Home / CEO / Suami Pura-Puraku Pewaris Nomer Satu / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Suami Pura-Puraku Pewaris Nomer Satu: Chapter 91 - Chapter 100

145 Chapters

91. Dokumen Palsu

Rainer pulang dengan dada berbalut perban. Rasa sakit masih sangat terasa di kulit. Namun begitu, ia bertahan untuk tidak meminum obat penghilang nyeri.“Sakit di kulit ini tidak sebanding dengan rasa sakit di hatiku, Claire. Kau membuatku tidak waras,” gumam Rainer mengusap pelan perban di dadanya.Lelaki itu mengelap tubuhnya. Setidaknya dalam kurun waktu satu minggu ia belum bisa mandi. Luka tatonya akan rentan infeksi jika terkena air.Setelah mengelap tubuh, Rainer mengoleskan krim tato. Ia mengusap pelan tulisan nama Claire di dadanya. Tidak besar, tetapi cukup untuk mengingatkannya terus pada kenangan dengan wanita cantik itu.Selesai berpakaian, Rainer keluar dari kamar. Ia kini berada di rumah orang tuanya. Manor masih dalam pembersihan sehabis pesta besar-besaran di halamannya.“Mama,” sapa Rainer.“Hai, King.” Maya hanya membalas tanpa menoleh pada sang putra.Rainer mengamati sekeliling. Maya sedang membereskan dapur. Ia mengeluarka seluruh perabotan dan menatanya kembali.
last updateLast Updated : 2024-04-03
Read more

92. Menghilang

Kedua tangan Rainer berada di pinggang. Ia menatap Papanya dengan galak. Sementara Adam hanya pasrah sambil melirik kesal pada Maya."Sudah kukatakan jangan katakan apa pun dulu pada King. Kenapa kamu tidak sabar sekali?" Adam memprotes Maya yang membocorkan rahasia mereka."Aku sebagai ibunya tak tahan melihat putraku menderita. Aku takut ia bunuh diri." Maya mencebik pada Adam."Apa kau gila? Mana mungkin putra kita memiliki pikiran seperti itu?""Tapi banyak kasus terjadi seperti itu. Patah hati hingga rasanya tak ingin hidup lagi."Sahut-sahutan antara Mama dan Papanya baru terjadi kali ini sepanjang hidup Rainer. Maya biasanya adalah istri penurut dan jarang membantah. Adam adalah lelaki yang menghargai pendapat istrinya."Ehm!" Rainer berdehem keras untuk menghentikan debat kedua orang tuanya.Akhirnya Adam dan Maya kini terdiam dan menatap Rainer."Jadi benar? Aku dan Claire tidak bercerai?" Rainer menuntut jawaban pada sang Papa.Adam menggeleng. "Tidak .... ""Yes!" pekik Rai
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more

93. Penemuan Baru

Segera, Rainer menatap televisi. Latar belakang drama itu sedang berada di sebuah pulau pribadi yang cantik. Laut yang terlihat jernir dan pasir yang halus.Pulau Seju. Rainer tersenyum pada Granny. Lalu menggeleng lemah."Claire tidak di sana, Granny. Dia tidak mungkin ke sana tanpa passportnya." Rainer kembali menatap pulau itu.Bahkan, Rainer tau, Claire pernah berkunjung ke sana. Ia diundang salah satu peluncuran film terbaru. Claire juga banyak berfoto dengan para selebriti di sana."Tidak ada yang istimewa hingga Claire harus ke sana," gumam Rainer.Esok harinya, Rainer kembali tidak berselera makan. Bahkan tanpa sadar ia makan makanan yang ia kurang suka. Sayuran hijau, misalnya.Maya mengamati Rainer yang makan tanpa ekspresi. Tangannya mengacak-acak makanan di piring tanpa memakannya. Lelaki itu juga sangat sering mengembuskan napas berat.Kemudian, Rainer sadar saat ia mengunyah. Rasa sayuran hijau membuatnya berhenti makan. Menelan semua yang ada di mulut dan minum air puti
last updateLast Updated : 2024-04-04
Read more

