Home / Romansa / Heart Stealing (Mencuri Hati) / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Heart Stealing (Mencuri Hati) : Chapter 71 - Chapter 80

100 Chapters

Bab 71. Dylan Kecil Sudah Tidak Ada!

Mata Dakota tak berkedip sama sekali di kala melihat sosok pria yang ada di hadapannya. Pria yang selalu dia rindukan di setiap embusan napasnya. Hanya saja pria yang dia rindukan itu juga yang membuat dirinya merasakan hancur berkeping-keping. “Lepaskan aku!” Wanita berambut pirang itu merintih, berontak di kala Dylan mencengkeram kuat tangannya.Dylan menghempaskan tangan wanita berambut pirang itu dengan kasar. “Yang kau ganggu adalah wanitaku. Pergi sekarang sebelum aku memperpanjang masalah ini!”Wanita berambut pirang itu tetap tak terima, dan kini menatap dingin Dylan. “Wanitamu yang sudah gila! Dia berani menamparku! Sayang sekali pria setampan dirimu harus mendapatkan wanita tidak memiliki etika!”Dylan membalas tatapan dingin wanita berambut pirang itu. “Aku melihat semua yang terjadi sejak awal. Jika kau menganggap wanitaku tidak memiliki etika, bagaimana dengan dirimu yang merendahkan orang lain? Satu lagi tadi kau bilang wanitaku mengemis uang, kau harus tahu … hartaku a
last updateLast Updated : 2024-05-23
Read more

Bab 72. Tinggalkan Aku!

“Apa maksud ucapanmu, Dylan?” Dakota tak mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Dylan. Manik matanya memancarkan jelas keterkejutannya. Tubuhnya nyaris ambruk, tapi beruntung di kala keseimbangan yang tak terjaga, Dylan menyentuh tangannya—membantunya menjaga keseimbangan.Dylan mengembuskan napas dalam, dengan raut wajah menunjukkan penuh sesal. Dia harus kembali mengingat tentang kesalahan dan kebodohan dirinya. “Kau sama sekali tidak tahu berita tentang di Roma?” balasnya berusaha untuk tenang.Dakota menggelengkan kepalanya lemah, merespon ucapan Dylan. Lidahnya kali ini kelu seakan tak mampu menjawab. Hanya saja, tatapannya menunjukkan jelas tatapan penuh makna dalam. Dia membutuhkan penjelasan dari apa yang dikatakan oleh Dylan.Dylan mendekat, membelai wajah Dakota dengan tatapan penuh penyesalan mendalam. “Dylan kecil tidak bisa diselamatkan. Dokter sudah melakukan yang terbaik untuknya, tapi dia tidak tertolong. Dia pergi bersamaan dengan kau pergi meninggalkanku. Kau tahu?
last updateLast Updated : 2024-05-23
Read more

Bab 73. Kecelakaan

Sudah tiga hari Dylan berada di Maldives. Dia mengawasi Dakota dari kejauhan. Dia memutuskan untuk tidak mendekati sang kekasih dulu. Sebab, setiap kali dia mendekat, pasti Dakota akan selalu berontak. Hal tersebut yang membuat Dylan memutuskan untuk menjauh sejenak demi ketenangan sang kekasih.Seperti saat ini, Dylan melihat Dakota dari kejauhan sedang berjalan di bibir pantai bersama dengan Cali. Hati Dylan ingin sekali mendekat ke arah Dakota. Dia ingin memeluk dan mencium kekasihnya itu, tapi dia tak ingin bersikap egois. Dia tahu pastinya Dakota membutuhkan waktu.“Tuan, sampai kapan Anda mengawasi Nona Spencer dari kejauhan?” tanya Lino seraya menatap tuannya sopan.Dylan mengembuskan napas kasar. “Aku hanya tidak ingin membuat Dakota bersedih. Dia sedang hamil, aku menjaga mentalnya agar tetap baik-baik saja.”Lino mengangguk patuh merespon ucapan Dylan. Pun dia tak bisa memberikan saran. Sebab menurutnya keputusan yang diambil tuannya itu sudah merupakan keputusan yang terbai
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Bab 74. Dihadapkan dengan Pilihan yang Sulit

