Home / Pendekar / Geger Pendekar Naga / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Geger Pendekar Naga: Chapter 51 - Chapter 60

81 Chapters

51. Arya Tirta

51. Arya TirtaTujuh orang perampok itu mendominasi serangan sejak awal. Hujan tebasan terus melesat ke arah Banyu Aji, seolah tidak memberikan waktu bagi Banyu Aji untuk menarik nafas panjang.Serangan beruntun yang di buat oleh para perampok itu nyatanya masih belum mampu memberikan luka pada Banyu Aji. Bahkan terkesan mampu di antisipasi dengan sangat mudah oleh Banyu Aji.Tujuh orang itu terlihat mulai frustasi, karena setiap serangan yang mereka buat seolah tidak mempan sama sekali."Sial, siapa pemuda ini?" Gumamnya. Sosok yang menjadi ketua dari perampok itu tentunya sadar betul jika pemuda yang menjadi lawannya kali ini bukanlah sosok sembarangan, hal ini terlihat dari bagaimana sosok ini mampu mengimbangi setiap serangan yang di buat olehnya dan kelompoknya.Bukan hanya dia yang merasakannya, tetapi mereka semua menyadari jika yang menjadi lawannya jauh lebih kuat dari lawan yang biasa mereka hadapi selama ini."Jangan ada yang lengah, sekali kalian lengah maka nyawa kalian y
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

52. Banyu Aji Vs Arya Tirta

52. Banyu Aji Vs Arya Tirta"Luar biasa, kau memiliki kemampuan menganalisis yang bagus anak muda. Kau terus membuatku semakin tertarik... " Puji Arya Tirta, "Tapi kau sangat berbahaya jika di lepaskan, kau bisa membahayakan kelompok kami ke depannya. Maka dengan sangat berat aku harus menyikirkan dirimu," lanjut Arya Tirta dengan sorot mata yang dingin dan mengintimidasi lawannya.Banyu Aji tentu dengan cepat merasakan perubahan itu, dia mengalirkan tenaga dalam ke sekujur tubuhnya, bersiap jika Arya Tirta melakukan serangan secara tiba-tiba.Menit kemudian, Arya Tirta melakukan serangan cepat ke arah Banyu Aji. Reflek tubuh Banyu Aji membuatnya melompat jauh ke belakang, menghindari serangan kejutan yang di lakukan oleh Arya Tirta.Arya Tirta tersenyum melihat serangan mampu di hindari dengan mudah oleh Banyu Aji, sesuai dengan dugaannya sejak awal."Sesuai dengan dugaanku, serangan itu dapat kau mentalkan dengan cukup mudah," kata Arya Tirta.Arya Tirta kembali bergerak maju menyer
last updateLast Updated : 2024-10-25
Read more

53. Pendekar Pedang

53. Pendekar PedangDua orang itu sama-sama bergerak cepat ke arah depan dengan pedang di cengkraman tangan masing-masing.Menit kemudian, dua orang yang berbeda usia itu saling berbalas tebasan demi tebasan. Kecepatan yang di miliki mereka berdua membuat pertarungan itu kian menarik, denting bunyi pedang beradu kian terdengar semakin cepat, kilatan api pula tercipta akibat benturan dua bilah pedang itu.Bukan hanya mengandalkan pedang, sesekali juga terlihat tendangan yang berakhir dengan menghantam angin juga di lepaskan oleh keduanya."Aku tidak menduga kau juga mahir berpedang. Tidak banyak yang memiliki kemampuan berpedang yang baik ketika dia menguasai gaya bertarung tangan kosong... " Arya Tirta sejak awal tidak menahan diri dalam memuji kemampuan yang di tunjukkan oleh Banyu Aji.Memang sudah lumrah, jika seorang pendekar menguasai kemampuan bertarung tangan kosong yang baik, maka biasanya dia tidak cukup mahir dalam menggunakan senjata, entah itu pedang ataupun yang lainnya.
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

