All Chapters of TEA SOMMELIER GIRL ( GADIS PERACIK TEH): Chapter 111 - Chapter 120

139 Chapters

Setelah Peristiwa Lima Tahun Itu

Kami meninggalkan daerah hutan rimbun itu. Suara dentuman kebakaran pesawat masih terdengar dengan nyaring. Aku bahkan tak bisa menatap lagi dengan jelas pesawat yang sudah jadi puing-puing itu.Tak ada suara diantara bodyguard kami, pilot dan co pilot ku selamat meski pilot pesawat kakinya terluka.  Anakku, bagaimana keadaannya. Aku ingin pulang untuk menemui Ansel, tapi keadaan kacau seperti ini.“Matikan ponsel kalian jangan tinggalkan jejak apapun.” Kata pilot pesawat.“Kapten, mengapa baru sekarang memberitahu kami. Harusnya sejak awal Anda memberi kami kode kalau ada bom di pesawat!” Protes salah satu bodyguard kakek bernama Sandy.“Kapten Luis, Anda melanggar protocol keselamatan yang sudah di tetapkan Tuan Matsuyama.” Lagi-lagi Sandy memprotes. Urat lehernya sampai terlihat karena ia ngotot bicara.“Kamu pikir mudah berada dalam posisiku, hah?” Kapten Luis berte
Read more

Penerbangan ke Jakarta

 Betul ternyata Tuan Sagef sempat mendekat ke arah kami, ia melihat wajahku dengan seksama. Bersyukurnya Sandy yang sadar dengan hal itu langsung memintaku untuk masuk ke belakang.“Madam, tadi Chef Luisa memanggil Anda!”Luisa? Kutajamkan pendengaranku, ternyata memang benar. Sandy memanggil nama Kapten Luis dengan sebutan Luisa.Aku hanya mengangguk kemudian melengang masuk ke dapur tempat kami memasak. Setelah masuk ke dapur aku mengintip dari celah pintu kalau ternyata Mr. Sagef ngobrol lama dengan Sandy.Tak lama setelah mereka selesai makan, mereka pun meninggalkan tempat. Lega sekali rasanya.“Madam.” Panggil Chef Luis. Ia sedang menumis bumbu untuk Kepiting.Aromanya menusuk hidungku. Aku teringat kembali pada anak-anakku. Sudah sebesar apa meerka sekarang. Tak ada satu medsos pun yang bisa kami akses untuk mencari berita tentang anak-anakku. Yang ada hanya berita keluarga Baskoro Group itu pun ha
Read more

Kembali ke Tengah Keluarga Kembali

Di dekat tempat pembuangan sampah itu terdapat beberapa rumah yang berderet. Banyak anak-anak kecil yang bermain di sekitarnya. Kapten Luis menarik lenganku, begitu juga Sandy. Ia langsung sigap untuk berjalan mlipir ke samping rumah. Kami bersembunyi. Apa karena kami sudah di Jakarta? Kedua orang kepercayaanku ini memang sudah macho dan rapi penampilannya. Hari ini aku hanya mengenakan dress di bawah lutut lengkap dengan balzer warna putih. Aku juga tak berpenampilan terlalu mencolok.Dari kejauhan ku lihat iring-iringan mobil berwarna hitam. Mereka memarkir mobil agak jauh dari tempat pembuangan sampah. Siapa pria yang berdiri paling depan sambil menggandeng anak perempuan itu? Pria itu, rasanya aku sangat familiar dengannya. Ta-pi? Tak mungkin kalau itu Mas Gavrielle. Suamiku tak pernah berpenampilan segarang itu. Rambutnya ia ikat, tubuhnya memang lebih berisi. Dan sejak kapan ia mengenakan kacamata hitam?Sebegitu drastis kah perubahan penampilan
Read more

