Semua Bab Heart Stealing (Mencuri Hati) : Bab 51 - Bab 60

100 Bab

Bab 51. Tiramisu Cake Pemberian Audrey

Malam semakin larut Dakota terlelap begitu pulas dalam pelukan Dylan. Dua insan saling mencintai itu berpelukan penuh kehangatan. Namun, tiba-tiba ada dering ponsel yang membuat kedua insan itu terbangun.“Dylan, ponselmu berdering,” ucap Dakota dengan mata yang masih terpejam.Dylan berdecak kesal ada yang mengganggunya di tengah malam seperti ini. Pria itu memutuskan untuk menggeser tombol merah, menolak panggilan. Dia tidak mau sampai ada yang mengganggunya dengan Dakota.Suara dering ponsel kembali berbunyi …“Sayang, jawab saja teleponmu. Mungkin itu penting,” ucap Dakota yang kini sudah membuka mata—dan duduk di ranjang sambil mengikat rambutnya asal.Dylan mengembuskan napas kasar. Dia menyambar ponselnya yang sejak tadi tak henti berdering. Dia bersumpah jika sampai yang menghubunginya Lino, maka dia akan memarahi asistennya itu yang tak kenal waktu.Lampu nakas Dylan nyalakan. Tatapan Dylan menatap terkejut nomor rumah sakit di mana Dylan kecil dirawat menghubunginya. Debar j
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-14
Baca selengkapnya

Bab 52. Apa Mungkin Kau Hamil?

“Dakota?” Audrey terkejut melihat Dakota berlari menuju toilet dalam keadaan mual. Kepanikan melanda, dia takut hal buruk menimpa sepupunya itu.Hueeekkk … Hueeekkk …Dakota memuntahkan semua yang ada di dalam isi perutnya, ke wastafel. Perutnya kosong, membuatnya hanya memuntahkan cairan saja. Kepala Dakota berputar, beruntung dia memegang pinggir wastafel. Dia memutar keras, membasuh mulutnya dengan air bersih.“Dakota? Kau kenapa?” Audrey membantu Dakota untuk berdiri.Dakota memijat keningnya. “Sepertinya aku kelelahan, Audrey. Belakangan ini masalah selalu datang.”“Kita duduk sekarang.” Audrey membantu membawa Dakota ke kamar. Tampak raut wajah Dakota sangat pucat. Jika saja tidak ada Audrey, sudah pasti Dakota tersungkur tak sanggup untuk berdiri.“Dakota, apa kau ingin aku panggilkan dokter?” tanya Audrey di kala dia dan Dakota sudah tiba di kamar. Dia membantu Dakota untuk duduk di sofa kamar.Dakota mengambil bantal kecil, menyandarkan punggungnya seraya memeluk bantal. “Tid
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-14
Baca selengkapnya

Bab 53. Menjelang Pernikahan

Pernikahan Dylan dan Dakota semakin dekat. Segala persiapan telah sempurna. Hanya saja kondisi berbeda, tidak seperti di awal-awal persiapan pernikahan. Namun, meski demikian rencana pernikahan tetap berlangsung. Tidak sama sekali dibatalkan ataupun ditunda.Ivory tetap menjalankan tugasnya sebagai wedding organizer Dylan dan Dakota. Akan tetapi, yang lebih banyak mengurus adalah orang kepercayaan Ivory, karena wanita itu masih menjaga Dylan kecil di rumah sakit. Ya, sampai detik ini Dylan kecil masih tetap berada di rumah sakit. Dokter belum mengizinkan Dylan kecil untuk keluar dari rumah sakit.Dakota pernah menawarkan untuk menunda pernikahan. Dia tidak tega melihat Dylan kecil masih dirawat di rumah sakit. Namun, permintaan Dakota ditolak oleh Dylan. Pria tampan itu meyakinkan untuk tetap melanjutkan pernikahan sesuai dengan rencana awal.Dakota tahu alasan utama Dylan tak ingin menunda pernikahan, adalah karena Dylan tak ingin melukai hati Dakota. Pun sampai detik ini kedua orang
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-14
Baca selengkapnya

