Home / Romansa / Jebakan Pernikahan Sang Miliarder / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Jebakan Pernikahan Sang Miliarder: Chapter 41 - Chapter 50

135 Chapters

41. Jangan Ikut Campur

“Aku tidak yakin. Liam sangat tidak suka kalau ada orang lain yang mengusik privasinya, apa lagi sampai mengganggu ‘wanitanya’. Aku menganggap Agatha begitu karena hari ini mereka datang bersama. Tolong jangan tersinggung.”“Tapi aku sudah berjanji pada Agatha akan mengusahakannya. Atau begini saja, bisakah kau bicara baik-baik dengan Liam? Siapa tahu dia akan mendengarkanmu, mengingat kalian adalah teman lama? Hm?” Candice menatap Sergio dengan tatapan yang sulit ditolak.“Demi dirimu. Akan kucoba, tapi aku tidak bisa menjanjikan apa pun.”“Bagus. Setidaknya kita sudah berusaha.” Candice tersenyum puas sembari kembali menjatuhkan kepalanya di atas dada suaminya.“Jadi—bisakah kita berhenti membahas masalah orang lain dan hanya fokus pada kita berdua saja.” Sergio mengeratkan pelukanya di punggung istrinya.“Tentu saja. Aku adalah milikmu. Lakukan saja sesukamu.&rdq
last updateLast Updated : 2024-07-02
Read more

42. Kendali Diri

“Tergantung. Kalau dia masih bersikeras untuk membantumu. Mungkin aku akan lebih dulu memisahkan dia dari suaminya.” Liam menegakkan tubuhnya, memandang Agatha dengan angkuh.“Tidak boleh. Kau tidak boleh melakukan itu. Kumohon, Liam. Candice adalah orang yang baik, kau tidak boleh berbuat jahat padanya.”“Orang baik tidak akan mengurusi kehidupan pribadi orang lain, Agatha.”“Aku yang bersalah karena telah berbicara yang tidak-tidak padanya. Tolong, jangan sakiti temanku.”“Teman?” Liam memincingkn matany mendengar kata terakhir Agatha.“Ya. Sejak semalam, dia adalah temanku. Hanya dia satu-satunya yang menerimaku dengan hangat.” Agatha menunduk dengan kedua tangan yang gemetar dan saling tertaut.Agatha ketakutan setengah mati Liam akan melaksanakan ancamannya untuk menyakiti Candice. Dan kalau sampai itu terjadi, Agatha akan menanggung penyesalanan itu seumur hidupnya.“Seharusnya kau berpikir panjang sebelum mengatakan hal-hal bod
last updateLast Updated : 2024-07-03
Read more

43. Model Pakaian Dalam

“Apa?”“Jangan gila.”Suara Liam dan Sergio terdengar bersamaan.“Aku tidak memaksa, hanya menyatakan pendapat saja.” Theo mengangkat bahunya acuh, mengabaikan Francesca yang melotot dan menatap marah ke arahnya.“Tidak bisa. Aku pria beristri.” Ucap Sergio dengan tegas dan lantang, diam-diam melirik ke Liam.“Aku—“ Suaranya tercekat di tenggorokan. Liam kehilangan kemampuannya untuk membuat alasan.“Dia pria yang sudah bertunangan. Aku tidak setuju!” Seru Francesca. Tidak membiarkan tunangannya tampil bersama Agatha.“Apakah tidak ada model pria lain?”“Ada. Tapi citranya kurang cocok untuk pemotretan dengan tema kali ini.” Liam melirik ke Agatha yang tengah duduk dengan kaki menyilang.Kaki panjang itu pernah melingkari pinggangnya dan bergetar di bawah kungkungnnya. Liam mengelap keringat yang mengalir di lehernya. Se
last updateLast Updated : 2024-07-04
Read more

