Home / Pendekar / Geger Pendekar Naga / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Geger Pendekar Naga: Chapter 31 - Chapter 40

81 Chapters

31. Perang VI

31. Perang VI"Bergabung bersama kalian? Haha, aku tidak sudi bergabung dengan kumpulan iblis seperti kalian!!!" Banyu Aji menyeringai dengan lantang, "Dan, kau pula harus sadar jika posisimu saat ini tidak dalam posisi yang bisa mengancam!!!"Datra meneguk ludahnya dan tersenyum tipis, dia sudah kehabisan cara untuk menyelesaikan pertarungan ini tanpa mempertaruhkan nyawanya."Anak muda, apa kau pikir aku takut untuk melanjutkan pertarungan ini? Tidak sama sekali, aku akan dengan senang hati melanjutkan kembali pertarungan ini," ucap Datra yang masih berusaha memberikan penekanan kepada Banyu Aji, sehingga akan menciptakan keraguan dan ketakutan di dalam hati sanubarinya.Tanpa menanggapi ucapan Datra, Banyu Aji berpindah tempat dan melayangkan satu tendangan yang mengincar bagian batok kepala Datra. Datra bereaksi dengan menundukkan kepalanya, sebelum melompat menjaga jarak.Datra yang sudah dalam posisi siaga, tanpa kendala membangun serangan balik menggunakan pedangnya. Sabetan pe
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

32. Akhir Perang

32. Akhir Perang Perang besar yang mempertemukan dua pasukan dari dua wilayah kerajaan berbeda itu berlangsung hampir seharian lebih.Banyak pendekar gugur menjadi korban dari peperangan panjang itu. Tidak sedikit yang kehilangan bagian tubuhnya. Pasukan yang di bawah pimpinan dua perwira Kerajaan Dataran Langit juga menderita parah. Banyak dari mereka mati dengan kehilangan bagian tubuhnya, akibat tajamnya pedang naga iblis milik Banyu Aji yang menjadi momok menakutkan bagi prajurit Dataran Langit, bahkan sosok Banyu Aji juga di takuti oleh dua perwira itu, Bonggel dan Datra yang sama-sama menderita luka yang serius.Perang itu berakhir ketika dua perwira dari Dataran Langit itu melesat melarikan diri dari perperangan. Sementara mereka yang bertahan di lokasi, memilih mengibarkan bendera putih dan menjatuhkan senjatanya pertanda menyerah.Dengan menyerahnya pasukan yang tersisa, maka kemenangan sudah di pastikan di dapat pihak Kadipaten Seluma. Namun, tidak ada raut wajah kegembira
last updateLast Updated : 2024-10-15
Read more

33. Perjalanan Baru

33. Perjalanan Baru Setelah perperangan besar itu selesai, serta penguburan masal prajurit yang gugur usai, Banyu Aji memilih langsung berpamitan."Pintu Kadipaten Seluma akan terbuka lebar untuk kau kembali, tuan pendekar," ucap Adipati Sancaka yang mengantarkan langsung Banyu Aji ke depan pintu gerbang kediamannya itu."Aku akan mengingatnya dengan baik, Gusti Adipati. Aku pamit," setelah itu, sosok Banyu Aji melesat menghilang di telan keramaian kadipaten itu.Tempat pertama yang di datanginya tentu, penginapan yang telah di sewa beberapa hari yang lalu. Di tempat itu, terlihat Nadira sedang menantikan kehadirannya."Tuan, kau akhirnya kembali," Nadira langsung memeluk sosok itu. Dia jelas sangat khawatir atas keselamatan Banyu Aji, apalagi setelah mendengar perperangan besar di wilayah luar Kadipaten Seluma."Aku tidak apa-apa, kau sepertinya begitu mengkhawatirkanku, nona," ucap Banyu Aji.Nadira melepaskan pelukannya seketika, dia jelas melalukan itu tanpa sadar. Wajah Nadira s
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