Nama Saya Tari

Ku ikuti langkah Mbok Sumi masuk lewat pintu samping rumah hingga sampai di toilet luar rumah.“Mbak, maaf ya. Alangkah baiknya mandi dulu. Akan saya siapkan baju ganti dan seragam ART seperti Mia dan Ratmi.” Tutur Mbok Sumi pelan.Mbok Sumi lantas membuka pintu toilet. Aku termangu sesaat menatap kebun belakang toilet luar yang di sulap begitu indah. Gazebo, kolam juga air mancur. Ternyata suamiku sedang duduk di Gazebo sambil menghisap cerutu. Ia terlihat begitu dingin dan arogan. Aku memahami kesedihannya selama beberapa tahun ini. Aku pun terpaksa sembunyi demi bisa menemuinya kembali. Aku begitu rindu padanya juga anak-anakku.Mbok Sumi memberikan paper bag padaku. Ku tutup pintu toilet perlahan. Selama menempati rumah tak pernah sekalipun aku masuk ke toilet yang biasanya di gunakan bodyguard juga security ini. Tak masalah buatku, bisa kembali ke rumah saja aku sudah bersyukur.Selama setangah jam aku membersih
Read more

Jangan Sampai Ketahuan!

Apa hanya suamiku yang sadar kalau aku memang Renata. Ah, kacau. Aku kurang lihai menyamar. Malam itu juga aku masuk ke kamar. Suasana rumah sudah sunyi. Bodyguard masih berjaga di depan juga ada yang patroli jaga. Ku lepaskan kacamataku dan juga tahi lalat palsuku. Ku lepas seragamku. Ah leganya, bisa kembali ke rumah.Sejenak merebahkan tubuhku setelah perjalanan panjang yang begitu melelahkan. Para bodyguard kakek apakah sudah tiba di rumah mereka masing-masing? Aku harap perjalanan mereka lancar.Mata ini semakin berat saja. Ku ambil selimut yang ada di almari kecil berwarna coklat tua itu. Ku jerang selimut tebal itu untuk menutupi tubuhku yang meringkuk.Sayup-sayup ku dengar suara pintu dibuka. Suaranya mirip dengan suara pintu di buka di pagi hari di warung Culinary A& A yang ku tinggalkan beberapa jam lalu.Masa bodoh. Ku dengar helaan nafas, tubuhku rasanya seperti tersengat aliran listrik. Tiba-tiba saja Mas Gavrielle masuk ke kamarku.“Mas?” Tanyaku dengan kaget.Mas Gavri
Read more

Ketemu Mama dan Papa Mertua Lagi.

Gara-gara ide Mas Gavrielle dan sikap ngeyelnya jadi aku kena batunya.“Tari, jangan mentang-mentang wajah kamu mirip dengan Nyonya Renata, kamu bisa memanfaatkan situasi ya.” Sindir Mbok Sumi.Rasanya hatiku tercubit mendengar omelan pedas dari mulut Mbok Sumi. Tapi kalau dipikir-pikir itu artinya Mbok Sumi adalah orang yang loyal pada suamiku juga diriku. Apa Mbok Sumi nggak bisa mengenaliku sama sekali? Padahal aku sangat kangen dengan Simbok. Ingat masa lalu, bagaimana ia memperlakukanku dengan baik meskipun sikap majikannya alias suamiku sangat arogan padaku.“Tuan hanya menjelaskan tugas pada saya Mbok.”Mbok Sumi melengos dan memonyongkan bibirnya. Sungguh, aku sama sekali tidak nyaman dengan sikapnya ini. Meski aku sedang menyamar. Kalau Mbok Sumi tahu semuanya bisa-bisa rencanaku justru runyam malahan.“Ya sudah, kalau begitu naiklah ke lantai dua. Bangunkan Mbak Ansel dan Mas Arsen.” Perintah Mbok Sumi. Aku tak membantah, hanya mengangukkan kepala saja.Hari pertama aku bek
Read more

Renata Asli

 Mungkinkah Papa Syaron tahu kalau aku memang menantu mereka. Aku sama sekali nggak ada niat untuk mengelabuhi mereka yang sudah selama lima tahunan mencariku juga pastinya repot karena harus mengurus anak-anakku. Meskipun mertuaku sudah semakin berumur tapi mereka tetap tampil prima dan modis.Mbok Sumi mengantarkan teh dengan tergopoh-gopoh. Seperti yang ku duga semua jadi heboh. Diantara keriuhan ini justru suamiku yang paling anteng. Karena dia sudah tahu semua yang ku rencanakan.“Tumben kamu tampil rapi hari ini, Vriel? Ada gerangan apa? Bukan karena ART baru ini kan?” Ucap Tante Haruka. Ia benar-benar tak tahu sikon. Mulutnya ternyata benar-benar beracun.Aku benar-benar harus menahan emosiku menghadapi mulut pedas Tante Haruka, kupikir ia wanita yang beradab dan sangat tulus pada keluarga Besar Matsuyama tidak tahunya ia Serigala berbulu Domba.“Ini sudah lima tahun Ma, Renata tidak ditemukan. Tapi aku masih
Read more

