Home / Urban / Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Sang Pewaris Cincin Penguasa Dunia: Chapter 71 - Chapter 80

88 Chapters

71. Lembah Persik

Para wanita itu melotot mendngar ucapan Arjun. Mereka pun bangkit berdiri. "Ladys, karena tidak akan bisa mengalahkan Kak Caka. Jadi lebih baik jangan mengganggu urusannya!" "Kalian!" "Ada apa ini?" sebuah suara berwibawa muncul dari dalam bangunan. Caka dan Arjun langsung mengalihkan pandangan ke pemilik suara. Seorang wanita dewasa sekitar usia 40-an muncul, dia masih sangat cantik dalam usianya. "Guru!" semua gadis pun berlutut memberi hormat untuk beberapa saat. Pandangan mata wanita itu mengarah pada Caka. Tatapannya sangat tajam dan dalam. "Kenapa kau membuat kerusuhan di daerahku anak muda?" "Maafkan saya Master, saya datang ke sini hanya untuk mencari penawar yang katanya berasal dari pulau ini!" jawab Caka. "Penawar?" "Guruku terkena racun Pulau persik, dan penawarannya hanya ada di tempat ini!" jawab Caka. Wanita itu tampak mengangguk pelan. "Masuklah!" ujarnya lalu berbalik dan berjalan masuk. Caka tertegun, apakah ia salah dengar? Wanita
last updateLast Updated : 2024-07-30
Read more

72. Salah Tujuan

Malam itu Caka merasa gelisah, ia sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Meski Arjun sudah terlelap bahkan mendengkur pelan. Akhirnya Caka pun bangkit duduk, "Kenapa perasaanku tidak enak seperti ini?" Ia benar-benar merasa sangat gelisah. Tiba-tiba saja ia melihat ada kelebat bayangan di depan pintu, ia memperhatikan dengan seksama area bawah pintu apakah hanya perasaannya saja atau memang ada bayangan di sana. Rupanya memang ada bayangan di bawah pintu dan lebih dari satu orang. Juga ada bisik-bisik meskipun ia tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Caka akhirnya memutuskan untuk berpura-pura tidur. Ingin tahu apakah mereka hendak masuk kamarnya atau tidak. Kreeek! Derit pintu yang terbuka membuatnya mengulas yang tipis di wajah dengan mata yang masih terpejam. Apa yang ingin para wanita itu lakukan? "Mumpung mereka tidur ayo kita lakukan sekarang!" ajak salah satu wanita itu. Teman-temannya mengangguk dan langsung hendak membawa tubuh Caka dan Arjun. Tapi Cak
last updateLast Updated : 2024-07-31
Read more

73. Persembahan

Caka masih menebak-nebak dalam pikirannya. Kira-kira para wanita ini menyembah setan apa di atas gunung seperti ini? sepertinya ini aja benar-benar sudah salah tempat. Tak mungkin Master yang memiliki penawar racun Pulau persik menyembah iblis kan? Sekarang Caka semakin yakin jika ia dan Arjun datang ke tempat yang salah. Mereka belum bertemu dengan master yang bisa membuat penawar racun Pulau persik. Gadis yang menuntun Caka kini berbalik, menatapnya dengan senyum miring terlukis di wajahnya. "Kau datang dengan suka rela untuk menyerahkan dirimu, jangan salahkan aku!" Caka menghela nafas dalam. "Aku memang datang dengan sukarela, tapi bukan untuk menyerahkan diri melainkan untuk membawa temanku kembali!" "Siapa pun yang sudah sampai di gunung ini tidak akan pernah bisa lolos!" ujar salah satu dari mereka. "Oya?" sahut Caka dengan santai. Lalu dengan gerakan cepat ia menyerang mereka semua. Semua gadis itu terperangah. Mereka tak menyangka jika pemuda itu rupa
last updateLast Updated : 2024-08-01
Read more