94. Tunjukkan Rumahmu

Daerah ini adalah kampung halaman Mila. Setelah beberapa waktu, Claire dan Mila kerap berbincang. Office girl itu lalu bercerita tentang rencananya untuk cuti pulang kampung setelah Arden di operasi.Dengan mobil sewaan, Claire ikut bersama Mila, Arden dan Wilma. Mila yang mengatur akomodasi dan memberikan uang kepada Mila. Tentu saja office girl itu merasa tidak enak hati jika memesan mobil yang kurang nyaman untuk sang bos.Mila juga yang memesan hotel terbaik di daerahnya untuk Claire. Setelah memastikan Claire telah nyaman, ia dan keluarganya pulang ke rumah.Laut indah di depannya membuat Claire tersenyum. Bertelanjang kaki, Ia berjalan-jalan sendirian di pantai berpasir putih halus. Baru kali ini ia menyusuri pantai dengan sangat santai.“Kakak, mau beli kalung?” tawar seorang anak kecil perempuan membawa manik-manik yang diuntai panjang.Claire tersenyum. Anak itu cukup manis. Kulitnya coklat terbakar matahari pantai.“Boleh. Berapa harganya?”Anak itu sangat manis. Mereka dudu
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

95. Selamanya Begitu

Salah seorang berandalan mendengus kasar. Ia menghampiri Claire yang masih menginjak dada temannya. Dengan sigap, Claire memasang kuda-kuda."Kita lihat kemampuan bela dirimu, Nona cantik."Claire mencebik. "Hati-hati, harga dirimu bisa jatuh ke dasar lautan.""Sombong! Aku tak sabar ingin menyentuhmu nona cantik."“Kak!” pekik Jaden. “Hati-hati.”“Jaden, menjauhlah dulu sebentar,” pinta Claire sambil menunjuk arah untuk bersembunyi.Si lelaki menghampiri dan mulai menyerang Claire. Wanita cantik itu tersenyum melihat tehnik serangan lawan yang kemampuannya jauh dibanding dirinya.Claire hidup di kota besar dengan tingkat kejahatan yang cukup tinggi. Sejak kecil, Brandon sudah meminta putrinya menguasai salah satu jenis bela diri.Dan ternyata hari ini Claire bisa memanfaatkan ilmunya. Wanita itu tersenyum penuh arti. Ia sangat percaya diri dapat mengalahkan lelaki berandalan itu.Claire menendang kuat menggunakan punggung kaki. Lelaki itu meringis. Sebelum berdiri tegak, Claire sudah
last updateLast Updated : 2024-04-05
Read more

96. Bertemu Lagi

Claire menggeleng mendengar pernyataan Rainer. Kebohogan apa lagi yang dilakukan lelaki ini. Padahal ia sudah muak berbohong dan bersandiwara.Tangan Rainer meraih lengan atas Claire dan menyeretnya perlahan untuk kembali berjalan.“Kita bicara di hotel saja.”Mereka berjalan bersisian tanpa bicara lagi. Claire terkesiap saat sadar ternyata Rainer mengetahui hotel dan kamar yang ia tempati.Telapak tangan Rainer terbuka ke arah Claire. “Berikan kartu akses kamarmu padaku.”Claire menggeleng. Ia sungguh tidak mengerti apa maunya Rainer. Mereka sudah selesai. Tak ada lagi yang perlu dibicarakan. Terutama di dalam kamar hotel.Rainer mendekati Claire dan menatap tajam mata wanita cantik itu. “Aku sudah bilang bahwa kita masih suami istri. Jadi, tak masalah berada di dalam kamar yang sama!”“Baik. Kita bicarakan ini. Aku sungguh tidak mengerti apa yang kamu utarakan barusan.”Dengan cepat Claire menempelkan kartu akses ke alat pemindai hingga pintu kamar hotelnya terbuka. Ia masuk lebih d
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

97. Tidak Ada Sandiwara Lagi

"Tok, tok, tok."Pintu kamar hotel Claire digedor dari luar. Wanita itu mengerutkan kening. Sementara Rainer sudah bangkit dan mengenakan mantel tidur."Pakai mantelmu, My Lady.""Aku tidak menunggu tamu. Siapa yang menggedor pintu sangat keras itu?" Claire berdecak seraya melapisi tubuh polosnya dengan mantel yang diberikan Rainer. Claire menatap Rainer yang sedang mengintip pada lubang di pintu. Lalu, ia menggeleng samar dan menoleh pada sang istri."Tuan Brandon, Papa dan Mama yang ada di depan pintu," ucap Rainer."Ya sudah, buka saja. Aku mau pipis dulu."Rainer mengangguk lalu membuka pintu."Kenapa lama sekali membukanya." Brandon segera menggeser tubuh Rainer yang menutupi jalannya.Lelaki setengah baya itu masuk dan menatap sekeliling. Menurut petugas hotel, kamar ini adalah kamar VIP mereka. Brandon mendengus kala melihat kamar itu jauh dari kesan mewah."Claire!" pekik Brandon saat melihat putrinya yang baru saja keluar dari kamar mandi.Brandon menghampiri Claire. Memeluk
last updateLast Updated : 2024-04-06
Read more

