Semua Bab Dokter Manis Kesayangan Tuan Crazy Rizh: Bab 111 - Bab 120

190 Bab

Bab 111

Posisi Heru yang begitu dekat dengan Sebastian membuat pria itu terdiam sesaat dan wajahnya pun menjadi pucat ketika Sebastian tiba-tiba saja menunjuk bagian hidungnya. Darah segar bercucuran dari hidung Heru hingga membuat pria itu kesakitan. Arion, dengan cepat merasa senjata milik Anto. Dengan keras ia memukul bagian tekuk leher Anto hingga terjatuh ke lantai."Apa yang kalian lakukan tangkap dia, pukul dia," teriak Heru sambil menutup hidungnya yang bercucuran darah.Heru kesal ketika anak buahnya hanya diam. Padahal dia sudah membayar dengan harga yang sangat mahal."Apa kalian tidak dengar yang aku katakan?" Heru berkata dengan wajah pucat. Langkah kakinya semakin mundur kebelakang ketika Sebastian maju dan semakin mendekatinya.Heru merasa aneh ketika tidak merasakan pergerakan sedikitpun dari anak buahnya. Apakah mereka tidak mendengarkan perintah yang dikatakannya. "Mengapa kalian hanya diam. "Heru memandang ke belakang. Heru baru menyadari bahwa seluruh anak buahnya suda
Baca selengkapnya

Bab 112

Sebastian memandang Arion lalu bertanya, "apakah kau mau mereka dimasukkan ke kolam buaya?"Wajah Heru, Ema dan juga Alina pucat pasih ketika mendengar pertanyaan dari Sebastian. Pria itu tidak pernah merasa kasihan terhadap musuhnya. Termasuk memasukkan para lawan ke dalam kolam buaya atau kandang harimau."Aku tidak akan membiarkan paman, bibi serta adik sepupu ku ini mati dengan cara menyedihkan." Arion menepuk-nepuk pipi Haru. Heru tidak bisa berkata apa-apa. Ia hanya diam dengan wajah memucat. Setidaknya jawaban Arion membuatnya merasa lega."Si pecundang berani keluar ketika musuhnya sudah tidak berdaya. Namun sayangnya ini hanyalah cara agar kau mau menunjukkan wujud aslimu," kata Sebastian. Apa yang telah dilakukan Heru terhadap kakak dan juga abang iparnya akan dibalasnya secara tunai."Lepaskan papiku." Alina berteriak.Sebastian memandang wanita yang begitu sangat menjijikkan. Demi mendapatkan harta, perempuan gila itu rela mengandung anak, pria lain dan mengatakan bahwa a
Baca selengkapnya

Bab 113

"Apa kau sudah memeriksa orang-orang kita?" Sebastian memandang Alex. Peristiwa penyerangan ini membuat anak buahnya banyak yang terluka dan juga meninggal."Sudah, yang masih hidup sudah dilarikan ke rumah sakit. Yang meninggal sudah dipindahkan ke dalam ruangan," jelas Alex. Dari 15 orang pengawal yang menjaga masion hanya ada 4 orang yang selamat dengan luka berat. Para pelayan dan petugas kebersihan juga menjadi korban."Apa yang akan kalian lakukan terhadapnya?" Alex memandang Heru. Pria itu berharap Sebastian dan juga Arion tidak bermain-main lagi. Mengingat mereka harus menyelesaikan masalah ini dengan cepat. Kemudian melanjutkan acara pernikahan Sebastian. "Bawakan alat-alat ku ke sini." Sebastian tersenyum memandang Heru. Senyum yang terlihat begitu sangat mengerikan. Bahkan Heru sampai gemetar karena rasa takut yang luar biasa. Jika seandainya menang, Heru sudah menyiapkan rencana untuk kematian Arion dan Sebastian. Setelah mengambil seluruh harta kekayaan Arion dan Sebas
Baca selengkapnya