Bab 54. Kehamilan Dakota

Dylan menatap Ivory yang membelai lembut pipi Dylan kecil dari balik kaca. Dia belum masuk ke dalam. Dia memilih untuk berada di luar. Dalam hati, dirinya benar-benar merasa bersalah. Anaknya masih berada di rumah sakit, tapi dia malah menikah dengan wanita lain. Dia menyadari betapa buruk dirinya.Dylan memiliki alasan tidak menunda pernikahan. Tentu alasan utamanya adalah menjaga perasaan Dakota dan keluarga. Dalam hal seperti ini memang harus ada yang dia korbankan. Pria itu memilih untuk mengutamakan Dakota. Pun dia bertanya pada dokter kesehatan Dylan kecil masih dikatakan stabil. Hal tersebut yang membuatnya mengambil keputusan untuk tidak menunda pernikahan.“Kenapa kau tidak masuk?” suara berat mendekat ke arah Dylan.Dylan mengalihkan pandangannya ke sumber suara itu, menatap Xander datang sambil membawakan buah. “Kau di sini?”Xander menyerahkan buah di tangannya pada Dylan. “Aku mampir ke sini untuk melihat anak dari sahabatku yang bodoh.”Dylan tersenyum samar. “Thanks, Xa
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-14
Baca selengkapnya

Bab 55. Merelakanmu Mendapatkan Kebahagiaanmu

Tubuh Dakota membeku terkejut melihat hasil test pack-nya menunjukkan dirinya positive hamil. Kakinya bagaikan jelly yang lemah tak berdaya. Matanya memerah nyaris mengeluarkan air mata. Perasaan yang dialami Dakota sekarang ini benar-benar campur aduk.“Dakota, sebentar lagi kau akan menjadi seorang ibu.” Audrey kembali berseru, dan menunjukkan jelas kebahagiaannya. Tidak ada respon apa pun dari Dakota di kala Audrey berseru. Yang dilakukan wanita itu hanya terdiam dengan mata yang memerah nyaris mengeluarkan air mata. Mungkin jika keadaannya tidak ada Ivory, maka pasti Dakota bisa saja bahagia. Namun sekarang dia seakan dihantam kebingungan hebat.Audrey menatap bingung pada Dakota yang tak sama sekali bahagia. “Dakota, kau kenapa? Kau tidak senang dirimu hamil?” tanyanya yang tak mengerti.Bulir air mata Dakota jatuh membasahi pipinya. Dia segera menyeka air matanya dan berkata, “Bukan aku tidak bahagia, tapi aku bingung, Audrey.”Mendengar apa yang dikatakan Dakota, membuat Audr
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-14
Baca selengkapnya

Bab 56. Semua Tak Sesuai dengan Rencana

Angin berembus cukup kencang menerpa kulit mulus dan indah Dakota. Wanita cantik itu berdiri di balkon kamar menengadah ke langit melihat bulan dan bintang yang sangat indah. Harusnya Dakota merasakan kedinginan, tapi panasnya hati dan pikiran seakan membuat dingin di luar tak mempan di tubuhnya.“Nona,” sapa sang pelayan melangkah menghampiri Dakota.Dakota menatap sang pelayan. “Apa Dylan sudah pulang?”Sang pelayan menggelengkan kepalanya. “Belum, Nona. Tuan Dylan masih belum pulang. Saya ke sini ingin memberikan teh madu hangat untuk Anda.”Dakota tersenyum menerima teh mandu hangat itu. “Terima kasih.”“Dengan senang hati, Nona. Kalau begitu saya permisi.” Pelayan itu menundukkan kepalanya, lalu pamit undur diri dari hadapan Dakota.Dakota menyesap teh madu hangat buatan sang pelayan. Dia menatap lurus ke depan, cuaca di luar sudah sangat gelap, tapi Dylan tak kunjung pulang. Apakah mungkin Dylan menginap di rumah sakit? Banyak pertanyaan muncul di dalam pikiran Dakota. Ingin ras
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Bab 57. Tekad Kuat Dakota

Ketegangan menyelimuti ruang megah di mana keluarga Spencer dan keluarga Caldwell berkumpul. Batalnya pernikahan Dylan dan Dakota, membuat suasana menjadi tegang—dan sama sekali tak bersahabat.Brandy menceritakan semuanya pada Darren dan juga Helen tentang keadaan yang sebenarnya. Ayah Dylan itu memilih untuk bercerita, karena baik Dylan dan Dakota masih sama-sama tak mau mengeluarkan suara.Brandy bercerita tentang Dylan memiliki anak dari mantan tunangannya di masa lalu. Pun dia menceritakan tentang kondisi kesehatan anak kandung Dylan itu. Keluarga Dakota berhak tahu apalagi setelah kejadian batalnya pernikahan yang sudah diatur sedemikian rupa.Helen yang terkejut mengis mendengar kabar ini. Dia menangis dalam pelukan putranya. Hal yang membuat Helen menangis adalah dia mencemaskan keadaan Dakota. Dia sangat yakin hati putrinya begitu hancur.Darren masih diam di tempatnya dengan aura yang menunjukkan jelas kemarahan nyata. Pria paruh baya tampan itu memberikan izin pada Dylan me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-15
Baca selengkapnya

Bab 58. Kau Sudah Gila, Dakota!

