aku akan pergi ke mall dengan Audrey. Aku akan berbelanja. Ada beberapa kebutuhan yang harus aku beli,โ ucap Dakota sambil menatap Dylan yang ada
โIvory?โ Dakota memanggil nama โIvoryโ di kala sudah yakin, sosok wanita cantik berambut pirang yang sedang menggendong bayi adalah Ivory. Audrey yang ada di samping Dakota sampai menengok karena suara Dakota memanggil cukup keras.โNona Spencer?โ Ivory terkejut melihat keberadaan Dakota.Dakota menghampiri Ivory yang berdiri tak jauh darinya. โHi, Ivory. Kau sedang berbelanja?โIvory sedikit gelagapan bertemu dengan Dakota. Namun, sebisa mungkin dia berusaha untuk tenang. โI-iya, Nona Spencer. Aku ke sini karena kebetulan ingin berbelanja saja.โDakota mengalihkan pandangannya pada bayi tampan yang ada digendongan Ivory. โSiapa bayi tampan ini, Ivory? Apa dia anakmu?โIvory mengangguk dengan wajah yang menunjukkan banyak arti. โYa, Nona Spencer. Ini anakku.โDakota manggut-manggut. โOh, ya. Ivory di hadapanmu adalah Audrey Foster, sepupuku. Aku tahu nomormu dari Audrey. Dia mendapatkan nomormu karena kebetulan temannya memakai jasamu.โIvory tersenyum dan mengulurkan tangan pada Audr
โSouvenir sudah.โโGaun pengantin sudah.โโGaun untuk bridesmaid dan pakaian untuk keluarga sudah.โ โBunga lily yang aku minta dan lampu kristal juga sudah dikonsep di desain.โโHeels-ku sudah. Apa lagi yang belum, ya?โDakota mengetuk-ngetuk jemarinya ke kening, berusaha mengingat-ingat persiapan pernikahannya. Dia memegang iPad yang baru saja diberikan oleh sang asisten. Semua daftar persiapan pernikahannya sudah ada di sana.โNona, saya rasa semua sudah siap. Tinggal nanti saya akan melakukan konfirasi ulang pada Nona Ivory Jone,โ jawab Cali sopan.Dakota memberikan iPad di tangannya pada Cali. โBiar aku saja yang berhubungan dengan Ivory. Aku ingin melihat sendiri pekerjaan dia sudah sampai di mana.โโNona, apa Anda yakin? Saya khawatir, Anda akan sangat sibuk.โโCali, aku ingin terlibat langsung di setiap moment persiapan pernikahanku. Jadi, kau tidak perlu khawatir.โCali mengangguk patuh. โBaik, Nona.โโKau boleh pergi sekarang. Nanti aku sendiri yang menghubungi Ivory. Kau se
โAudrey mulai curiga.โ Xander menatap dingin Dylan yang duduk di hadapannya. Dia dan Dylan baru saja menyelesaikan meeting. Semua orang sudah meninggalkan meeting, hanya tersisa Xander dan Dylan di ruang meeting itu.Dylan menatap serius Xander. โCuriga apa maksudmu?โXander mengembuskan napas kasar seraya melonggarkan dasi yang mengikat lehernya. โTadi malam Audrey menanyakan Ivory Jone. Dia bercerita beberapa hari lalu bertemu dengan Ivory Jone di mall saat dia bersama dengan Dakota.โDylan terkejut. โLalu?โXander berdecak kesal. โAudrey bilang dia seperti pernah mengenal Ivory. Beruntung istriku lupa! Bisa kau bayangkan kalau dia ingat Ivory?โDylan memejamkan mata singkat. โApa dulu Audrey pernah bertemu dengan Ivory?โโAku lupa. Sepertinya belum, tapi kalau tidak salah dulu Audrey pernah melihat fotomu dengan Ivory.โ Xander menyambar wine di hadapannya, dan menenggak hingga tandas. โAku tidak mau tahu. Kau harus segera menceritakan tentang Ivory pada Dakota. Aku tidak ingin bert
