Semua Bab Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia: Bab 61 - Bab 70

88 Bab

61. Tak Akan Menyerahkan Nyawa Pada Siapa pun

"Tuan Muda Kaley juga ikut?" seru keduanya. Caka menyunggingkan senyum tipis, " Dia pasti mendaftar demi bisa menghabisiku di arena, tapi aku tidak akan menyerahkan nyawaku pada sippa pun!" Caka memejamkan mata, bayangan masa lalu mulai menghantam ingatannya kembali. Di mana ketika penyergapan terjadi. Pertarungan sengit. Pertumpahan darah. Semua itu masih terekam dalam ingatan, dan mana mungkin ia bisa lupa? Caka membuka matanya seketika, bangkit duduk sambil mengepalkan tinju. "Aku harus memenangkan pertandingan ini, baru aku bisa kembali ke Nollyvia!" "Memenangkan pertandingan ini? Rasanya mustahil!" ujar Zan. "Para master bela diri itu ... Mereka sangat kuat." "Kalian istirahat saja, siapa tahu nanti pingin ikut pergi, meski hanya menonton!" celetuk Caka. Keduanya langsung berbaring. Mengistirahatkan tubuh. Ketika malam tiba, Caka berangkat ke lokasi pertandingan bersama Mac. "Maaf, Tuan. Peserta apa penonton?" tanya penjaga di pintu masuk. "Aku datan
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-17
Baca selengkapnya

62. Pertarungan

"Belum tentu!" sahut salah satu juri, "Orang yang tampak biasa saja terkadang adalah seseorang yang hebat. Jangan pernah melihat sesuatu dari luarnya saja!" "Namanya Cakara Lakeswara bukan bukan? Aku dengar dia adalah murid baru di Akademi Gracille, bahkan dia tak bisa berkultivasi. Lalu, dilihat dari mana jika dia itu hebat?" "Dia memiliki aura yang kuat! Matanya memancarkan aura membunuh yang sangat dahsyat." "Heah, kau bercanda!" Para juri justru saling berdebat, dari lima juri yang ada hanya satu yang menilai jika Caka itu tidak lemah. Sementara Caka dan Arlein masih bersiaga. Arlein masih bersikap sangat tenang karena ia yakin akan menang. Karena Arlein memintanya menyerang lebih dulu, maka Caka pun menyerangnya lebih dulu. Arlein menghindari pukulan Caka dengan memiringkan tubuhnya sedikit. Pukulan kedua Caka juga ia hindari dengan cara yang sama. Tangan Arlein bergerak cepat menyentak dada Caka hingga tubuhnya terpental mundur beberapa langkah. Caka melirik dada
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-18
Baca selengkapnya

63. Pertarungan (2)

Arlein kembali menatap Caka dengan nyalang. Memegangi dada sejenak, ia membeli mengepalkan tinju. Menghentakan kaki lalu melayang ke udara bagai roket menuju ke tubuh Caka. Caka melebarkan mata lalu melakukan loncatan salto ke belakang beberapa kali. Tubuh Arlein masih meluncur ke arahnya dengan posisi kedua tangan menyatu di atas kepala. Ia bagai anak panah yang saat ini sedang mengincar targetnya. Dengan kekuatan yang dimiliki, Caka menyatukan kedua tangan di depan dada. Menghalau serangan dari Arlein yang keras itu. Energi yang terpancar dari keduanya pun terasa sangat besar. Para penonton dan juri menahan nafas. Ini seperti bukan pertandingan tapi perkelahian sungguhan. Apakah keduanya memiliki dendam? Dengan kekuatan dorongan yang dimiliki oleh Arlein, tangan Caka mundur ke tubuhnya namun ia segera ke posisi semula. Lalu dengan sekuat tenaga menghentakan kaki sambil mendorong kedua telapak tangannya yang menyatu. .Seketika sebuah kekuatan dahsyat muncul hingga tubuh
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-19
Baca selengkapnya