74. Dewi Kemuliaan

Kedua mata Arjun melebar saat melihat Ailey mengayunkan pidau ke arahnya. Refleks ia meloncat dari batu. Ailey merasa kesal karena gagal menikam, ia lalu menyerah Arjun dengan kekuatannya, mengarahkan telapak tangan ke arah dada Arjun. Seiring gumpalan cahaya keluar, tubuh Arjun terpental dan terjerembab ke tanah. Ailey melangkah ke arahnya. Arjun mengelus dadanya yang terasa sakit. Ia menoleh Ailey yang datang padanya. "Apa yang terjadi? Kenapa ... kau menyerang kami?" "Kalian adalah persembahan untuk Dewi kemuliaan, yang akan menjaga tempat ini dari segala kerusakan!" "Persembahan? Dewi kemuliaan, ini konyol!" Ailey tampaj murka mendengar sahutan Arjun. "Berani sekali kau meragukan Dewi!" serunya menerjang Arjun. Seketika Arjun bangkit dan melawan. Di sisi yang lain Caka berhasil melumpuhkan semua anak buah Ailey. Ia langsung membantu Arjun melawan Ailey. Tubuh Ailey terpental mundur beberapa langkah oleh pukulan Caka di dadanya. Ia memegang dadanya dengan
last updateLast Updated : 2024-08-02
Read more

75. Hutan Kematian

"Meletus?" seru Arjun semakin panik. Caka langsung menariknya berlari keluar, Arjun segera tersadar dan menyesuaikan larinya. Lahar yang meletup-letup itu mulai merangkak naik ke permukaan, mulai mengaliri lorong jalan uang mereka gunakan untuk memasuki gua lagar itu. Rasa panas mulai bisa mereka rasakan. "Kak Caka, bagaimana ini?" tanya Arjun yang terus berlari. Setelah keluar dari mulut gua, mereka melompat ke sebuah pohon besar. Caka bisa mendarat sempurna dan naik ke dahan yang kuat, sementara tangan Arjun yang satu lepas dan hanya satu tangan yang bergelantungan. Sementara aliran lahar mulai tampak membanjir, membakar apa aja yang dilaluinya. "Arjun!" Caka mengulurkan tangannya. Arjun berusaha untuk meraihnya. Ia mecoba meraih berkali-kali, "Kau pasti bisa!" seru Caka memberi semangat. Ujung kaki Arjun nyaris menempel pada lahar yang mengalir kian deras itu. Sekali lagi ia mengayunkan tangan untuk meraih tangan Caka dan akhirnya berhasil. Caka menariknya ke ata
last updateLast Updated : 2024-08-03
Read more

76. Penawaran Si Pria Misterius

"Hutan Kematian?" desis Caka dan Arjun hampir bersamaan. "Karena kalian telah lancang, maka kalian harus dihukum!" seru pria itu. "Tunggu!" seru Caka merentangkan kedua tangan ke depan, "Kami hanya tersesat!" Pria itu menyipitkan mata, "Tersesat? Ke mana tujuanmu?" Caka melirik Arjun yang juga meliriknya. "Kami mencari penawar racun pulau persik!" "Penawar racun pulau persik, jadi ada yang terkena racun itu?" "Guruku diracuni seseorang, katanya penawarnya hanya ada di sini. Jadi aku datang untuk meminta penawarnya!" "Itu adalah trik kuno yang selalu digunakan setiap orang untuk datang ke pulau ini, tapi sebenarnya mereka mencari sesuatu yang lain!" sahut pria itudengan sinis. Tentu saja Caka dan Arjun terkejut dnegan penuturan pria itu. "Alasan? Aku benar-benar tidak beralasan, guruku memang diracuni. Dan kata para master yang lain itu adalah racun pulau persik. Dan penawarnya hanya ada di sini juga!" seru Caka dengna jujur. "Memang, racun pulau persik memang ada
last updateLast Updated : 2024-08-04
Read more

77. Master Arcaka

"Kak Caka!" seru Arjun terkejut menyaksikan hal itu, ia hendak berlari ke arah Caka namun salah satu tangan Caka merentang ke arahnya untuk menghentikan. Caka mengangkat wajahnya ke arah pria misterius itu, menyimpulkan senyum miring sambil kembali berdiri. "Kerahkan semua kemampuanmu!" pintanya menantang. Pria itu mengeraskan rahang, menggenggam lebih erat pedang di tangannya. "Baiklah, jika itu yang kau mau. Aku akan menghabisimu, karena siapa pun yang berani memasuki hutan kematian tidak ada yang bisa keluar!" sahutnya mengangkat kedua tangan dengan kuda-kuda ilmu pedang. Lalu ia berlari ke arah Caka yang siap menyambut. Caka pun berlari ke arahnya, dua pegang kembali beradu beberapa kali. Dan aduan yang terakhir membuat pedang di pria misterius itu patah menjadi dua. Bagian yang patah terpental menjauh. Pria itu memegang hanya separuh pegang. Ia sungguh snagat terkejut akan hal itu. "Tidak mungkin! Ini ...." Satu gerakan cepat Caka langsung menempelkan pedangnya ke leh
last updateLast Updated : 2024-08-05
Read more