Suara dering ponsel terdengar, membuat Dakota terbangun dari tidurnya. Wanita itu mengerang kesal karena dering ponselnya mengganggunya. Dia memutuskan untuk menolak panggilan itu, tapi sayangnya dering ponselnya kembali berdering. Umpatan pelan lolos di bibir wanita cantik itu. Dia mengambil ponselnya, dan tanpa melihat ke layarโdia langsung menempelkan ponsel ke telinganya.โIni siapa?โ ketus Dakota kala panggilan terhubung.โBagus, Dakota. Kau menyambut ibumu yang menghubungimu dengan nada tidak sopan,โ seru Helen dari seberang sana dengan nada emosi. Dakota tersentak, menjauhkan ponselnya dan menatap ke layarโternyata nomor ibunya menghubunginya. Dia mengumpat dalam hati merutuki kebodohannya. Dia langsung menjawab, tanpa melihat siapa yang menghubunginya.โM-maaf, Mom. A-aku baru bangun tidur,โ ucap Dakota gugup di kala ponsel sudah kembali ditempelkan ke telinganya. Helen mengembuskan napas kasar. โKau ini sebentar lagi akan menjadi seorang istri. Kenapa kau bangun siang sekal
Ivory langsung menggendong anaknya yang terus menangis. Dia menimang sambil memberikan susu botol. Beruntung tangis anaknya itu langsung reda di kala sudah digendong dan sudah diberikan susu botol. Suasana sedikit menjadi hening. Pengasuh yang ada di samping Ivory memasang wajah terkejut melihat Dylan.โTuan Muda Dylan? Ivory, nama anakmu Dylan?โ tanya Dakota penasaran.Dylan yang ada di samping Dakota, menatap dingin Ivory. Tatapannya tersirat tegas, menunggu Ivory untuk menjawab. Jika tidak ada Dakota, sudah pasti dia akan menarik tangan Ivory, meminta penjelasan wanita itu. Ivory tak langsung menjawab pertanyaan Dakota. Dia menutupi jelas kepanikan di wajahnya. Dia berusaha bersikap tenang, dan mengabaikan tatapan Dylan. Dia memberikan senyuman dan menjawab, โYa, Dakota. Nama anakku Dylan.โโWah! Kebetulan sekali nama anakmu sama dengan nama calon suamiku,โ kekeh Dakota sambil melukiskan senyuman di wajahnya. Ivory tersenyum merespon ucapan Dakota. โMaaf, Dakota. Aku tidak bisa
Usia Diana sudah memasuki enam bulan. Bayi perempuan cantik itu tumbuh dengan sangat luar biasa. Parasnya yang cantik perpaduan sempurna antara Dylan dan Dakota. Bisa dikatakan Diana selalu menjadi pusat perhatian setiap kali Dakota membawa putri kecilnya berpergian keluar.Delmer, putra sulung Dylan dan Dakota tak kalah menarik perhatian. Balita kecil itu sangat overprotective pada adik perempuannya. Bayangkan saja setiap kali ada yang ingin menyentuh Diana, pasti Delmer tak sembarang untuk memberikan izin.Delmer meski masih kecil, tapi sudah menunjukkan cinta yang luar biasa pada adik perempuannya. Hal ini yang Dylan dan Dakota yakinkan bahwa kelak di masa depan Delmer akan menjaga Diana dengan sangat baik. Bukan hanya sekadar menjaga, tapi juga memberikan cinta yang amat besar. Lebih dari dua tahun menikah, Dylan dan Dakota merasa sangat bahagia, karena pada akhirnya dipersatukan. Mereka selalu bersyukur setiap detik apalagi kehadiran Delmer dan Diana, membuat ikatan cinta merek
โSayang, kau sudah pulang?โ Dakota menyambut kepulangan sang suami, memberikan pelukan, ciuman, dan membantu sang suami meletakan jas ke keranjang kusus pakaian kotor.Dylan mengecup kening Dakota. โAku selalu ingin pulang cepat, karena aku tahu istriku menungguku di rumah.โDakota tersenyum hangat merespon ucapan sang suami tercinta. โDelmer dibawa orang tuaku, kan?โ tanya Dylan sambil membelai pipi Dakota.Dakota mengangguk. โIya, Sayang. Delmer dibawa orang tuamu.โDylan memeluk pinggang Dakota. โBagus, satu pengganggu kecil sudah diamankan.โDakota mendelik, seraya memukul pelan lengan kekar Dylan. โBisa-bisanya kau menyebut putra kesayanganku sebagai pengganggu kecil?โDylan terkekeh melihat kemarahan di wajah Dakota, dia menarik dagu sang istri, mencium dan memberikan lumatan lembut di bibir istri tercintanya itu. โDelmer juga putra kesayanganku, tapi bocah kecil itu sering mengganggu keromantisan kita, Sayang.โDakota mendengkus sambil mencebikkan bibirnya jengkel. Ya, dia tah