64. Memang Dia Pelakunya

Caka mencoba menenangkan diri, lawannya kali ini tampak sangat kuat. Bisa ia lihat dari aura yang terpancar. Caka bahkan tak yakin bisa menang, tapi ia akan tetap berusaha. Ini adalah kesempatan besar untuknya menjalin relasi. Mungkin saat ini tidak ada yang tahu latar belakangnya, jurru itu bagus. Karena ia tidak ingin semua orang menghormatinya hanya karena ia memiliki nama madaharsa. Ia ingin semua orang mengakuinya karena ia adalah Cakara. Cakara Lakeswara. Raymond tahu ia tak mungkin membawa kembali namanya yang pernah melegenda untuk menguasai dunia. Raymond Harrits sudah mati. Ia hanya ingin membersihkan nama itu, karena ia bukan pengkhianat! Ia ingin istri dan anaknya bisa tenang di alamnya. Oleh karena itu, ia harus bisa membuat Cakara berkuasa atas kemampuannya sendiri. Ia harus bisa menghadapi lawannya ini, dengan semangat yang terbakar saat mengingat kembali kejadian 7 tahun silam. Ia harus berjuang, ini bukan hanya soal pujian. Tapi ia memang harus mampu m
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-23
Baca selengkapnya

65. Bukan Aku Pelakunya

Bam! Huo Lui menerjang ke arena. Menatap Caka dengan amarah. Caka tidak mengerti kenapa salah satu gurunya di Akademi bisa semarha itu? "Dasar pengecut! Pengkhianat!" umpatnya menunjuk Caka dan langsung menyerangnya. Caka tak sempat menghindar, serangan Huo Lui mengenai dadanya hingga ia terpental dan ambruk ke lantai. Caka memegangi dadanya yang terasa sakit. Ia pun bangkit berdiri. "Guru, kenapa Guru menyerangku?" tanyanya heran. "Jangan pura-pura, apa tujuanmu menjadi murid di Akademi?" Caka mengerutkan kening. "Apa maksud ucapan Guru? Aku mendaftar menjadi murid karena ingin memperdalami ilmu bela diri!" "Omong kosong! Kau yang mencuri pil dewa, kau yang meracuni King Master!" tuding Huo Lui. Kedua bola mata Caka pun membesar, kenapa guru Huo bisa menuduhnya seperti itu. Bam! Sekarang Yu Long yang menerjang ke arena. Tepat di depan Caka. "Aku sangat kecewa padamu, Caka. Padahal aku begitu mempercayaimu!" ujar Guru Yu. "Guru, aku tidak melakukan semu
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-24
Baca selengkapnya

66. Ingat, Tujuan Kita

"Tuan Muda!" desis Mac yang masih menatap tak percaya. Ada rasa bahagia yang terselip di dalam dadanya, jika tuan mudanya sudah sekuat itu ... maka tidak akan ada lagi yang meragukannya untuk menjadi pemimpin di Nollyvia. Dan tentu saja ... tuan muda pasti bisa membalas kematian Tuan Besar Madaharsa, bahkan membalas konspirasi yang menimpa Jenderal Raymond Harrits 7 tahun yang lalu. Sekali lagi Caka mengibaskan tangan yang satunya, beberapa orang yang berlari hendak menyerangnya pun terpental. Tubuh mereka bergulingan di tanah, beberapa orang yang baru keluar dari pintu pun tercengang. Caka tak peduli dengan ekspresi mereka, ia berlari bak kilat, nyaris tak terlihat. Menghajar mereka hingga beterbangan, terpental ke sana ke mari. Sementara Mac hanya terbengong. Setelah semua orang yang menyerangnya terkapar, ia pun merangsek ke dalam. Di dalam ruangan itu Arjun dan teman-temannya tengah bertarung dengan para ahli bela diri. Caka bisa melihat tubuh Arjun yang terpenta
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-25
Baca selengkapnya

67. Rencana Mencari Penawar

Caka melotot menatap Mac dengan penuturan pria itu. Ia merasa tersindir, tentu saja! Tapi apa yang dikatakan Mac itu memang benar, Jenderal Raymond Harriys adalah ahli strategi. Itu sebabnya bisa menjadi seorang Jenderal Besar. Sesampainya di villa Mac langsung mengobati beberapa luka-luka yang ada di tubuh Caka. "Tuan Muda, beristirahat. Baru setelah itu nanti kita pikirkan bagaimana menghadapi masalah ini!" Tapi Caka sama sekali tak bisa tidur. iya terus memikirkan beberapa kepingan-kepingan kejadian yang sepertinya berhubungan! Hingga akhirnya Arjun datang bersama Nardo. Mereka duduk di ruang keluarga. "Syukurlah Kak Caka tak terluka parah!" ungkap Arjun dengan lega. "Terima kasih, Arjun. Kalian ambil bagian membelaku hari ini. Padahal dan bisa saja bergabung untuk meringkusku!" "Kenapa kami harus meringkus Kak Caka?" tanya Nardo heran. "Bukankah aku telah meracuni King Master?" "Kami idiot jika mempercayai akan hal itu!" sabut Arjun dengan tawa ringan. Ca
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-26
Baca selengkapnya