Menjemput Anak-anak Sekolah

 Pak Khamdan berdiri mematung. Aku yakin beliau masih bingung dengan keadaan ini. Karena aku duduk di sofa paling ujung, jadi aku mendatangi Pak Khamdan.“Alhamdulillah saya masih sehat, Pak. Ayo Bapak duduk dulu.” Pak Khamdan menurut, ia lalu duduk.“Bapak jangan ikutan sedih Pak. Hari ini sudah banyak orang yang menangis di sini.” Bujukku dengan setengah bercanda. Tapi rupanya hal itu tidak mempan juga. Pak Khamdan menangis tanpa suara.“Saya menemukan tas nyonya yang remuk di dekat puing-puing pesawat. Karena itu saya yakin nyonya sudah tiada.” Kata Pak Khamdan pelan.Aku yakin pasti keluarga besar Baskoro mengalami hari-hari yang pahit. Tak beda jauh dengan apa yang ku alami selama lima tahun ini.Pak Khamdan lantas menyeruput teh yang ada di meja. Kami akhirnya ngobrol santai. Mas Gavrielle dengan entengnya menyalakan televisi. Ia memutar iklan yang memperlihatkan produk teh yang ku rac
Read more

Menginap di Rumah Lama

 Mataku semakin pedas saja dan rasanya aku semakin ingin menangis. Ternyata sambal yang ku makan pedas sekali. Aku meraih tempat air yang di bawa Mas Gavrielle lalu menuang air ke gelas.“Huh, pedesss.” Mas Gavrielle memberiku tissue makan.“Kenapa kamu nggak ngomong sejak dulu, Sen?” Protes Mas Gavrielle di sertai tatapan tajam.Nyali Arsen pasti ciut. Ia jadi menundukkan pandangannya. Tak berani menatap aku maupun Mas Gavrielle.“Sudah dong Mas, jangan marahi Arsen. Yang penting kita sudah kumpul lagi.”Mas Gavrielle lantas berjalan ke wastafel untuk mencuci tangan. Ia kembali setelah mencuci wajahnya.“Maafin Papa, Cen. Bukan maksud Papa begitu.” Mas Gavrielle mengacak rambut Arsen lalu ia duduk kembali.Aku nggak menyangka sama sekali kalau putraku ternyata adalah sosok yang sudah memberi modal secara tidak langsung pada usahaku. Dulu aku merintis usaha itu dari nol. Kal
Read more

Ke Sekolah Bareng Suami

Klek.Pintu kamar kembali terbuka ternyata Mas Gavrielle tidak pergi kemanapun. Ia hanya menguping di belakang pintu.“Ternyata kalian rese sama Papa ya?”Anak-anakku turun dari ranjang sambil membawa guling juga bantal. Mereka mencebikkan bibirnya membuat geli. Persis aku juga Mas Gavrielle kalau ngambek.“Makanya lain kali jangan iseng. Besok kita ke tempat kakek setelah ambil rapor.”Anak-anakku membawa bantal dan guling keluar kamar sambil tertawa.“Yes.” Ucap Arsen.“Kita ke Jepang?”Mas Gavrielle menggeleng.”Ke Bogor Ren. Kakek Kenzo tinggal di Indonesia setelah di perbolehkan keluar dari rumah sakit.”Aku bisa bernafas lega setelah tahu kabar ini.“Kita ke kantor polisi sebentar besok. Kamu nggak perlu takut, Ren. Lini bisnis kita aman. Barang bukti yang ada aman di tangan Kapten Luis. Salinan juga sudah di bawa ke pengacara papa.”Meskipun semua bukti aman tapi aku masih sedikit was-was. Ku pikir Kakek Kenzo adalah pria yang kejam tidak tahunya semua tindakannya karena kesalah
Read more
PREV
1
...
91011121314
DMCA.com Protection Status