34. Biksu Muda

34. Biksu MudaBOMMM!!!Ledakan keras menghantam gubuk itu dan membakarnya, hingga menciptakan api yang membumbung tinggi ke langit. Seketika membuat suasana menjadi terang benderang.Arya Geni yang sudah mempersiapkan diri melompat menjauh dari kebakaran itu. Dia menajamkan penglihatannya mencari keberuntungan sosok yang sudah menyerangnya itu."Kau mencariku? Tuan biksu mulia," ucap lelaki tua berjubah hitam pekat itu, lengkap dengan intonasi kata yang mengejek.Arya Geni tersenyum tipis, dia jelas sudah dapat mengenali siapa gerangan yang berdiri di hadapannya ini."Pergilah, sebelum aku membunuhmu!!!" Ancam dukun itu."Amittaba, tidak baik saling membunuh, kisanak. Aku datang kemari hanya ingin membantu menghentikan kejahatan yang telah kau lakukan dan membawmu kembali pada kebenaran. Tidaklah pantas rasanya kita membuat banyak orang menjadi sengsara," ucap Arya Geni sambil terus memainkan tasbih di tangannya itu, serta mulutnya tidak pernah berhenti komat-kamit.Dukun itu tertawa
last updateLast Updated : 2024-10-16
Read more

35. Membantu Biksu Muda

35. Membantu Biksu MudaBanyu Aji menyandarkan badannya ke pohon, dia membolak-balikkan ayam hutan yang baru di panggang nya itu. Banyu Aji terpaksa menunda perjalanannya karena hari sudah gelap, dia sebenarnya bisa saja melanjutkan perjalanan dan beristirahat di desa yang berada di kaki gunung kidul. Namun, Banyu Aji lebih memilih beristirahat di dalam hutan, karena tidak ingin terlalu menarik perhatian. Dia yakin, namanya sudah tersebar ke seluruh dunia persilatan setelah perang yang terjadi di Kadipaten Seluma."Aku harus sesegera mungkin menjadi kuat dan di segani, sehingga memudahkanku menghimpun kekuatan nantinya," ucap Banyu Aji sambil terus membolak-balikkan ayam panggangnya itu.Kriukkk!!!Suara menggema terdengar dari perut Banyu Aji, menandakan para organ perutnya sudah berdemo untuk sesegera mungkin untuk di isi."Akhirnya bisa juga ngisi perut," Banyu Aji langsung menyantap ayam panggang itu, seolah panasnya tidak lagi di rasa.Dalam waktu singkat, ayam panggang itu suda
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

36. Meminjam Kekuatan Iblis

36. Meminjam Kekuatan IblisSuhu seketika turun drastis, udara terasa begitu dingin menusuk ke dalam tulang. Suara desiran angin menambah kesan kengerian di malam itu.Aura iblis merembes keluar dari dalam tubuh seorang lelaki paruh baya yang menatap dua manusia, membuat suasana menjadi lebih mencekam."Sial, kekuatannya sangat besar... Lelaki tua ini sudah memberikan jiwanya pada iblis yang di pujanya," Dalam sekali lihat, Banyu Aji dapat dengan cepat mengenali aura yang menyelimuti tubuh dukun itu. "Aku sangat tersanjung kau dapat dengan cepat menyadarinya, akan tetapi itu tidak akan merubah semuanya," suara dukun itu menjadi lebih berat. Dukun itu berpindah tempat dalam hitungan detik, sebelum melesatkan serangan yang mengincar titik vital Banyu Aji. Banyu Aji merespon dengan melalukan gerakan meliuk-liuk dan salto ke belakang, guna menghilangkan serangan itu.Namun, nyatanya semua itu belum cukup karena dukun itu kembali melakukan serangkaian serangan lanjutan yang menyudutkan
last updateLast Updated : 2024-10-17
Read more

37. Rencana Jaka Waruga

37. Rencana Jaka Waruga Berita penyerangan yang di lakukan oleh Kerajaan Dataran Langit terhadap Kadipaten Seluma dengan cepat sampai ke dalam Keraton. Jaka Waruga yang mendengarnya jelas murka, dia merasa harga dirinya di injak-injak oleh para antek-antek Dataran Langit."Kurang ajar!!! Mereka ingin perang rupanya dengan Sungaisari, jika itu yang mereka inginkan maka akan aku berikan perang!!!" Jaka Waruga benar-benar tidak bisa menahan diri saat prajurit Dataran Langit masuk ke wilayahnya tanpa izin, apalagi dengan jumlah yang sangat besar."Mohon untuk menahan diri, Gusti Prabu. Informasi terakhir pula menyebutkan jika mereka semua berhasil di taklukkan berkat bantuan dari Partai Pengemis," saran Kalandia.Jaka Waruga menghela nafas dengan berat, dia jelas tidak begitu bodoh untuk menembakkan permusuhan antar kerajaan. Tindakannya barusan di lakukan agar dirinya memiliki wibawa dan kekuatan di depan bawahannya."Baiklah, tapi aku ingin kalian memastikan hal-hal seperti ini tidak l
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