78. Kembali ke Dessvault

Wanita itu tak menjawab pertanyaan Caka. Ia justru membuat dua cangkir minuman yang kemudian disuguhkan kepada cakar dan Arjun. Baik Caka maupun Arjun hanya menatap minuman di meja di depan mereka. bagaimana mereka tahu apakah minuman itu diracuni atau tidak! Dan sepertinya si wanita bisa membaca isi otak keduanya. Ia pun menyimpulkan senyum. "Kalian takut minuman ini ada racunnya?" "Saat ini, kami tidak bisa mempercayai siapapun!" jawab Caka. "Baiklah, aku hargai kekujuranmu. Tapi terus terang saja aku tersinggung!" "Kami hanya mencoba untuk berhati-hati, setiap orang yang kami temui selalu mencoba untuk mencelakai kami. jadi bukankah wajar jika kami harus bersikap hati-hati?" jawba Caka. Wanita itu menghela nafas panjang. "Namaku, Griselda. Aku tabib di wilayah ini!" Mata Caka dan Arjun melebar seketika. "Ta-tabib?" Griselda hanya menjinjing satu alis. "Master Arcaka adalah guruku, tapi saat ini beliau sedang meditasi. Mungkin tidak bsia diganggu!" "Medita
last updateLast Updated : 2024-08-06
Read more

79. Berada di Tempat dan Waktu yang Salah

"Apa yang terjadi?" bingung Caka. Ia tak bisa menemukan Mac di mana pun, bahkan nomornya juga tak bisa dihubungi. "Arjun, aku harus menemukan Mac!" ujarnya hendak melangkah ke laur rumah. Namun Arjun menghalanginya. "Ini sudah malam, kau istirahat saja dulu!" Caka menggeleng. "Tidak,, dia bukan hanya sekedar pengawalku!" "Aku tahu, tapi kita tidak bisa sembarang pergi keluar. Tenangkan dulu dirimu, aku akan coba hubungi orang-orangku!" Baru saja ia membuka handphone, sudah ada panggilan masuk dari Nardo. "Ada apa?" "Syukurlah aku bisa menghubungimu? Apakah di sana benar-benar tak ada sinyal?" tanya Nardo dengan suara lega. Seolah menahan kecemasan selama ini. "Ada apa, Nardo?" "Vila milik Kak Caka diserang sekelompok orang misterius. Beruntung saat itu kami memang berniat ingin mengajak Mac bersenang-senang, jadi kami datang ke vila!" "Jadi sekarang di mana Mac?" "Ada di rumahku tenang saja, meski terluka tapi tidak parah!" Arjun menghela nafas lega, melihat hal itu
last updateLast Updated : 2024-08-07
Read more

80. Kesembuhan King Master

"Kita pergi sekarang!" ujar Caka dengan tegas. "Aku dengar King Master dirawat di kediamannya di vila La Gracille. Di sana penjagaannya sangat ketat!" tukas Ryuka. "Iya, takutnya ada musuh yang memanfaatkan kondisi King Master untuk mencelakainya lagi!" imbuh Nardo. "Tak apa, aku akan ke sana bersama Mac!" "Kak Caka, aku ikut!" pinta Arjun. "Kau sudah cukup banyak membantu, Arjun!" "Siapa tahu Kak Caka membutuhkan bantuan di sana!" Setelah berfikir sejenak akhirnya Caka mengijinkan Arjun ikut bersamanya. Bahkan Ryuka juga. Mereka pergi bersama-sama ke kediaman King Master. Di pintu gerbang, para penjaga melarang mereka masuk. "Katakan pada Tuan kalian, aku membawa penawar untuk King Master!" "Banyak yang berkata demikian, tapi semuanya pembohong!" jawab si pengawal. "Aku tidak berbohong, aku membawanya langsung dari pulau persik. Griselda yang memberikannya!" Pengawal itu tampak berdiskusi dengan temannya beberapa saat. "Baiklah, tunggu di sini!" ujar si pengawal
last updateLast Updated : 2024-08-09
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status