Suara tangis menggema memenuhi koridor rumah sakit. Ivory tak henti-hentinya menangis sesenggukan. Dylan yang ada di samping mantan tunangannya itu berusaha untuk menenangkan mantan tunangannya. Pikirannya sekarang kacau, bukan hanya putranya saja yang dia pikirkan, tapi juga dia memikirkan perasaan Dakota.Dylan tahu tindakannya sangat menghancurkan hati Dakota, tetapi dia tidak memiliki pilihan lain. Posisinya berasa di posisi yang rumit. Namun, meski demikian, dia bertekad memperbaiki hubungannya dengan Dakota, setelah masalahnya selesai. Dokter masih dalam pemeriksaan menyelamatkan Dylan kecil. Sejak tadi Dylan dan Ivory menunggu di depan ruang ICU. Mereka belum sama sekali tahu tentang keadaan Dylan kecil, karena dokter masih belum selesai melakukan tindakan.Suara langkah kaki terburu-buru terdengar cukup jelas. Tatapan Dylan teralih pada orang tuanya yang datang menghampirinya. Ivory yang ada di samping Dylan menatap kedua orang tua Dylan. “Mom? Dad?” Dylan menatap kedua ora
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-16
Baca selengkapnya

Bab 59. Menyusul Dakota

“Lebih baik kau pulang. Dakota membutuhkanmu.” Ini kalimat pertama yang terucap di bibir Ivory, di kala Dylan menemaninya di ruang ICU Dylan kecil. Kedua orang tua Dylan sekarang sudah pulang, tapi tidak dengan Dylan yang masih menemani Ivory menunggu Dylan kecil.Dylan terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Ivory. “Kau tidak apa-apa aku tinggal sendiri?” tanyanya dengan nada cemas.“Aku tidak sendiri. Ada pengasuh, pelayan, dan penjaga. Dokter juga sudah memeriksa keadaan Dylan. Kau tidak usah khawatir. Kau temui dulu Dakota. Selesaikan urusanmu. Sampaikan maafku padanya. Aku tidak pernah menginginkan pernikahan kalian batal,” ucap Ivory jujur dan tulus.Dylan mengangguk merespon ucapan Ivory. “Terima kasih sudah mengertiku. Aku memang harus menyelesaikan masalahku dengan Dakota.”Ivory tersenyum tulus di balik matanya yang sembab akibat terus menangisi Dylan kecil. “Tidak perlu berterima kasih. Kau memang sudah seharusnya menyelesaikan masalahmu dengan Dakota. Aku tahu sekarang D
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-16
Baca selengkapnya

Bab 60. Tidak Ada yang Perlu Dibicarakan

Dakota membeku diam di tempatnya, menatap Dylan yang ada di hadapannya. Dua insan itu saling menatap dalam satu sama lainnya. Mata Dakota sudah memerah, akibat menahan air matanya agar tidak tumpah. Kepingan memori Dakota teringat akan luka yang diberikan oleh Dylan. Luka yang sangat menyakitkan, hingga sangat membekas di hatinya.“Kita pulang sekarang.” Dylan bermaksud ingin menggenggam tangan Dakota, tapi sayangnya Dakota langsung menepis kasar tangan Dylan. “Dylan, pergilah. Anakmu membutuhkanmu. Jangan mengurusiku,” ucap Dakota dingin menegaskan. Bohong jika hati Dakota tak tercabik kala mengatakan itu. Dia bahkan sangat merasakan perasaan hancur berkeping-keping.Dylan berusaha bersabar mendengar apa yang Dakota katakan. Dia sangat mengerti kenapa kekasihnya sampai marah seperti ini. Apa yang dia lakukan memang sudah sangat keterlaluan. Pun dia tak pernah menginginkan ini semua terjadi.“Aku tidak akan pergi dari sini, jika kau tidak pergi bersamaku. Aku ke sini karena ingin me
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-05-16
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status