38. Penolakan Surya Atlas

38. Penolakan Surya Atlas"Akhirnya semua ini selesai," gumam Banyu Aji, lengkap dengan pedang berlumuran darah di cengkaraman tangan kanannya.Di hadapannya, tergelatak tubuh tak lagi berkepala. Sosok yang tidak lain adalah dukun yang telah tewas di kata pedang Banyu Aji.Banyu Aji menarik nafas dalam-dalam, ini adalah pertarungan terhebat yang pernah di jalaninya selama pengembaraan."Tuan, apakah anda baik-baik saja?" Tanya Arya Geni memecah keheningan malam itu, pasca tewasnya dukun itu."Aku baik-baik saja," Banyu Aji menyarungkan kembali pedangnya itu.Arya Geni tersenyum tipis, Arya Geni dapat bernafas lega saat kata-katanya barusan tidak menyinggung sosok Banyu Aji. Saat ini, di mata Arya Geni sosok Banyu Aji adalah sosok yang mengerikan, bagaimana bisa di usia yang masih demikian muda mampu merenggut nyawa dengan begitu santainya.Di sisi lain, Banyu Aji jelas sadar akan hal itu. Jauh sebelum berkelana, dia sudah di bekali dengan pengetahuan seputar dunia persilatan, salah sat
last updateLast Updated : 2024-10-18
Read more

39. Penyesalan Ranagiri

39. Penyesalan Ranagiri Setelah meninggal Desa Kayu Urip, Banyu Aji akhirnya memutuskan untuk ikut bersama dengan Arya Geni menuju Kuil Cahaya Kebenaran.Banyu Aji merasa dia perlu membangun koneksi dengan para biksu, apalagi dia mendengar jika para biksu itu memiliki kekuatan yang tinggi. Bahkan, salah satu dari biksu itu merupakan pendekar terkuat di aliran putih."Guru Sayuri Geni adalah salah satu yang terkuat... Hanya Ki Ranang Rupo yang mampu mengimbangi kekuatan guru ... " Arya Geni terus bercerita sepanjang perjalanan. Dia bahkan berbagai banyak teknik bertarung dengan Banyu Aji.Selama perjalanan itu, Banyu Aji dapat menyimpulkan jika para biksu itu awalnya belajar ilmu kanuragan hanya untuk melindungi kuil mereka dari ancaman, tetapi seiring berjalannya waktu para biksu berkembang menjadi kekuatan baru dunia persilatan selama ratusan tahun terakhir."Aku rasa tidak lama lagi dunia persilatan agar di gemparkan dengan kehadiranmu, saudaraku. Dengan kemampuan yang kau miliki,
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more

40. Kondisi Kadipaten Wono Agung

40. Kondisi Kadipaten Wono Agung "Tidak berguna!!!" Jaka Waruga melemparkan dua kursi kayu ke arah dua prajurit utusannya yang baru memberikan laporannya.Saksa dan Awda hanya bisa menundukkan kepalanya, mereka jelas sadar jika pimpinannya ini tidak pernah ingin mendengar kata gagal."Jika mereka tidak ingin bergabung denganku, maka hanya ada satu pilihan terakhir, yaitu mereka harus hancur," ucap Jaka Waruga.Sementara Saksa dan Awda hanya bisa diam membisu dan menahan rasa takut yang menjalar di seluruh tubuh mereka."Apa kalian berdua mengerti?" Tanya Jaka Waruga.Saksa dan Awda hanya mengangguk saja, mereka tidak mengeluarkan sepatah katapun."Sekarang aku mempunyai tugas baru untuk kalian, berikan lontar ini kepada Ketua Tengkorak Iblis," Jaka Waruga melemparkan satu lontar itu.Saksa dan Awda tanpa banyak bertanya langsung memohon undur diri untuk segera menjalankan tugas yang di berikan oleh Jaka Waruga.Tidak berselang lama setelah itu, dua prajurit lainnya datang menghadap k
last updateLast Updated : 2024-10-19
Read more
PREV
1234569
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status