Home / Romansa / Heart Stealing (Mencuri Hati) / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Heart Stealing (Mencuri Hati) : Chapter 21 - Chapter 30

100 Chapters

Bab 21. Tingkah Lucu Dakota

Dakota merasa dirinya sudah tidak beres. Setiap kali sentuhan Dylan, tidak mampu dia tolak. Dia sudah berusaha untuk menghindar, tapi tetap saja tidak bisa. Dylan paling berengsek selalu mencuri-curi ciuman darinya. Sialnya bagaikan gayung bersambut—Dakota malah membalas ciuman pria berengsek itu. Sungguh! Dakota merasa otaknya sedang tidak baik-baik saja.Akan tetapi tidak bisa dipungkiri. Hadirnya Dylan yang selalu bertindak konyol, telah membuat Dakota move on dari mantan kekasihnya. Sekarang yang ada di dalam pikiran Dakota adalah kegilaan Dylan yang gencar mengejarnya. Berkali-kali sudah dirinya tolak, tapi tetap saja Dylan tak kunjung menyerah. Malah yang ada Dylan menunjukkan jelas seolah pria itu serius pada Dakota.“Ck! Dakota, aku mengajakmu berbelanja bukan untuk melamun sambil tersenyum-senyum tidak jelas,” gerutu Audrey yang sedang memilih baju.Saat ini Audrey dan Dakota sedang berada di sebuah mall di Singapore yang berada di Orcard. Audrey mengajak Dakota ke mall di ka
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 22. Benci dan Cinta Beda Tipis

“Apa? Audrey dan Xander besok akan ke Sydney?”Dakota terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh Dylan. Sepulang dari restoran, dia langsung kembali ke hotel. Sekarang di kala ingin tidur, Dakota dikejutkan dengan ucapan Dylan. Pasalnya dia sama sekali tidak tahu Audrey dan Xander esok hari akan ke Sydney. Tadi saat jalan-jalan ke mall, Audrey tidak bilang apa pun padanya.Dylan mengangguk. “Ya, Audrey pasti baru tahu malam ini. Xander ada project di Sydney. Xander harus mengurus project-nya.”Dakota menatap serius Dylan. “Dan kau juga akan ke Sydney?”Dylan mencubit hidung mancung nan mungil Dakota. “Nope, kita akan tetap berada di Singapore.”“Kita tidak ikut ke Sydney?” ulang Dakota memastikan.Dylan menggelengkan kepalanya. “Tidak. Aku masih memiliki urusan di Singapore.”“Kenapa kau tidak bilang di awal kalau di pertengahan kita akan berpisah dengan Audrey dan Xander?” protes Dakota kesal.“Ini semua mendadak. Aku sendiri tidak tahu kalau akhirnya Xander akan ada project di Sydne
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 23. Dakota yang Cemburu

“Aku dan Xander sudah di Sydney. Malam ini aku akan menemani Xander bertemu dengan client-nya. Bagaimana Singapore? Kau masih betah di sana?” tanya Audrey yang baru saja melakukan panggilan “Singapore membosankan karena tidak ada dirimu.” Dakota mengeluh sambil bibir yang menekuk.Audrey tertawa dari balik teleponnya. “Come on, ada Dylan di sana. Aku yakin kau tidak akan mungkin bosan.” Dakota mendengkus tak suka. “Jika aku tahu pada akhirnya aku dan Dylan ditinggal hanya berdua saja, aku lebih baik memilih untuk tidak ikut ke Singapore.”“Memangnya bisa? Bukankah Dylan sudah menjebakmu, mengajakmu secara paksa?” Audrey terkekeh meledek dari seberang sana. Dakota berdecak jengkel di kala diledek oleh Audrey. “Jika benar kehidupan kedua ada, maka pasti aku telah melakukan kesalahan di masa lalu, hingga karma buruk datang di masa kini. Sial sekali aku dipertemukan oleh Dylan.”Tawa Audrey meledak mendengar ucapan konyol Dakota. “Sudahlah, kau ini ada-ada saja. Aku harus tutup dulu.
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 24. Menggoda

