Home / Romansa / Heart Stealing (Mencuri Hati) / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Heart Stealing (Mencuri Hati) : Chapter 61 - Chapter 70

100 Chapters

Bab 61. Kandungan Lemah

“Dakota? Kau sudah bangun sepagi ini? Apa semalaman kau tidak tidur?”Audrey masuk ke dalam kamar hotel Dakota, menatap sepupunya itu yang sudah bangun di pukul enam pagi. Audrey memiliki kartu akses masuk ke dalam kamar hotel Dakota, karena dia memesan kamar hotel. Hal itu yang membuatnya leluasa datang. Pun Audrey sengaja datang di pagi hari, karena ingin mengantarkan makanan untuk sepupunya. Makanan khusus yang dia bawa dari rumah, agar sepupunya itu memiliki nafsu makan.Dakota yang duduk di ranjang, melamun dengan sorot mata lurus ke depan. “Tadi malam Dylan datang ke sini,” ucapnya pelan dengan kondisi mata yang masih sembab akibat menangis semalaman.Audrey terkejut mendengar ucapan Dakota. Dia segera duduk di tepi ranjang, menatap Dakota serius. “Dylan ke sini? Apa dia sudah minta maaf? Atau kau—”“Aku sudah memutuskan ingin mundur,” ucap Dakota langsung memotong ucapan Audrey.Audrey terdiam sejenak seraya mengembuskan napas berat. “Dakota, jangan ambil Keputusan di saat kau
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 62. Mengakui Kekalahan

Dakota sudah tak lagi berada di hotel yang disewa oleh Audrey. Dia kembali ke penthouse-nya. Kedua orang tuanya sudah menghubunginya, memintanya untuk pulang ke rumah kedua orang tuanya, tetapi Dakota memutuskan tinggal di penthouse-nya, bukan ke rumah kedua orang tuanya.Wanita itu butuh waktu untuk sendiri, dia tak ingin diganggu oleh siapa pun. Apalagi kondisinya saat ini masih tak baik-baik saja. Hingga detik ini, tidak ada yang tahu tentang kehamilannya selain Audrey. Tak menampik, Dakota lebih menyukai tinggal sendiri, karena dia takut ada yang curiga tentang kehamilannya. Rencana menggugurkan kandungan masih ada di dalam benak Dakota, tetapi hatinya sangat campur aduk tak menentu. Banyak keraguan yang muncul dalam dirinya. Dia memutuskan untuk mengurung diri, dan menunda niatnya yang ingin membunuh anaknya sendri. Terdengar sangat kejam, tapi Dakota melakukan ini demi dirinya tidak memiliki ikatan kuat dengan Dylan.Dakota ingin berpisah dari Dylan. Dia telah memutuskan mengub
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 63. Keputusan Final Dakota

Tidak ada pemandangan apa pun selain Ivory menangis di depan ruang ICU. Dylan sudah terbiasa melihat pemandangan menyedihkan ini. Setiap kali Dylan kecil dalam keadaan kritis, maka akan selalu pemandangan menyedihkan ini yang dilihat oleh Dylan. Lagi dan lagi kaki Dylan sangat lemas bagaikan jelly yang tak mampu berdiri tegak.Setiap kali ada berita kondisi Dylan kecil kritis, maka dunia Dylan seakan runtuh. Dia merasa bersalah dan berdosa. Selama ini, dia tak pernah tahu Dylan kecil ada di dunia ini. Andai waktu bisa diputar, dia akan bertanggung jawab, tapi tetap tak mengubah fakta bahwa wanita yang Dylan cintai hanyalah Dakota.“Dylan pasti baik-baik saja,” ucap Dylan pada Ivory, menenangkan wanita itu.Ivory tampak sangat rapuh. “Aku adalah ibu yang gagal.”Dylan menatap Ivory dengan tatapan dalam. “Jika kau ingin menyalahkan keadaan, maka salahkan aku. Jangan salahkan dirimu. Kau sama sekali tidak bersalah dalam hal ini.”Bahu Ivory bergetar, dia menangis pilu. “Jika saja penyaki
last updateLast Updated : 2024-05-17
Read more