Dylan mendorong brankar yang di mana Dakota sudah terbaring lemah di sana. Kesabaran Dakota sudah mulai pulih. Mata sayu wanita itu menatap jelas kepanikan di wajah Dylan. Rintihan perih lolos di bibir Dakota.“Dakota, aku mohon bertahanlah, Sayang. Kau dan anak kita akan baik-baik saja. Aku yakin,” ucap Dylan berusaha menguatkan Dakota.Dakota menahan sakit. “D-Dylan, a-apa pun yang terjadi tolong selamatkan anak kita. A-aku mohon selamatkan anak kita.”Air mata Dylan tak bisa lagi tertahankan. Dia meneteskan air mata seraya berkata, “Kau dan anak kita pasti akan selamat. Aku mohon jangan bicara macam-macam.”Dakota sudah tak mampu lagi menjawab. Petugas medis membawa Dakota masuk ke dalam ruang tindakan. Dylan hendak masuk ikut ke dalam, tapi sayangnya petugas medis melarang.“Tuan, mohon untuk menunggu di luar. Dokter akan melakukan tindakan pertolongan,” ucap sang perawat, meminta Dylan untuk menunggu di depan ruangan.Dylan sangat terpaksa menuruti perkataan perawat, meski itu sa
last updateLast Updated : 2024-05-29
Read more

Bab 75. Mujizat Terjadi

Detik demi detik berlalu, menit demi menit berlalu keadaan semakin mencekam. Dylan masih bersimpuh di depan ruang operasi dengan raut wajah penuh rasa putus asa. Matanya sudah memerah, akibat air mata yang tak lagi bisa tertahankan. Rasa penyesalan telah menggrogoti hati Dylan, karena merasa gagal dalam menjaga sang kekasih sampai harus berada di ambang bahaya.Dylan mengusap wajahnya kasar, menjambak rambutnya di kala dokter tak kunjung keluar dari ruang operasi. Hatinya sudah tidak sabar ingin tahu keadaan Dakota. Dia hancur di kala harus memilih antara Dakota dan buah hatinya, tetapi dia tak bisa hidup tanpa Dakota. Dylan lebih memilih untuk tidak ada di dunia ini, jika sampai tidak di langit yang sama dengan sang kekasih. Keadaan menjadi sangat mencekam seolah berada di dalam bahaya. Lino dan Cali tak berani mendekat pada Dylan yang tampak sangat putus asa. Mereka pun khawatir akan keadaan Dakota di kala sang dokter meminta Dylan memilih menyelamatkan Dakota atau anak yang ada d
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 76. Tak Akan Pernah Berhenti Memperjuangkanmu

“A-anak kita selamat? K-kau tidak bohong padaku, kan?” Dakota bertanya dengan nada yang sangat lirih. Derai air matanya terus berlinang jatuh membasahi pipinya. Dia bahkan sampai tak sadar menggunakan kata ‘Anak Kita’, padahal tadi dia menggunakan kata ‘Anakku’.Dylan kembali mengecup bibir Dakota. “Ya, anak kita selamat. Kau memberikanku anak laki-laki yang hebat.”Dakota tak membendung rasa haru bahagia. Dia sudah berpikir hal buruk menimpa anaknya di kala mengingat dirinya mengalami kecelakaan. Namun, ternyata Tuhan sangat baik padanya. “Aku ingin melihatnya, Dylan. Aku mohon biarkan aku melihatnya,” pinta Dakota dengan penuh permohonan.Hati ibu mana yang bisa menunggu di kala anaknya sudah lahir ke dunia. Apalagi Dakota melahirkan dalam kondisi yang tak baik. Anaknya bisa lahir sudah merupakan sebuah mujizat yang tak Dakota sangka. Hal tersebut membuatnya tak sabar ingin melihat putra kecilnya.Dylan membelai pipi Dakota lembut, dengan senyuman di wajahnya. “Anak kita lahir seca
last updateLast Updated : 2024-06-06
Read more

Bab 77. Kedatangan Audrey dan Xander ke Maldives

Audrey panik luar biasa mendengar tentang keadaan Dakota yang melahirkan secara premature. Dia mendengar dari laporan anak buah sang suami tentang kondisi yang dialami oleh Dakota. Hal tersebut membuat Audrey menjadi sangat panik. Tepat di kala tiba di Maldives—yang pertama kali Audrey lakukan adalah mengajak Xander ke rumah sakit di mana Dakota dirawat.Namun, sebelum tiba di Maldives tentunya Audrey sudah bilang pada paman dan bibinya tentang dia yang telah mendapatkan informasi keberadaan Dakota. Yang Audrey informasikan hanya keberadaan Dakota. Sebab, sebelumnya dia masih belum tahu tentang kondisi Dakota.“Xander, apa anak buahmu sudah yakin Dakota baik-baik saja?” tanya Audrey pada sang suami. Sekarang dia dan sang suami sedang dalam perjalanan menuju rumah sakit. Dia sudah tak sabar ingin melihat kondisi Dakota.Xander menarik tubuh Audrey, membawa istrinya itu ke dalam pelukannya. “Anak buahku bilang Dakota baik-baik saja. Anaknya juga selamat meski sekarang ini masih di dalam
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Bab 78. Mulut dan Hati Berbeda

