Bam! Huo Lui menerjang ke arena. Menatap Caka dengan amarah. Caka tidak mengerti kenapa salah satu gurunya di Akademi bisa semarha itu? "Dasar pengecut! Pengkhianat!" umpatnya menunjuk Caka dan langsung menyerangnya. Caka tak sempat menghindar, serangan Huo Lui mengenai dadanya hingga ia terpental dan ambruk ke lantai. Caka memegangi dadanya yang terasa sakit. Ia pun bangkit berdiri. "Guru, kenapa Guru menyerangku?" tanyanya heran. "Jangan pura-pura, apa tujuanmu menjadi murid di Akademi?" Caka mengerutkan kening. "Apa maksud ucapan Guru? Aku mendaftar menjadi murid karena ingin memperdalami ilmu bela diri!" "Omong kosong! Kau yang mencuri pil dewa, kau yang meracuni King Master!" tuding Huo Lui. Kedua bola mata Caka pun membesar, kenapa guru Huo bisa menuduhnya seperti itu. Bam! Sekarang Yu Long yang menerjang ke arena. Tepat di depan Caka. "Aku sangat kecewa padamu, Caka. Padahal aku begitu mempercayaimu!" ujar Guru Yu. "Guru, aku tidak melakukan semu
"Tuan Muda!" desis Mac yang masih menatap tak percaya. Ada rasa bahagia yang terselip di dalam dadanya, jika tuan mudanya sudah sekuat itu ... maka tidak akan ada lagi yang meragukannya untuk menjadi pemimpin di Nollyvia. Dan tentu saja ... tuan muda pasti bisa membalas kematian Tuan Besar Madaharsa, bahkan membalas konspirasi yang menimpa Jenderal Raymond Harrits 7 tahun yang lalu. Sekali lagi Caka mengibaskan tangan yang satunya, beberapa orang yang berlari hendak menyerangnya pun terpental. Tubuh mereka bergulingan di tanah, beberapa orang yang baru keluar dari pintu pun tercengang. Caka tak peduli dengan ekspresi mereka, ia berlari bak kilat, nyaris tak terlihat. Menghajar mereka hingga beterbangan, terpental ke sana ke mari. Sementara Mac hanya terbengong. Setelah semua orang yang menyerangnya terkapar, ia pun merangsek ke dalam. Di dalam ruangan itu Arjun dan teman-temannya tengah bertarung dengan para ahli bela diri. Caka bisa melihat tubuh Arjun yang terpenta
Caka melotot menatap Mac dengan penuturan pria itu. Ia merasa tersindir, tentu saja! Tapi apa yang dikatakan Mac itu memang benar, Jenderal Raymond Harriys adalah ahli strategi. Itu sebabnya bisa menjadi seorang Jenderal Besar. Sesampainya di villa Mac langsung mengobati beberapa luka-luka yang ada di tubuh Caka. "Tuan Muda, beristirahat. Baru setelah itu nanti kita pikirkan bagaimana menghadapi masalah ini!" Tapi Caka sama sekali tak bisa tidur. iya terus memikirkan beberapa kepingan-kepingan kejadian yang sepertinya berhubungan! Hingga akhirnya Arjun datang bersama Nardo. Mereka duduk di ruang keluarga. "Syukurlah Kak Caka tak terluka parah!" ungkap Arjun dengan lega. "Terima kasih, Arjun. Kalian ambil bagian membelaku hari ini. Padahal dan bisa saja bergabung untuk meringkusku!" "Kenapa kami harus meringkus Kak Caka?" tanya Nardo heran. "Bukankah aku telah meracuni King Master?" "Kami idiot jika mempercayai akan hal itu!" sabut Arjun dengan tawa ringan. Ca
Caka bertolak ke lembah persik ditemani Arjun. Awalnya mereka menggunakan mobil, namun karena lembah persik berada di sebuah pulau, mereka pun harus naik perahu. Perjalanan naik perahu memakan waktu lebih lama. Sekitar lima jam. Arjun menghampiri Caka yang berdiri di pinggir dek. "Apa yang Kak Caka pikirkan?" "Zava, eh!" setelah mengucapkan gadis itu ia tiba-tiba sadar. Kenapa juga ia menjawab seperti itu. "Istri Kakak? Ya ... wanita itu memang pantas untuk dirindukan. Kalau aku jadi Kak Caka, mungkin _" Arjun tak melanjutkan kalimat ketika Caka menoleh dengan tatapan tajam. "Apa kau kekurangan wanita sampai harus membayangkan istri orang?" "Bukan begitu, Kak. Aku hanya berbicara jujur, melihat dari ekspresi Kakak Ipar di dalam foto, dia itu pastilah tipe wanita setia. Wanita yang setia patut untuk kita perjuangkan!" Arjun menghela nafas sejenak. "Aku bahkan belum menemukan satu pun, kebanyakan wanita di sisiku hanya memandang harta dan kesenangan saja!" akunya ju