Bab 64. Pergi dengan Cara Berbeda

Xander terbangun di tengah malam di kala mendapatkan telepon dari asisten pribadinya. Seketika dia terdiam mendapatkan kabar anak Dylan dan Ivory telah tiada. Berita itu sukses mengejutkannya. Dia yakin pasti kondisi Dylan dan Ivory sangat hancur akan semua ini.“Sayang, ada apa?” Audrey ikut terbangun di kala mendengar suara dering ponsel sang suami.Xander menatap Audrey. “Anak Dylan dan Ivory sudah tidak ada.”Kening Audrey mengerut dalam. “Apa maksudmu, Sayang? Tidak ada bagaimana?”“Dylan kecil sudah meninggal dunia,” jawab Xander yang seketika itu membuat Audrey menganga terkejut.“Ya Tuhan.” Audrey ikut meneteskan air mata. Dia turut berduka. Sebagai seorang ibu, dia sangat tahu bagaimana hancurnya kehilangan anak. “Apa Dakota sudah tahu tentang ini?”“Aku tidak tahu, tapi dugaanku belum. Menurut asistenku, di rumah sakit hanya ada Dylan, Ivory, dan kedua orang tua Dylan,” jawab Xander memberi tahu.“Aku harus memberi tahu Dakota sekarang.” Audrey hendak mengambil ponselnya, be
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

Bab 65. Duka yang Mendalam

Suara isak tangis mengiringi pemakaman Dylan kecil. Ivory dan keluarga besar Ivory yang turut hadir terlihat sangat hancur. Pun Dylan sendiri sama hancurnya dengan Ivory. Pria tampan itu hanya diam mematung melihat nisan tertuliskan Dylan Caldwell. Ya, Dylan meminta Ivory pada pemakaman batu nisan yang tertuliskan nama Dylan kecil, menggunakan nama keluarganya.Sebelumnya Dylan kecil menggunakan nama keluarga Ivory, tapi keadaan sekarang telah berubah. Dylan sudah tahu tentang Dylan kecil. Tentu pria itu langsung mengambil alih. Beruntung Ivory tidak menolak, wanita itu membiarkan Dylan kecil menggunakan nama keluarga Caldwell.Kedua orang tua Dylan yang turut hadir di pemakaman sangat terpukul. Mereka baru saja tahu tentang mereka telah memiliki cucu, tapi dalam sekejap ternyata Tuhan berkata lain. Cucu mereka harus meninggalkan dunia di usia yang masih sangat kecil.Audrey dan Xander sudah berada di sana. Selama proses pemakaman berlangsung, Audrey menangis dalam pelukan Xander. Seb
last updateLast Updated : 2024-05-19
Read more

Bab 66. Terungkap Kehamilan Dakota

Ketegangan dan keheningan bercampur membentang. Tubuh Dylan membeku mendengar apa yang dikatakan oleh Xander. Sepasang iris mata cokelatnya menunjukkan jelas rasa panik yang terselimuti ketakutan. Debar jantungnya berpacu lebih kencang, seakan menandakan adanya tanda bahaya.“Jelaskan padaku, apa maksud ucapanmu, Xander?!” seru Dylan menuntut Xander untuk menjawab pertanyaannya. Xander mengeluarkan amplop putih dari balik jasnya, menyerahkan pada Dylan sambil berkata, “Lihat surat ini. Kau kekasih Dakota, kau sangat tahu tulisan tangan kekasihmu, kan?”Dylan segera mengambil surat yang diberikan oleh Xander padanya. Tampak jelas raut wajahnya terselimuti ketakutan. “Ini surat dari Dakota?” tanyanya memastikan.Xander mengangguk singkat. “Ya, surat itu dari Dakota. Bukalah. Kau akan tahu jawaban yang selama ini kau hindari.”Napas Dylan memberat. Debar jantungnya semakin berpacu jauh lebih kencang. Detik selanjutnya, dia mulai membuka surat itu, membaca perlahan isi surat. Cukup di a
last updateLast Updated : 2024-05-20
Read more

Bab 67. Mencari Dakota

Dylan mengerahkan seluruh orangnya untuk mencari keberadaan Dakota. Sejak di mana dia tahu Dakota sedang mengandung, membuat Dylan semakin diselimuti perasaan bersalah. Dia terlalu fokus pada Dylan kecil, sampai melupakan wanita yang dia cintai. Sekarang wanita yang dia cintai itu malah memilih menyerah, dan pergi darinya—membuatnya menjadi seperti orang yang frustrasi.Malam berganti malam, hati Dylan tidak bisa tenang. Dia takut hal buruk menimpa Dakota. Hal yang dia sesali adalah dirinya bukan orang pertama yang tahu tentang kehamilan kekasihnya itu. Audrey yang mengetahui pertama kali. Bahkan Audrey bilang padanya Dakota akan memberitahukan kehamilannya setelah menikah.Sialnya, semesta tidak mendukung. Pernikahan yang sudah dirancang sedemikian rupa harus ditunda, karena Dylan dihadapkan dengan pilihan rumit. Pria tampan itu terpaksa menunda, dikarenakan kondisi Dylan kecil menurun. Dia bahkan sampai mengabaikan perasaan Dakota yang dia tinggal begitu saja di altar.“Tuan Dylan,”
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