Dua tahun berlalu โฆ Suara tangis bayi membuat Dakota yang terlelap langsung terbangun dari tidurnya. Wanita cantik itu langsung melangkah menuju box bayi, menggendong bayi kecilnya yang menangis, dan memberikan susu.โDiana bangun?โ Dylan menyibak selimut, menghampiri istrinya yang meberikan susu untuk bayi perempuannya.โIya, Sayang. Sepertinya Diana haus,โ jawab Dakota lembut seraya menatap hangat putri kecilya itu.Dylan membelai kepala Diana. โKau pintar sekali minum susu, seperti Daddy,โ bisiknya ke telinga putri kecilnya itu, tapi tetap terdengar di telinga Dakota.Dakota mendelik tajam menatap Dylan. โDylan! Kenapa kau bicara seperti itu pada Diana?โDylan terkekeh rendah. โSayang, apa yang aku katakan benar, kan? Setelah kau menyusui putri kita, kau pasti menyusuiku.โDakota mencibir. โKau saja yang tidak mau kalah dari anakmu.โDylan mengecup bibir Dakota. โAku tidak akan mau kalah, kan seluruh tubuhmu adalah milikku, Sayang.โPipi Dakota tersipu malu, dia tersenyum mendenga
Balutan gaun pengantin indah membuat penampilan Dakota sangat menawan. Konsep garden party yang dipilih Dakota, sangat cocok dengan gaun pengantin yang sekarang dikenakan oleh Dakota. Meski sederhana, tapi tetap sangat cantik dan elegan.Konsep pernikahan garden party adalah konsep pernikahan yang diinginkan Dylan. Awalnya konsep pernikahan yang diinginkan Dakota adalah konsep pernikahan seperti seorang putri dari Kerajaan. Yang pasti harus mewah dan berkelas. Namun, seiringnya badai menerpa konsep pernikahan itu berubah. Dakota menginginkan menikah dengan cara sederhana, tapi tetap elegan.Dylan sempat menolak konsep pernikahan garden party, karena pria tampan itu sangat tahu bahwa Dakota menginginkan konsep pernikahan mewah. Akan tetapi, setelah Dakota menjelaskan akhirnya Dylan mengerti. Bahwa memang sejatinya pernikahan yang paling penting adalah penyatuan dua orang mencintai, menjadi satu. โOh, My God! Dakota Spencer, kau cantik sekali,โ seru Audrey pada Dakota, dengan tatapan
Persiapan pernikahan Dylan dan Dakota sudah ada di depan mata. Segala hal yang dibutuhkan oleh Dakota telah terpenuhi. Kali ini, Dakota menuruti keinginan Dylan yang ingin konsep pernikahannya jauh lebih sederhana. Dulu Dakota ingin konsep pernikahan mewah, wanita itu malah sekarang mengikuti Dylan yang ingin konsep pernikahan garden party.Alasan kuat Dakota ingin menikah lebih sederhana, karena dia merasa bahwa kebahagiaan bukan lagi tentang kemewahan. Menurutnya hal yang paling penting adalah kebersamaannya dengan Dylan dan Delmer. Itu adalah kebahagiaan yang tak terkira. Pusat kehidupannya sekarang adalah Dylan dan Delmer.Konsep pernikahan garden party dibantu oleh Ivory. Pun tak lepas oleh Audrey turut membantu. Ibu Dakota dan ibu Dylan membantu mengingatkan banyak hal. Namun, jika sudah berurusan dengan orang tua biasanya Dakota kerap kena marah, karena Dakota menginginkan yang sederhana.โNona Dakota, ini laporan mengenai kebutuhan pernikahan Anda,โ ucap Cali seraya memberikan