68. Berbagi Ranjang

Caka bertolak ke lembah persik ditemani Arjun. Awalnya mereka menggunakan mobil, namun karena lembah persik berada di sebuah pulau, mereka pun harus naik perahu. Perjalanan naik perahu memakan waktu lebih lama. Sekitar lima jam. Arjun menghampiri Caka yang berdiri di pinggir dek. "Apa yang Kak Caka pikirkan?" "Zava, eh!" setelah mengucapkan gadis itu ia tiba-tiba sadar. Kenapa juga ia menjawab seperti itu. "Istri Kakak? Ya ... wanita itu memang pantas untuk dirindukan. Kalau aku jadi Kak Caka, mungkin _" Arjun tak melanjutkan kalimat ketika Caka menoleh dengan tatapan tajam. "Apa kau kekurangan wanita sampai harus membayangkan istri orang?" "Bukan begitu, Kak. Aku hanya berbicara jujur, melihat dari ekspresi Kakak Ipar di dalam foto, dia itu pastilah tipe wanita setia. Wanita yang setia patut untuk kita perjuangkan!" Arjun menghela nafas sejenak. "Aku bahkan belum menemukan satu pun, kebanyakan wanita di sisiku hanya memandang harta dan kesenangan saja!" akunya ju
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-27
Baca selengkapnya

69. Pasukan Keamanan Pulau

Persembahan apa maksud wanita itu? "Jika kalian tak mau pergi, maka tinggallah di sini selamanya. Sebagai persembahan agar pulau ini tetap stabi!" ujar si wanita lalu kembali menyerang Caka. Caka yang memegangi lengannya yang tegores, langsung membuka mata lebar dan menghindar dari tebasan pisau itu. Saat si wanita menjulurkan lagi tangan berisi pisau itu, Caka menangkap pergelangan tangannya sembari ia memuat tubuh hingga berada di belakang si wanita. Tantann wanita itu terputar ke belakang. Dengan putaran lebih erat, sia wanita meraung dan pisau di tangannya terlepas. Selanjutnya Caka mengcengkeram leher wanita itu menggunakan tangan yang satunya lagi. Melihat ketuanya sudah tersandera, semua wanita itu pun berhenti menyerang. "Kami datang secara baik-baik, sama sekali tidak memiliki niat jahat malah kenapa kalian menyerang kamu?" "Sudah ketua kami katakan, orang asing dilarang masuk pulau ini!" seru salah satu dari mereka. "Aku sungguh sama sekali tak memilikinya nia
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-28
Baca selengkapnya

70. Kita Akan Pesta

Wanita itu menatap Arjun dngan senyum miring. "Kau bisa meragukan aku, aku juga tidak memaksa kau percaya padaku!" "Aku percaya padamu!" ungkap Caka membuat Arjun melotot. "Kak Caka." "Jangan berburuk sangka tanpa bukti!" potong Caka kalau melangkah lebih dulu. Arjun mengepalkan tinju. Ia melihat tajam terhadap wanita itu saat melewatinya. Si wanita hanya menggeleng. Setelah Caka dan Arjun masuk, ia pun menutup pintu kembali. di sepanjang lorong gua itu sudah ada kumpul yang menempel pada dindingnya sebagai penerangan. Wanita itu berjalan lebih cepat sehingga berada di depan keduanya untuk memandu. Gua yang mereka tapaki cukup panjang juga, hal itu benar-benar membuat Arjun sangat khawatir. Ia takut wanita itu hanya menjebak mereka dan ingin mencelakai mereka. Maka dari itu Arjun sangat waspada dan tak pernah melepaskan matanya dari sosok wanita itu. Hingga akhirnya si wanita menekan salah satu dinding gua dan pintu gua pun mulai terbuka. Caka keluar lebih
last updateTerakhir Diperbarui : 2024-07-29
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status