98. Kebahagiaan Bersama

“Betulan hamil?” gumam Rainer.Claire mengangguk dan memberengut secara bersamaan. Ia kesal Rainer malah mengatakan ia hanya bersandiwara. Lelaki itu kini sedang terpaku. Pandangannya turun dari wajah, dada hingga perut Claire yang masih rata.“Kapan?” Rainer bertanya lirih.“Sepertinya hasil dari hubungan kita yang terakhir di penthouse. Sebelum kamu pergi meninggalkanku.”Mata Rainer terpejam seolah membayangkan hari itu. Lalu ia mengangguk dan kembali menatap Claire. Dengan terharu memeluk istrinya dan menciumi wajahnya.“Kita akan punya bayi. Ya Tuhan. Apa kamu merasakan tubuhku gemetaran sekarang?” Bahkan suara Rainer ikut bergetar.Akhirnya Claire tersenyum. Tingkah Rainer yang begitu terharu mengetahui kebenaran itu membuatnya geli sendiri. Mereka terkekeh bersama hingga membuat Brandon, Adam dan Maya menggeleng.“Apa kalian tidak sadar kami masih di sini?” sindir Brandon dengan nada tinggi.Spontan, Rainer dan Claire menoleh. Tangan Claire digenggam Rainer dan mereka kembali m
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

99. Perhiasan yang Kembali

Rainer menatap anak-anak kecil di hadapannya. Anak perempuan yang memeluk adiknya dan berdiri di samping ranjang hidrolik. Di atas ranjang itu terbaring anak lelaki lain yang tangannya mash diinfus.“Ceritakan tentang keluarga kalian,” pinta Rainer seraya berjongkok dan menyamakan pandangannya dengan Savanah.Savanah terlihat takut. Ia melirik Claire. Kemudian semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh Jayden.“Jangan takut, Hanah. Ini Rainer, suami Kakak.” Claire menenangkan Savanah.Rainer sadar ia memulai dengan salah. Lalu, lelaki itu mengulurkan tangan dan memperkenalkan diri. Savanah menyambut jabatan tangan Rainer dan akhirnya bisa tersenyum.Savanah bercerita tentang keluarganya. Ibu dan bapaknya adalah nelayan. Namun sudah dua tahun, orang tua mereka hilang di tengah lautan saat sedang mencari ikan.Sejak saat itu, Savanah lah yang menjaga kedua adiknya. Dengan segala keterbatasan, ia menghidupi mereka. Taka da raut sedih pada wajah anak perempuan itu.Kehidupan keras telah me
last updateLast Updated : 2024-04-07
Read more

100. Perjalanan Kembali

“Kebanyakan makan?” Rainer mengulangi pernyataan dokter saat mengantar Claire ke rumah sakit.“Iya. Tidak ada yang serius. Hanya karena sedang hamil perlu menyesuaikan asupan saja,” balas dokter santai.“Jadi, aku tidak boleh makan banyak?” Claire bertanya dengan wajah bingung.“Boleh. Asal jangan berlebihan. Mungkin, sensor kenyang Nyonya Claire sedang kacau karena hormon hamil. Jadi saat lambung penuh dan terus dimasukin makanan, menyebabkan muntah.”Claire dan Rainer mengangguk mengerti. Dokter hanya menyarankan agar Claire secepatnya memeriksakan kehamilannya pada spesialis kandungan di kota. Saran itu membuat Rainer segera mempersiapkan kepulangan mereka.Sampai di hotel, Claire langsung membuat janji temu dengan dokter ahli kandungan di kota. Sementara Rainer berkemas. Ia juga mengabari Brandon dan kedua orang tuanya.“Dua jam lagi pesawat berangkat, kita pergi sekarang,” titah Rainer pada Claire.“Tapi, aku belum berpamitan pada Mila dan Savanah juga keluarga mereka.”“Aku juga
last updateLast Updated : 2024-04-08
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status