Audrey dan Xander sudah kembali ke resort yang mereka sewa selama di Maldives. Sementara Dylan seperti biasa kembali ke ruang rawat Dakota. Pria tampan itu duduk di tepi ranjang menatap Dakota yang sekarang sedang menonton drama di televisi. Jika Dakota menonton drama, lain halnya dengan Dylan yang menonton Dakota.“Dylan, bisakah kau berhenti menatapku seperti itu?” Dakota menjadi tak nyaman di kala Dylan terus menerus menatapnya.Dylan membelai pipi Dakota lembut. “Aku ingin terus melihatmu. Aku merindukanmu, Sayang.”Dakota menghela napas dalam. “Dylan berhenti memanggilku dengan sebutan itu.”“Sebutan apa?”“Itu.”“Itu apa?”“Sayang.”“Iya, Sayang.” Dylan tersenyum.Dakota berdecak kesal. “Aku tidak memanggilmu. Aku memintamu untuk tidak—” Seketika perkataan Dakota terhenti di kala mendapatkan ciuman secara tiba-tiba dari Dylan. Sontak, Dakota menjadi sangat terkejut mendapatkan ciuman dari Dylan.“Hemppttt—” Dakota memukuli dada bidang Dylan, berusaha agar pria itu melepaskannya.
last updateLast Updated : 2024-06-22
Read more

Bab 79. Kasih Sayang Orang Tua Pada Anak

Darren Spencer melayangkan tatapan tajam dan penuh amarah pada Dylan yang baru saja keluar dari ruang rawat putrinya. Pria paruh baya tampan itu sudah mendapatkan semua laporan tentang apa yang terjadi pada putri sulungnya selama putrinya itu melarikan diri ke Maldives.Bahkan Darren juga sudah mendengar tentang putrinya yang berada di ambang maut. Semua laporan yang Darren dapatkan sangat lengkap—hingga membuat pria paruh baya itu sekarang tiba dengan wajah yang menahan emosi. Jika bukan di rumah sakit, sudah pasti Darren memukul habis-habisan Dylan.“Berani sekali kau datang ke sini!” desis Darren penuh emosi pada Dylan yang berdiri di hadapannya. Dia tak akan mungkin lupa tentang luka yang diberikan oleh Dylan pada putrinya. Jika bukan karena luka yang diberikan Dylan, tak mungkin sampai putrinya melarikan diri, menjauhi semua orang.“Aku memang sudah seharusnya di sini. Dakota melahirkan anakku. Aku harus berada di sisinya,” jawab Dylan tenang, tersirat tegas tapi tetap sopan. Dia
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more

Bab 80. Akan Membuktikan Bahwa Cintanya Hanya Untuk Dakota

Darren dan Helen tersenyum bahagia melihat cucu mereka di incubator. Meski lahir premature, tapi mereka bahagia cucu laki-laki mereka sehat tidak kekurangan apa pun. Hadirnya anak Dakota dan Dylan mengartikan bahwa keluarga Spencer dan Caldwell mendapatkan anggota keluarga baru.Darren dan Helen ingin sekali menyentuh cucu mereka sayangnya tidak bisa, karena kondisi cucu mereka masih sangat lemah. Dakota yang duduk di kursi roda sampai meneteskan air mata setiap kali melihat anaknya.“Kau hebat, Sayang. Kau berhasil melahirkan anak laki-lakimu.” Helen membelai rambut Dakota. Ya, saat ini dia bersama suami dan putrinya sama-sama melihat anak yang baru saja dilahirkan putrinya itu.Dakota tersenyum lembut. “Mom, aku sendiri tidak mengira akan berhasil melahirkan anakku dengan selamat. Kondisiku sangat kacau saat dibawa ke rumah sakit. Aku mengalami pendarahan hebat. Bahkan dokter saja sampai meminta Dylan untuk mengambil keputusan menyelamatkanku atau anak yang ada di kandunganku. Sekar
last updateLast Updated : 2024-09-21
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status