Bibir Dylan melumat lembut bibir Dakota. Dua insan saling mencintai itu berciuman dengan penuh kelembutan. Desahan merdu lolos di bibir Dakota di kala ciuman yang diciptakan Dylan begitu menggelora. Saliva mereka tertukar, membangkitkan hasrat mereka. Tangan lentik Dakota melingkar di leher Dylan, ciuman itu semakin panasโmembuat keduanya sama-sama terlena.โAku mencintaimu,โ bisik Dakota kala Dylan melepaskan pagutannya.โAku jauh lebih mencintaimu,โ jawab Dylan seraya membelai pipi Dakota lembut.Dakota tersenyum hangat. โAku bahagia Ivory menemukan belahan jiwanya. Lama tidak melihatnya, ternyata dia merajut kehidupannya. Dylan, sejak awal aku sudah menduga bahwa Ivory bukan wanita jahat. Hanya saja takdir selalu memberikan misteri pada semua manusia.โDylan duduk di tepi ranjang, seraya menarik tubuh Dakota, duduk di pangkuannya. โAku bukan pria yang baik untuk Ivory, dia pantas mendapatkan yang terbaik.โDakota menangkup kedua pipi Dylan. โKau memang bukan yang terbaik untuk Ivor
Kebahagiaan menyelimuti Dylan dan Dakota. Mereka telah mengantongi restu dari Darren. Pun kedua orang tua Dylan sudah diberi tahu tentang Darren yang telah memberikan restu. Tentu kedua orang tua Dylan menyambut dengan sangat bahagia. Sebab ini yang dinantikan banyak orang yaitu Dylan dan Dakota kembali bersatu. Saat ini Dylan dan Dakota sudah pulang dari rumah sakit. Delmer dinyatakan sembuh, dan dokter mengizinkan Delmer untuk pulang. Seakan semesta memang mendukung hubungan Dylan dan Dakotaโsegala hal diperlancar termasuk Delmer yang sempat kritis dinyatakan sembuh. Pulang dari rumah sakit, Dylan langsung membawa Dakota dan Delmer ke penthouse-nya. Pria tampan itu langsung mengambil tindakan membawa Dakota dan Delmer ke penthouse-nya. Tentu setelah mengantongi izin, membuat Dylan jauh lebih bebas dalam bertindak.โDelmer sudah tidur?โ tanya Dylan kala Dakota memasuki kamar mereka.Dakota duduk di samping Dylan, menyandarkan kepalanya di dada bidang pria yang dicintainya itu. โS
Kondisi Delmer sudah berangsur-angsur membaik. Bayi laki-laki tampan itu sudah melewati masa kritisnya. Setiap detik Dakota dan Dylan selalu mengucap syukur karena Tuhan masih memberikan kesempatan pada putra mereka untuk tetap ada di dunia ini.Siang itu ruang rawat Dakota dipenuhi dengan Xander datang bersama dengan Audrey. Pun kebetulan Dizon juga datang menjenguk. Tampak Dakota sudah bisa tersenyum menyambut keluarganya yang datang menjenguk Delmer.โAku senang mendengar Delmer sudah membaik. Aku sangat khawatir, saat mendengar Delmer masuk rumah sakit.โ Audrey menyentuh tangan Dakota.Dakota tersenyum lembut menatap Audrey. โTerima kasih, Audrey. Aku juga bersyukur Delmer baik-baik saja. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupanku jika sampai hal buruk menimpa Delmer.โXander menepuk bahu Dylan, memberikan semangat pada sahabatnya itu.Dylan tersenyum samar.Dizon yang ada di sana memilih berdiri di dekat Delmer. Pria tampan itu membelai lembut pipi keponakannya. Tampak jel
Pagi menyapa, Dakota sudah terbangun dari tidurnya. Yang pertama kali dia lihat adalah Dylan yang menghampirinya membawakan makanan. Pria tampan itu membawa sandwich dan aneka buah serta susu untuk Dakota. โKau harus makan. Tadi malam kau sudah tidak makan,โ ucap Dylan lembut, sambil menghidankan makanan di depan Dakota. Delmer dirawat di rumah sakit, dan tentu Dakota ditemani Dylan menginap di ruang rawat putra mereka. Dylan memilih kamar VVIP yang terbaik di rumah sakit. Hal itu yang membuat Dakota dan Dylan bisa tidur cukup nyaman menemani putra mereka.โAku tidak lapar, Dylan,โ kata Dakota pelan.Dylan mengecup kening Dakota. โKau selalu mengatakan tidak lapar. Ini bukan tentang kau lapar atau tidak, tapi ini tentang kesehatanmu. Aku tidak ingin kau sakit. Delmer sekarang sakit, jika sampai kau sakit, aku bagaimana?โDakota terdiam mendengar apa yang dikatakan Dylan. Tak menampik bahwa apa yang dikatakan pria itu adalah benar. Jika sampai dia tak menjaga kesehatannya, dan tumban