Makan malam berlangsung sangat menjengkelkan. Dakota berusaha menahan dadanya yang terasa sangat panas. Dia makan dengan anggun, tapi dia tak henti memberikan tatapan tajam pada Maria Choi yang terus menggoda Dylan. Pembahasan tentang kerja sama bisnis, tapi malah Maria seolah mencari kesempatan agar bisa dekat dengan Dylan.“Tuan Caldwell, mungkin sepertinya kita harus sering bertemu. Nanti saat di Roma, kita harus bertemu berdua agar lebih intim membahas kerja sama,” kata Maria seraya menyentuh tangan Dylan.Dakota berdecak sambil menyingkirkan sendiri tangan Maria di tangan Dylan. “Kau tidak bisa berduaan dengan kekasihku. Meski kalian rekan bisnis, tapi asisten kekasihku haruslah menemaninya. Ah, dan jika aku memiliki waktu pasti aku akan bersama kekasihku. Tolong, kau jaga tanganmu dengan baik. Jangan dekat-dekat dengan kekasihku. Jaga batasan. Dylan sudah memiliki kekasih.”Dakota tidak peduli dengan ucapannya. Dia langsung mengutarakan apa yang sudah sejak tadi dia tahan-tahan.
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 25. Cemburu Menguras Emosi  

Kejadian dicumbu Dylan membuat Dakota terus salah tingkah. Beberapa kali Dakota berusaha mengingat kejadian malam itu, tapi nyatanya tidak kunjung bisa. Dia mengingat jelas bagaimana Dylan menyentuhnya. Bibir hangat Dylan mencumbu kedua payudaranya, membuat otaknya benar-benar tidak bisa berpikir jernih. Sungguh! Sejak kejadian itu, bayang-bayang sentuhan Dylan selalu ada di depan mata—seolah tidak bisa ditolak sama sekali.Seperti pagi ini, yang ada di pikiran Dakota adalah bayang-bayang memikirkan tentang Dylan. Dia tidak ingin memikirkan kejadian itu, tapi nyatanya sangat sulit terlupakan. Bahkan kenangan tersebut sangatlah teringat jelas di benaknya. Dia tak bisa lari dari sebuah kenangan yang sudah tersemat di dalam pikirannya.“Apa yang kau pikirkan, Nona Spencer?” Dylan berdeham, menatap Dakota yang senyum-senyum sendiri.Dakota tersentak membuyarkan lamunannya mendengar ucapan Dylan. “Kau mengejutkanku, Dylan!” serunya jengkel.Dylan memiringkan kepalanya, menatap manik mata i
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 26. Rasa yang Tak Lagi Bisa Tertutupi

Dylan dan Boy saling mengobrol hangat. Mereka membahas tentang bisnis. Maria tak jarang menatap Dylan dengan tatapan kagum memuja. Sayangnya, setiap kali Maria memberikan tatapan pada Dylan, selalu saja Dakota tiba-tiba memeluk lengan Dylan erat seakan tidak ingin lepas.Dakota cemburu bahkan sangat cemburu. Itu terlihat jelas di wajah wanita cantik itu. Dakota tidak membiarkan celah sedikit pun pada Maria untuk dekat-dekat dengan Dylan. Pesta berlangsung dengan meriah, sayangnya tatapan Dakota dan Maria saling melemparkan tatapan peperangan.Maria tidak menyukai Dakota. Itu terlihat jelas. Namun, Dakota tidak peduli sama sekali. Hal yang paling Dakota pikirkan sekarang adalah menjauhkan Dylan dari Maria.“Aku rasa malam akan semakin meriah jika kita melakukan permainan,” ucap Maria seraya menggerakan gelas berkaki tinggi di tangannya.Boy menoleh menatap Maria. “Permainan apa yang kau maksud, Maria?”Dylan mengamati Maria, menunggu jawaban dari wanita itu.Maria menyesap wine di tang
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 27. Kau Membuatku Gila, Dakota!

Dylan mendorong tubuh Dakota masuk ke dalam kamar hotel mereka seraya menautkan bibir. Ciuman panas itu sudah tercipta sejak di dalam pintu lift. Kali ini mereka tidak lagi bisa menahan diri. Lidah mereka saling menyesap satu sama lain. Bibir menaut bagaikan aliran Listrik kuat, yang menyengat.“Akh,” desah Dakota di kala Dylan mencium bibirnya begitu hebat.Tangan Dylan menjamah payudara Dakota, membelai dengan penuh kelembutan. Erangan halus lolos di bibir Dakota, membuat Dylan tak henti melancarkan aksinya. Pria tampan itu menyelipkan tangannya, ke dalam dress Dakota, meremas pelan payudara wanita itu.“D-Dylan,” desah Dakota.Dylan melepas tautan bibir itu seraya terus memilin puting payudara Dakota. “Kau ingin menolak sentuhanku?” Pipi Dakota merona malu. “A-aku—”Dylan menunduk mengecupi leher wanita itu, meninggalkan jejak kemerahan di sana.“Ah, Dylan!” erang Dakota seraya meremas bahu kekar Dylan.Dylan melucuti dress yang dipakai Dakota, dan hanya menyisakan celana dalam be
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 28. Resmi Menjadi Sepasang Kekasih