44. Menyingkir Dari Temanku

Tangan Agatha bergetar di sisi tubuhnya, ketika menyadari pengetahuan Francesca tentang masa lalunya dengan Liam.“Benarkah? Aku akan menantikannya.” Ucap Agatha setelah berhasil menguasai dirinya.Francesca mundur selangkah, kekesalannya membuncah karena gagal memprovokasi Agatha. Dalam hati bertanya-tanya, dari mana Agatha mendapatkan ketenangan sebesar itu.“Akan kupastikan kau membayar semua yang sudah kau lakukan padaku!” Seru Francesca.“Jadi bisakah kau segera enyah dari hadapan temanku?” Francesca melihat ke belakang dan mendapati Candice tengah berdiri dengan anggun sembari melipat kedua tangan di dada.“Siapa kau?” Francesca tidak mengenal Candice, hanya saja, dari melihat dari penampilannya, Francesca yakin Candice bukanlah orang sembarangan.“Kurasa, aku perlu memperkenalkan diri pada musuh temanku.” Candice melihat Francesca dengan angkuh.“Teman?” Ca
last updateLast Updated : 2024-07-05
Read more

45. Persahabatan

“Tidak. Jangan. Kita bertemu di luar saja.”“Tenang saja, Liam tidak akan berani macam-macam denganku.”Agatha mengerutkan kening.“Karena aku adalah temanmu, bukan orang yang akan membawamu kabur darinya.” Candice tertawa saat melihat wajah polos Agatha.“Aku tidak yakin.” Agatha terdengar ragu-ragu.“Sudahlah, akhir minggu ini, bagaimana pun caranya, aku pasti akan membawamu keluar.” Candice mengerlingkan mata.***Candice benar-benar menepati janjinya untuk datang menjemput Agatha di Cedar Hills. Dia bahkan meminta ijin secara langsung pada Liam untuk membawa Agatha pergi. Dan tanpa Agatha sangka-sangka, Liam mengabulkannya tanpa konfrontasi apapun!Agatha jadi penasaran, bagaimana cara Candice berbicara dengan pria itu. Sementara dirinya sendiri tidak pernah diijinkan keluar dari palazzo kecuali untuk bekerja.“Jadi, kemana kita akan pergi?”
last updateLast Updated : 2024-07-06
Read more

46. Salah Informasi

“Aku tidak mempekerjakanmu untuk melakukan kebodohan seperti itu.” Suara Liam meninggi akibat emosi yang memuncak.“Maafkan aku, Tuan Stefano. Aku memang bersalah.”“Apa kau tahu akibat dari kebodohanmu ini?” Mata pria itu berkilat marah, dan Liam melampiaskanya dengan menendang kaki Luca, membuat asissten pribadinya itu tersungkur di hadapannya.Sementara Luca tidak dapat mengatakan apapun. Dirinya hanya menggeleng sembari menatap lantai di bawahnya.“Aku memerkosanya! Aku sudah menjadi pria bejat dan brengsek berkatmu.” Napas Liam memburu, rahangnya mengeras dan tanpa sadar dia menggigit pipi bagian dalamnya.Kedua tangan Liam kembali mengepal dan bersiap menghajar Luca kembali hingga babak belur. Liam perlu melampiaskan kemarahannya, dan Luca adalah satu-satunya orang yang harus bertanggung jawab.“Tapi—bukankah kalian adalah suami istri, apakah itu bisa disebut pemerkosaan?&rdqu
last updateLast Updated : 2024-07-07
Read more

47. Pengkhianatan

“Aku. Aku orangnya.”“Kau pasti tidak akan menyangka kalau manajer sekaligus orang terdekatmu adalah orang yang telah berkali-kali tidur dengan kekasihmu. Bahkan membantu ayahmu untuk menyelenggarakan pernikahanmu dengan Matteo.”“Kau—““Sekarang kau sudah tahu semuanya, untuk apa ditutup-tutupi lagi. Lagipula seharusnya kau berterima kasih padaku, karena telah menggantikanmu untuk tidur dengan Dario. Bukankah selama ini kau bersikeras menjaga dirimu agar tetap perawan?” Amelie menunjukkan senyum mengejek pada Agatha.“Sepertinya aku memang bodoh dalam menilai orang. Aku tidak bisa mengenali musuhku sendiri, padahal selama ini dia berada sangat dekat denganku.”“Begitulah, Agatha. Roda kehidupan akan selalu berputar, kau harus merasakan pahitnya berada di posisiku setidaknya sekali seumur hidup.”“Tidak, aku tidak akan membiarkan diriku berada di level rendah
last updateLast Updated : 2024-07-08
Read more