Bab 114

"Kalian tidak boleh memperlakukan suamiku seperti ini, aku akan menuntut kalian." Ema bersuara dengan keras. "Menuntutku, tidak semudah itu wanita jahanam. Aku menyesal karena telah menghargai mu. Ternyata kau hanya iblis." Arion kembali menampar pipi wanita itu itu hingga Ema berhenti berbicara.Arion tersenyum sinis dan mulai menjepitkan tang di kuku Heru. Ia mencabut kuku dari jari jempol. Namun tidak mencabut secara langsung melainkan menarik secara perlahan-lahan. Hingga membuat Heru semakin menjerit kesakitan.Arion tersenyum puas setelah mencabut satu buah kuku milik Heru. "Kuku ini nanti akan aku kuburkan bersama dengan kuburanmu, jadi jangan panik." Arion memasukkan kuku yang berdarah kedalam wadah yang sudah di siapkan.Heru sudah tidak berkata apa-apa lagi. Tubuh pria itu gemetar menahan rasa sakit yang luar biasa."Ini baru jari jempol paman, Bagaimana dengan mata orang-orang yang sudah kau congkel. Bagaimana dengan tangan mereka yang kau potong?" Arion memandang Heru de
Baca selengkapnya

Bab 115

Zia sadar diri pingsannya ketika mencium aroma minyak kayu. Berlahan-lahan ia melihat ke sekeliling kamar yang saat ini ditempatinya. Tiba-tiba saja ia teringat kejadian beberapa jam yang lalu. Gadis itu panik dan langsung duduk."Ini di mana?" Zia memandang Zahira yang saat ini duduk di samping tempat tidurnya. Sedangkan Lily berdiri sambil menyandarkan punggungnya di dinding."Kita di puncak," jawab Zahira. "Ngapain kita ke sini?" Tiba-tiba saja air matanya menetes dengan sendirinya. Bayangan wajah Sebastian ketika mobil meninggalkan mansion masih terlihat jelas dipelupuk matanya."Melarikan diri," jawab Zahira dengan wajah sedih.Zahira bukan gadis lemah seperti Zia, yang hanya bisa menangis dan menunggu. Ia bisa melakukan banyak cara untuk menyelamatkan Arion dan Sebastian. Namun Lily justru mengurungnya di sini layaknya orang bodoh.Di sini Zahira bisa berbaring, menonton televisi dan menikmati udara yang begitu sangat segar. Apalagi pemandangan di villa ini sangat indah. Namu
Baca selengkapnya

Bab 116

"Mbak Lily yakin mereka akan datang?"Lili diam.Saat ini mereka sedang membutuhkan bantuan dari kita. 1 menit itu sangat berarti. 1 menit saja kita terlambat mereka berdua bisa mati." Zahira kembali melakukan negosiasi agar Lily mau ikut bersamanya dan melihat kondisi di masion saat ini."Kita tidak tahu seperti apa lokasi di sana. Jadi karena itu kita hanya bisa menunggu di sini.""Ini gila namanya, kita di sini hanya bersembunyi? Padahal kita bisa melakukan penyelamatan untuk mereka. Kita bisa menghubungi polisi dan meminta bantuan kepada polisi." Zahira berkata dengan marah. "Andaikan mbak Lily takut, maka Mak tidak perlu ikut serta. Aku yang akan menghadapi mereka semua. Mbak Lily cukup mengantarkan aku ke sana dan minta bantuan polisi." Zahira berkata dengan frustasi."Paman Sebastian tidak meminta aku untuk menghubungi polisi," kata Lily.Jawaban Lily benar-benar membuat Zahira marah. Dia begitu sangat kesal hingga menendang bagian perut wanita itu. Lily hanya diam sambil mera
Baca selengkapnya

Bab 117

"Bonus menikah lagi, emang kamu mau menyuruh aku menikah dengan siapa?" Alex memandang Arion dengan kesal. "Paman mau janda atau Gadis?" tanya Arion "Sudah pastilah Aku pilih anak gadis, kalau bisa yang umurnya 18 tahun, buka sampul." Alex berkata sesuka hati."Di zaman sekarang cari yang perawan itu susah Paman. Kalau Paman mau di taman kanak-kanak lah," jawab Arion."Walaupun sulit tapi masih ada," kata Alex."Setahu ku, Lily masih ORI, dia gak pernah pacaran. Paman tahu sendiri, jangankan pacar dekat sama laki-laki aja gak pernah. Menurut hasil pengamatan aku, bukannya dia yang gak mau dekat dengan laki-laki, tapi laki-laki yang takut duluan melihat dia." Arion mulai menggosipkan si cewek kulkas.Bulu kuduk Alex merinding mendengar nama Lily. Dia sudah melihat video CCTV dan melihat bagaimana sadisnya Lily menghabisi lawan-lawannya."Anakku pasti sangat ketakutan jika diberi Ibu sambung seperti Lily." Alex dengan cepat menolak ide yang disarankan Arion."Aku ingin mencari ibu sa
Baca selengkapnya