54. Kejutan

54. Kejutan Arya Tirta yang mendengar dan mengetahui jika pemuda yang baru saja di hadapinya adalah putra dari junjungannya, tentu membuatnya terkejut dan sulit untuk mempercayainya."Kau? Kau tidak sedang bercanda bukan?""Kau bisa menilainya sendiri paman. Apakah aku sedang bercanda atau tidak bukan?"Arya Tirta terdiam dan membisu, sungguh dia masih sangat sulit untuk percaya jika di hadapannya saat ini adalah putra Galih Panuraga atau lebih tepatnya Pangeran Mahkota Sungaisari, pewaris sah tahta keraton.Arya Tirta pula tidak bisa menyangkal tentang Banyu Aji yang benar-benar memiliki banyak kemiripan dengan Galih Panuraga."Gusti Pangeran, maafkan aku yang sudah lancang menyerangmu dan maafkan pula atas kebodohanku yang tidak bisa mengenalimu lebih cepat... " Arya Tirta atau dahulu di kenal dengan nama Senopati Arya Tirta bertekuk di depan Banyu Aji.Banyu Aji melihat tindakan yang di laksanakan oleh Arya Tirta tentu sangat terkejut, dia tidak pernah menduga akan membuat situasi
last updateLast Updated : 2024-10-26
Read more

55. Desa Suba

55. Desa SubaBanyu Aji menghabiskan satu purnama lebih di markas milik Arya Tirta. Bahkan Banyu Aji juga ikut melatih beberapa orang prajurit dan memberikan arahan kepada beberapa prajurit yang membuat kemampuan mereka terus berkembang pesat.Banyu Aji tersenyum puas melihat perkembangan yang di perlihatkan oleh para prajurit itu. "Pangeran, aku akan terus membangun kelompok ini supaya semakin besar. Dan di kemudian hari aku akan memimpin pasukanku untuk merebut kembali tahta Keraton Sungaisari," kata Arya Tirta yang berdiri di sebelahnya."Paman, jika kalian sudah memiliki cukup banyak kekayaan, aku harap kalian tidak terlalu bergantung pada hasil rampokan dan rampasan, karena itu akan membuat banyak jatuh korban di pihak kita jika terlalu di paksakan... " Tutur Banyu Aji.Arya Tirta menganggukkan kepalanya, dia juga berpikir seperti itu. Memang sejak pertama kali di dirikan sudah tidak terhitung lagi berapa banyak anggota kelompoknya yang berguguran setiap harinya."Sudah saatnya
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

56. Jaya Wardhana

56. Jaya WardhanaSetelah menunggu cukup lama, makanan yang di pesan oleh Banyu Aji akhirnya tiba pula. Dua ekor ayam bakar dan beberapa buah-buahan sudah terhidang di hadapannya.Banyu Aji tanpa membuang banyak waktu langsung saja menyantap semuanya dengan lahap. Tentu, tidak membutuhkan waktu lama semua hidangan itu ludes tak bersisa. Praktis, hanya buah-buahan saja sebagai makanan penutup."Apakah kalian memilki minuman untuk menghangatkan tubuh?" Tanya Banyu Aji."Tentu tuan, rumah makan ini juga terkenal dengan sajian tuak arennya,""Jika begitu berikan aku satu kendi kecil tuak aren."Tidak lama setelah itu, satu kendi berserta gelas bambu kecil sudah tersaji. Banyu Aji menikmatinya dengan berlahan. Dia memang ingin menikmati setiap perjalanan, baginya tidak ada yang harus di kejar cepat-cepat. Perihal dia yang sedang membangun kekuatan, tentu akan terus di lakukan olehnya, akan tetapi tidak harus kejar-kejaran dengan waktu bukan.Banyu Aji menghabiskan cukup lama di dalam rumah
last updateLast Updated : 2024-10-27
Read more

57. Pameran dan Lelang

57. Pameran dan Lelang Banyu Aji memilih untuk menetap lebih lama di Desa Suba, selain dia memerlukan banyak informasi guna menentukan kemana lagi kakinya akan melangkah, dia juga merasa betah untuk berlama-lama di desa ini.Banyu Aji juga kagum dengan sistem pajak yang di terapkan di desa ini. Pajak masuk yang tinggi itu rupanya di gunakan untuk perawatan desa dan ganti rugi jika terjadi keributan di dalam desa ini. Entah antar pedagang ataupun pembeli, dan pendatang yang notebene berasal dari kalangan para pendekar."Cerdas, di mana saat para pemangku jabatan akan menggunakan posisi untuk memperkuat diri sendiri, akan tetapi kepala desa ini malah menggunakan pajak masuk untuk keperluan penduduknya," kata Banyu Aji memuji.Banyu Aji juga mempelajari tentang aspek-aspek yang ada di desa Suba. Salah satunya penghasilan terbesar Desa ini didapat dari pajak bumi dan pajak niaga yang menjadi tulang punggung kemajuan desa Suba dan juga perguruan harimau putih.Selain mengumpulkan informas
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