48. Perjalanan Ke Spanyol

“Tuan Stefano, pesawat anda sudah siap.” Suara Luca mengiterusi di belakang Agatha.Agatha dengan cepat melepaskan diri dari Liam, mendongak untuk menatap pria itu. Apakah otot rahangnya yang bergerak-gerak, matanya yang berkilat geli dan yakin, atau lekukan bibirnya?  Insting Agatha mengatakan kalau Liam sengaja mempermainkannya. “Pesawat?” Tanyanya sembari memincingkan mata curiga.“Apa kau berpikir, kita akan bepergian dengan pesawat komersil?” Liam tertawa pendek dengan jantan sebelum dirinya menuruni anak tangga dengan langkah panjang.“Ah, benar. Pesawat pribadi. Kenapa aku melupakan hal itu.” Agatha menarik napas sebelum menyusul Liam menuju helipad, tempat di mana pesawat mereka sudah menunggu.Setelah terbang selama beberapa jam, akhirnya mereka akan mendarat di bandar udara Ibiza. Agatha melihat ke jendela dan tidak dapat menyembunyikan kekagumannya saat matanya menatap hamparan l
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

49. Wanita Dan Kuda

Agatha membelokkan kudanya lalu menghentikannya di depan Liam dengan mata lebar dan menyeringai. Matanya lebih terlihat menantang dan berbinar, Liam bahkan bisa melihat dengan jelas semburat kemerahan di kedua pipi gadis itu.Ketika kuda itu tiba-tiba mendongak dan menendang-nendang udara, Agatha tersentak dan kehilangan kendali. Dirinya nyaris jatuh ke tanah kalau saja Liam tidak segera menangkapnya.“Tenanglah, sudah dikendalikan.” Liam berbicara setelah memastikan seseorang datang menangani Darson.“Syukurlah.” Agatha menarik napas dalam, berusaha menenangkan diri.“Darson adalah kuda yang tidak mudah didekati, apalagi oleh orang asing. Aku heran, bagaimana kau bisa menungganginya dengan begitu mudah.” Liam menaikkan sebelah alisnya.“Tidak juga. Dia bahkan langsung bereaksi seperti itu saat melihatmu.” Agatha menunduk, merasa malu karena telah berani menggunakan kuda pria itu tanpa ijin.&l
last updateLast Updated : 2024-07-10
Read more

50. Cinta Pertama

“Aku mau ke toilet, apa kau masih akan menahanku?” Liam mengernyit, setelahnya tertawa seperti orang bodoh.Pria itu menjadi posesif tanpa dia sadari.Dan saat Agatha kembali, dirinya mendapati Francesca berada di sana. Bersama Liam di meja VIP tempat pertama kali mereka datang. Merasa sakit hati dan dipermainkan, Agatha memilih untuk kembali ke vila bersama Luca.“Kau bodoh, Agatha. Benar-benar bodoh.” Agatha menangis dalam diam, sementara Luca hanya diam menyaksikan dari balik kaca spion.Sama sekali tidak berniat mengganggu kesedihan Agatha.“Kita langsung pulang saja.” Ucapnya kemudian.“Baik, nyonya.” Luca segera menginjak pedal gas melesat pergi meninggalkan lobi.***“Apa yang kau lakukan di sini?” Tanya Candice, saat mendapati keberadaan Francesca di sana.“Menemui tunanganku, apalagi.” Francesca mengendikkan bahunya acuh.“Di ma
last updateLast Updated : 2024-07-11
Read more
PREV
1
...
34567
...
14
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status