Bab 118

"Mengapa mobil ini lambat sekali?" Sebastian kesal ketika mobil yang dikemudikan oleh Alex tidak juga kunjung sampai di villa. "Jalanan padat bos," jawab Alex. Sebastian melengos mendengar jawaban Alex. Dia kesal karena mobil begitu sangat lambat. Padahal dia sudah tidak sabar untuk segera berjumpa dengan Zia. "Mengapa pamanmu bisa seperti ini? "Alex berbisik ditelinga Arion. Jika dulu responnya sangat cuek masalah wanita dan pernikahan, sekarang justru seperti orang yang tidak sabaran. "Pasti karena sudah melihat video yang aku berikan kepada Paman." Arion tersenyum kecil. "Video apa?" tanya Alex penasaran. "Video malam pertama, Paman." Arion sedikit melirik ke arah belakang. "Pantas saja pamanmu seperti harimau yang sedang lapar. Ternyata semua ini karena ulahmu," omel Alex."Paman Sebastian sangat polos, aku takut nanti dia kebingungan dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Lagipula kalau sempat malam pertamanya gagal karena dia salah sasaran, Itu kan hal yang memalukan u
Baca selengkapnya

Bab 119

Lily berusaha untuk bersikap dingin seperti biasanya. Meskipun hatinya terasa sakit dan berdenyut nyeri. "Sudah jangan nangis, aku baik-baik saja." Sebastian merenggangkan pelukannya di tubuh Zia. Dengan tersenyum Sebastian mengusap air mata yang terus saja menetes dipeluk mata Zia. "Aku sangat merindukan mu, aku takut tidak diberi kesempatan untuk berjumpa dengan mu." Sebastian tersenyum dan mencium bibir Zia. Melihat adegan ini, hatinya terasa semakin sakit. Dengan cepat Lily memandang ke arah yang lain.Zia menolak kepala Sebastian hingga tautan bibir mereka terpisah. Ia sangat malu karena menjadi tontonan seluruh orang yang ada di ruangan ini."Mas, Zia takut." Zia berkata dengan pelan sambil menyembunyikan wajahnya yang sudah begitu amat merah karena malu. Sikap Sebastian yang seperti ini membuatnya malu hingga tidak berani untuk melihat orang-orang yang berdiri di depannya."Tidak apa-apa sayang, aku baik-baik saja. Apa kamu terluka?" Sebastian memandang Zia dari atas hingga
Baca selengkapnya

Bab 120

Zahira kembali menatap wajah Arion serta memperhatikan secara seksama. "Nggak usah nipu deh," kata Zahira yang kembali memandang ke danau yang begitu sangat indah. Sejak tadi duduk di sini Zahira hanya merasakan udara yang segar dan angin berhembus yang begitu amat sejuk. Meskipun pemandangan begitu sangat indah namun ia tidak dapat menikmati keindahan alam saat ini."Baby kenapa kamu kejam sekali, apa kamu tidak menyadari aku ini Arion." Arion memandang wajah Zahira. Setiap kali melihat Zahira selalu saja rasa kagumnya bertambah. Apalagi ketika mengetahui seperti apa kemampuan bela diri Zahira. Begitu juga dengan teknik menembaknya yang begitu sangat hebat. Arion kembali teringat peristiwa ketika ia pertama kali mengenal Zahira. Tragedi pembunuhan yang direncanakan oleh Heru membuat ia bertemu dengan calon istrinyaDi saat rumah milik Zahira diintai oleh orang suruhan Heru sekalipun, gadis Itu tampak tidak takut sama sekali. Berbeda dengan gadis-gadis biasa yang pasti sudah sanga
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1011121314
...
19
DMCA.com Protection Status