Sinar matahari menelusup masuk ke dalam sela-sela jendela, menyentuh pipi mulus Dakota. Perlahan wanita itu mengerjapkan mata beberapa kali. Matanya mulai terbuka. Tepat di kala mata sudah terbuka, tubuhnya terasa sangat remuk. Dakota belum pernah merasakan sekujur tubuhnya sakit seperti ini.Dakota menyipitkan mata melihat sinar matahari menembus sela-sela jendela kamar. Beberapa detik otak Dakota berusaha mencerna di mana dirinya berada. Dia mengendarkan pandangannya menatap ke sekitar dirinya berada di kamar hotel di mana dia menginap dengan Dylan.Tunggu! Seketika raut wajah Dakota berubah melihat pakaian berceceran di lantai. Otaknya berusaha mengingat apa yang terjadi. Detik itu juga dia langsung mengingat tentang kejadian tadi malam. Mulai dari datang ke klub malam, lalu bermain truth or dare, dan terakhir … ah, ini gila! Dakota menepuk keningnya mengingat semuanya. Tatapan Dakota mulai teralih pada sosok pria tampan yang bertelanjang dada, dan hanya terbalut oleh selimut teb
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 29. Hadiah Jam Tangan yang Memiliki Arti

Dakota seperti menelan ucapannya sendiri. Dia selalu mengatakan tak mungkin jatuh cinta pada Dylan Caldwell, tapi ternyata takdir berkata lain. Kenyataan sekarang adalah Dakota telah jatuh-jatuh sedalamnya pada sosok Dylan. Tak bisa menampik bahwa Dylan mampu membuat Dakota mencintai pria itu.Pagi itu, Dakota duduk di ranjang seraya tersenyum semeringah bahagia. Selam aini Dakota hanya mengizinkan mantan kekasihnya dulu sekedar mencium bibirnya saja. Dia tak mengizinkan mantan kekasihnya melakukan lebih. Sebab, kala itu Dakota berpikir kuno yaitu hanya suami yang boleh menyentuh tubuhnya. Sekarang semua pikiran kunonya telah hilang setelah memiliki hubungan dengan Dylan. Dakota sama sekali tak menyesal telah memberikan tubuhnya pada sosok yang amat dia cintai. Dylan berbeda dengan mantan kekasihnya. Dia yakin akan hal itu. Tak akan mungkin Dylan melukainya. Jika Dylan hanya mempermainkannya, tak mungkin pria itu mengejarnya tanpa sedikit pun menyerah.“Kau sedang membayangkan apa?”
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more

Bab 30. Menciptakan Memori Indah  

Segala barang belanjaan Dakota telah dibawa oleh anak buah Dylan. Ya, hari ini tiba waktunya Dakota dan Dylan kembali ke Roma. Perjalanan bisnis di Singapore telah berakhir. Dylan segera mengajak Dakota kembali ke Roma, karena selain urusan pekerjaan, pria itu juga akan segera menemui keluarga Dakota—membahas tentang pernikahan.“Sayang, kalau nanti kita sudah berada di Roma, apa rencanamu? Apa kau akan sibuk dengan pekerjaanmu?” tanya Dakota seraya menoleh menatap Dylan. Dia sekarang bersama dengan Dylan berada di dalam mobil menuju bandara.Dylan menarik tubuh Dakota, membawanya masuk ke dalam pelukannya. “Aku akan bertemu dengan kedua orang tuamu, membahas tentang pernikahan kita. Ah, tapi sebelumnya, aku harus membayar utang padamu. Cincin lamaran dan melamar dengan cara romantis. Itu akan aku lakukan saat kita tiba di Roma.”Dakota tersipu malu. “Beri tahu aku sebesar apa cintamu padaku?”Dylan tersenyum mendengar pertanyaan Dakota. Dia mencubit gemas pipi Dakota sambil berkata,
last updateLast Updated : 2024-05-08
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status