58. Pameran dan Lelang II

58. Pameran dan Lelang IIPameran dan lelang yang di lakukan oleh Perguruan Harimau Putih setiap tahunnya tentu di sambut dengan baik oleh beberapa perguruan silat yang berada di sekitaran wilayah mereka, karena dengan adanya kegiatan ini mereka memiliki kesempatan untuk mendapatkan beberapa senjata dan sumber daya yang berharga untuk kemajuan perguruan.Namun, terdapat pula kendala yang hampir sama setiap tahunnya, yaitu ada banyak perguruan yang mendesak mereka untuk menjadi bagian dari lelang, bukan sebagai peserta akan tetapi ingin masuk menjadi salah satu penyelenggara acara lelang. Tentu, hal ini di tentang dan di tolak oleh Jaya Wardhana dan seluruh tetua Perguruan Harimau Putih.Berbeda seperti tahun-tahun sebelumnya, kali ini mereka harus berhadapan dengan dua perguruan besar dari dua aliran yang berbeda, yaitu Perguruan Tengkorak Iblis dari aliran sesat dan Perguruan Rajawali Sakti dari aliran lurus."Jadi mereka kali ini mendesak untuk ikut terlibat dalam lelang?" Tanya Jay
last updateLast Updated : 2024-10-28
Read more

59. Karta Waruga dan Rana Jelina

59. Karta Waruga dan Rana JelinaSuasana desa Suba menjadi sangat riuh saat setelah informasi jika utusan dari keraton sudah memasuki wilayah Desa suba. Banyak penduduk desa berjejer rapi menyambut sosok yang berasal dari keraton itu.Kereta kuda berwarna emas yang di kawal oleh para prajurit di sisi kiri dan kanan, serta depan dan belakang itu tentu sangat menarik perhatian semua orang. Kereta berwarna emas itu menunjukkan jika sosok yang berada di dalam kereta itu bukanlah sosok yang biasa, pastilah salah satu orang penting di keraton Sungaisari.Seorang pemuda yang menggunakan jubah kebesaran keraton berwarna emas, serta mahkota di kepalanya turun dari kereta kuda itu. Semua mata tentu di buat terpana dengan ketampanan yang di miliki oleh pemuda itu, kulit putih cerah menjadi daya tarik tersendiri, selain itu aura kebesaran jubah keraton semakin menambah kesan luar biasa.Orang-orang yang sering berkunjung ke Kota Raja tentu langsung dapat dengan cepat mengenali sosok tersebut. Pem
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more

60. Rana Jelina Yang Angkuh

60. Rana Jelina Yang AngkuhRana Jelina sangat menikmati perjalanannya ke Desa Suba. Perjalanan ini memang bukan yang pertama untuknya, dia sudah beberapa kali meninggalkan padepokan mengerjakan misi, beberapa kali juga dia terlihat berkencan dengan Karta Waruga.Namun, ketika dia mendapatkan kesempatan untuk datang ke desa Suba, Rana Jelina girang bukan kepalang. Dia memang sangat penasaran dengan desa Suba yang sangat terkenal di kalangan para pendekar muda karena berada di pesisir laut.Rana Jelina semakin bersemangat saat melihat begitu banyak orang-orang yang menyambut kedatangannya, walaupun bukan pihak pejabat desa yang melakukan sambutan itu. Akan tetapi semua itu sudah lebih dari cukup untuk membuktikan betapa terkenal namanya di dunia persilatan, bahkan di kalangan manusia awam."Nona, mau kemanakah dirimu?" Tanya salah seorang Tetua yang di tugaskan untuk mengawal dan memastikan keselamatan Rana Jelina selama perjalanan."Aku hanya ingin berkeliling desa Suba, paman. Aku sa
last updateLast Updated : 2024-10-29
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status