Persembahan apa maksud wanita itu? "Jika kalian tak mau pergi, maka tinggallah di sini selamanya. Sebagai persembahan agar pulau ini tetap stabi!" ujar si wanita lalu kembali menyerang Caka. Caka yang memegangi lengannya yang tegores, langsung membuka mata lebar dan menghindar dari tebasan pisau itu. Saat si wanita menjulurkan lagi tangan berisi pisau itu, Caka menangkap pergelangan tangannya sembari ia memuat tubuh hingga berada di belakang si wanita. Tantann wanita itu terputar ke belakang. Dengan putaran lebih erat, sia wanita meraung dan pisau di tangannya terlepas. Selanjutnya Caka mengcengkeram leher wanita itu menggunakan tangan yang satunya lagi. Melihat ketuanya sudah tersandera, semua wanita itu pun berhenti menyerang. "Kami datang secara baik-baik, sama sekali tidak memiliki niat jahat malah kenapa kalian menyerang kamu?" "Sudah ketua kami katakan, orang asing dilarang masuk pulau ini!" seru salah satu dari mereka. "Aku sungguh sama sekali tak memilikinya nia
Wanita itu menatap Arjun dngan senyum miring. "Kau bisa meragukan aku, aku juga tidak memaksa kau percaya padaku!" "Aku percaya padamu!" ungkap Caka membuat Arjun melotot. "Kak Caka." "Jangan berburuk sangka tanpa bukti!" potong Caka kalau melangkah lebih dulu. Arjun mengepalkan tinju. Ia melihat tajam terhadap wanita itu saat melewatinya. Si wanita hanya menggeleng. Setelah Caka dan Arjun masuk, ia pun menutup pintu kembali. di sepanjang lorong gua itu sudah ada kumpul yang menempel pada dindingnya sebagai penerangan. Wanita itu berjalan lebih cepat sehingga berada di depan keduanya untuk memandu. Gua yang mereka tapaki cukup panjang juga, hal itu benar-benar membuat Arjun sangat khawatir. Ia takut wanita itu hanya menjebak mereka dan ingin mencelakai mereka. Maka dari itu Arjun sangat waspada dan tak pernah melepaskan matanya dari sosok wanita itu. Hingga akhirnya si wanita menekan salah satu dinding gua dan pintu gua pun mulai terbuka. Caka keluar lebih
Para wanita itu melotot mendngar ucapan Arjun. Mereka pun bangkit berdiri. "Ladys, karena tidak akan bisa mengalahkan Kak Caka. Jadi lebih baik jangan mengganggu urusannya!" "Kalian!" "Ada apa ini?" sebuah suara berwibawa muncul dari dalam bangunan. Caka dan Arjun langsung mengalihkan pandangan ke pemilik suara. Seorang wanita dewasa sekitar usia 40-an muncul, dia masih sangat cantik dalam usianya. "Guru!" semua gadis pun berlutut memberi hormat untuk beberapa saat. Pandangan mata wanita itu mengarah pada Caka. Tatapannya sangat tajam dan dalam. "Kenapa kau membuat kerusuhan di daerahku anak muda?" "Maafkan saya Master, saya datang ke sini hanya untuk mencari penawar yang katanya berasal dari pulau ini!" jawab Caka. "Penawar?" "Guruku terkena racun Pulau persik, dan penawarannya hanya ada di tempat ini!" jawab Caka. Wanita itu tampak mengangguk pelan. "Masuklah!" ujarnya lalu berbalik dan berjalan masuk. Caka tertegun, apakah ia salah dengar? Wanita
Malam itu Caka merasa gelisah, ia sama sekali tidak bisa memejamkan mata. Meski Arjun sudah terlelap bahkan mendengkur pelan. Akhirnya Caka pun bangkit duduk, "Kenapa perasaanku tidak enak seperti ini?" Ia benar-benar merasa sangat gelisah. Tiba-tiba saja ia melihat ada kelebat bayangan di depan pintu, ia memperhatikan dengan seksama area bawah pintu apakah hanya perasaannya saja atau memang ada bayangan di sana. Rupanya memang ada bayangan di bawah pintu dan lebih dari satu orang. Juga ada bisik-bisik meskipun ia tak bisa mendengar apa yang mereka bicarakan. Caka akhirnya memutuskan untuk berpura-pura tidur. Ingin tahu apakah mereka hendak masuk kamarnya atau tidak. Kreeek! Derit pintu yang terbuka membuatnya mengulas yang tipis di wajah dengan mata yang masih terpejam. Apa yang ingin para wanita itu lakukan? "Mumpung mereka tidur ayo kita lakukan sekarang!" ajak salah satu wanita itu. Teman-temannya mengangguk dan langsung hendak membawa tubuh Caka dan Arjun. Tapi Cak