“Kamu cantik sekali, putriku,” puji Bu Amber sembari membetulkan sanggul Sabrina.“Aku memang cantik sejak lahir, Bu,” balas Sabrina sambil tertawa.Soraya memperhatikan ibu dan anak itu dengan hati yang sesak. Tatapannya sedih. Bukan hanya Cakra–pria yang pernah diimpikannya menjadi suami yang diambil Sabrina. Tetapi, segala hal yang berkaitan dengan impiannya, mendadak berbelok kepada wanita itu.Contohnya, gaun pernikahan yang dikenakan Sabrina. Gaun putih dengan hiasan bunga di sudut pinggang, juga sanggul modern dipadu mahkota permata itu adalah gaun pernikahan impiannya.“Aku baru tahu kalau kita benar-benar memiliki selera yang sama, Sabrina.”Meski hatinya kesal bukan main, Soraya berusaha menjaga intonasi suaranya tetap rendah. Lagi, sebagai kakak yang baik, meski hatinya sedang terluka, dia ingin ada untuk hari bahagia adiknya. “Untuk apa kamu berada di sini? Cepat kamu ke dapur dan bantu-bantu di sana!” perintah Bu Amber, ibu angkat Soraya.Wanita itu terlihat tidak senan
Read more