Bab 68. Kerinduan yang Mendalam

Langkah kaki Dylan masuk perlahan ke dalam penthouse-nya. Aura wajah menunjukkan jelas rasa putus asa dan kesedihan yang membentang. Benaknya memikirkan keberadaan Dakota. Entah di mana kekasihnya itu berada. Yang pasti Dylan sangat cemas dan khawatir. Terlebih sekarang dia tahu kekasihnya itu sedang mengandung buah cinta mereka.“Tuan,” sapa sang pelayan di kala melihat Dylan sudah masuk ke dalam penthouse.Langkah kaki Dylan terhenti, menatap sang pelayan yang seperti ingin bicara padanya. “Ada apa?”“Tuan, di ruang tamu ada Nona Ivory Jone ingin bertemu dengan Anda. Beliau sudah menunggu Anda sejak tiga puluh menit lalu,” jawab sang pelayan memberi tahu.Dylan mengangguk singkat. “Aku akan menemuinya.”“Baik, Tuan.” Pelayan itu menundukkan kepalanya, di kala Dylan sudah melangkah menuju ruang tamu.“Dylan?” Ivory tersenyum lembut melihat Dylan sudah datang.“Bagaimana kabarmu?” tanya Dylan langsung duduk di depan Ivory.Ivory berusaha tersenyum. “Aku hidup. Aku rasa kau bisa tahu b
last updateLast Updated : 2024-05-21
Read more

Bab 69. Menyusul Dakota ke Pulau Maldives

Beberapa bulan berlalu … Pulau Maldives. Sinar matahari begitu menyinari pulau indah di mana Dakota berada. Lautan yang biru menyejukkan mata. Kaki telanjang Dakota menelusuri pasir. Wanita cantik itu tersenyum melihat pemandangan yang begitu indah di hadapannya. Tubuhnya sudah tak lagi sama. Sebab, perutnya sekarang sudah buncit. Kehamilannya sudah memasuki minggu ke dua puluh sembilan. Tentunya kehamilannya sangat sehat, karena Dakota selalu menjaga anak yang ada di kandungannya.Beberapa bulan tinggal jauh dari keluarganya, membuat Dakota sangat merindukan keluarganya. Namun, dia masih memilih untuk menjauh dari semua orang. Dia masih nyaman dengan kesendirian. Dia tidak tinggal sendiri. Dia tinggal bersama dengan asistennya. Dia tak mengizinkan sang asisten meninggalkan Maldives, karena dia khawatir keluarganya serta Dylan menemukan dirinya.Dakota menjauh dari semua orang termasuk dari Audrey. Kendirian membuatnya merasakan kenyamanan. Rindu ada, tapi dia sekarang ingin tenang.
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more

Bab 70. Pembelaan

Dakota duduk di pasir pantai, menikmati pagi yang indah di Pulau Maldives. Wanita cantik itu bermain air sambil mengusap-usap perut buncitnya. Senyuman indah terlukis di wajahnya, menatap pemandangan yang menakjubkan di Pulau Maldives.Tangan halus Dakota bermain pasir dan air. Dia menyukai ketenangan dan kedamaian ini. Sudah berbulan-bulan dia tinggal di Pulau Maldives, tapi tidak pernah sekalipun Dakota merasakan bosan. Dia malah jatuh cinta pada keindahan Pulau Maldives.Cuaca di Pulau Maldives dan Roma berbeda jauh, tapi nyatanya tetap tidak mempengaruhi rasa suka Dakota. Wanita cantik itu tampak sangat menikmati kesunyiannya dan kedamaiannya di Pulau Maldives. Meski terkadang dia merasa kesepian, tapi tidak memungkiri dia menyukai kedamaian ini.“Kelak kau pasti akan menjadi sosok yang hebat dan tampan seperti Daddy-mu,” ucap Dakota pelan sambil membelai perut buncitnya.Benak Dakota membayangkan anak laki-lakinya ini pasti akan lahir ke dunia menjadi sosok yang tampan dan hebat.
last updateLast Updated : 2024-05-22
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status